Anda di halaman 1dari 11

TUJUAN PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi

Disusun oleh:
KELOMPOK III
Siti Nurpah
NPM : 1810110083
Rahimatul Husna
NPM : 1810110082

Dosen Pengampu : Sakban Lubis, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM & HUMANIORA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat inayah serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam semoga kita
mendapatkan syafa’at di hari akhir nanti. Amin. Makalah ini di buat sebagai tugas Mata
Kuliah Tafsir Tarbawi Fakultas Agama Islam dan Humaniora. Terima kasih kami ucapkan
kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Dan terkhusus untuk teman-teman
saya yang selalu memberikan saya motivasi dalam hal apapun. Saya sadar bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh sekali dari sempurna. Karenanya, kritik dan saran anda
sangat saya butuhkan demi memperbaiki di pembuatan makalah mendatang. Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan bagi pembaca pada
umumnya.

Medan, 07 November 2019


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan oleh malaikat jibril kepada nabi
Muhamad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang
membacanya termasuk nilai pahala. Prinsip pendidikan dalam Al-Qur’an sudah digambarkan
oleh dakwah nabi yang meliputi Mahabbah, Ikhlas, di dalam Al-Qur’an pun banyak ayat
yang menerangkan tujuan pendidikan seperti hal nya surat At-taubah ayat 122, Al-Nahl ayat
90-91, Saba ayat 28, surat Adzariyat ayat 56 dan 58 dan surat Shaad ayat 29 itu semua adalah
termasuk bagian terkecil dalam Al-Qur’an, karena masih banyak lagi ayat yang menerangkan
tujuan pendidikan. Dengan memegang teguh terhadap tiga prinsip dahwah nabi maka akan
sampai pada tujuan pendidikan yang sesuai dengan Al-Quran.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana tujuan pendidikan dari Qs. At-Taubah ayat 112?
2) Bagaimana tujuan pendidikan dari Qs. An-Nahl ayat 90 dan 91?
3) Bagaimana tujuan pendidikan dari Qs. Saba ayat 28?
4) Bagaimana tujuan pendidikan dari Qs. Adz-Zariyat ayat 56 dan 58?
5) Bagaimana tujuan pendidikan dari Qs. Shaad ayat 29?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surat At-Taubah
1) Ayat dan Terjemah

Artinya: mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji, yang
melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat
Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin
itu.
2) Penjelasan Ayat
Ayat ini menggambarkan sifat orang muslim yang suka bai’at/ jual beli itu. Mereka
adalah manusia-manusia istimewa. Ada sifat yang berkaitan dengan diri Mereka secara
perorangan ketika berhadapan dengan Allah swt, ada juga sifat yang melukiskan perasaan
jiwa maupun kegiatan anggota badan mereka. Adalagi sifat dan sikap mereka yang berkaitan
dengan janji setia itu dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka itu adalah para yang bertaubat,
baik karena dosa yang jelas yang telah mereka lakukan maupun hanya karena kekhawatiran
adanya dosa juga, para pengabdi, yang melakukan ibadah dngan sungguh-sungguh dan
bersinambung, para pemuji (Allah), yang mengakui anugrah-Nya dan mensyukuri, para
pelawat yang melakukan perjalanan di bumi, baik untuk berjihat menuntut ilmu maupun
untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam raya peruku’, para
pesujud, yakni yang melakukan shalat yang kegiatan utamanya adlah ruku’ dan sujud, atau
mereka yang tunduk dan patuh kepada Allah swt, para penyuruh ma’ruf, yakni kegiatan yang
diakui kebaikannya oleh agama dan adat istiadat masyarakat, dan para pencegah para
pemelihara, yakni pelaksana dengan baik dan tekun hokum-hukum Allah, adapun hokum dan
ketetapan-Nya. Dan jika demikian, gembirakanlah orang-orang mukmin yang menyandang
sifat-sifat ini.
Anda lihat ayat di atas menyebutkan taubat sebagai sifat pertama yang disandang oleh
para pejuang itu. Ini karena memang jalan menuju Allah harus dimulai dengan membersihkan
diri dari segala noda, sedang hal ini tidak bisa dilakukan tanpa taubat. Setelah menyebut
taubat, disusul dengan ibadah dalam pengertian umum., dan karena ibadah dan keberagamaan
dibuktikan antara lain dengan pengakuan, maka yang disebut ibadah adalah pengakuan yang
berupa pujian. Pujian harus bersumber dari hati dan kenyataan yang harus disadari, maka
yang disebut setelahnya adalah perjalanan di muka bumi dalam rangka melihat kenyataan
serta melihat betapa banyak nikmat Allah yang harus diakui dan dipuji, dan ini pada akhirnya
akan mengantar seseorang ruku’ dan sujud shalat, patuh lagi tunduk kepada Allah
swt. Karena kepatuhan harus dilakuakan oleh semua makhluk bukan terbatas pada diri
seseorang, maka sifat berikutnya adalah upaya mengukuhkan kebaikan dan melurskan
kesalahan dengan memerintah memerintah yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Dan
jika ini semua dilakuakan akan mengantarkan seseorang memelihara semua hokum dan
ketentuan Allah.

Thabathaba’I berpendapatlain. Menyangkut keserasian penyebutan sifat-sifat di atas.


At-ta’ibun adalah yang kembali menuju Allah. Yang mengabdi padaNya. Sehingga mereka
menjadi pengabdi . pengabdi itu bermula dengan lidahnya, sehimgga mereka menjadi pemuji,
juga dengan kakinya sehingga menjadi para pelawat. Dari satu tempat ke tempat yang lain.
Serta beribadah dengan badannya, ruku’ dan sujud sehingga menjadi para peruku’ dan
pensujud. Itulah keadaan mereka jika ditinjau dari kesendirian mereka. Tetapi jika ditinjau
dari segi kebersamaan maka mereka menjadipenyuruh amar ma’ruf nahimungkar.selanjutnya
naik dalam keadaan sendiri atau bersama, mereka selalu melaksanakan dan memelihara
hukum-hukum Allah.

B) Tafsir Qs. An-Nahl Ayat 90 dan 91


1) Ayat dan Terjemahnya
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran
91. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat.

2) Penjelasan Ayat
Penjelasan Qs. An-Nahl ayat 90
Ayat ini dinilai oleh para pakar sebagai ayat yang paling sempurna penjelasan dalam
aspek kebaikan dan keburukan. Di dalam ayat ini allah menekankan pesan-pesan bahwa
sesungguhnya Allah secara terus menerusmemerintahkan siapapunn diantara hamba-
hambaNya untuk berlaku adil dalam sikap, ucapan, dan tindakan, walau terhadapdiri sendiri
dan menganjurkan berbuat ihsan, yakni yang lebih utama dari keadilan, dan juga pemberian
yang dibutuhkan dan sepanjang kemampuan dengan tulus kepada kerabat, dan Allah
melarang segala macam dosa, lebih-lebih perbuatan keji yang amat tercela oleh agama dan
akal sehat seperti zina, homoseksual, dan lain-lain. Demikian juga kemungkaran yaitu hal-hal
yang bertentangan dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan melarang
juga penganiayaan, yaitu segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran. Dengan perintah
dan larangan ini Allahmemberi pengajaran dan bimbingan kepada kamu semua, menyangkut
segala aspek kebajikan agar kamu dapat selalu ingat dan mengambil pelajaran yang berharga.
Penjalasan Qs. An-Nahl ayat 91

Ayat ini memerintahkan untuk selalu menepati perjanjian yang telah kamu
ikrarkandengan Allah apabila kamu membatalkan sumpah-sumpah sesudah kamu
meneguhkannya, yaitu perjanjian-perjanjian yang kamu akui di hadapan Allah swt. demikian
juga sumpah-sumpah yang menyebut namanya . bagaimana kamu tidak harus menepatinya
sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksi dan pengawas atas diri kamu terhadap
sumpah-sumpah dan jani-janji itu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat,
baik niat, ucapan,maupun tindakan, dan baik janji, sumpah dan sebagainya baik yang nyata
maupun yang rahasia.

C) Qs. Saba Ayat 28


1) Ayat dan Terjemah

28. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.

2) Penjelasan Ayat
Setelah membuktikan keesaan Allah dan menampilkan sembahan-sembahan dan
kepercayaan kaum musyrikin, ayat diatas beralih guna membicarakan kenabian nabi
Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa Allah yang maha Esa dan kuasa itu, telah
mengutus Rasulnya ddengan membawa bukti kebenaran yaitu Al-Qur’an. Ayat diatas tidak
lagi menggunakan bentuk perintah untuk menyampaikan fungsi nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana bentuk periintah pada ayat-ayat yang lalu. Ini agaknya untuk mengingatkan
beliau betapa besar anugerahnya sekaligus mengingatkan kepada seluruh manusia betapa
tinggi kedudukan Rasul SAW di sisi Allah SWT.

Ayat ini dipahami oleh Taba Taba’i sebagai ayat yang mengandung argumnetasi
tentang keesaan Allah SWT. Ulama ini menulis bahwa risalah atau pengutusan para nabi
merupakan salah satu keniscayaan keesaan Allah. Karena Tuhan selalu memperhatikan dan
mengurus hamba-hambanya serta mengtur mereka menuju kebahagiaan. Keutamaan rislah
Nabi Muhammad SAW dimana beliau merupakan utusan Allah bukan utusan selainnya. Hal
ini membuktikan bahwa Tuhan tidak lain kecuali Allah. Seandainya ada Tuhan lain tentu
yang lain itu akan mnegutus utusannya kepada sebagian masyarakat umat manusia. Dalam
konteks ini sayyidina Ali R.a. berkata: “seandainya Tuhanmu memiliki sekutu pastilah
Rasul” sekutunya “itu datang juga menemui anda”. Selanjutnya Taba’ Taba’i memahami
firmanNya: tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui dalan arti kebanyakan manusia
tidak mengetahui bahwa keterbatasan sumber pengutusan Rasul-rasul hanya dari Allah yang
maha Esa, merupakan bukti keterbatasan ketuhanan hanya pada Allah SWT semata-mata.
D) Surat Adz-Dzariyat ayat 56
1) Ayat dan Terjemah

Artinya:”dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepadaku
2) Penjelasan ayat
Mengapa manusia harus bangkit berlari dan bersegera menuju Allah. Ayat diatas
menyatakan dan akan tidak menciptakan jin dan manusia untuk satu manfaat yang kembali
kepada diriku. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan atau kesudahan
aktivitas mereka adalah beribadah kepadaku.

E) Surat Adz-Dzariyat ayat 57-58


1) Ayat dan Terjemah

Artinya: “aku tidak menghendaki dari mereka sedikit rezeki pun dan aku tidak menghendaki
mereka memberi aku makan. Sesungguhnya Allah, dialalah maha pemberi rezeki, lagi
pemilik kekuatan yang sangat kokoh”

2) Penjelasan Ayat
Ayat yang lalu menekankan bahwa tujuan penciptaan adalah beribadah kepada allah
semata-mata, tidak kepada siapa pun dan apapun selainya. Ini mengundang penekanan
tentang perananya sebagai sumber pemberi rezeki pemilik kekuatan yang sangat kokoh. Ayat
–ayat diatas menyatakan: aku tidak menghendaki kapan dan dalam situasi dalam keadaan
apapun dari mereka sedikit rezeki rezeki pun karena aku tidak memmbutuhkan sesuatu dan
aku tidak meghendaki mereka memberi aku makan seperti berhala-berhala mereka sembah,
sesungguhnya Allah, dialah saja maha pemberi rezeki yakni berulang-ulang lagi banyak kali
memberi rezeki setiap hidup lagi pemilik kekuatan yang sangat kokoh.
F) Surat Shod ayat 29
1) Ayat dan Terjemah

Artinya: “sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu, penuh berkah, supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran yang cerah
mendapat pelajaran”

2) Penjelasan Ayat
Penjelasan tentang hakikat diatas diuraikan Allah melalui para nabi dan kitab-kitabnya
antara lain yang diturunkan kepada nabi Muhamad SAW. Karena itu ayat diatas menegaskan
bahwa: Al-Qur’an yang engkau sampaikan wahai Nabi Muhamad adalah sebuahh kitab yang
kami turunkan kepadamu. Ia penuh dengan berkah supaya mereka yakin umat manusia
seluruhnya-khususnya yang tidak percaya memperhatikan ayat-ayatnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan pendidikan islam yang tertuang dalam Al-Quran adalah supaya manusia
Beribadah Kepada tuhannya, dengan di bantu dengan tujuan tujuan yang lainnya seperti
halnya tujan dalam sekolah vormal maupun non vormal, tujuan dalam pembelajaran supaya
anak-anak menerima ilmu dari guru dengan mudah dan tujuan pendidikan yang seperti inilah
yang kita cari, karena dari sinilah bisa mencerdaskan peserta didik pada khususnya dan
masyarakat sebagai umumnya. Dari sinilah akan tercapai tujuan pendidikan yang kita
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Quraish Shihab, M. 2007. Tafsir Al-Misbah. Tangerang: Lentera Hati


Showi Maki, Muhamad. Hasiyah Alawiyah Showi Ala Tafsir Jalalain.
Sholeh. Dahlan. DKK. 2009. Azbabul Nuzul. Bandung: Cv Penerbit Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai