Di susun oleh :
Albadi T20181328
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman yang Jahiliyah menuju zaman Islamiyah
yang terang benderang. Makalah yang berjudul “PEMBELAJARAN SKI MTS KELAS
VII SEMESTER 1” ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
pembelajran SKI di Madrasah. Saat penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada bapak pengampu Bapak Mohammad Yahya, S.Ag, M.Pd.I yang telah
membimbing dan memberikan arahan tentang bagaimana pengerjaan makalah dengan
baik dan benar.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah bekerja
sama dalam pelaksanaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna
dan banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam
menempuh studi kuliahnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang menyerukan kepada umatnya dan menyiarkan Islam
kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat seluruh alam. Agama yang menjamin
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana agama Islam
yang mencakup semua aspek kehidupan yang dijadikan sebagai pedoman hidup dan
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia kedalam sistem Islam dengan
mewujudkan khoirul ummah yang memperoleh ridlo Allah SWT yang dilaksanakan
mengaktualisasi materi dakwah yang dapat diterapkan secara sistematis. Hakikat
dakwah bukan hanya sekedar mengajak dengan ceramah (Mauidlotul Hasanah),
ataupun dengan tulisan, tetapi dakwah yang penting adalah amaliahnya dalam
kehidupannya sehari-hari dan harus dihadapi dengan arif bijaksana.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Rencana Program Pembelajaran pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VII Semester ganjil ?
2. Bagaimana Peta Konsep Pembelajaran pada Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas VII Semester Ganjil ?
3. Bagaimanakah Bahan ajar yang di gunakan untuk Pembelajaran Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Semester Ganjil?
4. Evaluasi Soal Pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII
Semester Ganjil
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami Rencana Program Pembelajaran setiap Materi
yang akan di sampaikan kepada peserta didik.
2. Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi sekaligus memahami sub materi yang
akan di sampaikan kepada peserta didik
3. Untuk memudahkan guru dalam proses jegiatan belajar mengajar di dalam kelas
sehingga tercipta suasana yang mendukung dan menyenangkan.
4. Untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran sesui dengan harapan dan tujuan
pembelajaran sejarajh kebudayaan islam kelas VII semester ganjil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti
1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Mengahayati misi Nabi Muhammad Saw. Sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.
1.2 Mengahayati kebenaran risalah Nabi Muhammad Saw. dalam berdakwah di Mekah
2.1 Mengamalkan perilaku kasih dan saying terhadap sesama sebagaimana misi Nabi.
2.2 Menunjukkan sikap gigih dan sabar dalam mengajak kebaikan.
3.1 Menganalisis misi Nabi Muhammad Saw.sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta
3.2 Menganalisis strategi dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekkah.
4.1 Menyimpulkan misi Nabi Muhammad Saw.sebagai rahmat bagi seluruh alam
4.2 Mengolah informasi tentang strategi dakwah Nabi Muhmmad Saw di Mekkah.
D. Materi Pembelajaran
Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat bagi bagi seluruh alam
semesta.
Menjelaskan kegigihan dan kesabaran Nabi Muhammad Saw. dalam berdakwah.
Menjalaskan hikmah dan misi Nabi Muhammad saw.sebagai rahmat bagi seluruh
alam semesta.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
F. Media Pembelajaran
Media Papan Tulis,
Laptop,
Power Point
G. Sumber Belajar
Buku Guru Mata Pelajaran SKI kelas VII Jakarta: Kementerian Agama.
Buku teks pelajaran yang relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan 5
Menit
Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa
Guru memeriksa kehadiran peserta didik, kerapian berpakaian, posisi tgempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
Guru menyampaikan KI, KD, dan indikator pencapaian tujuan pembelajaran
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
Kegiatan Inti 10
Mengamati Menit
I. Penilaian
Teknik : Hasil kinerja peserta didik, produk diskusi.
Bentuk : Instrumen pengamatan
Kedisi- Jumlah
No Nama Gagasan Inisiatif Kerjasama kreatif Nilai Ket.
plinan Skor
1
2
3
4
Dst
Keterangan:
Baik sekali= skor4
Baik = skor3
Cukup = skor2
Kurang = skor 1
Skor perolehan
Nilai= x 100 %
Skor maksimal
Kelompok
B. PETA KONSEP
PENANAMAN AQIDAH
PENDEKATAN LEMAH LEMBUT
PADA NABI
ANCAMAN DAN MUHAMMAD
PENGHINAAN
PADA
TANTANGAN PENGIKUTNYA
MEMBUJUK
NABI HARTA, TAHTA dan
WANITA
DAKWAH
BERTUKAR
SESEMBAHAN
MEMBUJUK ABU
THALIB
PEMBOIKOTAN
Menurut Charris Waddy, yang dikutip oleh Ibu Ratu Suntiah ungkapan
“Jahiliyyah” mempunyai konotasi barbarisme,tidak beradab, kasar, buas, dan tak
berbudaya(ahmad Al-usairy, 2011). Kebiasaan mereka sudah sangat menyesatkan,
seperti membunh anak-anak perempuan karena dianggap membawa sial dalam
kelarga, berperang terus menerus antar kabillah, minum Khamer, berjudi, dan
berzina.
Selain itu, menurut Mushtafa Sa’id al-Khim dalam buku Dirasat Takhiyyat
li al-Fiqh wa Ushulih wa al-Ittijahat al-lati Zhaharat Fihima yang dikutip Muhamad
Satir, bahwa bangsa Arab pra Islammenjadikan adat sebagai hukum dengan
berbagai bentuknya(Dedi Supriyadi, 2008). Dalam perkawinan, mereka mengenal
berbagai macam, diantaranya adalah:
a. Istibdla, yatu seorang suami meminta kepada istrinya supaya berjimak dengan
laki-lakiyang dipandang mulia atau memiliki kelebihan tertentu seperti
keberanian dan kecerdasan
b. Poliandri, yaitu beberapa lelaki berjimak dengan seorang perempuan. Setelah
perempuan hamil dan dikaruniai anak dari hasil hubungannya dengan beberapa
laki-laki tersebut, perempuan itu memanggil semua lelaki yang telah
menyetubuhinya. Dan kemudia ia menunjuk laki-laki itu untuk menjadi
suaminya, dan laki-laki yang ditunjuk tidak boleh menolak.
c. Maqthu, jika seorang ibu tiri telah ditinggalkan oleh suaminya karena
meninggal, maka anak laki-laki itu boleh menikahi ibu tirinya, dan ia tidak
boleh menolak.jika anak tersebut sudah besar, maka ia berhak menjadikan ibu
tirinya sebagai istrinya atau ditinggalkan.
d. Badal, yaitu suatu kebiasaan tukar menukar istri tanpa disertai dulu perceraian,
tujuannya untuk memenuhi birahi sex dan menjauhi kebosanan.
e. Shighar, seorang wali menikahkan anak atau saudara perempuannya kepada
laki-lai tanpa mahar.
2. Kondisi Sosial Masyarakat Arab Pra Islam
Bangsa arab dikenal sebagai bangsa yang ahli Syair dan pemberani. Syair
memiliki kedudukan tinggi dan peranan yang sangat penting sebelum datangnya
islam. Syair dijadikan sebagai sarana komunikasi yang paling banyak berperan, baik
dimasa damai maupun dimasa perang. Mereka menggunakan Syair sebagai
keunggulan-keunggulan yang mereka miliki.
Adapun kebiasaan buruk mereka mereka adalah minum Khamr sampai mabuk,
berjudi, berzina, dan merampok dan sebagainya. Mereka memposisikan perempuan di
posisi terendah, karena perempuan tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk
membela diri. Yang lebih buruk lagi mereka mengubur hidup-hidup anak-anak balita
perempuan, karena mereka merasa malu dan terhina mempunyai anak perempuan.
Saat itu, perbudakan masih tetap berlaku, yaitu seperti dagangan yang bisa diperjual
belikan.
Selain itu, Abdul karim Khalil yang mengutip pendapat Abdur Rahim dalam
buku Kasf al-Ghumma bahwa beberapa perkawinan lain yang terjadi pada bangsa
arab ebelum datangnya Islam yaitu(Dedi Supriyadi, 2008):
a. Bentuk perkawinan yang dberi sanksi oleh Islam, yakni seseorang meminta kepada
orang lain untuk menikahi saudara perempuan atau budak dengan bayaran
tertentu(mirip kwin kontrak).
b. Prostitusi sudah dikenal. Biasanya dilakukan kepada para pendatang atau tamu di
tenda-tenda dengan cara mengibarkan bendera sebagai tanda memanggil. Jika
wanitanya hamil, maka ia akan memilih diantara laki-laki yang mengencaninya itu
sebagai bapak dari anaknya yang dikandung.
c. Mut’ah adalah praktik yang umum dilakukan oleh bangsa Arab sebelum Islm.
Meskipun pada awalnya, Nabi Muhammad SAW mentolerir namun akhirnya
melarang. Hanya kelompok Syi’ah Istna’ Ashariyah yang mengizinkan perkawinan
tersebut.
Nabi MuhammadLahir pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah yang bertepatan
dengan 20 April 571. Ayahnya bernama Abdullah Abdul Muttalib dan Ibunya
bernama Amina binti Wahab. Nasab Bapak Dan Ibu beliau bertemu pada datuk beliau yang
bernama Kilab. Jika di runut sampai atas nasab beliau berahir pada Nabi Ismai ibnu Ibrahim
bapak orang Arab al-Musta’ribah.
Silsilah Nabi Muhammadsangat jelas dari keturunan pemuka dan pemimpin suku
Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah bin Abd al-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin
Qushay bin kilab Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar
binKinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin
Adnan. Sedang ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin
Kilab.
Beliau berasal dari suku Asli Quraisyyang mana Suku Quraisyadalah suku yang
mempunyai kedudukan utama dalam kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di antara
Bangsa Arab. Menurut Syekh Khudari tidaklah engkau dapati dalam silsilah bapak-
bapaknya Nabi, melainkan orang-orang mulia, tidak ada orang rendah dikalangan
mereka, tetapi mereka semuanya adalah pemuka dan pemimpin. Bahkan Ayah beliau
Abdullah adalah putra bungsu Abdul Mutthalib dan di juluki Adz-dzabih karena menurut
riwayat Abdul Mutthalib bernadzar apabila ia dikarunia sepuluh anak lelaki, maka dia akan
menyembelih salah satu dari mereka, ketika diundi, ternyata undianya jatuh pada
Abdullah. Ketika hendak disembelihnya, Quraisymelarangnya dan ia menebusnya
dengan seratus ekor unta.
Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah meninggal tiga bulan
setelah menikahi Aminah. Saat itu usia Abdullah kurang lebih 25 tahun. Nabi
Muhammaddilahirkan di rumah Abi Thalib di Syi’ib bani Hasyim. Perempuan yang bertindak
sebagai bidanya adalah Asy-Syaffa’ Ummu Abdurrahman bin Auf. Ketika
MuhammadLahir Ibunya mengirim utusan kepada kakeknya untuk memberi kabar.
Maka Abdul Mutthalib datang dengan gembira dan menamainya dengan nama Muhammad.
a. Mengajarkan Ketauhidan
Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari kebangkitan, hari
pembalasan, sampai ada diantara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tulang-
belulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam
mengajarkan dan memperingatkan kepada manusia,bahwa dunia ini hanya sementara
dan tempat yang abadi adalah akhirat.
Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu
tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia: seperti perjudian, minum-
minuman keras, perampok, perzinahan, dan perbuatan yang melangar hukum dan
tantanan sosial masyarakat. Sementara Islam selalu mengajarkan perbuatan terpuji,
seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, mengambil hak orang
yang bukan miliknya sendiri, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan,
melarang penguburan bayi hidup-hidup, dan ajaran terpuji lainnya.
1. Sabar
2. Kegigihan dan keuletan
3. Berakidah yang benar dan kuat
4. Akhlak terpuji dan menjauhi kemungkaran
5. Kesetaraan Derajat
1. Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada
salah seorang pengikutnya yang masuk islam, atau memberi tempat singgah pada
salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan
diputuskan hubungan dengannya.
2. Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka
3. Tidak boleh berjual beli dengan mereka.
3. Hijrah ke Habsy
Dua orang utusan kaum Quraisy itu pergi ke Habasyah. Mereka menyerahkan
hadiahnya kepada raja habasyah. Mereka meminta raja agar mengembalikan kepada
mereka orang-orang yang meninggalkan agama mereka. Raja Habasyah menolaknya
sikapnya bahwa semua yang ada ditempatnya akan berada dalam perlindungannya
dengan aman. Kedua utusan kembali ke mekah dengan tangan hampa dan
memberitahu sikap raja Habasyah.
4. Hijrah ke Thaif
Pada tahun kesepuluh kenabian, Nabi Muhammad kehilangan dua orang yang
dicintainya, yaitu Siti Khadijah, istrinya yang selalu bersamanya dalam menyebarkan
Islam, dan Abu Thalib, pamannya yang selalu melindungi dan membelanya dari
ancaman kafir Quraisy. Tahun tersebut dinamai tahun kesedihan ()عام الحزن
Pada tahun ke-13 kenabian bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yasrib
datang kembali ke kota Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah tersebut
berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya di kota mekah mereka menemui Nabi
Muhammad Saw. Dan atas nama penduduk Yasrib mereka menyampaikan pesan
untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Pesan itu adalah berupa
permintaan masyarakat Yasrib agar Nabi Muhammad Saw. Bersedia datang ke
kota mereka, memberikan penerangan tentang ajaran Islam dan sebagainya.
Permohonan itu dikabulkan Nabi Muhammad Saw. Dan beliau menyatakan
kesediaannya untuk datang dan berdakwah di sana. Untuk memperkuat
kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian kembali di Bukit Aqabah.
Karenanya, perjanjian ini dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Perjanjian
Aqabah II.
Daftar Pustaka: