Anda di halaman 1dari 18

Makalah

“Metode Uswah Dalam Pembelajaran Praktis


(Perspektif Tafsir Tarbawiy)”
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampuh : Agustan, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Mohammad Jafar (201010083)
2. Muhammad Mas Zaifudin (201010071)
3. Nur Safiah (201010073)
4. Haidatul Hamrah. H (201010080)
5. Marwah Syafira (201010074)
6. Muh. Rezki Budiman (201010070)
7. Moh. Wahyudin (201010091)
8. Sitriyani (201010088)
9. Anggel Yulia Rahma (201010101)

JURISAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan makalah “Metode Uswah Dalam Pembelajaran Praktis
(Perspektif Tafsir Tarbawiy)” dengan tepat waktu Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sebaik-baiknya insan lintang pemimpin bagi umat manusia karena berkat
beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya islam

Makalah tentang “Metode Uswah Dalam Pembelajaran Praktis (Perspektif Tafsir


Tarbawiy)” ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir
Tarbawiy”.selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 26 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................2
A. Pengertian Metode Uswah.....................................................................2
B. Ayat-Ayat Al-Quran Yang Mengandung Uswah (Keteladanan)...........2
a. Surah Al-Mumtahanah Ayat 4............................................................2
b. Surah Al-Mumtahanah Ayat 6............................................................6
c. Surah Al-Baqarah Ayat 260...............................................................9
d. Surah Al-Ahzab Ayat 21 .................................................................11
BAB III. PENUTUP ...........................................................................................14
A. Kesimpulan .........................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keteladanan merupakan sebuah metode pendidikan Islam yang sangat
efektif yang diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena
dengan adanya pendidikan keteladanan akan mempengaruhi individu pada
kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Dalam al-quran kata teladan di proyeksikan
dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat di belakangnya seperti sifa hasanah
yang berati baik. Sehingga terdapat ungkapan uswatun hasanah yang berati
teladan yang baik. Kata-kata uswah ini dalam al-quran beberapa kali dengan
mengambil sampel pada diri para nabi yaitu Nabi Muhammad SAW, Nabi
Ibrahim, dan kaum yang beriman teguh kepada Allah Selain itu, keteladanan juga
dapat ditunjukkan dalam prilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan
dalam memberikan contoh tindakantindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Penerapan berbagai
contoh teladan merupakan langkah awal pembiasaan, jika pendidik dan tenaga
kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berprilaku dan bersikap
sesuai dengan nilai – nilai karakter, maka pendidik dan tenaga kependidikan yang
lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh bagaimana
berprilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian metode uswah ?
2) Apa saja ayat-ayat dalam al-quran yang mengandung metode uswah ?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian metode uswah
2) Untuk mengetahui ayat-ayat dalam al-quran yang mengandung metode uswah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Uswah


Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan
hodos, Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “metode” adalah cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan1. Dengan demikian, maka metode merupakan
sebuah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada
tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun
dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya.Sedangkan keteladanan dasar
katanya “teladan” yaitu: “(perbuatan atau barang dsb.) yang patut ditiru dan
dicontoh.” Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau
dicontoh.2
Teladan dalam term al-Quran disebut dengan istilah “uswah“ dan
“Iswah” atau dengan kata “al-qudwah” dan “al qidwah” yang memiliki arti
suatu keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah
dalam kebaikan, dan kejelekan3. Jadi “keteladanan” adalah hal-hal yang ditiru
atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang
dimaksud di sini adalah keteladanan yang bernuansa pendidikan Islam, yaitu
keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian “uswatun hasanah”.
Dari definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa metode keteladanan
merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses
pendidikan melalui perbuatan atau tingkah laku yang patut ditiru. Namun
yang dikehendaki dengan metode keteladanan dijadikan sebagai alat

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. Ke-4 (Jakarta:
Balai Pustaka, 1995), h. 218.
2
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), hlm. 87.
3
Arief Armai, Pengantar Ilmu…, hlm. 90.

2
pendidikan Islam dipandang keteladanan merupakan bentuk prilaku individu
yang bertanggung jawab yang bertumpu pada praktek secara langsung.

B. Ayat-Ayat Al-Quran Yang Mengandung Uswah (Keteladanan)

A. Surah Al-Mumtahanah Ayat 4

‫َت لَ ُك ْم ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ فِي ِإ ْب َرا ِهي َم َوالَّ ِذينَ َم َعهُ ِإ ْذ قَالُوا لِقَوْ ِم ِه ْم ِإنَّا بُ َرآ ُء‬ ْ ‫قَ ْد َكان‬
ُ‫ون هَّللا ِ َكفَرْ نَا بِ ُك ْم َوبَدَا بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم ْال َعدَا َوة‬ِ ‫ِم ْن ُك ْم َو ِم َّما تَ ْعبُ ُدونَ ِم ْن ُد‬
َ‫ضا ُء َأبَدًا َحتَّى تُْؤ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َوحْ َدهُ ِإال قَوْ َل ِإ ْب َرا ِهي َم ألبِي ِه أل ْستَ ْغفِ َر َّن لَك‬ َ ‫َو ْالبَ ْغ‬
‫صي ُر‬ ِ ‫ك ْال َم‬ َ ‫ك َأنَ ْبنَا َوِإلَ ْي‬ َ ‫ك ِمنَ هَّللا ِ ِم ْن َش ْي ٍء َربَّنَا َعلَ ْيكَ تَ َو َّك ْلنَا َوِإلَ ْي‬
َ َ‫ك ل‬ُ ِ‫َو َما َأ ْمل‬

Artinya : Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu


pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika
mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas
diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah,
kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada
bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu
dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”.
(Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami
bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali”.4

a. Kosakata

Sungguh ‫قَ ْد‬


Telah ada ْ ‫َكان‬
‫َت‬
Suri tauladan yang baik ٌ‫لَ ُك ْم ُأ ْس َوةٌ َح َسنَة‬
Pada Ibrahim ‫فِي ِإب َْرا ِهي َم‬

4
https://bekalislam.firanda.com/10163-tafsir-surat-al-mumtahanah-ayat-4.html diakses 26
Desember 2021

3
Berlepas diri ‫بُ َرآ ُء‬
Dari apa yang kamu sembah َ‫َو ِم َّما تَ ْعبُ ُدون‬
Selain Allah ِ ‫ون هَّللا‬
ِ ‫ِم ْن ُد‬
Kami Mengingkari ‫َكفَرْ نَا‬
Antara kami ‫بَ ْينَنَا‬
Dan antara kamu ‫َوبَ ْينَ ُك ُم‬
Ada Permusuhan ُ‫َاوة‬َ ‫ْال َعد‬
Dan Kebencian ‫ضا ُء‬َ ‫َو ْالبَ ْغ‬
Untuk selamanya ‫َأبَدًا‬
Sampai kamu beriman ‫َحتَّى تُْؤ ِمنُوا‬
Kepada ayahnya ‫ألبِي ِه‬
Sungguh, aku memohonkan ‫أل ْستَ ْغفِ َر َّن‬
ampunan
Namun aku tidak dapat menolak ُ ِ‫َو َما َأ ْمل‬
‫ك‬
Dari (siksaan) Allah ِ ‫ِمنَ هَّللا‬
Hanya Pada Engkau َ‫َعلَ ْيك‬
Kami bertobat ‫َأنَ ْبنَا‬
Kami Kembalu ِ ‫ ْال َم‬5
‫صير‬

b. Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim) yang bersumber
dari ‘Ali bahwa Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam. mengutus ‘Ali, az-
Zubair, dan al-Miqdad bin al-Aswad, dengan bersabda: “Pergilah kalian ke kebun
buah itu. Di sana kalian akan bertemu dengan seorang perempuan yang membawa

5
Al-Qur’an Tajdwid Per Kata Sambung “Al-Mushlih” Surah Al-Mumtahanah Ayat 4 hal. 551

4
surat. Ambillah surat itu dan bawalah kepadaku.” Berangkatlah mereka bertiga
hingga sampai ke tempat yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaih
Wasallam. Di sana mereka bertemu dengan seorang wanita yang naik unta.
Berkatalah mereka:”Berikan surat itu kepada kami.” Ia mendjawab: “Saya tidak
membawa surat.” Mereka berkata: “Sekiranya engkau tidak menyerahkannya,
kami akan melucuti pakaianmu.” Akhirnya, wanita itu pun mengeluarkan secarik
kertas dari balik pengikat rambutnya. Kami lalu membawa surat itu kepada
Rasulullah. Setelah dibuka ternyata surat itu ditulis oleh Hathib bin Abi Balta’ah
dan ditujukan kepada orang-orang musyrik di Mekah. Di dalamnya, Hathib
membocorkan beberapa hal rahasia yang berkenaan dengan Rasulullah.
Rasulullah lantas berkata kepada Hathib, ‘Apa yang engkau lakukan ini?!’
Hathib menjawab, ‘Wahai Rasulullah, jangan tergesa-gesa menuduh yang bukan-
bukan kepada saya. Sesungguhnya saya hanyalah seorang pendatang di suku
Quraisy, bukan merupakan penduduk asli di sana. Sebaliknya, orang-orang
Muhajirin yang ada (di Madinah) sekarang ini, mereka semua memiliki kerabat
yang akan menjaga keluarga dan harta benda mereka yang berada di Mekah.
Karena ketiadaan hubungan secara nasab itulah, saya ingin menanam jasa kepada
mereka (orang-orang kafir Quraisy) agar dengan itu mereka tidak mengganggu
keluarga saya (yang ada di Mekah). Saya melakukan tindakan ini sama sekali
bukan karena ingin kafir kembali atau murtad dari Islam atau karena saya ridha
dengan kekafiran.’ Mendengar penjelasan Hathib tersebut, Nabi saw. lalu berkata,
‘Ia berkata benar.’ Berkenaan dengan Hathiblah Allah menurunkan surah Al-
Mumtahanah Ayat (1-4) ini.”6

c. Syarah (Penjelasan)
Melalui ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin untuk
meneladani Nabi Ibrahim alaih salam agar berlepas diri daripada kesyirikan dan
pelakunya. Nabi Ibrahim bahkan secara terang-terangan mengatakan kepada
kaumnya mereka telah berbuat syirik walaupun di antara kaumnya ada ayahnya
namun tidak ia pedulikan. Dan Nabi Ibrahim menyatakan akan tetap menantang

6
https://www.alislamu.com/4268/asbabun-nuzul-surah-al-mumtahanah/ diakses pada tanggal
26 Desember 2021

5
kaumnya itu sampai mereka meninggalkan perbuatan syirik itu. Jika mereka telah
beriman barulah hilang permusuhan itu. Namun karena sebagai bentuk bakti
kepada bapaknya, Nabi Ibrahim berdoa untuk memintakan ampun atas perbuatan
syirik bapaknya.

d. Keterkaitan Dengan Nilai Pendidikan dalam Metode Uswah


Nabi Ibrahim alaih salam memberikan nilai uswah atau keteladanan dalam
pendidikan bahwasanya seorang anak tidak boleh mengikuti atau patuh kepada
orangtua yang salah dalam hal akidah. Sebagai anak jika memiliki ilmu akidah
yang benar sesuai syariat islam wajib menyampaikan kebenaran kepada
orangtuanya dan menyampaikan hal-hal yang berbau kesyrikan dengan cara yang
ma’rug. Adapun meskipun orangtua bukan non muslim dan sebagai anak yang
sudah muslim wajib mendoakan orangtuanya agar dapat diberikan hidayah untuk
masuk islam
Di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, nabi ibrahim juga
memberikan keteladanan agar seorang anak tidak boleh mengikuti atau bercampur
baur terhadap kegiatan peribadatan kaum non muslim.Namun itu tidak
menjadikan kebencian dan permusuhan dalam pertemanan. Tetap berperilaku baik
dan menampakkan akhlak yang baik kepada kaum non muslim.

B. Surah Al-Mumtahanah Ayat 6

‫لَقَ ۡد َکانَ لَ ُکمۡ فِ ۡی ِہمۡ اُ ۡس َوۃٌ َح َسنَۃٌ لِّ َم ۡن َکانَ یَ ۡرجُوا ہّٰللا َ َو ۡالیَ ۡو َم ااۡل ٰ ِخ َر ؕ َو َم ۡن‬
‫یَّتَ َو َّل فَا ِ َّن ہّٰللا َ ہُ َو ۡال َغنِ ُّی ۡال َح ِم ۡی ُد‬
Artinya : Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat
suri teladan yang baik bagimu;(yaitu) bagi orang yang mengharap
(pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan
barangsiapa berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang
Mahakaya, Maha Terpuji.7

d. Kosakata
7
https://risalahmuslim.id/quran/al-mumtahanah/60-6/ diakses pada tanggal 26 Desember 2021

6
Sungguh telah ada َ‫لَقَ ۡد َکان‬
Pada mereka itu (Ibrahim ۡ‫فِ ۡی ِہم‬
dan umatnya)
Suri teladan yang baik ٌ‫اُ ۡس َوۃٌ َح َسنَۃ‬
Yaitu bagi orang yang َ‫لِّ َم ۡن َکان‬
‫ہّٰللا‬
Mengharap pahala َ ‫یَ ۡرجُوا‬
Dan keselamatan pada hari ‫َو ۡالیَ ۡو َم ااۡل ٰ ِخر‬
kemudian
Dan barang siapa ‫َو َم ۡن یَّت ََو َّل‬
berpaling
Maka sesungguhnya allah ‫فَا َّن ہّٰللا‬
َ ِ
Yang Maha Kaya ‫ۡال َغنِ ُّی‬
Yang Maha Terpuji ‫ ۡال َح ِم ۡی ُد‬8

e. Asbabun Nuzul
Turunnya ayat ini ketika Ramlah atau Ummu Habibah hendak akan
dipinang oleh Rosululloh Shallallahu Alaih Wassalam. Pada saat itu ditunjuk
Khalid ibn Said yang akan mewakilinya. Pernikahan ini disebut Akad Qiran. Raja
Najasyi sendiri menghadiahkan perkawinan berupa pakaian, minyak wangi,
permadani dan barang-barang lainnya sebagai penghormatan.
Tak lama setelah pernikahan, Rasulullah mengutus orang untuk menjemput
Ramlah beserta seluruh Muhajirin untuk hijrah ke Madinah. Ketika bertemu
dengan Rasulullah, Ramlah teringat akan hadiah dari Raja Najasyi, ia bertanya

8
Al-Qur’an Tajdwid Per Kata Sambung “Al-Mushlih” Surah Al-Mumtahanah Ayat 6 hal. 552

7
kepada Rasulullah: “Apakah boleh dia menerima dan memakai hadiah dari orang
Non Muslim...?”.
Rasulullah sendiri belum bisa memutuskan dan menunggu ketetapan Allah.
Maka Allah menghibur keduanya dengan menurunkan ayat ini9

f. Syarah (Penjelasan)
Ayat ini menjelaskan bahwa nabi Ibrahim merupakan suri teladan yang
baik. Namum suri teladan ini hanyalah berguna bagi orang yang mengharapkan
kebaikan dan pahala dari Allah di dunia dan di Akhirat. Barangsiapa yang tidak
mengambil atau acuh dari suri teladan yang baik ini, sesungguhnya Allah tidak
butuh kepada hamba-hamba-Nya, tidak butuh kepada ketaatan mereka, Dia Maha
Terpuji dalam segala hal.10

d. Keterkaitan Dengan Nilai Pendidikan dalam Metode Uswah


Pada surah al-mumtahanah ayat 6 ini, memberikan nilai-nilai keteladanan
pada dunia pendidikan beberapa hal antara lain :
Seorang anak atau peserta didik hendaknya belajar sebaik-baiknya apa yang
telah diajarkan oleh pendidik. Peserta didik yang menentukan sendiri apakah dia
mau menjadi orang yang cerdas atau membiarkannya dalam kebodohan

1. Peserta didik dalam dunia pendidikan agama islam harus mengamalkan ilmu
agama yang telah ia dapatkan dengan berniat untuk mendapatkan pahala dan
kebaikan dari Allah Subhanahu Wa Ta’Ala
2. Pendidik harus menjadi suri teladan yang baik bagi peserta didik, memberikan
ilmu dan serta movitasi kepada peserta untuk semangat beramala dalam meraih
pahala dan kebaikan

9
http://risalahmutiaratauhid.blogspot.com/2015/04/asbabun-nuzul-surah-60-al-
mumtahanah.html diakses pada tanggal 26 Desember 2021
10
https://tafsirweb.com/10852-surat-al-mumtahanah-ayat-6.html diakses pada tanggal 26
Desember 2021

8
C. Surah Al-Baqarah Ayat 260

‫َوِإ ْذ قَا َل ِإ ْب َرا ِهي ُم َربِّ َأ ِرنِي َك ْيفَ تُحْ يِـي ْال َموْ تَى قَا َل َأ َولَ ْم تُْؤ ِمن قَا َل بَلَى َولَـ ِكن‬
‫ك ثُ َّم اجْ َعلْ َعلَى ُك ِّل َجبَ ٍل ِّم ْنه َُّن‬ َ ‫ط َمِئ َّن قَ ْلبِي قَا َل فَ ُخ ْذ َأرْ بَ َعةً ِّمنَ الطَّي ِْر فَصُرْ هُ َّن ِإلَ ْي‬ ْ َ‫لِّي‬
‫ْأ‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ ِ ‫ج ُْز ًءا ثُ َّم ا ْد ُعه َُّن يَ تِينَكَ َس ْعيًا َوا ْعلَ ْم َأ َّن هّللا َ ع‬
Artinya :Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku, perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman:
Belum yakinkah kamu ? Ibrahim menjawab: Aku telah meyakinkannya, akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: (Kalau
demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu.
(Allah berfirman): Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari
bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

a. Kosakata

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata ‫َوِإ ْذ قَا َل ِإ ْب َرا ِهي ُم‬
Perlihatkanlah kepadaku ‫َأ ِرنِي‬
Bagaimana engkau menghidupkan ‫َك ْيفَ تُحْ يِـي‬
Orang mati ‫ْال َموْ تَى‬
Apakah belum ‫َأ َولَ ْم‬
Engkau percaya ‫تُْؤ ِمن‬
Aku percaya ‫بَلَى‬
Tetapi agar hatiku tetap tenang ْ َ‫بَلَى َولَـ ِكن لِّي‬
‫ط َمِئ َّن قَ ْلبِي‬
Kalau begitu ambillah ‫فَ ُخ ْذ‬
Empat dari َ‫َأرْ بَ َعةً ِّمن‬
Burung ‫الطَّيْر‬
Lalu cincanglah (burung itu) ‫فَصُرْ هُ َّن‬
Kemudian letakkanlah ْ‫ثُ َّم اجْ َعل‬

9
Di atas masing bukit ‫َعلَى ُكلِّ َجبَ ٍل‬
Dari burung-burung itu ‫ِّم ْنه َُّن‬
Satu Bagian ‫ج ُْز ًءا‬
Kemudia panggilan mereka ‫ثُ َّم ا ْد ُعه َُّن‬
Niscaya mereka datang kepadamu َ َ‫يَْأتِين‬
‫ك‬
Dengan segera ‫َس ْعيًا‬
Maha Perkasa ‫َزي ٌز‬
ِ ‫ع‬
Maha Bijaksana ‫ َح ِكي ٌم‬11

b. Asbabun Nuzul
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Kami lebih patut untuk ragu dibanding Ibrahim ketika dia
berkata; (Ya Rabbku, tunjukkan kepadaku bagaimana caranya Engkau
menghidupkan makhluk yang sudah mati. Allah berfirman; "Apakah kamu tidak
beriman (belum yakin)?" Ibrahim berkata; "Aku telah meyakininya akan tetapi
untuk memantapkan hatiku"). Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth
'Alaihissalam yang telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan seandainya
aku dipenjara dan mendekam didalamnya dalam masa tertentu sebagaimana Nabi
Yusuf 'Alaihissalam mengalaminya tentu aku sudah bersegera memenuhi
permintaan (orang yang akan membebaskan aku) ". (HR. Bukhari)12

c. Syarah (Penjelasan)
Ayat ini menggambarkan bahwa bagaimana Nabi Ibrahim alaih salam untuk
memperlihatkan kekuasaan Allah tentang cara Dia menghidupkan orang-orang
yang mati. Meskipun permohonan Nabi Ibrahim ini memberikan kesan, bahwa ia

11
Al-Qur’an Tajdwid Per Kata Sambung “Al-Mushlih” Surah Al-Baqarah Ayat 260 hal. 44
12
http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/06/penjelasan-qs-al-baqarah2-ayat-260.html
diakses pada tanggal 27 Desember 2021

10
sendiri seolah-olah masih mempunyai keragu-raguan tentang kekuasaan Allah
menghidupkan kembali orang yang telah mati. Akan tetapi yang dimaksudkan
dalam ayat ini bukanlah demikian, sebab Nabi Ibrahim sama sekali tidak
mempunyai keraguan tentang kekuasaan Allah. Beliau mengajukan permohonan
itu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’Ala bukan karena keragu-raguan melainkan
karena ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana caranya Allah
menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati agar hatinya menjadi lebih
tenteram, dan keyakinannya menjadi lebih kuat dan kokoh.

d. Keterkaitan Dengan Nilai Pendidikan dalam Metode Uswah


Dalam surah al-baqarah ayat 260 ini memberikan nilai keteladanan
pendidikan bahwasanya peserta didik jika ragu-ragu atau masih bingung dengan
apa yang diajarkan oleh pendidik agar tidak malu bertanya dan berani meminta
bukti atau contoh penerapan dari suatu ilmu dengan cara yang baik dan sopan. Hal
ini bukan menandakan sebagai kurang beretikanya dan menganggap remeh
kemampuan seorang guru. Namun ini dijadikan sebagai menambah wawasan dan
mengasah penalar bagi peserta didik itu sendiri. Selain itu, juga menjadikan guru
dapat terus meningkatkan kompetensi apabila dihadapkan pada peserta didik
seperti ini.

D. Surah Al-Ahzab Ayat 21

َ ‫اخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل‬ ۟ ‫ُول ٱهَّلل ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّمن َكانَ يَرْ ج‬
ِ ‫ُوا ٱهَّلل َ َو ْٱليَوْ َم ٱلْ َء‬ ِ ‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َرس‬
َ
‫َكثِيرًا‬

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah.

c. Kosakata

Sungguh telah ada َ‫لَقَ ۡد َکان‬

11
Bagimu ‫لَ ُك ْم‬
Pada diri rasulullah itu ِ ‫ُول ٱهَّلل‬
ِ ‫فِى َرس‬
Suri teladan ٌ‫ُأ ْس َوة‬
Yang Baik ٌ‫َح َسنَة‬
Yaitu orang yang berharap (rahmat) ۟ ‫لِّمن َكانَ يَرْ ج‬
َ ‫ُوا ٱهَّلل‬ َ
Allah
Dan kedatangan hari kiamat ‫َو ْٱليَوْ َم ٱلْ َءا ِخ َر‬
Dan yang mengingat allah ‫َو َذ َك َر ٱهَّلل‬
Dengan banyak ‫ َكثِيرًا‬13

d. Asbabun Nuzul
Ayat ini turun semasa Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Perang Ahzab
(‫ )غزوةاالحزاب‬atau Perang Khandaq (‫)غزوةالخندق‬, menurut buku-buku sejarah Islam,
terjadi bulan Syawal tahun 5 Hijrah/627 Masihi.
Dinamakan Perang Ahzab karena dalam perang ini kaum musyrik/kafir
bersekutu (ahzab) dengan kaum Yahudi untuk menyerang kaum Muslimin di
Madinah.14

c. Syarah (Penjelasan)
Ayat ini menjelaskan dalam tafsir Tafsir Al-Muyassar / Kementerian
Agama Saudi Arabia bahwa sungguh telah ada bagi orang-orang yang beriman
pada perkataan rosululloh sholallohu alaihi wasallam, perbuatannya dan
keadaannya suri tauladan yang baik bagi kalian yang baik untuk kalian teladani.
Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya dipegang dan dijalani oleh orang-
orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat, memperbanyak

13
Al-Qur’an Tajdwid Per Kata Sambung “Al-Mushlih” Surah Al-Ahzab Ayat 21 hal. 420
14
https://www.risalahislam.com/2014/01/teladan-rasulullah-saw-tafsir-qs-al.html diakses pada
tanggal 26 Desembee 2021

12
mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya dalam
setiap keadaan15

d. Keterkaitan Dengan Nilai Pendidikan dalam Metode Uswah


Pada surah al-ahzab ayat 21 ini, memberikan nilai-nilai keteladanan pada
dunia pendidikan beberapa hal antara lain :
1. Para pendidik dalam pembelajaran pendidikan agama islam harus meneladani
apa yang dilakukan rosululloh shallallahu alaih wasallam baik dalam
mengajarkan suatu ilmu maupun menanamkan budi pekerti pada peserta
2. Peserta didik harus bisa mengamalkan ilmu agama yang telah diajarkan oleh
pendidik yang berdasarkan al-quran dan khusunya sunnah rosululloh.
3. Peserta didik diharapkan bisa mengambil perilaku adab dan akhlah rosululloh
untuk menjadi peserta didik yang cerdas dan berkarakter

15
https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html diakses pada tanggal 26 Desember
2021

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suri teladan nabi Ibrahim dan rosululloh shalallahi alaii wasalaam
merupakan suri teladan yang baik dalam segala hal di dalam kehidupan. Dalam
dunia pendidikan, keteladanan para nabi tersebut dijadikan metode keteladanan
dalam pendidikan Islam. Metode uswah adalah metode yang paling efektif dan
efisien dalam membentuk kepribadian anak. Posisi pendidik sebagai teladan yang
baik pada anak-anaknya akan ditirunya dalam berbagai ucapan dan prilaku.
Keteladanan menjadi faktor menentukan baik buruknya sifat anak. Jika pendidik
jujur, dapat dipercaya berakhlak mulia, berani, menjauhkan diri dari perbuatan
yang bertentangan dengan ajaran agama, maka si anak akan tumbuh kejujuran,
terbentuk dengan akhlak yang mulia dan lain-lain

B. Saran

Dalam makalah ini kami berkeinginan pembaca dapat memberikan


kritik dan saran yang membangun,agar kami dapat menulis makalah yang
lebih baik lagi di masa mendatang.

14
DAFTAR PUSTAKA

- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Cet. Ke-4. Jakarta: Balai Pustaka
- Arief Armai. 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press
- Al-Quran Tajdwid Per Kata Sambung “Al-Mushlih”.2019. Bandung : Cordoba
- https://bekalislam.firanda.com/10163-tafsir-surat-al-mumtahanah-ayat-4.html
- https://www.alislamu.com/4268/asbabun-nuzul-surah-al-mumtahanah/
- https://risalahmuslim.id/quran/al-mumtahanah/60-6/
- http://risalahmutiaratauhid.blogspot.com/2015/04/asbabun-nuzul-surah-60-al-
mumtahanah.html
- https://tafsirweb.com/10852-surat-al-mumtahanah-ayat-6.html
- http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/06/penjelasan-qs-al-baqarah2-
ayat-260.html
- https://www.risalahislam.com/2014/01/teladan-rasulullah-saw-tafsir-qs-al.html
- https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html

15

Anda mungkin juga menyukai