Anda di halaman 1dari 10

METODE PENAFSIRAN ERA TABI’IN:

TAFSIR MUJAHID IBN JABAR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manahij al-Mufassirin


Yang diampu oleh ibu Masyitha Mardhtilah, S.Th.I M.Hum

Oleh:

Romzi Ariza

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas karunia nikmat yang
telah diberikan kepada kami sehingga kami menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Manahij
al-Mufassirin yang diampu oleh ibu Masyitha Mardhtilah, S.Th.I M.Hum
Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad saw. yang telah mengangkis kita dari cahaya yang gelap menuju cahaya yang
terang benderang yakni adanya iman dan Islam. Kami membuat makalah ini dengan maksud
dan tujuan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga menjadi
muslim yang ungggul ilmu dan profesional.
Kami menyadari bahwa makalah yang berjudul “Metode Tafsir Era Tabi’in: Tafsir
Mujahid bin Jabar” ini, masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan isi yang
kurang tepat. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami harapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 24 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Karakteristik Metodogis Tafsir Era Tabi’in...................................................................2

B. Mengenal Profil Mujahid Ibn Jabar dan Peran Dalam Penafsiran A-Qur’an.................3

C. Mengenal metode Tafsir Mujahid Dengan Madrasah Tafsir.........................................4

BAB III PENUTUP....................................................................................................................7

A. Kesimpulan.....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Generasi sahabat Nabi merupakan generasi yang telah sukses
menjalankan misinya. Bukti kesuksesan tersebut terialisasi ketika mereka
berhasil mendidik bebeapa murid dari generas tabi’in yang kepopulerannya
tidak jauh berbeda degan guru-gurunya, mufassir pada generasi tabi’in tidak
semua memiliki intekrasi dan kemmpuan yang sama dalam menafsirkan Al-
Qur’an, sehingga dari buah penafsirannya menghasilkan pemahaman yang
berbeda-beda.
Mengacu pada realitas zaman sekarang, generasi pemuda Islam
tidakbanyak yang mengenal tafsir karaya generas ketiga dalam dunia Islam,
padalah karya tafsir pada masa ini merupakan bagian darai khasanah
keilmuan Islam yang dangan fundamental dan bepengaruh kepada generasi
berikutnya, mayoritas seorang yang bergelut di dunia tafsir, khususnya
generasi Islm masa kini hampir tidak mengenal tafsir Mujahid bin Jabar,
baik secara umum maupun secara spesifik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Metodogis Tafsir Era Tabi’in?
2. Bagaimana Profil Mujahid Ibn Jabar dan Peran Dalam Penafsiran Al-
Qur’an.?
3. Bagaimana metode Tafsir Mujahid Dengan Madrasah Tafsir?
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengtahui Karakteristik Metodogis Tafsir Era Tabi’in.

2. Untuk mengtahui Profil Mujahid Ibn Jabar dan Peran Dalam Penafsiran
Al-Qur’an.

3. Untuk mengtahui metode Tafsir Mujahid Dengan Madrasah Tafsir.

ii
i
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Metodogis Tafsir Era Tabi’in

Secara umum Tafsir Tabi’in tidak beda jauh dengan Penfsiranyan


dilakukan sahabat. Metode mereka dibangun atas: menafsirkan Al-Qur’an
dengan Al-Qur’an, menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah, menafsirkan
Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat. Hal ini mereka lakukan dengan
cara merujuk dan mendahuluknnya dibanding pendapanya sendiri, karena
mereka mempelajari tafsir dari ara sahabat yang mendapatkan tafsir langsung
dari Rasulullah. Kemudian memahami dan ijtihad mereka sendiri, hal ini
mereka lakukan jika mereka tidak menemuka penafsiran dari Al-Qur’an itu
sendiri, dari As-Sunnah dan dari pendapat sahabat. Selanjutnya dengan
pernyataan-pernyataan Ahl Kitab dari kalangan yahudi dan nasrani yang
telah masuk Islam.1

Bila kita lihat secara garis besar penafsiran yang dilakukan oleh Tabi’in,
maka tidakada perbedaan yang jauh dengan ciri penafsiran Sahabat, adapun
perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. Masukny unsur-unsur Israiliyyat dalam Tafsir mereka, hal tersebut


karena banyaknya ahli kitab yang masuk Islam.

2. Tafsir menjadi terpelihara dengan cara riwayat dan pertemuan. Dimana


setiap penduduk masing-masing negri senantiasa berpegang teguh pada
riwayat yang berasal dari Imam-imam di negrinya.

3. Pada masa ini sudah mulai tanpak perbedan mazhab, seperti Qatadan bin
Di’amah As-Sadusi dituduh sebagai seorang Qadari. Banyak terjadi
perbedan dan penambahan pendapat dikalangan tabi’in tentang tafsir
yang pernah dilakukan para sahabat, walaupun perdedaan ini terbilang
kecil bila dibandingkan perbedaan yag muncul setelah generasi mereka.

1
Hasnin Syaifuddin, “Tafsir Tabi’in (Tokoh, Metode, Sumber, dan Corak)”, vol. 14, (2015), 21

i
v
B. Mengenal Profil Mujahid Ibn Jabar dan Peran Dalam Penafsiran A-
Qur’an

Mujahid bin Jabir termasu kategori tabi’in besar yang mengembangkan


dunia tafsir di mekkah, ia memiliki nama Mujahid bin Jabir terdapat uaam
yang mengatakan juga dengan panggilan Ibn Jubair yang lair pada tahun 21
H, disaat Umar Bin Khattab memimpin pemerintahan. Mujahid memiliki
nama kunyah abu al-hujjah dan ia adalah hamba sahaya dari Qois bin s-Saib,
secara fisik mujahid memiliki rambut dan jenggot dan memiliki kreadilitas
yang tingggi dikalangan para tabi’in, maka tidak heran beberapa ulama
menyebutnya sebagai ahli tafsir, ahki qiraat, dan ahli hdist.2

Ia dalah sosok tabi’in yang terkenal sebagai ahli Ibadah, ahli Zuhud,
Faqih, Alim, Tsiqah, dan banyak periwayatan hadis Nabi, ia belajar tafsir
kepada Ibnu Abbas dan ia membaca Al-Qur’an sebanyak tiga kali dihadapan
ibn Abbas. Para ulama sepakat bahawa mujahid adalah seorang pemuka
ulama, hadist-hdist riwayatnya diriwayatkan oleh pegarang kutub As-Sittah.3

Mujahid bin Jabir wafat diumur 83 pada tahun 104 H, Di Mekkah.


Namun terdapat beberapa pendapat dikalangan muridnya terkait tahun wafat
gurunya seperti al-Haitsam bin ‘Adiy yang berpendapat ia meninggal ditahun
100 H, Yahya bin Bakir mengatakan wafat 101 H, Abu Nuam berpendapat
ditahun 102 H, Ustman bin Al-Aswad dan syaif bin Abu Sulaiman
berpendapat pada tahun 103 H. Para ulama meskipun berbeda pendapat
terkait tahun wafatnya, namun mereka sepakat bahwa Mujahid bin Jabar
meninggal dalam keadaan sujud.4

C. Mengenal metode Tafsir Mujahid Dengan Madrasah Tafsir

Menurut al-Farwami metode yang digunakan mufassir untuk


menjelaskan ayat Al-Qur’an dapat diklarifikasikan menjadi empat. Pertama,
metode tahlili, yaitu mufassir berusaha menjelaskan seluruh aspek yang
terkandung dalam Al-Qur’an. Kedua, metode ijmali, yaitu ayat Al-Qur’an
dijelaskan dengan pengertian garis besarnya saja. Ketiga, metode muqaran,
2
Muhammad Mundzir, “Kontribusi Mujahid Bin Jabir dalam Diskursus Penafsiran Klasik”, vol. 15,
no. 02 (2021) 209
3
Muhammad Sa’id Musri, Uzhamaa’Al-Islam’Abra Arbaa’ah ‘Asyra Qarnan Min Az-Zamaan (Qairo:
Mu’assaah Iqra’ 2003), 181
4
Mundzir, “Kontribusi Mujahid Bin Jabir……”, 210

v
yaitu menjelaskan ayat Al-Qur’an berdasarkan apayang telah ditulis oleh
mufassir sebelumnya dengan cara membandingkannya. Keempat, metode
maudu’i, yaitu mufassir mengumpulkan ayat-ayat dibawah suatu topik
tertentu kemudian ditafsirkan.5

Dalam menafsirka Al-Qur’an, Mujhid berusaha menjelaskan ayat secara


rigkas, padat, dan tidak panjag lebar, cara ini juga merupakan ciri khas
penafsiran sahabat Ibn Abbas. Oleh karena itu, metode penafsiran Mujahid
identik dengan metode penafsiran gurunya. Dalam penafsirannya Mujahid
tidak menafsirkan ayat Al-Qur’an secara menyeluruh mula awal hingga
akhir, dan hanya menafsirkan sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan
bahasa yang ringkas dan padat.

Bila kita melihat dalam sejarah dan perkembangan tafsir, maka kita
menemuka tiga kota yang menjadi pusat sekolah tafsir pada masa itu, yaitu
Makkah, Madinah, dan Irak. Dari kota ketiga tersebut, sebagai mana yag
dikatakan oleh ibn Taimiyah bahwa kota Mekah merupkan kota yang penuh
dengan para ahli Tafsir. Karena mereka adalah murid ibn Abbas, seorang
sahabat yang mempuni dalam Tfsir Al-Qur’an.6

a) Madrasah Tafsir di Makkah

Madrasah Tafsir dimekkah ini pada awalnya dirintis dan didirikan


oleh Abdullah Bin Abbas ra, yang banyak dihadiri oleh para sahabatnya
dari kalangan tabi’in, dimadrasah inilah Ibn Abbas mengajarkan tafsir da
menerangkan makna-makna kitab Allah yang musykil kepada murid-
muridnya, kemudian murid-muridnya memeliharanya dengan baik apa
yang mereka dengar darinya, dan kemudian mereka menyampaikannya
kembali kepada genersi berikutnya.

b) Madrasah Tafsir di Madinah

Dikota ini banyak sahabat yang bermukim. Lalu mereka


membuat majlis untuk para pengikutnya dan ditempat itu pula mereka
mengajarkan kitab Allah dan sunnah Rasulullah saw. Maka denga
demikan, berdirilah Madrasah Tafsir. Pada madrasah-madrasah Tafsir
5
Eko Zulfikar, “Manahij Tafsir Tabi’in Mujahid Bin Jabar dan Penafsirannya”, vol. 13, no. 1 (2019),
10
6
Syaifuddin, “Tafsir Tabi’in.....”, 13

v
i
tersebut anyak para tabi’in yang belajar kepada sejumlah tokoh
mufassir terkenal dari kalangan sahabat. Yang paling terkenaldan
paling banyak sampai kepada kita adalah riwayat Tafsir dari
madrasah yang didirikan oleh seorang sahabat yang bernama Ubay
Bin Ka’ab.

c) Madrasah Tafsir di Irak

Darai kalangan sahabat, banyak yang mengajarkan tafsir di irak,


hanya saja orang yang pertama kali mengajarkan tafsir dan
mendirikan madrasahnya adalah Abdullah bin Mas’ud. Disampng itu
juga karena keterkenalannya dalam bidang tafsir dan banyaknya
riwayat yangbersumber darinya. Hal ini dapat dilihat pada masa
pemerintahan Umar.7

BAB III

KESIMPULAN

7
Syaifuddin, “Tafsir Tabi’in.....”, 19

v
ii
1. karakteristikTafsir pada masa tabi’in yang petama, mulai banyak dipengaruhi
kisah-kiasa israiliyyat dan nasraniyyat, hal ini disebabkan karena tabi’in
begitu mudah menerima informasi dari para ahli kitab tapa melakukan seleksi
dan kritik. Yang kedua, tafsir Al-Qur’an masih terkait dengan tradisi
penerimaan dan riwayat sebagimana masa Nabi. Yang ketika, mulai muncul
banyak perbedaan madzhab yang diakibatkan oleh perbedaaan memakai ayat
Al-Qur’an.

2. Mujahid bin Jabar hidup antara21-104 H atau 642-722 M, beliau adalah


ulama besar agaa Islam yang termasuk gologan tabi’in, dan beliau juga
seorang iamam, ahli fiqih, serta banyak periwayatan hadist tentang derajat
periwayatan yang dianggap sangat terpercaya. Nama panggila lengkapnya
sering dituliskan sebagai Mujahid bin Jabir maula As-Saib bin Abi As-Saib
Al-Makhzumi Al-Quraisy.

3. Dalam menafsirka Al-Qur’an, Mujhid berusaha menjelaskan ayat secara


rigkas, padat, dan tidak panjag lebar, cara ini juga merupakan ciri khas
penafsiran sahabat Ibn Abbas. Oleh karena itu, metode penafsiran Mujahid
identik dengan metode penafsiran gurunya. Dalam penafsirannya Mujahid
tidak menafsirkan ayat Al-Qur’an secara menyeluruh mula awal hingga
akhir, dan hanya menafsirkan sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan
bahasa yang ringkas dan padat, madrasah tafsiryang berkembang, Madrasah
Tafsir di Makkah, madrasah tafsir di madinah, dan madrasah tafsir di irak.

DAFTAR PUSTAKA

v
ii
Syaifuddin Hasnin, “Tafsir Tabi’in Tokoh, Metode, Sumber, dan Corak”, vol. 14, (1)
Mundzir, Muhammad “Kontribusi Mujahid Bin Jabir dalam Diskursus Penafsiran
Klasik”, vol. 15, (02)
Sa’id Musri Muhammad, Uzhamaa’Al-Islam’Abra Arbaa’ah ‘Asyra Qarnan Min Az-
Zamaan , Qairo: Mu’assaah Iqra’ 2003
Zulfikar Eko, “Manahij Tafsir Tabi’in Mujahid Bin Jabar dan Penafsirannya”, vol.
13, (1)

i
x

Anda mungkin juga menyukai