Anda di halaman 1dari 12

METODE PENDIDIKAN

Farhatin Nafis
farhatinnafis@gmail.com
Nurul Fauziah
Fauziahnurul449@gmail.com
Muhammad Jiddan Romli
Jidanarroml@gmail.com
Adella Nur’ajizah
nurajizahadella2@gmail.com
Maulid Saddam Fisabil
maulidsf1619@gmail.com

Akmal Rizki Gunawan Hsb, S.Th.I, MA.


Universitas Islam 45 Bekasi
Abstract
Education is one of the human needs, because with human education can achieve
success in this world and the hereafter. With science, humans can distinguish between what
is true and what is false, and knowledge is a very noble one, because knowledge is a gift from
God Almighty for humans as a way to what is muttaqin. Education, both formal and
informal, all require methods as tools to teach students and make it easier for them to
achieve what they want. The educational method is a method used by educators that is
systematically structured to make it easier for someone or students to achieve the goals of
education and continue life.
Key Words: Education, Science, Methode of Education

Abstrak
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan asasi manusia, karena dengan
pendidikan manusia dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Dengan ilmu manusia dapat
membedakan mana yang haq dan yang bathil, dan ilmu adalah suatu yang sangat mulia, karna
ilmu adalah pemberian Allah swt bagi manusia sebagai jalan menuju yang muttaqin.
Pendidikan baik yang formal maupun yang informal semuanya membutuhkan metode sebagai
alat untuk mengajarkan peserta didik dan memudahkan mereka dalam mencapai apa yang
diinginkan. Metode pendidikan adalah suatu cara yang digunakan oleh pendidik yang disusun
secara sistematis untuk mempermudah seseorang atau peserta didik untuk mencapai tujuan
dari pendidikan dan melanjutkan kehidupan.
Kata Kunci: Pendidikan, Ilmu, Metode pendidikan

Pendahuluan Menurut Ibnu Khaldun, ilmu-ilmu


pengetahuan dalam kaitannya dengan
Pendidikan merupakan hal yang proses pendidikan, sangat tergantung pada
sangat penting di dalam kehidupan. guru dan bagaimana mereka
Dengan pendidikan manusia dapat mempergunakan berbagai metode yang
mengembangkan potensi yang ada di tepat dan baik. Oleh karena itu, guru wajib
dalam dirinya untuk menggapai cita- mengetahui faidah dari metode yang
citanya dan dapat melanjutkan tujuan digunakan (Ahmad, 1975:300). Mutu guru
kehidupannya. Namun untuk menggapai sangat terkait dengan kemampuannya
cita-citanya pasti memerlukan seorang memahami metode pendidikan dan
pendidik. keterampilan menggunakan metode
tersebut di depan para siswa, sehingga
Pendidik memiliki peran penting
proses pendidikan berlangsung efektif dan
untuk seseorang dapat mencapai cita-
menyenangkan. Menurut Chunaimah
citanya, maka dari itu pendidik harus
(1952: 177), metode mengajar berarti suatu
bekerja keras. Kerja kerasnya diiringi
cara yang harus dilalui untuk menyajikan
dengan kompetensi yang dimiliki oleh
bahan pengajaran agar tercapai tujuan
pendidik. Dengan memiliki kompetensi
pengajaran. Sedangkan Al-Abrasyi (h.
dengan baik maka akan menjadikan
257) berpendapat, metode mengajar adalah
seseorang atau peserta didik yang dapat
jalan yang kita ikuti untuk memberikan
mencapai cita-cita yang diinginkan.
pengertian kepada murid-murid tentang
segala macam materi dalam berbagai untuk mencapai tujuan pendidikan. Dan
pelajaran. menurut Ridwan Abdullah Sani metode
adalah cara menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
Pembahasan pembelajaran.
Metode adalah sebuah alat yang
A. Pengertian metode dipergunakan oleh seorang pendidik dalam
pendidikan proses pembelajaran untuk mencapai
Suatu pendidikan memerlukan tujuan pendidikan. Bahwa metode
adanya sarana dan prasarana yang mangandung arti adanya urutan kerja yang
menunjang untuk membuat pendidikan terencana, sistematis, dan merupakan hasil
dapat berlangsung dengan baik. eksperimen ilmiah untuk mencapai tujuan
Pendidikan terbagi menjadi dua yaitu yang telah direncanakan.
pendidikan formal maupun non formal, Metode pendidikan merupakan
keduanya memerlukan adanya metode suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk
pendidikan yang diterapkan oleh pendidik mencapai tujuan dalam kegiatan
secara tepat dan efektif. Metode pendidikan. Menurut Al-Syaibany seperti
pendidikan selalu berkaitan dengan proses yang dikutip oleh Samsul Nizar
pendidikan yaitu bagaimana cara menjelaskan bahwa metode pendidikan
melaksanakan kegiatan pendidikan agar adalah segala segi kegiatan yang terarah
mencapai tujuan pendidikan. yang dilakukan oleh guru untuk
Dalam Kamus Besar Bahasa memperjelas mata pelajaran yang akan
Indonesia kata metode berarti “cara teratur diajarkan, ciri-ciri perkembangan peserta
yang digunakan untuk melaksanakan suatu didik, dan suasana alam sekitarnya dan
kegiatan agar tercapai sesuai dengan yang tujuan membimbing peserta didik untuk
dikehendaki, cara kerja yang bersistem mencapai proses belajar yang diinginkan
untuk memudahkan pelaksanaan suatu dan perubahan yang dikehendaki pada
kegiatan guna mencapai tujuan yang tingkah laku mereka. Dan menurut Nur
ditentukan. Uhbiyati menjelaskan definisi metode
pendidikan sebagaimana yang telah dikutip
Metode dalam bahasa Arab disebut oleh Tatang S, bahwa metode pendidikan
dengan al-thariq artinya jalan yang adalah strategi yang relevan yang
dimaksud adalah sesuatu yang dilalui dilakukan oleh pendidikan untuk
supaya dapat sampai ke tempat tujuan. menyampaikan materi pendidikan kepala
Metode secara etimologis, berasal dari anak didik.
bahasa yunani, yaitu methodos. Kata ini
berasal dari dua kata yaitu metha yang Metode berfungsi mengolah,
berarti “melewati” atau “melalui”, dan menyusun, dan menyajikan materi
hodos yang berarti “jalan” atau “cara”. pendidikan agar materi pendidikan dapat
mudah di terima dan dipahami oleh anak
Sedangkan Metode secara Istilah, didik. Dengan demikian Metode
para ahli memberikan pendapat tentang Pendidikan merupakan suatu indikator
definisi metode, diantaranya yaitu; Hasan yang digunakan oleh pendidik sebagai alat
langgulung mengatakan pengertian metode untuk menyampaikan dan menciptakan
ialah seperti yang dikutip dari Ramayulis proses pembelajaran terhadap peserta didik
adalah cara atau jalan yang harus dilalui
sehingga dapat terwujud sebuah tujuan 2. Metode Pentahapan dan
pendidikan. Pengulangan
Disimpulkan bahwasanya metode Dalam menyampaikan ilmu-ilmu
pendidikan merupakan suatu mediator pengetahuan kepada peserta didik, Nabi
yang digunakan oleh pendidik sebagai alat Muhammad saw tidak serta merta
untuk menyampaikan dan menciptakan langsung memberikan semua bahan materi
proses pembelajaran terhadap peserta didik yang ada. Namun, beliau memberikan
sehingga tercapai nya inti dari sebuah (menstransfer) ilmu tersebut melalui
pendidikan. sistem pentahapan. Sehingga peserta didik
tidak mengalami kesulitan dalam
B. Metode-metode pendidikan memahami ilmu yang diberikan. Melalui
pada zaman Rasulullah metode pentahapan ini, peserta didik lebih
SAW dapat memahami materi yang disampaikan
secara maksimal daripada langsung tanpa
Berikut adalah metode-metode
sebuah pentahapan. Beliau menyampaikan
yang merupakan rangkuman dari berbagai
secara bertahap (sedikit demi sedikit)
macam metode pendidikan dan
hingga semua materi yang beliau ajarkan
pembelajaran yang diterapkan oleh Nabi
dapat diterima dan dipahami dengan
Muhammad saw dalam proses belajar
mudah dan lebih kuat dalam ingatan
mengajar;
peserta didik.
1. Metode Keteladanan
Rasulullah sangat memperhatikan
Sebagai seorang guru (pendidik urut-urutan pentahapan dalam
dan pengajar) harus dapat memberikan penyampaian bahan materi. Pada materi
keteladanan yang baik kepada peserta dasar, beliau ajarkan pada penyampaian
didiknya. Dalam tercapainya kualitas yang pada tahap awal. Setelah tersampaikan,
baik dalam pengajaran harus didasarkan beliau menyampaikan materi yang
pada akhlak dan tingkah laku dari seorang berikutnya, yang sesuai dengan urutan-
guru. Dasar kaedah ini adalah bahwa urutan materi yang akan diberikan oleh
pengajaran yang dilakukan melalui beliau. Bila peserta didik belum paham
keteladanan yang didapatkan oleh peserta akan sebuah materi maka Rasulullah tidak
didik dari gurunya lebih baik dari pada melanjutkan ke materi berikutnya sebelum
sekadar menyampaikan pemikiran melalui materi itu sudah peserta kuasai.
lisan kepada peserta didiknya. Begitu pula
3. Metode Tanya-Jawab dan
bila seorang guru yang hanya memberikan
Diskusi
nasehat-nasehat berupa akhlak yang mulia,
tetapi tingkah laku guru tersebut sangat Metode ini diterapkan oleh Nabi
berlawan dengan yang disampaikannya, Muhammad saw dalam rangka
dapat menimbulkan kegagalan dalam memberikan kesan perhatian kepada
memberikan keteladanan terhadap peserta peserta didik, memberikan motivasi, dan
didik. Sehingga untuk dapat dijadikan mengetahui potensi akal peserta didik
sebagai sebuah keteladan, seorang guru untuk dapat menjelaskan lagi apa yang
harus dapat memberikan pemikiran- telah peserta didik ketahui. Dan metode ini
pemikiran berupa nasehat-nasehat akhlak dapat dijadikan sebagai tolok ukur akan
serta mampu untuk mengaplikasikannya pemahaman yang dikuasai peserta didik
pada kepribadiannya. terhadap materi-materi yang telah
diberikan oleh Rasulullah (menyelami besar pengaruhnya pada perkembangan
sejauh mana tingkat kecerdasan dan psikologi anak.
pemahaman peserta didik).
Relevansi penyampaian kisah
Nabi Muhammad saw selalu dalam lingkungan pendidikan adalah
membuka lebar atas pengajuan pertanyaan sangat tinggi. Penyampaian kisah
dari peserta didik beliau dan Rasulullah merupakan teknik menyampaikan
senantiasa memberikan jawaban kepada informasi dan instruksi yang amat bernilai,
peserta didik beliau secara proposional dan seorang pendidik muslim mesti
(ringkas) atas pertanyaan-pertnyaan yang memanfaatkan potensi kisah atau cerita
peserta didik ajukan. Terkadang pula bagi pembentukan sikap, yang merupakan
Rasulullah memberikan jawaban kepada bagian esensial pendidikan Islam.
peserta didik secara panjang lebar. Hal ini
6. Metode Dialog
beliau lakukan bila hal tersebut dianggap
penting, agar peserta didik beliau dapat Metoda dialog (hiwar) mempunyai
mengetahui beberapa penjelasan tambahan dampak yang dalam bagi pembicara dan
atas jawaban dari pertanyaan peserta didik, juga bagi pendengar pembicaraan itu. Hal
dimana jawaban tambahan tersebut sangat ini disebabkan oleh beberapa hal :
berhubungan dengan jawaban yang Pertama, dialog itu berlangsung secara
ditanyakan dan sangat bermanfaat bagi dinamis karena kedua pihak terlibat
peserta didik beliau. langsung dalam pembicaraan. Kedua pihak
saling memperhatikan kebenaran dan
4. Metode Alat Peraga dan
kesalahan dapat terkoreksi. Kedua,
Eksperimen
pendengar tertarik untuk mengikuti terus
Metode pengajaran Rasulullah ini pembicaraan itu karena ia ingin tahu
adalah dengan cara mendemonstrasikan kesimpulannya. Ketiga, metoda ini dapat
sesuatu (alat peraga) oleh beliau ketika membangkitkan perasaan dan
hendak mengajarkan sesuatu. Dalam menimbulkan kesan dalam jiwa, yang
metode ini, cara yang beliau terapkan membantu mengarahkan seseorang
adalah dengan menunjukkan atau menemukan sendiri kesimpulannya.
mendemonstrasikan sesuatu yang menjadi Keempat, bila hiwar dilakukan dengan
objek pembahasan ke hadapan peserta baik, memenuhi akhlak tuntunan Islam,
didik beliau. Dengan metode ini, dapat maka cara berdialog, sikap orang yang
menarik perhatian peserta didik untuk terlibat, itu akan mempengaruhi peserta
lebih tergugah dalam memperhatikan apa sehingga pengaruh berupa pendidikan
yang sedang beliau ajarkan. Dan metode akhlak, sikap dalam berbicara dan
ini dapat lebih mempermudah peserta sebagainya.
didik untuk memahami materi-materi yang
sedang diajarkan oleh beliau. C. Tafsiran ayat-ayat Al-
Qur’an tentang pendidikan
5. Metode Kisah
Sangat banyak kisah yang ( QS. AL-MA’IDAH AYAT 67 )
mengandung nasihat, pelajaran dan ( Tafsir Ibnu Katsir )
petunjuk yang sungguh-sungguh sangat
efektif utnuk dipaparkan dalam interaksi
pendidikan. Kisah-kisah dan nasihat itu
jika disampaikan secara baik, akan sangat
‫ك َوإِ ْن‬
َ ِّ‫ك ِم ْن َرب‬َ ‫يَا أَيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َما أُ ْن ِز َل ِإلَ ْي‬ Abbas meriwayatkan, “jika kamu
َ ‫اس إِ َّن هَّللا‬
ِ َّ‫ص ُمكَ ِمنَ الن‬ ِ ‫لَ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ َوهَّللا ُ يَ ْع‬ menyembunyikan suatunayat yang
)٦٧( َ‫ال يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين‬ diturunkan kepadamu dari tuhanmu,
berarti kamu tidak menyampaikan risalah-
Nya.”
Artinya: ”Hai rasul, sampaikanlah
Firman Allah SWT, “Dan Allah
apa yang diturunkan kepadamu dari
melindungimu dari gangguan
Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan
manusia.”maksudnya adalah, Allah
(apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu
menyampaikan untuk menyampaikan
tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
risalah-Nya, sehingga Allah akan
memelihara kamu dari (gangguan)
melindungimu dari gangguan manusia,
manusia. Sesungguhnya Allah tidak
nenolongmu, dan membantumu dalam
memberi petunjuk kepada orang-orang
mengalahkan musuh-musuhmu serta
yang kafir”(QS Al-Ma’idah:67)
menenangkanmu atas mereka. Maka
Tafsir: janganlah kamu takut dan sedih. Tidak ada
gangguan seorang pun yang akan
Menurut penjelasan dari Ibnu menyentuhmu. Sebelum turun ayat ini
Katsir, Allah SWT berfirman sambil Nabi Muhammad SAW dijaga. Imam
mengkhitabi hamba dan rasulnya Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah RA
Muhammad SAW dengan ungkapan yang menceritakan, “pada suatu malam
“Rasul” dan menyuruhnya supaya Rasulullah SAW berjaga. Aku
menyampaikan seluruh perkara yang mendekatinya dan berkata, ‘wahai
dibawanya dari Allah SWT. Dan Nabi Rasulullah, ada apa?’ Beliau menjawab,
Muhammad SAW telah melaksanakan “aku berkeinginan ada orang baik hati dari
perintah itu dan menjalankan risalah sahabatku yang menjagaku pada malam
dengan sempurna. Sehubungan dengan hari.’ Tatkala aku bertanya demikian, tiba-
penafsiran ayat ini, Bukhari meriwayatkan tiba aku mendengar suara. Nabi bersabda,
dari ‘Aisyah, “ Barangsiapa yang ‘siapa itu?’ Orang iru berkata, ‘Saya Sa’ad
menceritakan kepadamu bahwa bin Malik’, Nabi bertanya, ‘Apa yang telah
Muhammad menyembunyikan sesuatu dari mendorongmu datang kesini?’ Dia
apa yang diturunkan Allah SWT menjawab, “Ya Rasulullah, saya datang
kepadanya, maka berdustalah orang itu, untuk menjagamu.’ Maka aku mendengar
dan dia berfirman, “Hai Rasul, dengkaur Rasulullah dalam tidurnya.”
sampaikanlah apa yang diturunkan Hadits ini dikemukakan dalam Shahihain.
kepadamu dari tuhanmu.”demikianlah
bunyi hadits itu secaara ringkas. Hadits ini Firman Allah SWT, “
dikemukakan oleh Bukhari-Muslim dalam Sesungguhnya Allah tidak memberi
Shahihain-Nya secara lengkap. petunjuk bagi kaum yang kafir.”
Maksudnya adalah sampaikanlah risalah
Kemudian firman Allah SWT, “dan itu olehmu dan Allahlah yang akan
jika kamu tidak mengerjakan, berarti kamu menunjukkan dan menyesatkan orang-
tidak menyampaikan risalah-Nya.” orang yang dikehendakinya.
Maksudnya, jika tidak menyampaikan
risalah kepada manusia, berarti kamu tidak ( QS. AN-NAHL AYAT 125-
menyampaikan risalah-Nya, sedangkan dia 128 ) ( Tafsir Al-Muyasar)
mengetahui akibat apa yang akan timbul
Ayat ke 125
jika tidak menyampaikan risalah itu. Ibnu
‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة‬ ُ ‫ا ْد‬
َ ِّ‫ع إِلِى َسبِي ِل َرب‬ yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi
‫ض َّل عَن‬ َ
َ ‫ك هُ َو أ ْعلَ ُم بِ َمن‬ َ َّ ْ
َ َّ‫َو َجا ِدلهُم بِالتِي ِه َي أحْ َسنُ إِ َّن َرب‬ jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah
ْ َ َ
َ‫َسبِيلِ ِه َوهُ َو أ ْعل ُم بِال ُم ْهتَ ِدين‬ yang lebih baik bagi orang-orang yang
sabar.”

Artinya: “Serulah (manusia)


kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah Tafsir:
dan pelajaran yang baik dan bantahlah
Jika kalian, wahai orang-orang
mereka dengan cara yang baik.
Mukmin, ingin menuntut balas terhadap
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
orang-orang yang telah menzhalimi kalian,
mengetahui tentang siapa yang tersesat
maka janganlah membalas melebihi
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
kezhaliman mereka terhadap kalian. Jika
mengetahui orang-orang yang
kalian bersabar, maka itu lebih baik bagi
mendapatpetunjuk.”
kalian di dunia dengan mendapatkan
kemenangan, dan di akhirat dengan
mendapatkan pahala yang besar.
Tafsir:
Berdakwahlah, wahai Rasul, yakni
Kami dan pengikutmu, kepada agama
Rabbmu dan jalan-Nya yang lurus, dengan
Ayat ke 127
cara bijak yang Allah wahyukan kepadamu
dalam al-Qur”an dan Sunnah. Berbicaralah ْ ْ‫ك إِالَّ بِاهّلل ِ َوالَ تَح‬
‫زَن َعلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫ص ْب ُر‬
َ ‫َواصْ بِرْ َو َما‬
kepada manusia dengan metode yang َ‫ق ِّم َّما يَ ْم ُكرُون‬ ٍ ‫ض ْي‬َ ‫ك فِي‬ ُ َ‫َوالَ ت‬
cocok bagi mereka, dan nasihatilah mereka
dengan nasihat yang baik, menjadikan
mereka senang dengan kebaikan dan Artinya: “Bersabarlah (hai
membuat mereka menyingkir dari Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu
keburukan. Debatlah mereka dengan melainkan dengan pertolongan Allah dan
metode debat yang terbaik, yaitu santun janganlah kamu bersedih hati terhadap
dan lemah lembut. Karena tugasmu (kekafiran) mereka dan janganlah kamu
hanyalah menyampaikan, dan kamu telah bersempit dada terhadap apa yang mereka
menyampaikan. Adapun memberi hidayah tipu dayakan.”
kepada mereka, maka ini wewenang Allah
semata. Dia lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia Tafsir:
lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. Bersabarlah,wahai Rasul, terhadap
gangguan yang menimpamu di jalan Allah
Ayat ke 126 hingga kelapangan datang kepadamu.
‫ُوا بِ ِم ْث ِل َما عُوقِ ْبتُم بِ ِه َولَئِن‬
ْ ‫َوإِ ْن عَاقَ ْبتُ ْم فَ َعاقِب‬ Tiadalah kesabaranmu itu melainkan
َ‫صبَرْ تُ ْم لَه َُو خَ ْي ٌر لِّلصَّابِرين‬
َ dengan pertolongan Allah, karena Dia-lah
yang menolongmu dan meneguhkanmu di
atas perkara tersebut. Janganlah bersedih
Artinya: “Dan jika kamu terhadap orang-orang yang menyelisihimu
memberikan balasan, maka balaslah dan tidak mau menerima seruanmu.
dengan balasan yang sama dengan siksaan Janganlah berduka terhadap makar dan
tipu daya mereka. Karena keburukannya seperti pohon yang buruk, yang telah
akan kembali kepada diri mereka sendiri. dicabut akar-akarnya dari permukaan
bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun
Ayat ke 128
(26). Allah meneguhkan (iman) orang-
orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di
ْ َ‫إِ َّن هّللا َ َم َع الَّ ِذينَ اتَّق‬
َ‫وا وَّالَّ ِذينَ هُم ُّمحْ ِسنُون‬ akhirat; dan Allah menyesatkan orang-
Artinya: “Sesungguhnya Allah orang yang zhalim dan Allah berbuat apa
beserta orang-orang yang bertakwa dan yang Dia kehendaki”(27).
orang-orang yang berbuat kebaikan.” Tafsir:
Tafsir: Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari
Ibnu Abbas tentang; Firman Allah:
Sesungguhnya Allah, dengan matsalan kalimatan thayyibatan
taufik, dukungan, penguatan dan (“Perumpamaan kalimat yang baik”) ia
pertolongan-Nya, bersama orang-orang mengatakan: “Yaitu kalimat laa ilaaHa
yang bertakwa kepada-Nya, dengan illallaaH.” Kasyajaratin thayyibatin
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi (“seperti pohon yang baik”) yaitu orang
larangan-Nya. Dia juga bersama orang- mukmin; ashluHaa tsaabitun (“akarnya
orang yang melaksanakan kewajiban- teguh”) ia mengatakan: “Tidak ada ilah
kewajiban dari-Nya dengan baik, yang haq selain Allah.”dalam hati orang
melaksanakan hak-hak-Nya, dan mukmin: wa far’uHaa fis samaa-i (“Dan
senantiasa menaati-Nya. cabangnya [menjulang] ke langit.”) ia
( QS. IBRAHIM 24-27 ) ( Tafsir mengatakan: “Dengan kalimat thayyibah
Ibnu Katsir ) itu, amal perbuatan orang mukmin
diangkat ke langit.”
‫ب هّٰللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة‬ َ َ‫اَلَمۡ تَ َر َك ۡيف‬
َ ‫ض َر‬
24﴿ ‫ت َّوفَ ۡر ُعهَا فِى ال َّس َمٓا ۙ ِء‬ ٌ ِ‫صلُهَا ثَاب‬ ۡ َ‫﴾طَيِّبَ ٍة ا‬ Adh-Dhahhak, Sa’id bin Jubair,
`Ikrimah, Mujahid dan mufassir lainnya
ُ ‫هّٰللا‬ ُ‫ض ِرب‬ ۡ َ‫تُ ۡؤتِ ۡۤى اُ ُكلَهَا ُك َّل ِح ۡي ۢ ٍن بِا ِ ۡذ ِن َربِّهَاؕ َوي‬ juga mengatakan, bahwa hal itu adalah
25﴿ َ‫يَتَ َذ َّكر ُۡون‬ ِ َّ‫﴾ااۡل َمۡ ثَا َل لِلن‬
ۡ‫اس لَ َعلَّهُم‬ perumpamaan amal perbuatan, perkataan
‫ۨاجتُثَّ ۡت ِم ۡن‬ ۡ ‫َو َمثَ ُل َكلِ َم ٍة خَ بِ ۡيثَ ٍة َك َش َج َر ٍة خَ بِ ۡيثَ ٍة‬ yang baik dan amal shalih orang mukmin
‫﴾فَ ۡو ِ اۡل‬ dan bahwa orang mukmin itu bagaikan
26﴿ ‫ار‬ ٍ ‫ض َما لَهَا ِم ۡن قَ َر‬ ِ ‫ق ا َ ۡر‬
pohon kurma; Amal baik orang mukmin
‫ت فِى ۡال َح ٰيو ِة‬ ‫يُثَب ُ هّٰللا‬
ِ ِ‫ِّت ُ الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا بِ ۡالقَ ۡو ِل الثَّاب‬ itu senantiasa diangkat baginya pada setiap
‫هّٰللا‬ ٰ ‫هّٰللا‬
‫ُضلُّ ُ الظّلِ ِم ۡينَ ۙ َويَ ۡف َع ُل ُ َما‬ ِ ‫ال ُّد ۡنيَا َوفِى ااۡل ٰ ِخ َر ِة ۚ َوي‬ saat, pada setiap kesempatan, pada waktu
)27( ‫يَ َشٓا ُء‬ pagi maupun petang.
Artinya: “Tidakkah kamu Al-Bukhari meriwayatkan dari
memperhatikan bagai-mana Allah telah Ibnu `Umar, ia berkata: “Kami sedang
membuat perumpamaan kalimat yang baik berada di samping Rasulullah saw, lalu
seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan beliau bersabda: “Sebutkanlah sebuah
cabangnya (menjulang) ke langit (24). pohon yang serupa atau seperti orang
(pohon) itu menghasilkan buahnya pada muslim yang daunnya tidak berjatuhan
setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan pada musim panas dan musim dingin dan
Allah membuat perumpamaan itu untuk menghasilkan buah setiap saat dengan izin
manusia agar mereka selalu ingat (25). Rabbnya.”
Dan perumpamaan kalimat yang buruk
Ibnu `Umar berkata: “Terdetik yang buruk seperti pohon yang buruk.”) ini
dalam hatiku bahwa pohon itu adalah merupakan perumpamaan kekafiran orang
pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar kafir yang tidak memiliki dasar dan
dan `Umar tidak berbicara, maka aku pun keteguhan, bagaikan pohon al-hanzhal
enggan berbicara. Karena tidak ada (yang buahnya pahit dan menyebabkan
seorang pun yang menjawab, maka mencret) atau dinamakan juga asy-
Rasulullah saw. bersabda: “Pohon itu syaryan.
adalah pohon kurma.”
Firman Allah: ijtuts-tsat (“yang
Setelah kami semua berdiri, aku telah dicabut dengan akar-akarnya,”)
berkata kepada `Umar: “Wahai ayah, demi diambil sampai akar-akarnya; min fauqil
Allah, sesungguhnya telah terdetik dalam ardli maa laHaa min qaraar (“Dari
hatiku pohon yang dimaksud adalah pohon permukaan bumi tidak dapat tetap [tegak]
kurma.” `Umar bertanya: “Mengapa kamu sedikit pun.”) Maksudnya, pohon itu tidak
tidak mengatakannya?” Aku menjawab: lagi punya akar dan tidak bisa berdiri tegak
“Aku lihat kalian tidak ada yang berbicara, dan teguh.
maka aku pun enggan berbicara atau
Demikian pula kekafiran, ia tidak
mengatakan sesuatu.” `Umar berkata:
punya dasar, tidak punya cabang dan amal
“Sungguh, bila engkau mengatakannya,
orang kafir tidak dapat diangkat dan sama
pasti aku lebih senang daripada begini dan
sekali tidak diterima Allah.
begitu.”
Allah meneguhkan orang-orang
Firman Allah: tu’tii ukuluHaa
Mukmin dengan kalimat Tauhid yang
kulla hiinin (“Pohon itu memberikan
kokoh, dengan iman yang sempurna di
buahnya pada setiap musim.”) Tampak
kehidupan dunia hingga mereka mati
dari susunan kalimat tersebut bahwa orang
sementara mereka tetap berpegang kepada
mukmin itu seperti sebuah pohon yang
iman, saat di alam barzakh di alam kubur,
selalu berbuah pada setiap waktu, pada
saat mereka ditanya, Allah meneguhkan
musim panas dan musim dingin, baik pada
mereka juga pada hari Kiamat. Allah
malam hari maupun pada siang hari.
menyesatkan orang-orang zalim dengan
Demikian pula seorang mukmin yang
kesyirikan dan kekufuran kepada Allah
senantiasa diangkat baginya amal
dari jalan kebenaran dan jalan lurus. Allah
perbuatan yang baik sepanjang malam dan
melakukan apa yang Dia kehendaki,
di penghujung siang pada setiap waktu,
menyesatkan siapa yang Dia hendak
setiap saat.
sesatkan dengan keadilan-Nya, memberi
Firman Allah: Bi-idzni rabbiHaa petunjuk kepada siapa yang hendak Dia
(“Dengan seizin Rabbnya,”) yakni secara beri petunjuk dengan karunia-Nya, tidak
sempurna, banyak, bagus dan penuh ada yang menekan Allah.
berkah. Wa yadlribullaaHu amtsaala
( QS. AL-A'RAF AYAT 175-
linnaasi ‘alallaHum yatadzakkaruun
177 )
(“Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya Ayat ke 175
mereka selalu ingat.”)
‫َوا ْت ُل َعلَ ْي ِه ْم نَبَأ َ الَّ ِذي آتَ ْينَاهُ آيَاتِنَا فَا ْن َسلَ َخ ِم ْنهَا‬
Firman Allah: wa matsalu ِ ‫فَأ َ ْتبَ َعهُ ال َّش ْيطَانُ فَ َكانَ ِمنَ ْالغ‬
َ‫َاوين‬
kalimatin khabiitsatin kasyajaratin
khabiitsatin (“Dan perumpamaan kalimat Artinya: “Dan bacakanlah kepada
mereka berita orang yang telah Kami
berikan kepadanya ayat-ayat Kami
(pengetahuan tentang isi Al Kitab),
Tafsir:
kemudian dia melepaskan diri dari pada
Pada ayat ini Allah Swt mengatakan,
ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan
"Sesungguhnya Kami ingin meninggikan
(sampai dia tergoda), maka jadilah dia
derajatnya, akan tetapi dia lebih condong
termasuk orang-orang yang sesat.”
kepada dunia yang hina. Padahal, Kami
telah menyediakan jalan baginya untuk
terus naik menuju kesempurnaan dan tidak
Tafsir:
bersedia untuk memisahkan diri dari ikatan
Ayat ini menyinggung kisah tentang
materi dan duniawi. Karena itu, dia
seorang alim dan cendikia dari Bani Israil
terjebak dalam perangkap setan dan
bernama Bal'am Ba'ura. Pada awalnya, dia
tersesat, sehingga apa saja yang
termasuk dalam barisan orang-orang yang
sebelumnya dia peroleh menjadi lenyap
beriman dan merupakan salah satu sahabat
dan hilang musnah sama sekali."
dekat Nabi Musa as. Akan tetapi karena
bisikan dan godaan setan yang terus Al-Quran al-Karim menyebut
menerus akhirnya dia menerima bujuk orang-orang yang lupa daratan bagaikan
rayu keluarga kerajaan Fir'aun. Iming- binatang berkaki empat. Bahkan, para
iming hadiah, gemerlapnya dunia, serta ulama, ilmuan atau cendikiawan yang
kebesaran istana Fir'aun membuatnya lupa terpedaya oleh jebakan setan
daratan, dan akhirnya berbalik melawan diumpamakan sebagai anjing yang
Nabi Musa as. Dan para pengikutnya senantiasa menjulurkan lidahnya, seakan
peristiwa ini disebutkan dalam kitab sifat rakusnya tak pernah habis. Kerakusan
Taurat, Perjalanan Bilangan, bab 22. untuk memperoleh harta dan kedudukan
yang lebih besar dan lebih tinggi adalah
kerakusan yang bersumber dari
Ayat ke 176 kesombongan. Nabi Muhammad Saw
bersabda, "Meskipun seseorang memiliki
ِ ْ‫َولَوْ ِش ْئنَا لَ َرفَ ْعنَاهُ بِهَا َولَ ِكنَّهُ أَ ْخلَ َد إِلَى األر‬
‫ض‬ ilmu dan pengetahuan yang banyak,
َْ‫ث أو‬ ْ ِ ‫َواتَّبَ َع ه ََواهُ فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل ْال َك ْل‬
ْ َ‫ب ِإ ْن تَحْ ِملْ َعلَ ْي ِه يَله‬
namun bila ilmu tidak memberikan
ِ ‫ك َمثَ ُل ْالقَوْ ِم الَّ ِذينَ َك َّذبُوا بِآيَاتِنَا فَا ْقص‬
‫ُص‬ َ ِ‫ث َذل‬ ْ َ‫تَ ْت ُر ْكهُ يَ ْله‬
petunjuk kepada dirinya, maka ilmu itu
َ‫ص لَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬
َ ‫ص‬ َ َ‫ْالق‬ akan membuat ia semakin jauh dari Allah
Swt."

Artinya: “Dan kalau Kami Ayat ke 177


menghendaki, sesungguhnya Kami
‫َسا َء َمثَال ْالقَوْ ُم الَّ ِذينَ َك َّذبُوا بِآيَاتِنَا َوأَ ْنفُ َسهُ ْم‬
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat ْ
َ‫َكانُوا يَظلِ ُمون‬
itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Artinya: “Amat buruklah
maka perumpamaannya seperti anjing jika perumpamaan orang-orang yang
kamu menghalaunya diulurkannya mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada
lidahnya dan jika kamu membiarkannya diri mereka sendirilah mereka berbuat
dia mengulurkan lidahnya (juga). zalim.”
Demikian itulah perumpamaan orang-
orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah- Tafsir:
kisah itu agar mereka berfikir.” Setelah menjelaskan peristiwa yang
menimpa Bal'am Ba'ura, al-Quran Metode Tanya-Jawab, Metode Diskusi,
menjelaskan sebuah prinsip umum bahwa Metode Eksperimen, Metode Dialog,
siapapun yang mendustakan ayat-ayat Metode Kisah.
Allah, pasti akan memperoleh celaka. Al-
Pertama, Q.S AL-MAIDAH
Quran juga menyatakan bahwa orang-
AYAT 67, seorang pendidik atau guru
orang yang mendustakan ayat-ayat Ilahi
harus mampu menyampaikan amanah
sesungguhnya sama sekali tidak
berupa ilmu yang telah dimiliki kepada
memberikan pukulan apa pun kepada
peserta didiknya dengan baik dan tidak
Allah. Sebaliknya, perbuatan mereka itu
setengah-setengah. Supaya ilmu yang
akan memukul diri mereka sendiri. Orang-
disampaikan oleh pendidik atau guru
orang seperti itu akan dijauhkan dari
menjadi bermanfaat dan barokah. Kedua,
rahmat dan anugerah Ilahi. Meskipun
Q.S AN-NAHL AYAT 125, pada ayat ini
Allah berkuasa untuk memberi petunjuk
Allah SWT memberikan pedoman kepada
atau menyesatkan manusia, namun semua
Rasul-Nya tentang cara supaya mereka
itu akan dilakukan dengan perhitungan dan
mengajak dan menyeru kepada manusia di
pertimbangan atas perilaku manusia itu
jalan Allah. Ketiga, Q.S AN-NAHL
sendiri. Allah Swt adalah Tuhan yang
AYAT 126, menjelaskan bahwa orang-
Maha Penyayang dan Maha Bijaksana,
orang mukmin itu ingin menuntut balas
sehingga tidak akan berbuat zalim kepada
tidak melebihi kezhaliman mereka
hamba-Nya. Orang yang ingkar dan sesat
terhadap kaum yang terzhalimi. Kelima,
adalah orang yang berbuat zalim kepada
Q.S AN-NAHL AYAT 128 menegaskan
dirinya sendiri.
bahwa dia selalu ada bersama-sama orang
PENUTUP yang bertakwa dan orang-orang berbuat
kebaikan sebagai penolong mereka.
Metode berasal dari 2 perkataan Keenam,Q.S IBRAHIM AYAT 24-27
yaitu meta yang artinya melalui dan hodos menjelaskan bahwa Allah menciptakan
yang artinya jalan atau cara.Jadi metode pohon untuk menghasilkan buahnya
artinya suatu jalan yang dilalui untuk disetiap waktu dan membuat
mencapai tujuan. Selain pendapat perumpamaan yang baik seperti pohon
mengenai pengertian dari pendidikan islam yang baik yang diibaratkan seperti orang
antara lain dikemukakan oleh Ahmad mukmin yang mempunyai keimanan yang
Tafsir yang mendefinisikan pendidikan kokoh yang selalu memberikan manfaat
islam sebagai bimbingan yang diberikan bagi orang lain. Ketujuh, Q.S AL-A’RAF
oleh seseorang agar ia berkembang secara AYAT 175-177, menjelaskan bahwa Allah
maksimal sesuai dengan ajaran islam. SWT telah melekatkan pada diri manusia
Metode pendidikan merupakan pengetahuan tentang keesaan-
suatu mediator yang digunakan oleh Nya,sehingga dia menjadi alim atas dalil-
pendidik sebagai alat untuk menyampaikan dalil tersebut.
dan menciptakan proses pembelajaran
terhadap peserta didik sehingga tercapai
nya inti dari sebuah pendidikan.
Jenis-jenis Metode Pendidikan
pada Zaman Nabi Muhammad SAW,
diantaranya yaitu: Metode Keteladanan,
Metode Pentahapan dan pengulangan,
DAFTAR PUSTAKA
Nizar samsul, Zainal effendi, Hadis Tarbawi, Kalam Mulia, Jakarta, 2015.
Hermawan Haris, Filsafat Pendidikan Islam, Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama, Jakarta, 2012.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa:
Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012). Cet. IV, h. 910.
Mastur Faizi, Ragam Metode Mengajarkan Eksakta Pada Murid, (Jogjakarta: DIVA
Press, 2013). Cet I, h. 12.
Ibid
Ramayulis, Dasar-dasar kependidikan suatu pengantar ilmu pendidikan, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2015). Cet. I, h. 264.
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet.
II, h. 90.
Ramayulis, loc. cit.
Reverensi: http://jhodymrazbraine.blogspot.com/2015/04/tafsir-pendidikan-dalam-
surah-al.html
Reverensi: https://ibnuumar.sch.id/tafsir-al-muyasar-surat-an-nahl-121-128/
Reverensi: https://alquranmulia.wordpress.com/2015/09/24/tafsir-ibnu-katsir-surah-
ibrahim-ayat-24-26/
Reverensi: http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/1120-tafsir-al-quran-surat-
al-araf-ayat-175-178-

Anda mungkin juga menyukai