Anda di halaman 1dari 19

Makalah

“TUJUAN PENDIDKAN”

Di susun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir Tarbawi Semester V
(Lima).

Dosen Pengampu: Drs. H. Abdul Halim Nasution, M.Ag

DI SUSUN
OLEH
Kelompok V

Asnita Hasibuan 0301161033


Armi Riski Gultom 0301162146
Elida 0301163250
Haikal Nur Mulimatogu 0301162106
Nurul Hikmah Bancin 0301162149

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 6

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA,


MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬

Alhamdulillah… Segala puji bagi Allah Jalla wa ‘Ala yang telah


memberikan kita banyak kenikmatan yang jika kita hitung maka tak akan pernah
kita dapat hitung nikmat tersebut. Diantara nikmat tersebut adalah nikmat hidayah
yang insya Allah kita dapati pada hari ini, karena barang siapa yang Allah berikan
petunjuk maka ia tak akan pernah tersesat selama-lamanya, dan barangsiapa yang
Allah sesatkan, maka ia tak akan mendapat petunnjuk selama-lamanya.

Disamping itu, pada hari ini juga kami sebagai penyusun makalah ini
masih diberikan kesempatan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk menyelesaikan tugas
penyusunan makalah ini. Dan dengan makalah inipun nantinya Allah berikan
kami nikmat dapat memberikan kesesuain dan kemudahan dalam memahami isi
dari makalah yang terdapat di karya ilmiah ini.

Pada makalah ini juga, kami mencoba memberikan pemahaman yang


mendalam mengenai TUJUAN PENDIDIKAN, maka dengan demikian kami
sebagai penyusun mengharapkan perbaikan berupa kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Sekian dan terimakasih.

Medan, 17 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI..... .......................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................01

BAB II: PEMBAHASAN

A. QS. Al-Baqarah Ayat 30 ................................................................................03

B. QS. Adz-Dzariyat Ayat 56 .............................................................................05

C. QS. Al-Fath Ayat 29 ......................................................................................07

D. QS. Al-Hajj Ayat 41 .......................................................................................09

E. QS. Hud Ayat 61 ............................................................................................10

F. QS. Al-Baqarah Ayat 207 ..............................................................................12

BAB III: PENUTUP.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan atau cita-cita sangat penting di dalam aktivitas pendidikan, karena


merupakan arah yang hendak dicapai. Oleh sebab itu, tujuan harus ada sebelum
melangkah untuk mengerjakan sesuatu. Jika pendidikan dipandang sebagai suatu
proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir. Oleh
karena itu, usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa.

Menurut pandangan Islam, tujuan pendidikan Islam sangat diwarnai dan


dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Allah,1 maka Al-Qur’an yang menjadi kalam Allah
serta pedoman hidup muslimin telah mengatur dan menunjukkan
kesempurnaannya, diantaranya adalah bahwa Al-Qur’an itu sendiri berisi tentang
tujuan yang seharusnya dicapai dalam pendidikan.

Diantara ayat-ayat yang menunjukkan tujuan pendidikan adalah QS. Al-


Baqarah ayat 30 dan 207, QS. Adz-Zariyat ayat 56, QS. Al-Fath ayat 29, QS. Al-
Hajj ayat 41, dan QS. Hud ayat 61. Dengan demikian kesemua ayat diatas menjadi
pembahasan yang akan kami sampaikan di bawah ini dengan berbagai penafsiran
dari para mufassir.

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini terdapat rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana tafsir QS. Al-Baqarah ayat 30 mengenai tujuan pendidikan?

2. Bagaimana tafsir QS. Al-Baqarah ayat 207 mengenai tujuan pendidikan?

3. Bagaimana tafsir QS. Adz-Dzariyat ayat 56 terhadap tujuan pendidikan?

4. Bagaimana tafsir QS. Al-Fath ayat 29 mengenai tujuan pendidikan?

1
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 105.

1
5. Bagaimana tafsir QS. Al-Hajj ayat 41 dalam implementasi kepada tujuan
pendidikan?

6. Bagaimana tafsir QS. Hud ayat 61 mengenai tujuan pendidikan?

C. Tujuan Masalah

Sedangkan dalam makalah ini betujuan untuk:

1. Agar Mahasiswa/i memahami tujuan pendidikan di dalam QS. Al-Baqarah


ayat 30.

2. Supaya Mahasiswa/i memahami tujuan pendidikan di dalam QS. Al-Baqarah


ayat 207.

3. supaya Mahasiswa/i memahami tujuan pendidikan di dalam QS. Adz-


Dzariyat ayat 56.

4. Agar Mahasiswa/i mengetahui dan memahami tujuan pendidikan di dalam


QS. Al-Fath ayat 29.

5. Agar Mahasiswa/i memahami tujuan pendidikan di dalam QS. Al-Hajj ayat


41.

6. Agar Mahasiswa/i paham mengenai tujuan pendidikan di dalam QS. Hud


ayat 61.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. QS. Al-Baqarah Ayat 30


1. Teks Ayat Dan Terjemahannya
ِ ُ‫ض َخ ِل ْيفَةً ۗ قَالُ ْۤ ْوا اَتَجْ عَ ُل فِ ْي َها َم ْن يُّ ْف ِسدُ فِ ْي َها َويَ ْس ِفك‬
ُ‫الد َما ٓ َء ۚ َونَحْ ن‬ ِ ‫َواِذْ قَا َل َربُّكَ ِل ْل َم ٓلئِ َك ِة اِنِ ْي َجا ِع ٌل فِى ْاْلَ ْر‬
َ‫ِس َلـكَ ۗ َقا َل اِنِ ْۤ ْي اَ ْع َل ُم َما َْل تَ ْع َل ُم ْون‬
ُ ‫س ِب ُح ِب َح ْمدِكَ َونُ َقد‬
َ ُ‫ن‬

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:


"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah ayat 30).

2. Penjelasan Dan Pembahasan Ayat


Dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 menjelaskan tentang penetapan
manusia sebagai khalifah di bumi dan menjelaskan kepada Adam tentang
nama, dan fungsinya, seperti Nabi dan Rasul, tugas dan fungsinya sebagai
pemimpin umat. Kata khalifah berakar dari kata khalafa yang berarti
mengganti. Kata khalifah secara harfiah berarti pengganti. Khalifah diartikan
pengganti, karena ia menggantikan yang di depannya. Disamping arti ini,
khalifah juga menunjuk arti pemimpin negara atau kaum.

Dalam kaitannya dengan ayat tersebut juga menegaskan bahwa tugas


manusia di muka bumi adalah menjadi khalifah. Ketika mengetahui maksud
Allah hendak menjadikan khalifah di muka bumi para malaikat bertanya
mengapa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah, padahal mereka
banyak berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah? Allah menjawab
bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para malaikat.

3
Ternyata yang menjadikan manusia patut mengemban tugas sebagai
khalifah di muka bumi adalah karena karunia yang Allah berikan kepada
manusia berupa kemampuan untuk menngetahui nama-nama benda
seluruhnya serta mengingatnya dan menjelaskannya, sementara para malaikat
tidak memiliki kemampuan seperti itu

Ayat-ayat yang lalu mengingatkan manusia kepada nikmat-nikmat


yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka. Jika mereka senantiasa ingat
kepada nikmat tersebut, niscaya mereka akan senantiasa bersyukur dan
bertaqwa kepada-Nya, dan mereka tidak akan durhaka dan mengingkari
nikmat-nikmat-Na itu. Kemudian pada ayat ini Allah swt menerangkan
nikmat-Nya yang jauh lebih besar, yang disyukuri oleh semua keturunan
Adam a.s. dengan cara menaati perintah-perintah-Nya, serta menjauhkan diri
dari kedurhakaan dan kekafiran terhadap-Nya. Nikmat tersebut ialah
diangkatnya manusia sebagai khalifah di bumi.2

Potongan ayat yang mengatakan, “Sesungguhnya Aku hendak


menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah: 30)
maksudnya yakni suatu kaum yang sebagiannya menggantikan sebagian yang
lain silih berganti, abad demi abad, dan generasi demi generasi, sebagaimana
pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya,

‫ض‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ف‬ َ ِ‫َوه َُو الَّذِي َج َعلَ ُك ْم خَالئ‬

Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di bumi.”


(QS. Al-An'am ayat 165)

ْ ‫َويَجْ عَلُ ُك ْم ُخلَفَا َء‬


‫األرض‬

Artinya: “dan yang menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi.”


(QS. An-Naml ayat 62)

Kemudian Firman Allah Ta’ala,

َ‫ض يَ ْخلُفُون‬ ْ ‫َولَ ْو نَشَا ُء لَ َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم َمالئِ َكةً فِي‬


ِ ‫األر‬

2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 75-
79.

4
Artinya: “Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai
ganti kalian di muka bumi malaikat-malaikat yang turun-temurun.” (QS. Az-
Zukhruf ayat 60)

Dan ayat lain,

ٌ ‫ف ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم خ َْل‬
‫ف‬ َ َ‫فَ َخل‬

Artinya: “Maka datanglah sesudah mereka generasi lain.” (QS. Al-A'raf ayat
169).3

Esensi makna khalifah disini sekaligus menjadi tujuan pendidikan


dimana juga sebagai orang yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin,
mengelola, memelihara dan memanfaatkan alam guna mendatangkan
kemaslahatan bagi manusia. Menurut al-Maraghi dipilihnya manusia sebagai
khalifah karena manusia sudah dibekali alat untuk bisa meraih kematangan
secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan.4

B. QS. Al-Dzariyat Ayat 56


1. Teks Ayat Dan Terjemahannya
‫س ا َِّْل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat ayat 56)

2. Penjelasan Dan Pembahasan Ayat


Dalam Q.S Al-Dzariyat ayat 56 menjelaskan bahwa Allah
menciptakan jin dan manusia tidak ada guna yang lain, melainkan agar
mengabdi kepada diri Allah. Jika seseorang telah mengakui beriman kepada
Tuhan, tidaklah dia akan mau jika hidupnya di dunia ini kosong saja. Dia
tidak boleh mengangur. Selama nyawa masih dikandung badan, manusia
harus ingat bahwa tempohnya tidak boleh kosong dari pengabdian. Seluruh
hidup hendaklah dijadikan ibadah.

3
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir 1, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004), h. 99-100.
4
Ahmad Mustafa Al-Maraghy, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi 1, (Semarang: Toha Putra,
1989), h. 139.

5
Makna istilah beribadah dapat diartikan kepada “menaati ajaran Allah
‘Azza Wa Jalla dalam nuansa ketauhidan dengan penuh kerendahan hati”.
Artinya, beribadah tidak cukup dengan melakukan perintah semata tetapi
mesti didasarkan atas katauhidan dan kerendahan hati dalam mengerjakan
perintah tersebut.5

Dalam tafsir Al-Qurthuby disebutkan bahwa Ali bin abi Thalib


menafsirkan makna ayat ini diatas adalah tidak Aku ciptakan jin manusia
kecuali aku perintahkan mereka untuk beribadah, pendapat inilah yang
dijadikan sandaran oleh Az-Zajjaj, ia menambahkan hal ini ditunjukan oleh
firman Allah Ta’ala,

ِ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا ِإْل ِل َي ْعبُد ُوا ِإلَ ًها َو‬


ُ ‫احدًا ْل ِإلَهَ ِإْل ه َُو‬
َ‫س ْب َحانَهُ َع َّمايُ ْش ِر ُكون‬

Artinya: “Padahal padahal mereka disuruh menyembah Tuhan Yang Maha


Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dariapa yang mereka
persekutuan.” (QS. At-Taubah ayat 31)6

Apabila dikatakan: “bagaimana mungkin ada manusia yang berbuat


kafir kepada Allah padahal mereka diciptakan untuk bersaksi atas ke
Tuhanan-Nya dan tunduk kepada perintah dan kehendak-Nya.” Dijawab:
Mereka memang harus tunduk kepada takdir yang ditetapkan atas mereka,
karena takdir mereka pasti akan terjadi dan mereka tidak akan mungkin
mampu untuk menghindar darinya. Mereka hanya berbuat kepada takdir-Nya
itu tidak dapat dihindari.7

Dalam konteks tujuan pendidikannya, ayat ini menjelaskan selain


menjadi seorang pemimpin manusia diciptakan di bumi sebagai abdi Allah
yang harus tunduk dan patuh pada perintah-Nya. Untuk itu dijelaskan dalam
ayat ini tidaklah manusia dan jin diciptakan melainkan untuk menyembahku.
Karena sekiranya Aku tidak menciptakan mereka niscaya mereka takkan
kenal keberadaan-Ku dan keesaan-Ku.

5
M. Yusuf Kadar, Tafsir Tarbawy Pesan-Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan, (Jakarta:
Amzah, 2013), h. 91.
6
Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 295.
7
Ibid.., h. 195.

6
C. QS. Al-Fath Ayat 29
1. Teks Ayat Dan Terjemahannya
ْۤ
‫س َّجدًا يَّ ْبتَغُ ْونَ فَض ًْال ِمنَ ه‬
ِ‫ّٰللا‬ ِ َّ‫ّٰللاِ ۗ َوالَّ ِذيْنَ َمعَه ا َ ِشدَّآ ُء َعلَى ْال ُكف‬
ُ ‫ار ُر َح َما ٓ ُء بَ ْينَ ُه ْم ت َرٮ ُه ْم ُر َّكعًا‬ ‫س ْو ُل ه‬ ُ ‫ُم َح َّمد ٌ َّر‬
ِ ْ ‫س ُج ْو ِد ۗ ذلِكَ َمثَلُ ُه ْم فِى التَّ ْورٮ ِة ۖ َو َمثَلُ ُه ْم فِى‬
ٍ‫اْل ْن ِج ْي ِل ۚ كَزَ ْرع‬ ُّ ‫َو ِرض َْوانًا ۖ ِس ْي َما ُه ْم فِ ْي ُو ُج ْو ِه ِه ْم ِم ْن اَث َ ِر ال‬
‫ّٰللاُ الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا‬ َ َّ‫ظ ِب ِه ُم ْال ُكف‬
‫ار ۗ َو َعدَ ه‬ َ ‫ع ِليَـ ِغ ْي‬ ُّ ُ‫س ْوقِ ٖه يُ ْع ِجب‬
َ ‫الز َّرا‬ ُ ‫ظ فَا ْست َوى َعلى‬ ْ ‫ا َ ْخ َر َج ش‬
َ َ‫َطئ َـه فَازَ َره فَا ْست َ ْغل‬
‫ت ِم ْن ُه ْم َّم ْغ ِف َرة ً َّواَجْ ًرا َع ِظ ْي ًما‬ ‫َو َع ِملُوا ال ه‬
ِ ‫ص ِلح‬

Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang


bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah
Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath ayat 29)

2. Penjelasan Dan Pembahasan Ayat


Dalam QS. Al-Fath ayat 29 menerangkan bahwa Muhammad saw
adalah rasul Allah yang diutus kepada seluruh umat. Para sahabat dan
pengikut Rasul bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi lemah
lembut terhadap sesama mereka.

Para sahabat dan pengikut Nabi semula sedikit dan lemah, kemudian
bertambah dan berkembang dalam waktu singkat seperti biji yang tumbuh,
mengeluarkan batangnya, lalu batang bercabang dan beranting, kemudian
menjadi besar dan berbuah sehingga mnakjubkan orang yang menanamnya,
karena kuat dan indahnya, sehingga menambah panas hati orang-orang kafir.

Kemudian kepada pengikut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam


itu, baik ang dahulu maupun yang sekarang, Allah menjanjikan pengampunan

7
dosa-dosa mereka, memberi mereka pahala yang banak, dan menyediakan
surga sebagai tempat yang abadi bagi mereka. Janji Allah yang demikian
pasti di tepati.8

Menurut Sayyid Quthub, ayat di atas memberi gambaran yang sangat


indah dilukiskan oleh Al-Qur’an dengan gaya yang unik. Cuplikan dari
keadaan dan sifat kelompok terpilih. Seperti keadaan lahiriah dan batiniyah
dalam menghadapi orang kafir maupun dengan sesamanya, keadaan mereka
dalam beribadah, keadaan isi hati mereka serta apa yang terlintas dalam
benak mereka, dampak ibadah dan arah yang mereka tuju dengan ciri-cirinya
yang dilukiskan dalam kitab Taurat dan Injil.9

Dalam Tafsir Al-Maraghi disebutkan dan ini juga menjadi tujuan


pendidikan yang dapat diambil dari ayat ini menurut hemat penulis bahwa
setelah Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia mengutus rasul-Nya dengan
petunjuk dan agama islam, supaya Dia meluhurkan derajat agama tersebut
atas semua agama-agama yang lain, maka dilanjutkan dengan menerangkan
ihwal rasul dan umat yang kepada mereka ia diutus. Allah menggambarkan
mereka dengan sifat-sifat yang seluruhnya terpuji dan merupakan peringatan
bagi generasi sesudah mereka dan dengan sifat-sifat itulah mereka dapat
menguasai bangsa-bangsa lain dan memiliki negeri-negeri mereka, bahkan
menggenggam tampuk kepemimpinan seluruh dunia. Yaitu:

a. Bahwa mereka bersikap keras terhadap siapapun yang menentang agama-


Nya, dan mengajak bermusushan, dan bersifat belas kasih sesame
mereka.

b. Bahwa mereka menjadikan salat dan keikhlasan kepada Allah sebagai


kebiasaan mereka pada kebanyakan waktu.

c. Bahwa mereka dengan amal mereka mengharapkan pahala dari Tuhan


mereka dan kedekatan disisi-Nya serta keridhaan dari-Nya.

