Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SARANA-SARANA PERKEMBANGAN ORIENTALISME

Disusun Oleh: AFI 3 dan AFI 4


Alam Khaerul Hidayat (30100119088)
Windi Setiani (30100119099)
Resti dirmayana (30100119111)
Mutiara octariani (30100119123)

Dosen pengampuh:
Dr. Abdullah, M.Ag

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Al hamdulillahi Robbil ‘Alamin, Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha kuasa atas
segala limpahan rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga pada hari ini kami masih
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sarana-sarana
perkembangan orientalisme” dalam bentuk yang sederhana, semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu menambah wawasan
dan pengetahuan bagi para pembaca dan penyusun makalah ini, kami mengakui Makalah ini jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk
memberikan masukan-masukan atau kritikan yang bersifat positif untuk memperbaiki kembali
makalah ini

Penulis

Gowa,25 oktober 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama yang didasarkan kepada dua sumber Alquran dan Hadis tidak hanya
berupa doktrin-doktrin teologis maupun doktrin sosial tetapi lebih dari pada itu juga Islam
melahirkan peradaban. Peradaban yang dilahirkan oleh Islam melalui cendikiawan dan
intelektualnya tidak hanya berwujud tradisi pemikiran, melainkan juga berupa arsitektur yang
masih dapat disaksikan dewasa ini. Hal ini dapat membuktikan bahwa Islam sebagai agama telah
memberikan etos kerja yang begitu besar bagi penganutnya.
Pada zaman keemasan Islam, para intelektual muslim telah mengadakan proses transfer ilmu
pengetahuan dari berbagai peradaban. Pada saat proses intelektual berjalan dengan lancar yang
didukung oleh pemerintah Islam sehingga melahirkan sarana intelektual seperti sekolah,
perguruan tinggi dan perpustakaan. Hal ini menjadikan Islam maju di bidang peradaban. Di
bidang sains seperti kedokteran, matematika, astronomi, dan lain-lain seperti filsafat yang
kemudian melahirkan keahlian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan (Nasution, 1995:39- 40).
Pada abad ke-13, kemajuan peradaban umat Islam mendapat perhatian oleh orang- orang
Barat, sehingga mereka berdatangan ke dunia Islam untuk belajar sains, baru kemudian mereka
kembangkan. Pada abad ke kesembilan belas, dimana dunia Islam sudah mengalami kemunduran,
orang-orang Barat datang lagi ke dunia Islam yang kedua kalinya dengan membawa sains dan
teknologi yang pernah mereka pelajari di dunia Islam pada abad ketiga belas setelah mereka
kembangkan selama enam abad (Nasution, 1995:39-40).
Meskipun dunia Islam mengalami kemunduran dan Barat mengalami kemajuan tetapi dunia Islam
pada saat itu masih menyimpan khasanah peradaban. Hal ini menjadikan orang- orang Barat yang
memiliki sains dan teknologi tertarik untuk mengembangkan keahliannya dalam meneliti dan
mengenali kembali dunia Islam, sehingga lahirlah orang Barat yang ahli di bidang ketimuran
yang disebut dengan orientalis. Ketertarikan untuk mengetahui dan mengenal kembali dunia
Islam itu tidak terlepas dari tendensi politis, ekonomi, agama maupun akademik. Kemudian
dalam perkembangan selanjutnya
lahirlah karyakarya oritentalis dalam bidang arkeologi, sejarah, bahasa, agama, kesusatraan,
etnologi, kemasyarakatan, adat istiadat, politik, ekonomi, lingkungan dan lain-lain (Sou’yb,
1990:3). Karya-karya para orientalis di bidang agama maupun di bidang disiplin ilmu lainnya,
berpengaruh kepada pemikiran
intelektual muslim dewasa ini ,karena dianggap ilmiah, rasional, berpikiran maju,
berperikemanusiaan, dan karenanya lebih unggul dari dunia orient (Timur, termasuk Islam) yang
disebut memiliki ciri statis, irrasional, dan terkebelakang (Shihab, 1999:289), meskipun pada
dasarnya penyataan ini menurut Edwar Said adalah dogma orietalis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pekembangan orientalisme dalam bidang pendidikan, seminar, jurnal dan
perpustakaan
2. Terjemahan, tulisan dan penerbitan
3. Serta usaha orientlisme dalam mengirimkan misionaris-misionarisnya ke dunia Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sarana perkembangan orientalisme

