Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HADIST TARBAWI

“HADIST TENTANG MATERI PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu : Ahmad Kamaluddin, M.Ag

DISUSUN OLEH:

SITI KHOIRUNNISA (1613020028)

MUHAMMAD YUSUF (1613020048)

MUHAMMAD SAID ALI QUBAIN (1613…………)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH JAKARTA

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Hadist Tentang
Materi Pendidikan”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ahmad Kamaludiin, M.Ag selaku Dosen mata kuliah Hadist Tarbawi
yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan sehingga makalah ini dapat
selesai dengan lancar. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Jakarta, Juni 2019


Penyusun

Kelompok VII

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Materi Pendidikan ......................................................................2

B. Hadist-hadist yang Membahas Materi Pendidikan .......................................2

1. Pendidikan Aqidah ...................................................................................2

2. Pendidikan Ibadah ....................................................................................4

3. Pendidikan Hati ........................................................................................5

4. Pendidikan Jasmani ..................................................................................6

5. Pendidikan Sosial .....................................................................................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Qur’an dijadikan sebagai sumber pendidikan Islam yang pertama
karena memiliki nilai absolut yang diturunkan oleh Tuhan. Allah
menciptakan manusia dan Dia pula yang mendidik manusia, sehingga
kandungan mengenai pendidikan telah termaktub dalam wahyu-Nya. Nilai
esensi dalam Al Qur’an selalu relevan dengan perkembangan zaman,
sehingga Pendidikan Islam yang ideal harus sepenuhnya mengacu nilai dasar
Al Qur’an
Hadist adalah segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi Muhammad
SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat-sifat dan keadaannya.
Dan hadist berfungsi sebagai penjelas dari petunjuk-petunjuk Allah yang
terdapat dalam Al Qur’an, termasuk masalah pendidikan. Nabi Muhammad
adalah seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan
dan kebahagiaan. Untuk mengetahui materi pendidikan yang telah
diaplikasikan oleh Rasullah, kita perlu mengkaji hadist-hadist pendidikan
guna dijadikan sebagai pedoman. Secara garis besar materi pendidikan Islam
meliputi aqidah, ibadah, akhlak, hati, jasmani, sosial, intelek, dan seks. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan membahas lebih jelas mengenai hadist
tentang materi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian materi pendidikan.
2. Bagaimana kandungan hadist yang membahas tentang materi pendidikan.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian materi pendidikan.
2. Mengetahui dan memahami kandungan hadist-hadist yang membahas
tentang materi pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Materi Pendidikan


Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting
dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar ,serta tercapainya indikator.[1] Materi pembelajaran dipilih
seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

B. Hadist-hadist yang membahas Materi Pendidikan


1. Pendidikan Akidah
Pendidikan Aqidah ialah proses pembinaan dan pemantapan
kepercayaan dalam diri seseorang sehingga menjadi yang kuat dan benar.
Proses tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan dan
latihan. Dalam penerapannya pendidik dapat menerapkan dengan
berbagai metode yang relavan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sehubungan dengan itu terdapat dalam hadist berikut :

َ ْ‫سلَّ َم ذاتَ يَ ْو ٍم اِذ‬


‫طلَ َع َعلَ ْينَا‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ُ ‫ب قَا َل بَ ْينَ َما نَحْ نُ ِع ْندَ َر‬
‫س ْو َل ه‬ ِ ‫طا‬ َ ‫ع َم َر ب ِْن ال َخ‬
ُ ‫َع ْن‬
‫س‬َ َ‫سفَ ِر َو َال َي ْع ِرفُ ُههُ ِمنَّا اَ َحد َحتَّى َجل‬ َّ ‫ش ْع ِر الَ ي َُرى َعلَ ْي ِه أَثَ ُر ال‬ َّ ‫ش ِد ْيد ُ ث َ َوا ِد ال‬ ِ ‫اض ال ِثهيَا‬
َ ‫ب‬ ُ َ‫ش ِديْد بَي‬ َ ‫َر ُجل‬