8
Departemen Agama RI, Loc.cit..., h. 390-391.
9
Sayyid Quthb, Fi Zhilalil- Qur’an I (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 401.

8
d. Bahwa mereka mempunyai tanda yang dengan itu mereka mudah
dikenal. Yakni bahwa mereka bercahaya pada wajah mereka, khusyu’
dan tunduk yang bias dikenali orang yang cerdas.

e. Bahwa injil mengumpamakan keadaan mereka dengan mengatakan akan


muncul suatu kaum yang akan tumbuh bagian tumbuhnya tanaman,
mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
kemungkaran.10

D. QS. Al-Hajj Ayat 41


1. Teks ayat dan terjemahannya
ِ‫ف َونَ َه ْوا َع ِن ْال ُم ْنك َِر ۗ َو ِ هّلِل‬
ِ ‫الزكوة َ َوا َ َم ُر ْوا ِب ْال َم ْع ُر ْو‬
َّ ‫صلوة َ َوات َُوا‬ ِ ‫ا َ لَّ ِذيْنَ ا ِْن َّم َّكنه ُه ْم فِى ْاْلَ ْر‬
َّ ‫ض اَقَا ُموا ال‬
‫َعاقِ َبةُ ْاْلُ ُم ْو ِر‬

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di


muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj ayat 41)

2. Penjelasan Dan Pembahasan Ayat


Dalam Tafsir Ibnu Katsir diseutkan bahwa Ibnu Abu Hatim
mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Abur Rabi' Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami
Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub dan Hisyam, dari Muhammad yang
mengatakan bahwa Usman ibnu Affan pernah mengatakan, "Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan kami (para sahabat), yaitu firman-Nya: '(yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang
makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar' (Al-Hajj: 41) Kami
telah diusir dari rumah kami tanpa alasan yang benar, melainkan hanya
karena kami beriman bahwa Allah adalah Tuhan kami. Kemudian Dia
meneguhkan kedudukan kami di suatu negeri, maka kami mendirikan salat,
menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat kebajikan serta mencegah dari
10
Ahmad Mustafa Al-Maraghy, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi 26, (Semarang: Toha
Putra, 1989), h. 193.

9
perbuatan mungkar, dan kepada Allah-lah dikembalikan semua urusan. Ayat
ini diturunkan berkenaan dengan aku dan sahabat-sahabatku.11
Atiyyah Al-Aufi telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat
ini, bahwa ayat ini semakna dengan firman-Nya:
‫ض‬ ْ ‫ت لَيَ ْست َْخ ِلفَنَّ ُه ْم فِي‬
ِ ‫األر‬ َّ ‫ّٰللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ َ‫َو َعد‬
Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi.” (QS. An-Nur ayat 55)
Adapun firman Allah Ta’ala: “dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan.” (QS. Al-Hajj ayat 41) sama pengertiannya dengan firman Allah
Swt. yang mengatakan:
َ‫َو ْال َعا ِق َبةُ ِل ْل ُمتَّقِين‬
Artinya: “Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Al-Qashash ayat 83)
Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Al-Hajj: 41) Yakni di sisi
Allah-lah terdapat pahala dari perbuatan mereka.12
Dalam ayat ini sebagai tujuan pendidikan mencerminkan bahwa
selayaknya muslim itu mnjadi hamba yang bersyukur atas nikmat yang Allah
berikan, bentuk syukur yang dilakukan dapat berupa mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan
yang mungkar dan senantiasa bertawakal kepada Allah.

E. QS. Hud Ayat 61


1. Teks Ayat Dan Terjemahannya
ِ ‫شا َ ُك ْم ِمنَ ْاْلَ ْر‬
‫ض َوا ْست َ ْع َم َر ُك ْم‬ َ ‫ّٰللاَ َما لَـ ُك ْم ِم ْن اِل ٍه َغي ُْره ۗ ه َُو اَ ْن‬
‫َواِلى ث َ ُم ْودَ اَخَا ُه ْم ص ِل ًحا ۘ قَا َل يقَ ْو ِم ا ْعبُد ُوا ه‬
ٌ‫فِ ْي َها فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ ث ُ َّم ت ُ ْوب ْۤ ُْوا اِ َل ْي ِه ۗ ا َِّن َر ِب ْي قَ ِريْبٌ ُّم ِجيْب‬

Artinya: “Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan

11
12
Ibid.., h.

10
kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya)
lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud ayat 61)

2. Penjelasan Dan Pembahasan Ayat

Mustafa Al-Maraghi memberikan penafsiran terhadap ayat ini bahwa


sesungguhnya Allah-lah yang telah menciptakan bentuk kejadian kalian, dan
menganugrahkan kepadamu sarana-sarana kemakmuran dan kenikmatan
diatas bumi. Maka, tidakalah takut kamu menyembah Allah, karena Allah-lah
yang berjasa dan memberi anugerah kepada kalian. Oleh karena itu,
bersyukur kepada-Nya adalah kewajibanmu dengan cara beribadah kepada-
Nya semata-mata dengan ikhlas.13

Sedangkan Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah Jalla wa ‘Ala


berfirman, “Dan kepada Samud (Kami utus).” (QS. Hud ayat 61) Mereka
adalah orang-orang yang bertempat tinggal di kota-kota Hajar yang terletak di
antara Tabuk dan Madinah. Mereka hidup sesudah kaum 'Ad, lalu Allah
mengutus seorang Rasul kepada mereka yang juga dari kalangan mereka.
“saudara mereka Saleh.” Lalu Nabi Saleh memerintahkah mereka agar
menyembah Allah semata. Karena itu, Saleh ‘Alahissalam berkata kepada
mereka, “Dia telah menciptakan kalian dari tanah.” Maksudnya, Dia
memulai penciptaan kalian dari tanah; dari tanah Dia menciptakan nenek
moyang kalian, yaitu Adam. “dan menjadikan kalian pemakmurnya.” Yakni
Dia menjadikan kalian sebagai para pembangun yang memakmurkan bumi
dan yang menggarap pemanfaatannya. “Karena itu, mohonlah ampunan-
Nya.” atas dosa-dosa kalian yang telah lalu. “kemudian bertobatlah kepada-
Nya.” dalam menjalani masa depan kalian, yakni janganlah kalian ulangi lagi
dosa-dosa itu di masa mendatang. “Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memper¬kenankan (doa hamba-Nya).” Makna ayat
tersebut sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam ayat yang lain,

13
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi 12, (Semarang: Toha
Putra, 1989), h. 98-99.

11
ِ ‫سأَلَكَ ِعبَادِي َعنِي فَإِنِي قَ ِريبٌ أ ُ ِجيبُ دَع َْوة َ الدَّاعِ إِذَا د َ َع‬
‫ان اآلية‬ َ ‫َوإِذَا‬

Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,


maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-
Baqarah ayat 186).14

Aspek tarbawi dalam ayat ini berupa gambaran bahwa sebagai umat
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang bertakwa senantiasa
beribadah kepada Allah, kemudian apabila melakukan suatu kesalahan atau
dosa hendaknya memohon ampunan hanya kepada Allah serta tugas manusia
bukan hanya sebagai khalifah yang berarti pemimpin, melainkan juga
pembangun bumi dalam kedudukannya sebagai khalifah.

F. QS. Al-Baqarah Ayat 207

1. Teks Ayat Dan Terjemahannya

‫ف ۢ ِب ْال ِع َبا ِد‬


ٌ ‫ّٰللاُ َر ُء ْو‬
‫ّٰللاِ ۗ َو ه‬
‫ت ه‬ ِ ‫ضا‬ َ ‫ي نَ ْف‬
َ ‫سهُ ا ْب ِتغَآ َء َم ْر‬ ْ ‫اس َم ْن يَّ ْش ِر‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬

Artinya: “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya


untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-
hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah ayat 207)

2. Penjelasan Dan Pembahasan Ayat

Asbabun nuzul (sebab turunnya) ayat ini disebutkan oleh Al-Harits bin
Usamah dalam musnadnya dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Sa’id
Ibnul Musayyab, dia berkata, “Ketika Shuhab hijrah menuju Madinah, dia
diikuti beberapa orang Quraisy. Kemudian Shuhaib turun dari
tungganggannya dan mengambil anak panah dari tempatnya. Kemudian dia
berkata, “Wahai orang-orang Quraisy, kalian tahu bahwa aku adalah salah
satu orang yang paling pandai memanah. Demi Allah, kalian tidak akan
sampai padaku hingga aku menggunakan seluruh anak panahku untuk
membunuh kalian, kemudian aku akan menggunakan pedangku selama masih

14

12
ada ditanganku. Setelah itu lakukanlah apa yang ingin kalian lakukan
terhadapku. Jika kalian mau, maka aku serahkan hartaku yang ada di Mekah
dan kalian biarkan aku melanjutkan perjalanan.

Maka orang-orang Quraisy itu berkata, “Ya, kami setuju.”. ketika


sampai di Madinah, Rasulullah berkata pada Shuhaib, “Beruntunglah jual
belimu wahai Abu Yahya. Abu Yahya telah beruntung dalam jual belinya.”
Kemudian Allah menurunkan QS. Al-Baqarah ayat 207 ini.15

Lebih lanjut Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini bahwa


menurut kebanyakan mufassirin, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua
mujahid yang berjuang di jalan Allah. Seperti pengertian yang terkandung di
dalam firman-Nya,

َ‫ّٰللاِ فَيَ ْقتُلُون‬ َ ‫س ُه ْم َوأ َ ْم َوالَ ُه ْم بِأ َ َّن لَ ُه ُم ْال َجنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي‬
َّ ‫سبِي ِل‬ َ ُ‫ّٰللاَ ا ْشت ََرى ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِينَ أ َ ْنف‬
َّ ‫إِ َّن‬
‫ّٰللاِ فَا ْست َ ْبش ُِروا ِببَ ْي ِع ُك ُم الَّذِي‬ ِ ‫َويُ ْقتَلُونَ َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َحقًّا فِي الت َّ ْو َراةِ َواإل ْن ِجي ِل َو ْالقُ ْر‬
َّ َ‫آن َو َم ْن أ َ ْوفَى ِب َع ْه ِد ِه ِمن‬
‫َبا َي ْعت ُ ْم ِب ِه َوذَلِكَ ه َُو ْالفَ ْو ُز ْال َع ِظي ُم‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri


dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka
berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah
menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an.
Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah ayat 111)16

Maka dengan demikian, tujuan pendidikan yang terkandung dalam


ayat ini bahwasanya seorang penuntut ilmu seharusnya berkorban dengan
jiwa dan hartanya demi meraih wajah Allah, misalnya ia mengorbankan
waktu tidurnya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala ataupun untuk belajar
ilmu agama.

15
Jalaluddin As-Syuthi, Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, (Depok: Gema Insani, 2008),
h. 85-86.
16

13
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Tujuan pendidikan islam pada intinya dapat di pahami sebagai pembentuk


akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral,
berjiwa bersih pantang menyerah, bercita-cita tinggi, dan berakhlak mulia, baik
itu laki-laki maupun kalangan perempuan. Misalnya dalam QS. Al-Baqarah ayat
30 menjelaskan tentang penetapan manusia sebagai khalifah di bumi dan
menjelaskan tugas dan Kata khalifah berakar dari kata khalafa yang berarti
mengganti.

Dalam Q.S Al-Dzariyat ayat 56 menjelaskan bahwa Allah menciptakan jin


dan manusia tidak ada guna yang lain, melainkan buat mengabdi kepada diri
Allah. Jika seseorang telah mengakui beriman kepada Tuhan, tidaklah dia akan
mau jika hidupnya di dunia ini kosong saja. Dia tidak boleh mengangur, dan
begitu juga pada ayat-ayat lain yang telah dibahas sedemikian rupa diatas yang
tentunya menuntut dan menuntun agar seorang muslim berbuat baik yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Ilahiah dan mereka mencegahdari yang munkar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi. Ahmad Mustafa, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Toha


Putra, 1989.

Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

As-Syuthi. Jalaluddin, Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, Depok: Gema Insani,


2008.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lentera Abadi, 2010.

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004.

Kadar. M. Yusuf, Tafsir Tarbawy Pesan-Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan,


Jakarta: Amzah, 2013.

Minarti. Sri, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2016.

Quthb. Sayyid, Fi Zhilalil- Qur’an I Jakarta: Gema Insani, 2004.

15

Anda mungkin juga menyukai