Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN FIQIH

METODOLOGI DAN EVALUASI DALAM MENGAJARKAN MATERI FIQIH


MI DAN PEMBELAJARAN FIQIH E-LEARNING.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Fiqih MI

Dosen Pengampu: M. Mas’ud Arifin S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh:

Irsa Lina Aulia (1190101047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM AZ-ZAYTUN INDONESIA
(IAI AL-AZIS)
GANTAR, INDAMAYU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Metodologi dan Evaluasi Dalam Mengajarkan Materi
Fiqih Mi, Ptk Fiqih, Pembelajaran Fiqih Efektif.” dengan tepat waktu.

Makalah Metodologi dan Evaluasi Dalam Mengajarkan Materi Fiqih Mi, Ptk Fiqih,
Pembelajaran Fiqih Efektif. disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Pembelajaran Fiqih
MI di Insitut Agama Islam Az-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS). Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Metodologi dan Evaluasi
Dalam Mengajarkan Materi Fiqih Mi, Ptk Fiqih, Pembelajaran Fiqih Efektif Kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Ustad M. Mas’ud Arifin S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Pembelajaran Fiqih MI. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 27 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................................4

1.2. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4

1.3. TUJUAN...........................................................................................................................5

BAB 2..............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

1. METODE PEMBELAJARAN FIQIH MI............................................................................6

2. EVALUASI PEMBELAJARAN FIQIH MI........................................................................7

3. PEMBELAJARAN E-LEARNING FIQIH MI..................................................................11

BAB 3............................................................................................................................................13

PENUTUP.....................................................................................................................................13

3.1. KESIMPULAN...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran disekolah dasar untuk membentuk
moral, akhlak, etika bagi peserta didik. Pendidikan agama di sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI),
hal ini diharapkan bisa menjadi pondasi dan dapat mengatasi dekadensi moral yang semakin
meraja lela, ternyata tidak bisa memenuhi harapan masyarakat, dan masalah ini menjadi
tanggung jawab kita bersama.

Keberhasilan dalam pembelajaran tidak bisa terlepas adanya Evaluasi dan Metode, karena
dalam mewujudkan suatu tujuan keberhasilan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan ada unsur-
unsur lain atas keberadaanya. Dengan demikian obyek mendasar keberhasilan suatu objek
mendasar keberhasilan suatu proses pembelajaran, hakikatnya dapat dilihat bagaimana Strategi
yang dipakai serta Metode dan yang diterapkan. Metode dan sistem pembelajaran dengan cara
membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai dengan organisasi dan interaksi
antara berbagai komponen yang saling berkaitan untuk pembelajaran siswa atausiswi didik

Pendidikan fiqih merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilainilai ajaran Islam
sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan
dalam praktik sejarah umat Islam. Dalam pendidikan fiqih evaluasi merupakan salah satu
komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan
Islam dan proses pembelajaran.

Pandemi Covid saat ini mengharuskan dunia pendidikan berhenti melakukan kegiatan
bertatap muka, kegiatan pembelajaran sekarang lebih sering menggunakan aplikasi E-Learning.
E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar
ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa Saja Metode Dalam Pembelajaran Fiqih?
2. Bagaimana Cara Mengevaluasi Pembelajaran Fiqih?
3. Bagaimana Agar Pelajaran Fiqih Menjadi Efektif?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui metode pembelajaran fiqih
2. Untuk mengetahui cara mengevaluasi pembelajaran fiqih
3. Untuk memahami cara atau metode untuk mengajar secara e-learning
BAB 2

PEMBAHASAN
1. METODE PEMBELAJARAN FIQIH MI

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam dunia pendidikan metode pembelajaran adalah
suatu faktor yang tidak boleh diabaikan, karena penggunaan metode akan mempengaruhi
tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Hubungan antara metode dan tujuan pembelajaran
merupakan hubungan sebab akibat, artinya yaitu apabila dalam menentukan metode
pembelajaran itu tepat, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik

Berikut jenis-jenis metode yang bisa digunakan untuk mengajar, diantaranya:

1. Metode ceramah adalah metode yang bisa dikatakan tradisional karena sejak dulu metode ini
telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam proses
belajar bengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaaktifan guru kepada anak didik,
tetapi metode ini tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran.

2. Metode diskusi adalah cara penyajian, dimana siswa siswi dihadapkan kepada suatu masalah
yang bisa berupa peryataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama, di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi interaksi antara dua
atau lebih yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi untuk memecahkan sebuah
masalah, diskusi ini bisa dilakukan dengan berbagai bentuk antara lain seminar, diskusi panel,
simposium dan lokakarya dan lain lain.

3. Metode tugas belajar adalah Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.
Penggunaan metode tugas untuk melatih siswa untuk belajar mengerjakan tugas sehinga siswa
diharapkan memperoleh suatu hasil, perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujan yang
telah ditentukan.

4. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan dengan memperagakan atau


mempertunjukkan kepada anak didik, atau proses situasi, atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Sedangkan metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa siswi harus
melakukan percobaan, dengan mengalami sendiri, membuktikan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamti objek, menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek keadaan atau suatu proses
sesuatu hal. Titik tekan pada metode demonstrasi terletak pada memperagakan bagaimana
jalanya proses tertentu. Sedangkan pada eksperimen adalah melakukan percobaan atau praktek
langsung atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Dalam pelaksanaan metode
demonstrasi dapat digunakan dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fiqh,
misalnya bagaimana berwudhu, bagaimana cara mengerjakan salat asar yang benar, sedangkan
metode eksperimen dapat digunakan misalnya mencoba menghafalkan ayat-ayat al Qur’an,
mencoba menuliskan yang benar dan sebagainya.

5. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan
yang perlu dijawab oleh anak didik. Metode tanya jawab dapat digunakan bila guru ingin
meninjau bahan pelajaran yang lampau serta melatih daya pemikiran siswa sehingga dapat
mengambil kesimpulan yang baik dan tepat. Dalam pelaksanaan metode tanya jawab dapat
diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran fiqih dan akhlak serta pokok pokok bahasa yang
lainya yang mengandung nilai tanya jawab seperti puasa, haji, mawaris dan lain lainya.

6. Metode latihan Siap (Drill) adalah suatu cara menyajikan bahan dengan cara melatih siswa
agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan.
Metode drill dimaksudkan agar pengetahuan siswa dan kecakapan tertentu dapat menjadi
miliknya dan dapat betul betul dikuasai. Dalam pelaksanaan metode drill dapat dilaksanakan
untuk melatih siswa agar terampil membaca al-Quran, latihan ibadah sholat dan berbagai topik
ysng lainya. Sedangkan ulanganya adalah salah satu alat untuk mengatur sejauh mana siswa telah
menguasai dan menyerap pelajaran yang telah diberikan.

2. EVALUASI PEMBELAJARAN FIQIH MI


Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan penilaian dan pengukuran keberhasilan
proses dan hasil belajar peserta didik yang terencana dilakukan oleh guru kepada siswa sesuai
dengan prosedur dan langkah-langkah evaluasi yang telah ada melalui proses dan jangka waktu
yang ditentukan. Evaluasi pembelajaran fiqih adalah kegiatan penilaian, pengukuran terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih yang diberikan guru Fiqih kepada peserta didiknya secara
sistematis dan terencana kearah tujuan-tujuan unit pelajaran Fiqih secara terbatas maupun
keseluruhan yang sudah diajarkan pada tahap waktu yang sudah ditentukan sekolah.

Teknik-Teknik dan Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

1. Teknik-Teknik Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

a. Teknik Tes

1) Pengertian Tes

Secara harfiah kata ―tes‖ berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum dengan arti: piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia‖ (maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan
dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis
dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes‖, ujian‖ atau percobaan.Tes
yaitu cara untuk mendapatkan hasil dari pengukuran atau perbandingan kemampuan yang
dimiliki antar dua orang atau lebih yang dilaksanakan secara sistematis dan mempunyai standar
objektif.

2) Penggolongan Tes

a. Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/Kemajuan


Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih

1) Tes Seleksi

Tes seleksi sering dikenal dengan istilah ―Ujian saringan‖ atau ―Ujian masuk‖. Tes ini
dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk
memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti
tes.

2) Tes Awal

Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana meteri atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh peserta didik. Tes ini dilakukan sebelum bahan pelajaran diberikan sehingga butir-butir soal
dibuat

dengan mudah-mudah.Setelah tes awal itu berakhir, maka sebagai tinjak lanjutnya adalah:
(a) jika dalam tes awal itu semua materi yang ditanyakan dalam tes sudah dikuasai dengan baik
oleh peserta didik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak akan diajarkan
lagi, (b) jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang
diajarkan adalah materi pelajaran yang belum cukup dipahami oleh peserta didik tersebut.

3) Tes Akhir

Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya oleh peserta didik.Isi atau materi tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang
tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini
dibuat sama dengan naskah tes awal. Dengan cara demikian maka akan dapat diketahui apakah
hasil tes akhir lebih baik ataukah lebih buruk daripada hasil tes awal. Jika hasil tes akhir itu lebih
baik daripada tes awal, maka dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan
berhasil dengan sebaik-baiknya.

4) Tes Diagnostik

Tes diagnostik (diagnostic test) adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat
jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan
diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut akan
dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat.

5) Tes Formatif

Tes formatif (formative test) adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah
sejauh mana peserta didik ―telah terbentuk‖ (sesuaidengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes
formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu
dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat
diselesaikan. Di sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah ―ulangan harian‖.Tindak
lanjut yang perlu dilakukan setelah diketahuinya hasil tes formatif adalah:

a. Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dangan baik, maka pembelajaran dilanjutkan
dengan pokok bahasan yang baru.
b. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan dengan pokok-pokok
bahasan baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai
oleh peserta didik.

6) Tes Sumatif

Tes sumatif (summative test) adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah ―ulangan
umum‖ atau EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakan untuk mengisi
nilai rapor atau mengisi ijazah.Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan
nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, sehingga dapat ditentukan:

a) Kedudukan dari masing-masing peserta didik ditengah-tengah kelompoknya.

b) Dapat atau tidaknya peserta didik untuk mengikuti program pengajaran berikutnya.

c) Kemajuan peserta didik, untuk diinformasikan kepada pihak orang tua, petugas bimbingan dan
konselin, lembaga-lembaga pendidikan lainnya atau pasaran kerja yang tetuang dalam bentuk
rapor atau ijazah.

b. Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis

1) Tes Intelegensi (Intellegency Test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

2) Tes kemampuan (Apttitude Test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.

3) Tes sikap (Attitide Test), yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap
dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.

4) Tes kepribadian (Personality Tes), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap
ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara
berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan-lain-lain.
5) Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test),
yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.

c. Penggolongan Tes Berdasarkan Jenis Tes yang digunakan

1) Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan alat penilaian yang dijawab oleh siswa secara tertulis. Tes tersebut berupa
: a) tes bentuk uraian, yaitu semua bentuk tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban dalam
bentuk uraian.

b) tes bentuk objektif, yaitu semua bentuk tes yang mengharuskan siswa memilih diantara
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, atau
mengisis jawaban pada kolom titik-titik yang disediakan.

2) Tes Lisan

Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan Tanya
jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan-kemampuan berupa proses berpikir siswa
dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggung jawabkan pendapat, penggunaan bahasa
dan pengusaan materi pelajaran.

3. PEMBELAJARAN E-LEARNING FIQIH MI


E-Learning (Electronik learning), proses pembelajaran jarak jauh dengan
menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi. Menurut Michael
Purwadi (2003) perangkat elektronik yang dimaksud dalam hal ini adalah perangkat elektronok
yang ada kaitannya dengan teknologi informasi dan komunukasu, E-learning adalah proses
pembelajaran yang difasilitasi dan didikung melalui pemanfaatan teknologi dan internet.

Sejak Maret tahun 2020 Indonesia terkena wabah virus yang berbaya. Memaksa seluruh
kehidupan berubah, begitupun dengan pendidikan. Aktivitas pembelajaran dihentikan dari tatap
muka menjadi Daring (Dalam Jaringan), pemerintah melarang sekolah beroperasi karena sedang
melawan virus dengan cara tidak bergerombol yang bisa mengakibatkan penularan yang cepat.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk


menghubungkan pengajar dengan peserta didik agar terciptanya interaksi yang menghasilkan
sebuah pembelajaran (Sadikin & Hamidah, 2020).
Pembelajaran jarak jauh (distance learning) untuk guru ini bertujuan untuk memberikan
siswa akses pembelajaran dan waktu selama dalam keadaan darurat Covid-19. Pembelajaran
jarak jauh ini dapat dilakukan secara daring (dalam jaringan), sehingga siswa dapat mengakses
materi dan sumber belajar tanpa kendala ruang dan waktu. Kegiatan pembelajaran interaktif ini
akan mendukung proses pembelajaran jarak jauh dan memudahkan penyebaran materi kepada
siswa. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh meliputi penyampaian materi, pemberian tugas dan
penilaian. Tahap akhir dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini
adalah penilaian hasil belajar, dalam hal ini adalah pada aspek kognitif siswa. Penilaian pada
pembelajaran dilakukan dalam bentuk kuis menggunakan Google Formulir. Pertanyaan dalam
bentuk pilihan ganda yang secara langsung dapat mempengaruhi respon siswa. media dari segi
pendidikan merupakan instrument yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan proses
belajar mengajar. Karena kehadirannya bisa langsung membekali siswa dengan dinamikanya
sendiri.

Kelebihan Pembelajaran E-Learning

1. Siswa bisa belajar dimana saja

2. Siswa bisa belajar kapan saja

3. Tugas bisa diunduh dan diunggah dimanapun

4. Lebih ramah lingkungan karena paperless

Dampak Negatif Pembelajaran E-Learning

1. Materi yang tidak disiapkan dengan baik membuat siswa bingung

2. Masih banyak daerah susah sinyal yang menyulitkan siswa terhubung ke internet

3. Guru harus menguasai aplikasi E-learning


BAB 3

PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Metode dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting karena dengan
penggunaan metode yang sesuai akan berhasilnya suatu tujuan pembelajaran. Maka dari itu
seorang guru harus bisa paham tentang karakter peserta didik sehingga ketika mengajar
metode yang digunakan sesuai dan bisa diterima dengan baik oleh peserta didik.

Selain metode untuk menunjang pembelajaran diperlukan juga evaluasi, evaluasi disini
bisa beruapa ulangan, praktek dll. Ini berguna agar guru tau seberapa jauh anak paham akan
materi yang selama ini diajarkan, melalui evaluasi guru dapat melakukan penilaian kepada
peserta didik.

E-learning sudah ada sejak dulu, e-learning ini berkaitan dengan teknologi komunikasi,
dengan adanya pandemic e-learning satu-satunya cara yang bisa dilakukan guru untuk bisa
tetap mengajar meski jarang jauh yangbsekarang biasa dikenal dengan daring (dalam
jaringan).
DAFTAR PUSTAKA
Aisida, S. (2019). PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
MODEL GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER. Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 205.

Chandrawati, S. R. (2010). Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. Jurnal Cakrawala


Pendidikan , 105.

Latifa, S. (2016). METODE PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FIQIH. Jurnal


Pendidikan, 101-102.

Sholihah, F. (2014). IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI


SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO KELAS XI. Jurnal Pendidikan, 23.

Utomo, K. B. (2018). Strategi dan Metode Pemebelajaran Pendidikan Agama Islam MI. Jurnal
Program Studi PGMI, 148.

Anda mungkin juga menyukai