Kata orientalisme berasal dari kata orient yang sederhananya berarti timur, kata lain yang sering
nisbatkan pada orientalisme adalah oriental yang memiliki arti berkaitan atau terletak di timur. Timur
dalam artian letak geografis yang meliputi Asia dari Himalaya dan semnanjung Malaya disebelah barat
wallance. Sedangkan dalam kamus besar KBBI orientalisme adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang
ketimuran atau tentang budaya timur. Salah satu objek kajian orientalisme adalah makna dan sejarah
islam, makna dan sejarah islam yang dikaji dan ditulis oleh para orientalis ini menimbulkan berbagai
kontroversi dikalangan akademisi islam. Dapat dipahami bahwa orientalisme merupakan cara barat untuk
mendominasi, menata kembali serta menguasai timur. Orientalisme dalam sejarah perkembangannya
memiliki minat yang besar dalam meneliti ataupun mempelajari agama islam. Sejalan dengan minat serta
usaha yang besar dalam mempelajari islam itu sendiri berbagai usaha yang dilakukannya tentunya tak
terlepas dengan berbagai sarana yang dijadikan sebagai sistem perkembangan orientalisme, dalam
perkembangannya beberapa sarana yang digunakan oleh para orientalisme dalam perkembangannya yaitu

1. Pendidikan
Para tokoh orientalis mengerahkan gerakan-gerakannya ketengah lembaga pendidikan
sebagai sarana dalam merealisasikan tujuan pergerakannya. Dunis pendidikan ang dijadikan
sebagai salah satu sarana misalnya saja dengan mendirikan perguruan tinggi, salah satu tokoh
orientalis yang mendirikan perguruan tinggi yaitu W.C. Smith mempunyai ilmu yang mendalam
tentang Islam merupakan pendiri Institut Pengkajian Islam di Universitas McGill di Montreal
Canada. Ia mengatakan bahwa Tuhan ingin menyampaikan risalah kepada manusia, untuk itu
Tuhan mengirim rasul-rasul dan salah satu diantara rasul itu adalah nabi Muhammad SAW.
Selain itu orientalisme juga mendirikan lembaga-lembaga kajian ketimuran seperti ecole des
langues orientalis Vivantes (1975) di Prancis, the Schooll of oriental and African Studies,
Universitas Landon (1917) di Inggris, oosters institute (1971) di universitas leiden, Dan institute
voor het moderme nabije oosten (1956) di universitas Amsterdam.
2. Seminar
Seminar merupakan kegiatan akademik wajib bagi setiap mahasiswa teknikbiologi UAJY
,berupa penyusunan proposal penelitian skripsi kemudian dilanjutkan dengan prestasi dan diskusi
di depan mahasiswa pembimbing serta penguji. Kegiatan seminar dilakukan baik pada semester
gasal maupun genap. Orientalis seminar lebih mengarah ke tujuan dari seminar tersebut yaitu
melatih mahasiswa menulis proposal penelitian secara sistematik dan benar,memperkaya
wawasan ilmiah mahasiswa dan melatih kemampuan berdiskusi dan berargumentasi secara
ilmiah.
3. Jurnal
Publikasi berkala dalam penerbitan akademik yang umumnya berupa laporan penelitian
terbaru dengan tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan.Orientalis menguasai betul dalam hal
pengetahuan yang digunakan untuk menyelewengkan hal-hal yang benar. Dalam
perkembangannya orientalisme menjadikan bidang jurnal sebagai salah satu saran yang
digunakan dalam mengembangkan misinya, dalam bidang ini tulisan-tulisan orientalis ditujukan
untuk mempelajari Islam seobyektif mungkin agar dunia islam diketahui secara mendalam.
Dalam tradisi ini bahasa arab dan pengenalan teks-teks klasik mendapat kedudukan utama, Sir
Hamilton A. R. Gibb sangat menguasai bahasa arab dan mampu menulis buku tentang islam
dalam berbagai aspeknya sehinga mencapai 20 buku. Frithof schuon menulis buku dengan judul
Understanding Islam yang mendapat sambutan baik di dunia Islam, Sayyid Husain an-Nashr
misalnya menyebut buku tersebut sebagai buku terbaik tentang Islam sebagai agama dan tuntunan
hidup. Meskipun demikian, tidak semua pendapat yang ditulis oleh para orientalis modern
tentang Islam dapat diterima oleh rasa keagamaan umat Islam, meskipun secara rasional pendapat
tersebut benar.
4. Perpustakaan
Kalau kita flash back pada sejarah “bahwasanya dulu pernah terjadi suatu peristiwa
pembakaran perpustakaan orang islam di atas kapan yang mana banyak manuksrip-manuskrip
umat islam yang bibakar orang orang-orang orientalisme, dan dari situlah mulai kurangnya buku-
buku islam karna di babat habis oleh si orientalisme ini, dan kita juga faham bahwasanya
orientalis itu sangatlah unggul dalam bidang keuangan yang mereka mampu membayar
percetakan bahkan membuat percetakan sendiri untuk menerbitkan buku-buku yang berlandaskan
pemikiran-pemikiran orientalisme. Oleh karna itu kita haruslah ekstra hati-hati dalam membaca
semua bacaan terutama yang dalam bentuk pdf, karna bacaan yang berbentul pdf itu sangatlah
dominan untuk di ubah isinya dan membuat para pembaca tidak sadar akan doktrin orientalisme
melalui bacaan tersebut.
B. Terjemahan,penerbitan dan penulisan
Salah satu sarana perkembangan orientalisme dalam bidang terjemahan,tulisan dan
penerbitan yaitu masuknya pelajaran bahasa Arab dalam elemen pendidikan dan sebelum era
penerjemahan Al-Qur'an dilakukan pada abad ke-12, penerjemahan buku-buku berbahasa Arab ke
dalam bahasa latin sudah lebih dahulu dilakukan.generasi penerjemahan pertama terdapat nama-
nama seperti constatinus africanus dan Gerard cremonia (m.1087).
Dalam level penerjemahan karya-karya kaum muslim tersebut, buku-buku filsafat dan
kedokteran merupakan karya yang paling diminati dan terus diselidiki.Buku tentang optik karya
Ibn al-Haytham,merupakan buku pertama para ilmuwan muslim yang diterjemahkan kedalam
bahasa latin,Bahkan untuk mempercepat proyek penerjemahan pun mulai dibuka.Di Toledo
misalnya,Sekolah penerjemahan dibuka oleh uskup Raymond (1126-1151) yang dipimpin oleh
Dominicus gondisalvi
C. Usaha orientalis dalam mengirimkan misionaris-misionaris di dunia islam.
Kehadiran misionaris agama di negara-negara Islam merupakan satu gerakan yang
kompleks dan ada kalanya berbentuk kegiatan kebudayaan yang tersembunyi. Kegiatan ini
sebagian besar mendapat dukungan moral dan materil dari para kapitalis besar di barat. Dengan
melihat kepada aktivitas dan kinerja mereka dalam masyarakat Islam selama beberapa dasawarsa
yang lalu, banyak pengamat masalah sejarah dan politik yang menilai bahwa para misionaris ini
adalah pelaksana kebijakan imperialisme dunia.Pembahasan yang ingin kami sampaikan pada
pertemuan kita kali ini ialah aktivitas misionaris di negara-negara Islam serta meninjau sejarah
kedatangan, tujuan, dan metode aktivitas mereka dalam masyarakat Islam.
Aktivitas misionaris di negara-negara Islam memiliki sejarah yang panjang. Misionaris
adalah sebutan untuk siapa saja yang mengemban tanggungjawab untuk menyebarkan kristen.
Misionaris masuk ke berbagai negara dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memperluas
penyebaran akidah Kristen. Tetapi seiring dengan berlalunya zaman, mereka masuk seiring
dengan invasi kaum imperialis. Dengan cara ini mereka mampu menyusup masuk dan melakukan
infiltrasi di kawasan-kawasan yang telah ditaklukkan kaum imperialis tersebut. Pak, peneliti Cina
dalam bukunya yang berjudul China and The West menukil ucapan Napoleon sbb:
“Delegasi misionaris agama bisa memberikan keuntungan buatku di Asia, Afrika, dan Amerika
karena aku akan memaksa mereka untuk memberikan informasi tentang semua negara yang telah
mereka kunjungi. Kemuliaan pakaian mereka tidak saja melindungi mereka, bahkan juga
memberi mereka kesempatan untuk menjadi mata-mataku di bidang politik dan perdagangan
tanpa sepengetahuan rakyat.”
Pada awalnya aktivitas misionaris hanya bergantung pada tenaga manusia. Seiring dengan
perkembangan zaman, para misionaris bergerak secara lebih sistematik dan dalam rangka
mencapai tujuannya, mereka membentuk lembaga-lembaga dan organisasi. Aeten Sezar, penulis
Turki mengenai hal ini menulis:
“Pada abad ke17 masehi, gereja Katolik Roma yang memiliki kekuasaan atas
pemerintahan Eropa, mendirikan Kementerian Propaganda Agama di Vatikan dengan mendirikan
dan mengembangkan agama kristen di dunia. Bersamaan dengan gerakan ini, sekolah propaganda
agama asing telah dibangun di Paris dengan pembiayaan dari kementrian tersebut. Berbagai
institusi juga telah didirikan di Jerman, Perancis, dan Belgia disertai dengan aktivitas misionaris
yang berpengaruh. Dalam rangka propaganda ini pula, sekolah-sekolah baru turut didirikan untuk
memberikan latihan yang lebih baik kepada misionaris.Yang memberikan kesempatan bagi
meluasnya kehadiran misionaris kristen di negara-negara timur adalah masuknya tentara
imperialis di kawasan itu. Seperti yang kita ketahui bersama, aksi penjajahan Portugis dan
Spanyol mendapat dukungan Paus Iskandar ke-enam pada abad ke 15 masehi. Paus memberi
dukungan kepada pemerintah Spanyol dan Portugal dengan syarat kedua imperialis ini memberi
jalan kepada misionaris kristen untuk masuk ke negara jajahan dan mendukung segala upaya dan
aktivitas delegasi misionaris kristen dalam menyampaikan ajaran mereka kepada rakyat di
sana.Kardinal Ximenes pada tahun 1516, dalam rangka perluasan infiltrasi dan pengokohan
gerakan kristen, memberi perintah supaya setiap serangan ke India Timur dan Barat haruslah
diiringi oleh misionaris kristen. Adakalanya delegasi dakwah agama juga disertai oleh penemu
dunia. Abdulhadi Haeri, penulis buku ‘Pertentangan pertama pemikiran Iran’ menulis :
“Langkah pertama dunia barat dalam menaklukkan bumi timur pada dasawarsa 15 masehi
dilakukan oleh orang-orang Portugis. Pelopor pertama dari kaum penjajah itu adalah Henry si
Pelaut. Dia juga disebut sebagai pemimpin besar kelompok Kristen. Ambisinya yang terbesar
adalah menumpas umat Islam. Dia berusaha keras memperluas imperialisme portugis di timur
dan melakukan kristenisasi di sana.”
Sebagian percaya bahwa sebab utama permusuhan di antara sebagian kapitalis dengan umat
Islam adalah dampak dari perang salib. Karl Heinrich Bekker, orientalis dan politikus Jerman,
menyebutkan bahwa permusuhan kapitalis gereja dengan Islam mempunyai sejarah yang bermula
sejak zaman kemunculan Islam. Islam kemudian semakin berkembang pada abad pertengahan
dan secara gradual masuk ke negara-negara berpenduduk kristen. Gairdner juga membenarkan
pernyataan Bekker ini. Dia menyatakan bahwa kekuatan yang tersembunyi dalam Islam
menyebabkan Eropa merasa takut dan terjadilah permusuhan antara gereja dan Islam.
Invasi dua negara imperialis Portugis dan Spanyol ini, kemudian diikuti pula oleh negara
Eropa yang lain seperti Belanda, Perancis, Inggeris, dan Russia. Mereka pun turut melaksanakan
kebijakan mengembangkan agama kristen dan menggunakannya sebagai sebuah faktor
pendukung bagi penguasaan dan penaklukan daerah jajahan.
Selepas itu, agama Protestan juga turut melakukan aktivitas mereka di dunia timur dan
memperluas agama mereka di negara-negara jajahan. Para misionaris agama Protestan yang
mendapat dukungan eropa dan berbagai perusahaan mereka di timur ini memulai aktivitas mereka
dengan mengkristenkan penduduk daerah jajahan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kata orientalisme berasal dari kata orient yang sederhananya berarti timur, kata lain yang sering
nisbatkan pada orientalisme adalah oriental yang memiliki arti berkaitan atau terletak di timur.
Timur dalam artian letak geografis yang meliputi Asia dari Himalaya dan semnanjung Malaya
disebelah barat wallance. Sedangkan dalam kamus besar KBBI orientalisme adalah sebuah ilmu
pengetahuan tentang ketimuran atau tentang budaya timur.dalam perkembangannya beberapa
sarana yang digunakan oleh para orientalisme dalam perkembangannya yaitu
1. Pendidikan
2. Seminar
3. Jurnal
4. Perpustakaan
Salah satu sarana perkembangan orientalisme dalam bidang terjemahan,tulisan dan penerbitan
yaitu masuknya pelajaran bahasa Arab dalam elemen pendidikan dan sebelum era penerjemahan
Al-Qur'an dilakukan pada abad ke-12, penerjemahan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa
latin sudah lebih dahulu dilakukan.generasi penerjemahan pertama terdapat nama-nama seperti
constatinus africanus dan Gerard cremonia (m.1087).
Kehadiran misionaris agama di negara-negara Islam merupakan satu gerakan yang kompleks dan
ada kalanya berbentuk kegiatan kebudayaan yang tersembunyi. Kegiatan ini sebagian besar
mendapat dukungan moral dan materil dari para kapitalis besar di barat. Dengan melihat kepada
aktivitas dan kinerja mereka dalam masyarakat Islam selama beberapa dasawarsa yang lalu,
banyak pengamat masalah sejarah dan politik yang menilai bahwa para misionaris ini adalah
pelaksana kebijakan imperialisme dunia.Pembahasan yang ingin kami sampaikan pada pertemuan
kita kali ini ialah aktivitas misionaris di negara-negara Islam serta meninjau sejarah kedatangan,
tujuan, dan metode aktivitas mereka dalam masyarakat Islam.

DAFTAR PUSTAKA

H.Muhammad Bahar Akkase Teng.Jurnal ilmu budaya;”orientalisme dan oksidentalisme


dalam
perspektif sejarah” diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/163151-ID-orientalis-
danorientalisme-dalam-perspe.pdf
https://pedanglangit.wordpress.com/2009/03/10/sejarah-gerakan-misionaris-di-dunia-islam/

Anda mungkin juga menyukai