2
‫ض َع َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ْخذَ ْي ِه َوقَا َل يَا ُم َح َّمد‬ َ ‫سلَّم فَا َ ْسنَدَ ُر ْكبَتَ ْي ِه اِلَى ُر ْكبَت َ ْي ِه َو َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫اِلىَى النَّبِبهِي‬
‫سلَّ َم أ َ ْن ت َ ْش َهدَ أَ ْن َالاِلَهَ ا َِّالهللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ‫س ْو َل ه‬ ِ ‫أ َ ْخبِ ْرنِي َع ِن‬
ُ ‫اإل ْسالَ ِم فَقَا َل َر‬
‫ضانَ َوتَ ُح َّج البَيْتَ إِ ِن‬
َ ‫ص ْو ُم َر َم‬ ُ َ‫الزكَاةَ َوت‬ َّ ‫تى‬َ ْ‫ص َالة َ َوتُؤ‬َّ ‫سلَّ َم َوت ُ ِقي َْم ال‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َع َل ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ‫س ْو َل ه‬
ُ ‫َر‬
‫ان قَا َل أ َ ْن‬
ِ ‫اإل ْي َم‬ َ َ‫صدَّ ْقتَ قَا َل فَ َع َج ْبنَا لَه يَ ْسأَلُهُ َوي‬
ِ ‫صدهِذقُهُ قَا َل فَا َ ْخ ِب ْرنِي َع ِن‬ َ ‫ قَا َل‬.ُ‫س ِب ْيال‬
َ ‫طعْتَ اِلَ ْي ِه‬
َ َ ‫ا ْست‬
َ‫س ِل ِه َو ْال َي ْو ِم األ َ ِخ ِر َوتُؤْ ِمن‬ ُ ‫اَللِ َو َم َالئِ َكتِ ِه َوكت ِب ِه َو ُر‬ َ ‫ِب ْالقَد ِْر َخي ِْر ِه َوش ِ هَر ِه قَا َل‬
َّ ‫صدَّ ْقتَ قَا َل تُؤْ ِمنَ ِب‬
َ‫ّللاَ َكأَنَّكَ ت ََراهُ فَإِ َّن لَ ْم ت َ ُك ْن ت ََراه َفإِ َّنهُ َي َراك‬
‫ان قَا َل أ َ ْن ت َ ْعبُدَ ه‬
ِ ‫س‬ ِ ‫فَأ َ ْخ ِب ْر ِني َع ِن‬
َ ْ‫اإلح‬

“Umar ibn al-Khatthâb meriwayatkan: pada suatu hari ketika kami


berada di dekat Rasulullah saw., tiba-tiba datang kepada kami seorang
laki-laki yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak
terlihat padanya tanda-tanda dalam perjalanan dan tidak seorang pun di
antara kami yang mengenalnya. Sampai ia duduk di dekat Nabi SAW.
lalu ia menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut Nabi dan
meletakkan kedua tangannya di atas paha Nabi, lantas berkata, "Hai
Muhammad! Beritahukan kepada saya tentang Islam! Rasulullah saw.
bersabda: Islam itu adalah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat,
membayarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan menunaikan
haji bagi orang yang sanggup. Lelaki itu berkata: Engkau benar. Umar
berkata, 'kami tercengang melihatnya, ia bertanya dan ia pula yang
membenarkannya'. Selanjutnya laki-laki itu berkata lagi: Beritahukan
kepada saya tentang iman! Rasulullah saw. menjawab: Iman itu adalah
keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhirat dan qadar baik dan buruk. Laki-laki itu berkata: Engkau
benar. Selanjutnya, ia berkata lagi: Beritahukan kepada saya tentang
ihsan! Rasulullah saw. menjawab: ihsan itu adalah Engkau menyembah
Allah seakan-akan Engkau melihatnya. Jika kamu tidak bisa melihat-
Nya, maka rasakanlah bahwa Dia melihatmu.” (H.R. Al-Bukhari,
Muslim. Abu Dawud, dan An-Nasa’i)

Dari hadis dapat di ambil beberapa pelajaran penting mengenai


pendidikan, yaitu sebagai berikut:

3
Dalam hadits di atas dinyatakan bahwa Jibril datang
mengajarkan agama kepada sahabat Nabi. Dalam proses ini, Jibril
berfungsi sebagai guru, Nabi sebagai narasumber, dan para sahabat
sebagai peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, Jibril sebagai guru menggunakan


metode Tanya-jawab. Metode ini efektif untuk menarik minat dan
memusatkan perhatian para peserta didik.

Materi pengajaran agama islam dalam hadis tersebut meliputi


aspek-aspek pokok dalam ajaran agama Islam, yaitu akidah, syariah, dan
akhlak. Dari ketiganya, aspek yang di dahulukan adalah akidah. Ajaran
Islam diajarkan secara integral, tidak secara parsial.

2. Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah yang dimaksud di sini adalah proses
pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus.
Dalam hadits,
‫سلَّ َم ُم ُر ْوا أ َ ْوالَدَ ُك ْم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاِ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫س ْو ُل‬ ُ ‫ب َع ْن اَبِ ْي ِه َع ْن َج ِده ِه قَا َل قَا َل َر‬ ُ ُ‫ع َم ُر ْبن‬
ٍ ‫شعَ ْي‬ ُ ‫َع ْن‬

ِ‫اجع‬
ِ ‫ض‬َ ‫س ْب َع ِسنِيْنَ َواض ِْربُ ُه ْم َعلَ ْي َها َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء َع ْش ٍر َوفَ ِ هرقُوا بَ ْينَ ُه ْم فِ ْي ال َم‬
َ ‫صالَةِ َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء‬َّ ‫بِال‬
) ‫( روه ابو داود‬
Dari Umar bin syu’aib berkata, Rasulullah Saw bersabda :
“Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk sholat ketika berumur 7
tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berumur 10 tahun bila mereka
enggan menunaikannya, dan pisahkanlah mereka dari ranjang-
ranjangnya”. (Abu Daud)

Kandungan Pendidikan hadits tersebut adalah:

a. Dari hadist diatas sudah jelas yaitu perintah untuk memerintahkan


salat atau pendidikan ibadah diberikan sejak dini sehingga ketika usia
baligh maka mereka dapat mengamalkannya.
b. Para guru dan orang tua hendaknya menjelaskan kepada anak-anak
dengan penjelasan yang sangat sederhana tentang pentingnya berbagai

4
bentuk ibadah, lengkap dengan rukun-rukunnya, seperti shalat, zakat,
dan haji. Selain itu, emosional anak harus di siapkan saat
membicarakan berbagai bentuk ibadah sehingga mereka merindukan
ikatan dengan Allah Swt dan beribadah kepadaNya dengan cara yang
benar.
3. Pendidikan Hati
Pendidikan hati merupakan bagian dari pembinaan rohani yang
ditekankan pada upaya pengembangan potensi jiwa manusia agar
senantiasa dekat dengan Allah Swt, cenderung kepada kebaikan, dan
menghindar dari kejahatan. Sehubungan dengan ini terdapat hadis, antara
lain :

‫ص َو ِر ُك ْم َوا َ ْم َوا ِل ُك ْم‬ ُ ‫لى‬ َ ‫ظ ُر ِإ‬ ‫سلَّ َم ِإ َّن ه‬


ُ ‫ّللاَ الَ يَ ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬،َ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَال‬
َّ ‫س ْو ُل‬
َ ِ‫ّللا‬
‫ظ ُر ِإلَى قُلُ ْو ِب ُك ْم َوأ َ ْع َما ِل ُك ْم‬
ُ ‫َولَ ِك ْن يَ ْن‬

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : sesunggunya Allah tidak


memandang bentuk dan hartamu, tetapi dia melihat perkerjaanmu
(amalmu) dan hatimu.”

Dalam hadis ini, rasullullah menegaskan bahwa Allah lebih


menghargai hati yang bersih dan amal sholeh daripada bentuk tubuk yang
cantik, gagah dan harta yang banyak.

Keadaan hati seseorang sangat menentukan semua kondisinya


yang meliputi perkataan, sikap, dan perbuatan.

Rasulullah memberikan motivasi yang sangat besar kepada


umatnya untuk berusaha membersihkan hati dari segala sifat yang buruk
sekaligus menghiasinya dengan sifat yang baik.

Cara membersihkan hati yaitu dengan banyak mengingat mati


dan banyak membaca Al-quran.

5
4. Penidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dan pendidikan
total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran
jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana
aktivitas jasmani.
Diantara tujuan pendidikan jasmani adalah menjaga dan
memelihara kesehatan badan termasuk organ-organ pernapasan, peredaran
darah, danj pencernaan, meliputi otot-otot dan urat saraf, serta melatih
kecekatan dan ketangkasan. Sehubungan ini, ditemukan beberapa hadis
sebagai berikut:
a. Memanah

‫سلَّ َم َوه َُو َعلَى ْال ِم ْنبَ ِر يَقُ ْو ُل َوأ َ ِعدُّوالَ ُه ْم‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ‫س ْو َل ه‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫ام ٍر يَقُ ْو ُل‬ ِ ‫ع ْقبَةَ ب ِْن َع‬
ُ ‫َع ْن‬
‫ي‬ ُ ‫ي أَالَ ِإ َّن ْالقُ َّوةَ ال َّر ْميي‬ َّ َ ‫ي أَالَ ِإ َّن ْالقُ َّوة‬
ُ ‫الر ْميي‬ َّ َ ‫ط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّوةٍ أَالَ ِإ َّن ْالقُ َّوة‬
ُ ‫الر ْميي‬ َ َ ‫َماا ْست‬

Uqbah bin Amir berkata, “ saya mendengar Rasulullah Saw bersabda


ketika beliau sedang berada atas mimbar, “Siapkanlah untuk menghadapi
mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah,

Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah,

Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. (HR.


Muslim)

b. Berkuda
Sehubungan dengan olahraga berkuda, ditemukan riwayat dari
Rasulullah Saw. Diantaranya hadits berikut:

‫ار َكب ُْوا َواَ ْن ت َْر ُم ْوا‬ ْ ‫ار ُم ْوا َو‬ ْ ‫سله َم‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫س ْو ُل‬
َ ِ‫ّللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬،َ‫ي ِ قَال‬ ‫ام ٍر ْال ُج َهنِ ه‬ ِ ‫ع ْقبَةَ ب ِْن َع‬ ُ ‫َع ْن‬
ُ‫سه‬َ ‫الر ُج ِل ِبقَ ْو ِس ِه َوت َأ ْ ِديَبَهُ َف َر‬
َّ َ‫اطل ِإاله َر ْميَة‬ َّ ‫ش ْي ٍئ يَ ْل ُه ْو ِب ِه‬
ِ َ‫الر ُج ُل ب‬ َ ‫ي ِم ْن أ َ ْن ت َْر َكب ُْوا َو ِإ ْن ُك َّل‬
َّ َ‫أ َ َحبُّ اِل‬
.ُ‫َو ُم َال ِع َبتَهُ ا ْم َرأَتَه‬

6
Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Memanahlah dan kendarailah olehmu (kuda). Namun, memanah
lebih aku sukai daripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang
menjadi seseorang adalah batil, kecuali yang memanah dengan
busurnya, mendidik atau melatih kudanya, dan bersenang-senang
dengan istrinya.” (HR. Ibnu Majah)

Dapat dipahami dari hadis diatas bahwa berkuda dan memanah


termasuk olahraga yang disukai oleh Rasulullah. Dalam konteks
kehidupan sekarang, anjuran mengendarai kuda dapat pula
diterjemahkan sebagai anjuran menguasai penggunaan teknologi
transportasi. Hal ini sangat dibutuhkan oleh umat Islam.

c. Menjaga Pola Makan


Pola makan seseorang akan berpengaruh kepada kesehatan
jasmaninya, selain bahan makanan yang memenuhi persyaratan,
polanya harus baik, yaitu tidak berlebihan. Hal ini sesuai dengan
firman Allah di Surah Al-A’raf: 31 yang berbunyi:

َ‫ ا َِّن هَللَ َال ي ُِحبُّ ْال ُمس ِْر ِفيْن‬،‫يَبَنِي اَدَ َم ُخذ ُ ْوا ِز ْينَتَ ُك ْم ِع ْندَ ُك هِل َمس ِْج ٍد َّو ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َوالَ تُس ِْرفُ ْوا‬

Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap


(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.(QS. Al-A’raf: 31)
Ayat diatas, didukung dengan hadits yang berbunyi:

ِ ‫سلَّ َم ْال ُمؤْ ِمنُ َيأ ْ ُك ُل ِفي ِم ًعى َو‬


‫اح ٍد َو ْالكَا ِف ُر‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬،َ‫ع َم َر قَال‬
‫س ْو َل ه‬ ُ ‫َع ِن اب ِْن‬
َ ‫يَأ ْ ُك ُل فِي‬
‫س ْبعَ ِة أ َ ْمعَا ُء‬

7
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Orang beriman itu makan dengan satu usus(perut), sedangkan orang
kafir makan dengan tujuh usus.” (HR. Al-Bukhari)
Perbedaan usus dalam matan hadis tersebut menunjukkan
perbedaan atau sikap atau pandangan dalam menghadapi nikmat
Allah, termasuk tatkala makan. Orang beriman memandang makan
bukan sebagai tujuan hidup, sedangkan orang kafir menempatkan
makan sebagai bagian dari tujuan hidupnya.

d. Menjaga Kebersihan
Kebersihan sangat berpengaruh kepada kesehatan dan keadaan
jasmani seseorang. Oleh sebab itu, Rasulullah sangat memperhatikan
masalah ini. Wujud perhatian beliau dapat dilihat dalam hadis berikut.

ِ ْ ‫َطر‬
‫اإل ْي َم ِن‬ ‫سلَّ َم ال ه‬
ُ ‫ط ُه ْو ُر ش‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ‫َع ْن ا َ ِبي َمالِكٍ ْاأل َ ْشعَ ِر ه‬
ُ ‫ قَا َل َر‬،َ‫ي ِ قَال‬
‫س ْو َل ه‬

Abu Malik Al-Asy’ari bercerita bahwa Rasulullah Saw bersabda,


“Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim)
Rasulullah menyenagi keteraturan, kebersihan dan
pemandangan yang indah. Beliau membenci ketidakteraturan,
kekotoran, pemandangan yang buruk, dan bau busuk.
Bukti perhatian rasulullah terhadap kebersihan dapat dilihat
dalam hadis. Beliau telah memberikan keteladanan dalam hal menjaga
kebersihan, seperti menggosok gigi, mandi, dan beristinja’ sehabis
buang hajat.

5. Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial adalah proses pembinaan kesadaran sosial,
sikap sosial, dan keterampilan sosial agar anak dapat hidup dengan baik
serta wajar di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya. Sehubungan
dengan ini, terdapat hadis –hadis sebagai berikut:

8
a. Orang Beriman Harus Bersatu

ِ َ‫سلَّ َم قَا َل ا َِّن ْال ُمؤْ ِمنَ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن ك َْالبُ ْني‬


ُ َ‫ان ي‬
ُ ‫شدُّ بَ ْع‬
‫ضهُ بَ ْعضًا‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫َع ْن اَبِى ُم ْو‬
‫سى َع ِن النَّبِ ه‬
َ ِ‫ي‬
َ َ ‫شبَّكَ أ‬
ُ‫صا ِب َعه‬ َ ‫َو‬
Dari Abu Musa, Nabi Saw bersabda, “ Sesungguhnya seorang
mukmin bagi mukmin yang lain laksana satu bangunan, sebagiannya
menguatkan sebagian yang lain.” Beliau pun memasukkan jari-jari
tangannya satu sama lain. (HR. Al-Bukhori)

Dalam hadis ini, Rasulullah memberikan motivasi dalam hal


persatuan antara sesama orang beriman dengan metode perumpamaan
yang sangat sederhana dan mudah dipahami oleh siapa saja.

b. Orang beriman Harus Saling Mencintai

‫سلَّ َم قَا َل َال يُؤْ ِمنُ ا َ َحد ُ ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ ِأل َ ِخ ْي ِه َما ي ُِحبُّ ِلنَ ْف ِس ِه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫ّللا‬ ‫َع ْن اَن ٍَس َع ِن النَّ ِب ه‬
َ ِ‫ي‬

Dari Anas, Nabi Saw Bersabda, “Tidak beriman salah seorang kamu
sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.” (HR. Al-Bukhari)

Dala hadis ini, Rasulullah menegaskan bahwa kesempurnaan iman


seseorang belum diperoleh apabila ia tidak mencintai saudaranya. Itu
berarti bahwa beliau memberikan motivasi yang sangat besar kepada
umatnya agar memiliki rasa dan perilaku sosial yang baik.

c. Orang beriman Harus Saling Membantu

ِ ‫س َع ْن ُمؤْ ِم ٍن ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬


‫ب الدُّ ْنيَا‬ َ َّ‫سلَّ َم َم ْن نَف‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬،َ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ قَال‬
َّ ‫س ْو ُل‬
َ ِ‫ّللا‬
ِ‫ب َي ْو ِم ْال ِق َيا َم ِة َو َم ْن َيس ََّر َعلَى ُم ْعس ٍِر َيس ََّرهللاُ َعلَ ْي ِه فِي الدُّ ْن َيا َو ْاْل ِخ َرة‬
ِ ‫ّللاُ َع ْنهُ ُك ْر َبةً ِم ْن ُك َر‬
‫س ه‬ َ َّ‫نَف‬
.‫ّللاُ ِفي َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْبد ُ ِفي َع ْو ِن أ َ ِخ ْي ِه‬
‫ست ََر ُم ْس ِل ًما َست ََرهللاُ ِفي الدُّ ْن َيا َو ْاْل ِخ َر ِة َو ه‬َ ‫َو َم ْن‬

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “


Siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu kesulitan dunia,

9
Allah akan melapangkannya dari satu kesulitan hari kiamat. Siapa
yang memudahkan dari kesulitan, Allah akan memudahkan dari
kesulitan dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang mukmin,
Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanyaselama hamba itu menolong saudaranya.” (HR.
Muslim)

Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak mampu hidup sendiri.


Dalam berbagai hal, manusia membutuhkan bantuan orang lain. Oleh
sebeb itu, manusia harus hidup secara sosial. Ia tidak boleh
mementingkan diri sendiri. Untuk itu, Rasulullah mendidik umatnya
agar menjadi makhluk sosial dengan metode ganjaran atau motivasi
yang besar.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

11
DAFTRA PUSTAKA

Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi. Jakarta: Amzah

http://fischafish17.blogspot.com/2013/07/hadits-tarbawi-materi-pendidikan_23.html

http://bahrule.blogspot.com/2014/10/materi-pendidikan-islam_15.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai