1. JENERIA BANI
2. WAHIDIN SARA
3. SESRI INTAN NESI
4. HARIYATI DUNGA
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah,
pemelihara sekalian alam. Shalawat beriring salam semoga terlimpah kepada Maha Guru, Pendidik
Agung, panutan kita, Nabi Muhammad SAW.
Dengan izin Allah SWT., makalah ini ditulis sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan semester
genap tahun akademik 2017/2018 pada Program Studi Magister Pendidikan Islam, Konsentrasi
Manajemen Pendidikan, Islam Universitas Islam Bandung.
Bab II makalah ini membahas masalah Ujian Terstandarisasi mulai dari pengertian, fungsi, jenis, cara
menafsirkan dan masalah yang terkait dengan ujian terstandarisasi. Kemudian Bab III mengulas
pengertian Akuntabilitas Pendidik Atas Pencapaian Siswa dimulai dengan pengertian akuntabilitas
dan akuntabilitas pendidik atas pencapaian siswa. Bab IV merupakan penutup yang berisi simpulan.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan petunjuk dan hidayah-Nya serta selalu membimbing para
pencari ilmu. Aamiin YRA.
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………..………..………..….….…. 3
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II. UJIAN TERSTANDARISASI …………………………………..…….….... 4
2.1. Pengertian Ujian Terstandarisasi ............................................................... 4
2.2. Fungsi Ujian Terstandarisasi …………………………….………..…..… 6
2.3. Jenis Ujian Terstandarisasi Yang Diberikan …………….……………... 7
2.4. Cara Menafsirkan Ujian Terstandarisasi .................................................. 9
2.5. Masalah Terkait Ujian Terstandarisasi dan Ujian Ruang Kelas ………...11
BAB III. AKUNTABILITAS PENDIDIK ATAS PENCAPAIAN SISWA ….….. 12
3.1. Pengertian Akuntabilitas ........................................................................ 12
3.2. Akuntabilitas Pendidik ........................................................................... 13
BAB IV. PENUTUP …....……………………..……………..….…………….…….. 14
3.1. Simpulan .................................................................................................. 14
3.2. Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA …....……………………..……………..….…….………..….. 15
BAB 1
PENDAHULUAN
UJIAN TERSTANDARLISASI
Ujian pencapaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian perorangan dan
kelompok dalam berbagai jenis bidang mata pelajaran. Ujian pencapaian biasanya
mempunyai beberapa bentuk untuk berbagai usia atau tingkatan kelas sehingga pencapaian
dapat dipantau dalam kurun waktu beberapa tahun.
2. Ujian Diagnostik
Ujian diagnostik (diagnostic test) berbeda dari ujian pencapaian dalam arti bahwa
pada umumnya ujian ini difokuskan pada bidang isi spesifik dan menekankan kemampuan
yang dianggap penting untuk menguasai mata pelajaran tersebut. Ujian diagnostik
menghasilkan informasi yang jauh lebih rinci daripada ujian pencapaian lainnya.Hasilnya
dapat digunakan untuk mengarahkan pengajaran perbaikan atau untuk menata pengalaman
pembelajaran bagi siswa yang diharapkan mempelajari kemampuan tersebut.
3. Ujian Pencapaian Bidang Mata Pelajaran
Guru menyusun kebanyakan ujian di ruang kelas untuk menilai kemampuan dalam
mata pelajaran tertentu. Namun, distrik sekolah dapat membeli ujian pencapaian mata
pelajaran spesifik untuk hampir setiap mata pelajaran. Kalau ujian pencapaian
terstandardisasi dianggap untuk mengevaluasi pembelajaran dalam bidang spesifik, isi ujian
tersebut seharusnya dipelajari dengan seksama untuk memastikan kesesuaiannya dengan
kurikulum distrik, pengajaran yang diterima siswa, dan standard dan penilaian distrik dan
Negara bagian tersebut.
C. Ujian Pencapaian Acuan Kriteria
Ujian acuan kriteria berbeda dari ujian terstandardisasi acuan norma dalam beberapa
hal (Aiken, 2003). Soal-soal dalam ujian tersebut dipilih untuk menyesuaikan dengan sasaran
pengajaran spesifik, sering dengan tiga hingga lima soal yang mengukur masing-masing
sasaran. Karena itu, ujian tersebut dapat menunjukkan sasaran mana telah dikuasai masing-
masing siswa atau kelas tersebut secara keseluruhan. Ujian acuan kriteria berbeda dari ujian
pencapaian lain dalam hal bagaimana ujian tersebut dinilai dan bagaimana hasilnya
ditafsirkan. Rapor nilai untuk ujian acuan kriteria sering berbentuk jumlah soal yang
dikerjakan siswa dengan benar dalam masing-masing sasaran. Dari data ini, guru dapat
mengukur apakah siswa tersebut telah menguasai sasaran tadi.
D. Penentuan Standar
Ketika ujian digunakan untuk mengambil keputusan tentang tingkat penguasaan suatu
mata pelajaran atau topik, suatu prosedur harus digunakan untuk menentukan angka terendah
nilai ujian tersebut yang menunjukkan berbagai tingkat kemahiran (Kane, 1994). Mereka
kemudian mendasarkan nilai terendah untuk penguasaan atau kemahiran pada probabilitas
ini. Penentuan standar seperti ini lazim ditemukan dalam ujian pembirian izin dan juga dalam
banyak program akuntabilitas Negara bagian dan distrik.
2.4. Cara Menafsirkan Ujian Terstandarisasi
Setelah siswa mengikuti ujian berstandarisasi, biasanya ujian tersebut dikirimkan
untuk dinilai dengan computer ke kantor pusat atau penerbit ujian tersebut. Nilai mentah
siswa di ubah menjadi satu nilai yaitu seperti presentil, ekuivalen kelas, atau ekuivalen kurva
normal yang menghubungkan nilai siswa tersebut dengan nilai kelompok yang menjadi
norma ujian tersebut dipatok.
A. Nilai Presentil
Nilai presentil (Percentile Score) atau yang sering disingkat dengan % ILE
menunjukkan presentasi siswa dalam kelompok norma yang memperoleh nilai yang lebih
rendah dari pada nilai tertentu. Misalnya saja jika seorang siswa mencapai median kelompok
norma tersebut maka siswa tersebut akan mendapatkan presentil 50% karena nilainya
melebihi 50% dari nilai orang-orang lain dalam sekelompok norma tersebut.
B. Nilai Ekuivalen Kelas
Menghubungkan nilai siswa dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tingkat
tertentu atau nilai standar yang menghubungkan nilai mentah siswa dengan nilai rata-rata
yang diperoleh kelompok norma pada tingkatan kelas yang berbeda. Katakanlah suatu
kelompok norma mencapai nilai 70 maka nilai yang ditetapkan sebagai nilai ekuivalen kelas
adalah 5,0. Dan apabila suatu kelompok mendapatkan nilai 80 maka nilai ekuivalen kelas
ditetapkan menjadi 6,0. Mungkin ada juga seorang siswa kelas dapat mencapai 75, angka ini
berada di antara 5,0 dan 6,0 maka ekuivalen kelas dapat di tetapkan menjadi 5,5. Angka
setelah decimal dibaca bulan jadi nilai ekuivalen tersebut dibaca dengan 5 tahun 5 bulan. Dan
apabila siswa dalam ketida kelas lima maka seharusnya anak tersebut mempunyai nilai 5,3
(lima tahun tiga bulan).
Kelebihan ekuivalen kelas ini ialah nilai tersebut mudah ditafsirkan dan masuk akal
secara intuitif. Tetapi siswa tidak memperoleh kenaikan terus menerus dalam pencapaian dari
bulan ke bulan. Alasan lainnya nilai yang berada jauh dari tingkatan kelas yang diharapkan
tidak sesuai dengan kenyataannya. Misalnya saja seorang siswa kelas empat yang
memperoleh nilai ekuivalen kelas 7,4 sama sekali tidak siap untuk menghadapi pekerjaan
kelas tujuh. Nilai ini hanya berarti bahwa siswa kelas empat tersebut hanya menguasai
dengan lengkap pekerjaan kelas empat tersebut. Dan nilai ini sama dengan nilai yang
didapatkan seorang siswa kelas tujuh.
C. Nilai Standar
Beberapa jenis nilai menggambarkan hasil ujian sesuai dengan kedudukannya dalam
kurva normal. Kurva normal menggambarkan pendistribusian nilai dimana kebanyakan
masuk dekat pertengahan atau rata-rata dengan jumlah nilai yang lebih kecil secara simetris
tampak kalau kita makin jauh ke atas atau ke bawah pertengahan tersebut.
D. Defiasi Standar
Salah satu konsep penting yang terkait dengan pendistribusian normal ialah defiasi
standar (standart deviation) ukuran penyebaran nilai. Deviasai standar secara kasar ialah
jumlah rata-rata nilai yang berbeda dengan nilai tengah. Misalnya pertimbangkan saja kedua
kelompok ini.
BAB IV
PENUTUP
3.1. Simpulan
Ujian terstandarisasi menggambarkan ujian yang seragam dalam isi, penyelenggaraan,
dan penilaian. Oleh karena itu, dimungkinkan perbandingan hasilnya di seluruh ruang kelas,
sekolah, dan distrik sekolah. Ujian terstandarisasi mengukur kinerja atau kemampuan
masing-masing siswa terhadap standar atau norma yang telah ditentukan untuk banyak siswa
lain di distrik sekolah, negara bagian atau bangsa yang menjadi sasaran penyusunan masing-
masing ujian.
Ujian terstandarisasi mempunyai fungsi untuk pemilihan, penempatan, diagnosis,
evaluasi, dan peningkatan mutu sekolah. Jenis ujian terstandariasi yaitu ujian kecerdasan
(ujian intelegensia umum, pengukuran IQ, ujian kecerdasan multifkator), ujian pencapaian
acuan norma (ujian pencapaian, ujian diagnostic, ujian pencapaian bidang maa pelajaran),
ujian pencapaian acuan kriteria dan penentuan standar. Cara menafsirkan ujian terstandarisasi
anntara lain: nilai presentil, nilai ekuialen kelas, nilai standard dan deviasi standar.
Masalah yang terkait dengan ujian terstandariasi meliputi validitas, kehandalan,
ketidakadilan ujian dan penyelenggaraan ujian dengan komput
3.2 Saran
Contoh-contoh dalam pembahasan ujian terstandarisasi umumnya berasal dari barat,
sulit untuk mendapatkan text book dalam negeri. Adanya text book yang ditulis oleh penulis
dalam negeri dengan contoh lokal akan sangat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA