PENDIDIKAN AKAL
M Lutfi Assidiq (2200040068)
Ilma Amalia (2200040059)
RUMUSAN MASALAH
Pengertian
pendidikan akal
2
Akal
العقل هو ما يكون به التفكير واالستدالل و تركيب
التصورات والتصديقات
• Akal adalah sesuatu yang dengannya terdapat
aktivitas berpikir, mencari dalil-dalil, menyusun
gambaran-gambaran dan fakta-fakta kebenaran
والخيرمن,و العقل ما يتميزبه الحسن من القبيح
والحق من الباطل,الشر
• Akal juga mampu membedakan yang bagus
dari yang jelek, yang baik dari yang buruk
dan yang benar dari yang salah.
5
Jadi...
• Pendidikan akal adalah usaha sadar dalam
mengoptimalkan potensi manusia melalui ilmu
pengetahuan, agama, kebudayaan sehingga menjadi
pribadi yang berilmu dan memiliki keterampilan bagi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
6
Tujuan Pendidikan Akal
Metode deduktif Metode percakapan/ tanya Metode kisah, (Qishah) Metode perumpamaan Metode diskusi
(Deductio) jawab (hiwar) • Metode ini memiliki pengaruh (amtsal) (musyawarah)
• Suatu cara penganalisaan ilmiah • Percakapan (dialog) silih berganti yang besar terhadap jiwa • Metode dengan cara memberi • Metode pembelajaran yang
yang bergerak dari hal-hal yang antara dua pihak atau lebih (emosional), kesan terhadap perumpamaan dari yang abstrak menghadapkan siswa pada suatu
bersifat umum (universal) melalui tanya jawab mengenai pikiran, dan argumen yang logis. kepada yang lain yang lebih permasalahan. Diskusi ini timbul
kemudian atas dasar itu suatu topik, dan dengan sengaja konkrit untuk mencapai tujuan bukan sebatas percakapan semata
ditetapkan pada hal yang bersifat diarahkan kepada satu tujuanyang atau manfaat dari perumpamaan akan tetapi ini timbul karena
khusus, dikehendaki. tersebut adanya permasalahan yang
memerlukan jawaban dan jalan
keluar/solusi, atau terdapat
berbagai jawaban yang perlu
diselesaikan
8
H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, hlm, 110-111
Analisa Hadist-hadist
Tentang Pendidikan Akal
9
Hadits 1
Hukum berlaku setelah berakal
ي هَّللا ُ َع ْنهَا أَ َّن ِ َح َّدثَنَا أبو بكر اب ُْن أَبِي َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد ب ُْن هَارُونَ َح َّدثَنَا محمد ابن خالد ابن خداش ع َْن حماد ع َْن إِ ْب َرا ِهي َم ع َْن اأْل َ ْس َو ِد ع َْن عَائِ َشةَ َر
َ ض
ِ ُصبِ ِّى َحتَّى يَ ْحتَلِ َم َو َع ِن ا ْل َم ْجن
ون َحتَّى يَ ْعقِ َل َّ ستَ ْيقِظَ َو َع ِن ال َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
ْ َال ُرفِ َع ا ْلقَلَ ُم عَنْ ثَالَثَ ٍة َع ِن النَّائِ ِم َحتَّى ي َ ِ ُول هَّللا
َ َرس
(HR Ibnu Majah No 2041)
Sahih Matan
Marfu’ Sanad karena dalam biografi ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak disebutkan beliau mempunyai
murid yang bernama Khalid bin Mihran
Analisis Rawi:
• Abu Bakar bin Muhammad bin Ibrahim bin 'Utsman, tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 239 H, hidup di
Kufah.
• Yazid bin Harun, tabiin, wafat tahun 208 H, hidup di Bukhara.
• Muhammad bin Khalid Ibnu Khudasy, tabiin, hidup di Bashrah, status: hasan hadits
• Hammad
• Aswad,
• ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shadiq, Thabaqat pertama yaitu Shahabi, Wafat tahun 58 H, tinggal di madinah.
Analisis Rawi:
• Abdullah bin Muhammad bin Rumh, wafat 250 H, hidup di Mesir, status: shaduq, hasan hadits
• Abdullah bin Wahb, wafat tahun 197 H, hidup di Mesir, status: tsiqah, hafidz
• Al Madli bin Muhammad, wafat tahun 183 H, hidup di Mesir, status: dhaif hadits
• 'Ali bin Sulaiman
• Al Qasim bin Muhammad, wafat tahun 105 H, termasuk golongan tabiin, tinggal di Madinah
• Abu Idris Al Khaulani, wafat tahun 80 H, termasuk golongan sahabat, tinggal di Syam
• Abu Dzar Al-Ghiffari, wafat tahun 32 H, termasuk golongan sahabat, tinggal di Madinah
Sahih Matan
Mahsyur Sanad karena hadits terhubung kepada Rasulullah saw, melalui jalur Abu Said al-Khudri dan
sahabat lain karena berisi mengenai khutbah Rasulullah saw. Selain itu, terdapat pula rawi lain yang
terpercaya, yaikni Ibnu Mas’ud sehingga menambah poin penting mengenai kesahihah hadits. Terakhir,
hadits yang memuat kata akal ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang haditsnya diyakini sebagai sumber
rujukan utama dalam rentetan hadits kutubu sittah atau kutubu sab’ah.
Analisis Matan:
Dan Goleman penulis buku The Brain and Emotional Intelligence: New Insights menyatakan bahwa
Umumnya, perempuan memiliki kemampuan untuk berempati lebih baik daripada laki laki, sedangkan laki-
laki unggul dalam hal sistem berpikir dan menganalisis. Saat mengalami suatu masalah, perempuan lebih
cenderung bertahan pada perasaan yang dialami sedangkan laki-laki langsung merasa ‘tidak tahan’
sehingga lebih cepat menemukan cara untuk menyelesaikan.
Hadits 5
Orang Mukmin Berfikir Sebelum Berkata
ها إِ َلىŒَ َيها َي ِزلُّ بŒيَّنُ فŒم ِة َما َيتَبŒ َ ِكلŒ ِبالŒمŒ َ َّك ُلŒلَ َيت ŒدŒ َعْبŒإن ْالَّ :ُولŒﷺ َي ُق يŒَّ بŒ ِم َع ال َّنŒأَنَّهُ َس Œعَن أَبي ه َُري َ َْرة
ْ ِهَّللا َوŒدŒ َحةَ ب ِْن عُ َ ْ ِبيŒى ب ِْن َْطلŒيس ْ Œيابْنُ أَ ِبي َح ِ ٍازمŒَثنŒ َح َّدŒبْنُ َح ْم َزةŒمŒْر ِه ُي
َ عَنَ ِعŒعَن َي ِزي َد ي إِب َ اŒَثنŒَح َّد ح
ب ِ ِرŒمشŒْ ِم َّما ب ْينَ الŒار أ ْب َع َد
ِ ْمغ ِرŒق وال ِ Œ( ا َّلنHR. Bukhari Hadits no 6477-6478)
Sahih Matan
Sahih Sanad karena Abu Hurairah dan ‘Isa bin Talhah. Jika diketahui bahwa jading dan Ibnu abi Hazim
berstatus hasan atau tsiqah maka hadits ini bisa dikategorikan sebagai hadits sahih secara sanad.
Analisis Rawi:
• Analisis Rawi:
• Ibrahim bin Hamzah, wafat di Madinah, status: tsiqah
• Ibnu Abi Hazim
• Yazid
• ‘Isa bin Talhah bin Ubaidillah at-Tamimi, termasuk sahabat, wafat 36 H, tinggal di Bashrah
• Abi Hurairah, termasuk sahabat, wafat 59 H, tinggal di madinah
َواَل تَتَفَ َّك ُروا،ِ َت َف َّك ُروا فِي آاَل ِء هَّللا :صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِ ال َرسُو ُل هَّللا
َ َ ق:ال
َ َ ع َِن اب ِْن ُع َم َر ق، ع َْن َسالِ ٍم،ع ب ِْن نَافِ ٍع ِ ع َِن ْال َو،ت
ِ از ٍ ِ نا َعلِ ُّي ب ُْن ثَاب، نا َم ْه ِديُّ ب ُْن َج ْعفَ ٍر ال َّر ْملِ ُّي،َح َّدثَنَا الصَّائِ ُغ
هَّللا
ِ ( فِيHR. Thabrani Mu’jam Ausath no 6488)
Sahih Matan
Sahih Sanad hampir semua perawi dari setiap tabaqah statusnya tsiqah
Analisis Rawi:
• Muhammad bin Ali Ash-Shaig Wafat 291 H, Status Tsiqah
• Mahdi bi Ja’far Az-Zuhdi, wafat 227 H status: shadiq
• Ali bin Tsabit Al-Jaziry, status: tsiqah
• Al-Wazi’ bin Nafi’ Al-Jaziri, status: matruk hadits
• Salim bin Abdillah al-Ma’dawi status: tsabit
• Abdullah bin Umar Al-Ma’dawi, sahabat wafat tahun 73 H
• Sayyid Baqir Shadr: teori wujud (eksistensi) di dalam filsafat yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada (maujud) agar bisa
mewujud maka membutuhkan sebab. Kebutuhan adalah esensial bagi wujud. Karena itu, tidaklah mungkin kita mengkonsepsikan
wujud yang bebas dari kebutuhan tersebut. Hal ini menghasilkan teori bahwa setiap maujud butuh akan sebab.
Terima Kasih
Muhamad Lutfi Assidiq
Ilma Amalia