Anda di halaman 1dari 5

TAFSIR TARBAWI

“TERM PENDIDIKAN SEBAGAI TA’LIM DALAM QS. AR -RAHMAN


AYAT 2 DAN 4”

Eka Fitriani

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STIT Hidayatullah Batam.

A. Lafadz Dan Terjemanah Qs. Ar-Rahman Ayat 1-4

* َ‫ق ااْل ِ ْن َسنَ * َعلَّ َمهُ ْالبَيَان‬


َ َ‫الرَّحْ َمانُ * َعلَّ َم ْالقُرْ آنَ * َخل‬

“Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an. Dia


menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara”. (Qs. ar-Rahman: 1-4).

B. Tafsir Qs. Ar-Rahman Ayat 1-4


1. Tafsir Ar-Rahman ayat 1-2
 Tafsir Al-Misbah
Surah ini dimulai dengan sifat ar-Rahman, yaitu Allah yang
telah melimpahkan rahmat kepada seluruh makhluknya, baik manusia,
jin, binatang, dan tumbuhan. Setelah Allah menyebutkan nikmtnya yang
umum, kemudian Dia menyebutkan rahmat dan karunianya yang
terbesar, yakni pengajaran al-Qur’an kepada siapapun yang dikehendaki-
Nya.
 Tafsir An-Nur
Sifat ar-Rahman adalah sifat yang menunjukkanbahwa
Allahmemiliki rahmat dan melimpahkannya kepada makhluknya tanpa
batas.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah mengajarkan al-
Qur’an. Dan al-Qur’an adalah sumber dari segala nikamt Tuhan, serta
sarana untuk mencapai nikmat spiritual maupun mental.
 Tafsir Al-Maraghi
Diterangkan di dalamnya nikmat-nikmat Allah yang diberikan
kepada hambanya.
Allah mengajarkan al-Qur’an yang di dalamnya terdapat
hukum-hukum syari’at untuk menunjukkkan kepada makhluk-Nya dan
menyempurnakan kebahagiaan dalan kehidupan di dunia dan akhirat.
2. Tafsir Ar-Rahman ayat 3-4
 Tafsir Al-Misbah
Allah yang mengajarkan al-Qur’an dan yang menciptakan
manusia, makhluk yang paling membutuhkan tuntunan-Nya, serta yang
paling berpotensi untuk memanfaatkan tuntunan tersebut. Kata al-bayan
dapat dipahami dalam arti mengungkapkan potensi, yakni kalam/ucapan.

Dengan al-bayan manusia telah membuka peluang untuk


memberi dan memperoleh pemahaman. Pengajaran al-bayan tidak hanya
terbatas pada ucapan tetapi mencakup segala ekspresi, termasuk seni dan
raut muka. Kata “‫ان‬GG‫ ”البي‬juga dapat diartikan sebagai potensi berfikir,
yakni mengetahui atau dapat menguraikan sesuatu yang tersembunyi
dalam benaknya dan dapat menjelaskan atau mengajarkannya kepada
orang lain. Hal tersebut dapat disampaikan melalui kata-kata, perbuatan,
tulisan, maupun dengan menggunakan isyarat.

 Tafsir An-Nur
Allah telah mengajarkan manusia pandai berbicara untuk dapat
menjelaskan atau menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan
pikirannya dengan Bahasa yang dapat dipahami.
Manusia adalah makhluk social. Bahasa sangat diperlukan
sebagai alat penghubung atau alat komunikasi dan sebagai alat untuk
memelihara ilmu yang diterima maupun yang akan disampaikan kepada
orang lain.
 Tafsir Al-Maraghi
Menurut tabiatnya manusia adalah makhluk social yang tidak
dapat hidup sendiri atau bergantung pada orang lain (masyarakat), maka
Bahasa diperlukan untuk berkomunikasi dan memelihara ilmu.
Didalamnya disebutkan bahwa belajar dan cara belajar
diwujudkan melalui komunikasi (Bahasa).

C. Nilai Pendidikan yang Terdapat dalam Qs. Ar-Rahman Ayat 1-4

Analisis karakteristik pendidik sesuai pada ayat-ayat yang dikaji yaitu,


pada surah ar-Rahman ayat 1-4 sebagai berikut:

1. Sifat Kasih Sayang

Ar-Rahman, yang terdapat dalam ayat satu, menggambarkan seorang


pendidik sebagai cerminan dari kepribadian yang harus dimilikinya dengan
senantiasa bersifat kasih dan tidak pilih kasih pada peserta didiknya atau bersikap
adil serta memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri.

2. Penguasaan Materi Secara Mendalam


Setelah diterangkan mengenai karakteristik pribadi pendidik seperti yang
tergambar pada ayat pertama di atas, karakteristik yang kedua adalah pengajaran
al-Quran yang berarti penguasaan materi ajar.

Unsur kompetensi yang terdapat dalam pembahasan ini adalah kompetensi


profesional, yaitu diwujudkan pada kemampuan pendidik dalam mengajarkan al-
Qur‟an atau yang diartikan sebagai materi pelajaran. Kompetensi profesional
pendidik merupakan kompetensi atau kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam serta menguasai struktur dan metode
keilmuan bidang studi yang diajarkan.

3. Membentuk Kepribadian Insan Sempurna

Pada ayat ke tiga ini disebutkan tentang penciptaan manusia. Manusia


adalah makhluk Allah yang paling mulia dalam penciptaannya, karena
kesempurnaan bentuk dan potensi yang dimilikinya menjadi pembeda dari
makhluk lainnya. Dengan keistimewaan dan kelebihan yang dimiliki, maka dalam
al-Qur‟an ditegaskan bahwa tujuan pokok diciptakannya manusia adalah untuk
mengenal Tuhannya, seperti dalam firman Allah berikut:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” (Qs. Adz-Dzariyat: 56).

Dan diantara tugas pendidik adalah membimbing atau mengarahkan anak


kepada hal-hal yang positif.

Tujuan yang ingin dicapai dalam ayat 3 diatas adalah membentuk dan
mengembangkan potensi menjadi anak didik yang berilmu, berbudi pekerti luhur
dan menjadi insan kamil. Hal ini termasuk kompetensi profesional guru/pendidik.

4. Kemampuan Berfikir dan Komunikasi

Diantara nikmat Allah yang diberikan pada makhluknya dalam ayat ini
adalah nikmat diajarkannya pandai berbicara. Kemampuan berbicara merupakan
potensi dasar manusia dan sebagai aspek yang membedakan dengan makhluk
lainnya. Akan tetapi dalam sudut pandang al-Qur‟an kepandaian berbicara
bukanlah potensi dasar manusia, tapi kemampuan berfikir dan berkomunikasi
dengan orang lain.

Pada ayat ini yang dimaksud dengan al-bayan tidak hanya sebatas pada
ucapan/berbicara tetapi mencakup segala bentuk ekspresi, seperti yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya. Al-Qur‟an juga disebut kitab yang menjelaskan
dan ayat-ayatnya disebut al-bayyinat yang berarti hujjah yang jelas dan pasti. Al-
bayan di sini apabila dikaitkan dengan al-Qur‟an dan dikaitkan juga dengan al-
insan, maka semakin jelas bahwa hanya manusia yang memiliki potensi al-bayan.
Jika yang dimaksud al-bayan di sini hanya sekedar mengeluarkan suara, tentu
binatang pun dapat melakukannya (Ghozali, 2004:158).

Dengan demikian yang menjadi pembeda dan penentu kemanusiaan


manusia adalah kemampuan menjelaskan, menerangkan dan mengungkapkan dari
apa yang disimbolkannya melalui bahasa. Dan dari kemampuan berbahasa inilah
dimulainya proses peradaban manusia dengan mengembangkan ilmu
pengetahuan, dan berbagai keterampilan serta teknologi.

Dalam pembahasan ini terdapat salah satu unsur kompetensi pendidik.


Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi, menjalin
kerja sama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik dengan peserta didik,
sesama pendidik, orang tua atau wali, maupun dengan masyarakat (Wibowo,
2012:124).

Kompetensi sosial ini diwujudkan pada kemampuan berinteraksi terhadap


anak didiknya dalam menyampaikan materi pelajaran yang dapat menunjang
komunikasi edukatif.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa karakteristik pendidik dalam


surah ar-rahman ayat 1-4. Karakteristik atau cirri khas tersebut diwujudkan
melalui kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. Diantaranya,
yaitu:memiliki sifat kasih sayang terhadap peserta didiknya (kompetensi
personal), Menguasai materi pembelajaran (kompetensi professional), dapat
mengarahkan dan membimbing peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik
dengan mengembangkan potensinya (kompetensi pedagogik), dan memiliki
kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi (kompetensi sosial).

D. Implementasi Nilai Pendidikan Qs. Ar-Rahman Ayat 1-4

Implementasi karakteristik pendidik dalam perspektif surat ar-Rahman,


yaitu sebagai berikut:

1. Mendidik dengan kasih sayang

Seorang pendidik harus mempersiapkan dirinya secara keseluruhan, baik


secara lahir maupun batin dengan pribadi yang baik, memiliki sifat kasih sayang
kepada anak didiknya dan tanpa membedabedakan kekurangan maupun kelebihan
peserta didiknya. Misalnya dengan bersikap adil, tidak pilih kasih dan tidak
mengistimewakan yang satu dengan lainnya dikarenakan oleh sebab tertentu.

Kasih sayang ini merupakan wujud kompetensi kepribadian secara umum.


Pribadi sebagai pendidik yang baik diwujudkan dalam bentuk kasih sayang
terhadap peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran. Oleh sebab itu
dalam mendidik secara umum atau mengajar secara khusus, pendidik harus
mempunyai kasih sayang terhadap peserta didiknya, layaknya anaknya sendiri.

2. Menguasai Materi Ajar

Salah satu tugas seorang pendidik adalah transfer of knowledge


(memberikan ilmu pengetahuan) yang diwujudkan dengan mengajarkan al-
Qur‟an. Dalam proses pengajaran tersebut, dapat dipahami bahwa tugas pendidik
adalah mendidik atau mengajar dan untuk dapat melaksanakan tugasnya tersebut
seorang pendidik harus memiliki bekal ilmu pengetahuan yang nantinya akan
disampaikan kepada peserta didiknya.

Tugas seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja,


tetapi juga menanamkan nilai-nilai keagaman dalam diri peserta didik melalui
materi pembelajaran yang disampaikan.

3. Memperbaiki Akhlak dan Kepribadian

Seorang pendidik bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada


anak didiknya dalam pengembangan potensi jasmani maupun rohaninya agar
mampu melakukan tugasnya sebagai makhluk individu yang mandiri dan makhluk
sosial dan mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah.

Sebagaimana disebutkan di atas, pendidikan tidak terbatas pada transfer


pengetahuan lebih dari itu, yaitu membentuk kepribadian peserta didik. Merujuk
pada tujuan utama pendidikan, yaitu mencetak generasi yang berilmu, berbudi
pekerti luhur, dan beradab, maka pendidik terlebih dahulu harus mempunyai
pribadi yang matang, baik, akhlaq yang baik. Dengan bekal ini diharapkan dapat
menghantarkan peserta didik menjadi pribadi yang matang pula.

4. Mengajarkan Pandai Berbicara

Pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya disampaikan


dengan jelas dan rinci. Untuk dapat memberikan pemahaman kepada pserta
didiknya, selain pendidik menguasai materi juga harus memiliki kecakapan
berinteraksi dalam menyampaikan materi yang diajarkan.

Kelancaran berdialog bagi seorang pendidik juga penting, karena apabila


pendidik kurang berdialog dan berinteraksi maka akan berdampak pada
komunikasi dalam proses pembelajaran dan bisa menyebabkan anak didik tidak
memahami yang disampaikan oleh pendidik. Melalui komunikasi, seorang
pendidik dapat mengembangkan konsep diri, dan menerapkan hubungan dirinya
dengan dunia di sekitarnya, terutama hubungannya dengan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai