Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

Tugas IPS
Mukodimmah:
Assalamualaikum warohmatulloh wabarokatuh
1.pernyataan
saya akan mengkisahkan seorang alim ulama dunia yg dimana ini adalah salah 1 manusia yg
mempengaruhi hidup saya dan bahkan saya makin suka dengan sejarah dimana sejarah itu
berkaitan dengan perkataan nabi Muhammad salatuwassalam

Sebaik-baiknya manusia adalah zamanku (dan para sahabat), kemudian setelahnya(para sahabat
dan tabi’in), kemudian setelahnya (tabi’in dan tabiut tabi’in). (H.R. Bukhari No. 2652)

Dia adalah seorang alim ulama dunia dimana dia dikatakan lahir dengan kecacatan buta akan
tetapi kecacatan buta itu digantikan oleh alloh azza wajalla dengan kekuatan hapalan yg luar
biasa jadi sekali dengar langsung apal bahkan sekelas ulama kibarut tabi’in (tabi’in senior) yaitu
al imam said bin al musayyib kagum dengan apalan dengan manusia yg 1 ini
Pembaca Qudwah yang budiman, sejarah telah merekam keberadaan ulama-ulama besar dengan
kekuatan hafalan yang sangat luar biasa dan menakjubkan. Fakta di lapangan membuktikan
bahwa kuatnya hafalan mereka bagaikan gunung-gunung yang kokoh menjulang tinggi. Di
antara simbol kekuatan hafalan sekaligus guru besar di bidang ilmu tafsir
Siapa kah dia? Dia adalah al imam qotadah bin diamah as sadusi ( 735–736M) rahimahullah
Biografi nya:
Beliau adalah Qotadah bin Di’amah bin Qotadah bin Aziz, tapi ada pendapat yg laen namanya
adalah Qotadah bin Di’amah bin ‘Ukabah As Sadusi Al Bashri rahimahullah. Adapun As Sadus
berasal dari Bani Syaiban bin Dzuhl bin Tsa’lab bin Bakr bin Wail yang merupakan suku Arab
bagian utara.
Adapun ayahnye yaitu diamah bin ukabah ato ada yg mengatakan diamah bin qotadah bin aziz as
sadusi ini adalah seorang ulama besar tapi sayangnye dia kurang terkenal dang a menukilkan
hadist daripada ayahnye tapi yg jelas imam qotadah ini kalo ayahnye seorang ulama berarti imam
qotadah ini lahir di lingkungan ilmu agama
Al imam Adz Dzahabi rahimahullah menyebut beliau sebagai Hafizhul Ashr (penghafal di
masanya) dan Qudwatul Mufassirin wal Muhadditsin (suri teladannya para ahli tafsir dan ahli
hadis). Ulama tabiin dengan banyak kelebihan ini dilahirkan pada tahun 60 H dan terlahir dalam
keadaan kedua matanya buta.
Dan pada tahun 60H itu juga imam qotadah lahir dan muawiyyah wafat dan digantikan oleh
yazid anaknye mengambil alih kekuasaan bani umayyah
Ya, imam Qatadah adalah seorang tuna netra sejak terlahir dari rahim sang ibu. Namun sungguh
pun demikian keadaan tersebut bukanlah penghambat perjuangannya menuntut ilmu hingga
akhirnya menjadi ulama tafsir terkemuka. Dan sungguh ajaib kekuatan memorinya.
Seakan akan alloh ganti kebutaan nya itu dengan kekuatan memori yg kuat sebagemana firman
alloh ta’ala
“……………mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak” (Q.S.An nisa:19)
Saya menjadi teringat denga seorang ulama kibar yg blom lama meninggal dia seorang ahli
hadist dan dia juga buta dia adalah al imam al alamah syaikhul islam abdul aziz bin abdulloh bin
baz dan syaikh abdulloh bin muhammad bin humaid
Kalo kalian mempunyai kitab tafsir terbagus spt: tafsir ath-thobari,al qurthubi,al baghowi,bin
katsir,fathul qodir dan lainnye pasti ada qolla qotadah (telah berkata imam qotadah) karna imam
qotadah itu tidak ada 1 pun ayat kecuali dia paham dengan ayat itu semua ayat ayat quran
terlebih lagi ahli Bahasa dan syair karna kalo masalah tentang perkara itu pastilah ke imam
qotadah dan imam qotadah paham

Qualitas nya:
Peringkat:
Peringkat Qatadah menurut para ulama adalah:
● imam Yahya bin Ma’in : Tsiqah
● imam Muhammad bin Sa’d : tsiqah ma`mun
● imam ahmad bin Hajar al ‘Asqalani : tsiqah tsabat
● imam Adz Dzahabi : Hafizh

Jumlah:
Jumlah Hadis yang diriwayatkan dari Qatadah adalah:
● Imam Bukhari: 273
● Imam Muslim: 247
● Imam Abu Dawud: 217
● Imam at Tirmidzi: 210
● Imam an Nasa’i: 282
● Imam Ibnu Majah: 154
● Imam Ahmad: 1532
● Imam al-Darimi: 127
Kata imam adz dzohabi menegaskan bahwasaanye imam qotadah menjadi konsensus/ijma’ para
ulama kalo dia bener2 dia mengatakan sami’tu…….. (saya benar2 mendengar….)
Dan imam qotadah ini mempunyai kekurangan nya yaitu:
PERMASALAHAN KE 1: dia seorang mudalis (menasabkan seseorang tanpa ato sebagian saja
memberitahu dari siapa ke siapa sampe ke orang yg dia sebut/ isnadnya sampe ke perkataan
matan seseorang) makanye saat imam qotadah meriwayatkan sebuah hadist makanye para ulama
ahli hadist tidak banyak mengambil dari imam qotadah kecuali kalo dia menggunakan kata2
“sami’tu”
(bener2 denger)
CONTOH:
Imam qotadah: “dari yupi A bin indomie dari fullo bin kopi dia mengatakan “indomie itu sangat
enak kalo minumnya pake kappucino”
makanya salah 1 muridnya ini yaitu imam syu’bah bin hajaj dia ini org nya aktif bertanya
imam syu’bah bin hajaj: “hal sami’ta min hu? (apakah kau bener2 denger dari dia?)”
imam qotadah: “ga saya denger dari Gerry salut bin ricis nabati dari politron bin Samsung”
PERMASALAHAN KE 2: dia dikatakan akidah nya terpengaruh qodariyyah yg mencela
tentang masalah takdir yg dimana qodariyyah ini tidak meyakini/percaya/mengingkari tentang
takdir baik itu takdir yg baek ato buruk.
Karna qodariyyah ini dikatakan nabi sebagai umat islam versi majusi Dikatakan ma’bad al juhani
(pemimpin qodariyyah asli pada waktu itu)
Bukan kah nabi mengatakan:
“… Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi”(H.R.Muslim 2653)
Karna juga imamnya qodariyyah ini yaitu ma’bad al juhani dia berkata : “bahwasannye alloh ga
akan tau kecuali jika dah terjadi seperti yg di hadist dari imam muslim:
Imam Muslim rahimahullah di awal kitab beliau, Shahih Muslim, meriwayatkan sebuah atsar
yang panjang yang mengisahkan kemunculan paham qadariyyah, “Dari Yahya bin Ya’mar,
beliau mengatakan, “Orang yang pertama kali berbicara masalah takdir di Bashrah adalah
Ma’bad Al Juhani. Aku dan Humaid bin ‘Abdirrahman kemudian pergi berhaji –atau ‘umrah-
dan kami mengatakan, “Seandainya kita bertemu salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, kita akan mengadukan pendapat mereka tentang takdir tersebut”
Kami pun bertemu dengan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang sedang memasuki masjid.
Lalu kami menggandeng beliau, satu dari sisi kanan dan satu dari sisi kiri. Aku menyangka
sahabatku menyerahkan pembicaraan kepadaku sehingga akupun berkata kepada Ibnu ‘Umar,
“Wahai Abu ‘Abdirrahman (panggilan Ibnu ‘Umar –pen), sungguh di daerah kami ada
sekelompok orang yang berpandangan takdir itu tidak ada, dan segala sesuatu itu baru ada ketika
terjadinya (tidak tertulis di catatan takdir dan tidak pula diketahui oleh Allah sebelumnya –pen).
Maka Ibnu ‘Umar berkomentar, “Kalau kamu bertemu dengan mereka, beritahukan mereka
bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku! Demi Dzat yang Ibnu
‘Umar bersumpah dengan-Nya, seandainya mereka memiliki emas sebanyak gunung Uhud lantas
menginfaqkannya, niscaya Allah tidak akan menerima infaq mereka tersebut sampai mereka mau
beriman kepada takdir” (HR. Muslim)
Dan nabi Muhammad juga mengatakan:
“Qadariyyah adalah majusinya umat ini. Jika mereka sakit, jangan dijenguk. Jika mereka mati,
jangan dilayat” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya. Dinilai hasan oleh Al Albani dalam
Misykatul Mashaabih)
Kenapa disamakan dengan majusi?
Syaikh al ‘Utsaimin mengatakan, “Qadariyyah dinamakan majusi karena kaum majusi meyakini
bahwa ada dua pencipta di dunia ini : pencipta kebaikan dan pencipta keburukan. Pencipta
kebaikan adalah cahaya. Sedangkan pencipta keburukan adalah kegelapan.
Qadariyyah menyerupai majusi dari sisi ini karena qadariyyah mengatakan : peristiwa yang ada
di dunia itu ada dua jenis : peristiwa akibat perbuatan Allah, maka ini adalah ciptaan Allah, dan
peristiwa akibat perbuatan hamba, maka ini adalah ciptaan hamba, bukan ciptaan Allah”

Inti penyelewengan qadariyyah


Pada dasarnya, penyelewengan paham qadariyyah terpusat pada dua hal :
1.Mengingkari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya
2.Meyakini bahwa setiap hamba adalah pencipta bagi perbuatannya masing-masing

Apakah qadariyyah dihukumi kafir?


Karena terjadinya pergeseran arah pemahaman, para ulama membedakan hukum terhadap
qadariyyah asli dan qadariyyah yang ada di masa belakangan.

Syaikh Ibrahim Ar Ruhaily mengatakan, “Para ulama salaf membedakan hukum untuk dua jenis
qadariyyah ini. Mereka mengkafirkan qadariyyah asli yang mengingkari ilmu Allah akan sesuatu
yang belum terjadi, namun mereka tidak mengkafirkan qadariyyah yang baru muncul di masa
belakangan yang menetapkan bahwa Allah mengetahui sesuatu yang belum terjadi, meskipun
mereka tidak menetapkan penciptaan Allah terhadap perbuatan makhluk”
Imam Abdullah putra Imam Ahmad bin hanbal mengatakan, “Ayahku ditanya : ‘Apakah
qadariyyah itu kafir?’ Beliau menjawab : ‘Iya, jika mengingkari ilmu Allah (akan sesuatu yang
belum terjadi –pen)’ ”

Imam ahmad bin Taimiyyah mengatakan, “Qadariyyah yang mengingkari adanya penetapan
takdir dan ilmu Allah dikafirkan oleh para ulama. Namun mereka tidak mengkafirkan qadariyyah
yang meyakini adanya ilmu Allah tetapi tidak menetapkan bahwa perbuatan hamba diciptakan
oleh Allah”

akan tetapi tuduhan ga bener karna bisa jadi itu permulaan dan dia ruju’ saat ilmu nya meluas ato
bisa jadi dia ruju’ saat menjelang wafat (tapi yg ini juga bener) karna kita bisa liet aja tafsir2 yg
ketermuka seperti ayat 1 ini
“Dan Allah –lah yang menciptakan diri kalian dan perbuatan kalian” (QS. Ash Shaffat : 96)
Imam qotadah mengatakan: “maksudnye adalah apa yg kalian perbuat dgn tangan tangan kalian”
terlebihnya lagi dia mentahdzir amr bin Ubaid salah seorang dedengkot qodariyyah dan
mu’tazillah
ashim Al Ahwal menceritakan kepada kami, ia berkata, "Aku duduk kepada Qatadah, lalu ia
menyebutkan Amr bin Ubaid lalu mencelanya dan memperingatkan darinya, maka aku berkata,
'Wahai Abu Al Khaththab, bukankah para ulama tidak mengecam sesama ulama?' Ia berkata,
'Wahai Uhaiwil, tidakkah engkau lihat bahwa seseorang itu apabila melakukan suatu bid'ah maka
harus disebutkan hingga diwaspadai?"'
Kalopun dia bener2 berpemahaman spt itu akan tapi masa idupnya itu memperjuangkan al qur’an
dan Sunnah nabi
Kalopun dia bener2 pemahaman dia qodariyyah ga ada seorang pun yg idup bumi yg penuh
dengan kerusakan ini ga ada yg mungkin ga kena fitnah sedikitpun ga imam sufyan ats tsauri ga
imam bin manjah ga imam abu hanifa ga imam syafi’I ga imam ahmad bin hanbal dan yg laen
laennye.
Sementara di jaman sekarang ini kita yg ilmunya masih sedikit apalagi blom ada ilmunya udh
berani tahdzir mentahdzir (memperingati) padahal kesalahan nye juga ga jelas dan kalopun ada
kesalahan dikit yaa wajar lah namanya juga manusia kalopun kita slalu mentahdzir kesalahan
dikit ae guru kita maka kita ga mungkin mao belajar cuman karna kesalahan dikit ae
Jadi imam qotadah ini kalo emang dia bener2 qodariyyah akan tetapi masa idup dia
memperjuangkan alquran dan Sunnah apalagi ada keterangan bahwa dia ini ruju’
KE 2 MASALAH INI DIPERJELAS OLEH AL IMAM ADZ DZOHABI
Imam Adz Dzohabi rahimahullah menjelaskan, “imam Qotadah bin diamah as sadusi adalah
hujjah menurut kesepakatan para ulama jika beliau menjelaskan dan menegaskan
periwayatannya. Karena sebagaimana diketahui beliau termasuk ulama mudallis (orang yang
melakukan tadlis) dalam meriwayatkan hadis. Tadlis secara bahasa adalah menyembunyikan aib
dalam hadis dan menampakkan adanya kebaikan secara lahir.
Ada perbincangan pula di kalangan ulama tentang ketergelinciran beliau dalam masalah takdir.
Namun demikian tidak satu ulama pun yang meragukan kejujuran, keadilan, dan kekuatan
hafalannya. Semoga Allah memberikan udzur karena demikianlah karakter dasar manusia yang
tidak bisa lepas dari kesalahan. Apalagi beliau sendiri telah mengerahkan segenap daya dan
upaya dalam melakukan ijtihad.
Seorang ulama yang berijtihad kemudian terjatuh dalam kesalahan, maka ia tetap mendapatkan
satu pahala. Kemudian para ulama besar yang banyak menepati kebenaran, diketahui pula
upayanya dalam mencari kebenaran, keilmuannya luas, kecerdasannya menonjol, dikenal pula
kesalihan, sikap wara’, dan komitmennya terhadap sunnah, maka ulama dengan karakteristik
demikian ini akan diampuni ketergelincirannya dan kita tidak boleh memvonis sesat
terhadapnya, merendahkannya serta melupakan kebaikan-kebaikannya.
Inilah sikap yang benar, kita tidak boleh mengikuti bid’ah dan kesalahannya serta kita berharap
semoga ia bertobat darinya.”
Sebagian ulama menambahkan keterangan bahwa imam Qotadah sempat tergelincir dalam
masalah takdir namun pada akhirnya bertobat dan ruju’ (kembali) kepada kebenaran. Beliau pun
tidak pernah mengajak manusia kepada pemikiran tersebut dan bahkan tidak pernah
membicarakannya di hadapan kaum muslimin.
Imam Qotadah menghiasi kehidupannya dengan penuh kerendahan hati dan selalu berusaha
menjaga sikap ilmiyahnya. Meskipun terhitung sebagai ulama besar di masanya namun beliau
tidak malu dan gengsi untuk menyatakan tidak tahu ketika ditanya. Namun kredibilitas beliau
sebagai ulama besar tetap eksis dan bersinar.
Abu Hilal berkisah, “Suatu ketika aku pernah bertanya kepada Qatadah tentang suatu
permasalahan.” Ia pun menjawab, “Aku tidak tahu.” Aku katakan kepadanya, “Jawablah dengan
pendapatmu.” “Aku tidak pernah menjawab pertanyaan dengan logikaku semenjak empat puluh
tahun yang lalu.” Dalam riwayat lain beliau menegaskan, “Aku belum pernah dengan logikaku
semenjak tiga puluh tahun yang lalu.”

CONTOH:
Spt imam al baihaqi,imam asy syaukani, imam bin hazm, imam an nawawi, dan imam ahmad bin
hajar al asqolani
Mereka semua ini ulama kibar ahlis Sunnah dan ilmunya sangat luas bahkan hamper semua umat
islam ini merujuk kpd kitab kitab karangan mereka akan tetapi mereka tergelincir dalam akidah
karna mereka keliru dimasalah aqidah tauhid bab asma’ wa sifat mereka mentakwil itu seharunya
dalam masalah perkara ini jangan di takwil karna ini merupakan hal yg ghoib dan sangat jauh di
luar akal manusia
Penjelasan ke 1:
Al alamah syaikh sholeh al fauzan bin fauzan:
Para imam yang telah disebutkan itu memiliki banyak keutamaan, ilmu yang luas, memberi
faedah yang banyak bagi umat, bersungguh-sungguh dalam menjaga dan menebarkan sunnah,
mereka pun memiliki banyak tulisan, kebaikan ini semua telah menutupi kesalahan-kesalahan
yang mereka perbuat –semoga Allah merahmati mereka-.
Perkara menyatakan mereka-mereka tadi sebagai mubtadi’ (karena kesalahan yang mereka
perbuat, pen), maka kami nasehatkan kepada para penuntut ilmu (yang belajar Islam), janganlah
tersibukkan dengan hal semacam itu. Karena hal itu hanya akan menghalangi kita mendapatkan
ilmu.
Orang-orang yang melakukan semacam ini akan terhalangi dari mendapatkan ilmu. Waktunya
akan habis tersibukkan dengan fitnah semacam itu. Ia pun lebih suka ada perdebatan
(perselisihan). Aku nasehatkan kepada semua untuk terus menunut ilmu dan tetap semangat
meraihnya. Menyibukkan diri dalam hal semacam itu, sungguh tidak ada faedah di dalamnya.
Perlu diketahui bahwa An Nawawi, Ibnu Hazm, Ibnu Hajr, Asy Syaukani, Al Baihaqi,
kesemuanya adalah ulama-ulama besar. Mereka adalah ulama yang tsiqoh (kredibel) menurut
para ulama. Mereka punya karya tulis yang amat banyak, tulisan mereka pun jadi rujukan kaum
muslimin, sehingga itu semua sudah menutupi kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat –
semoga Allah merahmati mereka-.
Sekarang Anda sendiri –yang miskin ilmu- bagaimana? Wahai Anda yang gemar hanya
mencari-cari dan sibuk dengan kesalahan Ibnu Hajr dan Ibnu Hazm, manfaat apa yang
telah Anda beri pada kaum muslimin?
Berapa banyak ilmu yang telah Anda kumpulkan? Apakah ilmu Anda sama dengan Ibnu Hajar
dengan An Nawawi? Apakah Anda sudah banyak memberi manfaat pada kaum muslimin
daripada Ibnu Hazm dan Al Baihaqi?
Subhanalloh!! ….
Semoga Alloh merahmati seseorang yang tahu akan kedudukan dirinya.
Tunjukkan ilmumu, barulah engkau berani berbuat.
Tunjukkan waro’mu, barulah engkau berbicara.
Penjelasan ke 2:
Al alamah al muhaddist Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr
Sepeninggal Rasulullah tidak ada seorangpun yang ma’sum (terbebas dari kesalahan). Begitu
pula orang alim ; dia pun tidak akan lepas dari kesalahan. Seseorang yang terjatuh dalam
kesalahan, janganlah kesalahannya itu digunakan untuk menjatuhkan dirinya. Dan tidak boleh
kesalahannya itu menjadi sarana untuk membuka kejelekannya yang lain dan melakukan tahdzir
terhadapnya. Seharusnya kesalahannya yang sedikit itu dima’afkan dengan banyaknya kebenaran
yang dia miliki. Apabila ada ulama yang telah meninggal ternyata salah pendapatnya, maka
hendaknya kita tetap memanfaatkan ilmunya, tetapi jangan mengikuti pendapatnya yang salah,
dan tetap mendo’akan serta mengharap kepada Allah agar mencurahkan rahmat kepadanya.
Adapun bila orang yang pendapatnya salah itu masih hidup, apakah dia seorang ulama atau
sekedar penuntut ilmu, maka kita ingatkan kesalahannya itu dengan lembut dengan harapan dia
bisa mengetahui kesalahannya sehingga dia kembali kepada kebenaran.
Ulama yang telah wafat yang memiliki kesalahan dalam maslah akidah adalah Al-Baihaqi, An-
Nawawi dan Ibnu Hajar Al-Asqalani. Meskipun demikian, ulama dan para penuntut ilmu tetap
memanfaatkan ilmunya. Bahkan, karya-karyanya menjadi rujukan penting bagi orang-orang
yang bergelut dalam bidang ilmu-ilmu agama.
Tentang Al-Baihaqi, Adz-Dzahabi memberi komentar dalam kitab As-Siyar (XVIII/163 dan
seterusnya), Adz-Dzahabi berkata, “Beliau adalah seorang penghafal hadits, sangat tinggi
ilmunya, teguh pendirian, ahli hukum dan tuan guru umat Islam”.
Adz-Dzahabi menambahkan, “Beliau adalah orang diberkahi ilmunya, dan mempunyai karya-
karya yang bermanfaat”. Ditambahkan pula, “Beliau pergi ke luar dari negerinya dalam rangka
mengumpulkan hadits dan membuat karya tulis. Beliau mengarang kitab As-Sunan Al-Kubra
dalam sepuluh jilid. Tidak ada orang yang menandingi beliau”.
Adz-Dzahabi juga menyebutkan bahwa Al-Baihaqi memiliki karya-karya tulisan lainnya yang
sangat banyak. Kitabnya As-Sunan Al-Kubra telah dicetak dalam sepuluh jilid tebal. Dia
menukil perkataan Al-Hafizh Abdul Ghafir bin Ismail tentang Al-Baihaqi. Katanya , “Karya-
karya beliau hampir mencapai seribu juz (jilid). Suatu prestasi yang belum ada serorangpun yang
menandingi. Beliau membuat metode penggabungan ilmu hadits dan fikih, penjelasan tentang
sebab-sebab cacatnya sebuah hadits, serta cara menggabungkan antara hadits yang terlihat saling
bertentangan”.
Imam Adz-Dzahabi juga berkata, “Karya-karya Al-Baihaqi sangat besar nilainya, sangat luas
fedahnya. Amat sedikit orang yang mampu mempunyai karya tulis seperti beliau. Sudah
selayaknya para ulama memperhatikan karya-karya beliau, terutama kitabnya yang berjudul As-
Sunan Al-Kubra”.
Adapun tentang An-Nawawi, Adz-Dzahabi mengomentarinya dalam kitab Tadzkirah Al-Huffaz
(IV/259). Adz-Dzahabi berkata, “Beliau adalah seorang imam, penghafal hadits yang ulung,
teladan bagi ummat, tuan guru umat Islam, dan penghulu para wali. Beliau memiliki karya-karya
yang bermanfaat”.
Ditambahkan pula, “Beliau juga seorang yang bersungguh-sungguh dalam memegang teguh
agamanya, sangat menjaga sifat wara’ dan sangat berhati-hati sampai pada perkara yang remeh
sekalipun, selalu membersihkan jiwa dari noda dan kotoran. Beliau adalah seorang penghapal
hadits dan ahli dalam segala cabang-cabang ilmu hadits ; ilmu tentang periwayatan hadits, ilmu
untuk mengetahui hadits yang shahih dan yang dha’if ; begitu juga ilmu tentang cacat-cacat
hadits. Beliau juga seorang tokoh terkemuka yang mengetahui madzhab (Syafi’i)”.
Imam ismail bin Katsir mengatakan dalam Al-Bidayah Wa An-Nihayah (XVII/540), “Kemudian
beliau memfokuskan perhatian kepada tulis menulis. Banyak karya tulis yang telah dibuat beliau.
Karya-karya beliau ada yang sudah selesai dan utuh, namun ada pula yan belum. Karya-karya
beliau yang sudah selesai dan utuh diantaranya : Syarah Muslim, Ar-Raudah, Al-Minhaj,
Riyadush Shalihin, Al-Adzkar, At-Tibyan, Tahrir At-Tanbih wa Tashhihih, Tahdzib Al-Asma’
wa Al-Lughat, Thabaqat Al-Fuqaha dan yang lain-lain. Adapun kitab-kitab beliau yang belum
selesai penulisannya di antaranya adalah kitab Syarah Al-Muhadzdzab yang dinamakan Al-
Majmu’. Kitab ini seandainya bisa beliau selesaikan niscaya menjadi kitab yang tiada
bandingnya. Pembasahan kitab ini baru sampai pada bab riba. Beliau menulis kitab tersebut
dengan sangat baik. Dibahasnya di kitab tersebut masalah fikih yang ada dalam madzhabnya
maupun yang di luar madzhabnya. Beliau juga membahas hadits-hadits sebagaimana mestinya ;
diterangkan di situ kata-kata yang sulit (asing), tinjauan-tinjauan bahasa, serta berbagai hal
penting lainnya yang tidak ditemukan dalam kitab lainnya. Belum pernah saya menemukan
pembahasan kitab fiqih sebagus kitab tersebut, sekalipun kitab tersebut masih perlu banyak
penambahan dan penyempurnaan”.
Walaupun karya-karya beliau sangat banyak, namun umur beliau cukup muda. Beliau hidup
hanya sampai umur empat puluh lima tahun. Beliau lahir pada tahun 631H dan wafat pada tahun
676H.
Adapun Ibnu Hajar Al-Asqalani, beliau adalah seorang imam yang masyhur dengan karya-
karyanya yang banyak. Karya beliau yang terpenting adalah kitab Fathul Bari yang merupakan
kitab syarah (penjelasan) dari kitab Shahih Al-Bukhari. Kitab tersebut menjadi kitab rujukan
yang penting bagi para ulama. Kitab-kitab beliau yang lain adalah Al-Ishabah, Tahdzib At
Tahdzib, Taqrib At Tahdzib, Lisan Al Mizan, Ta’jil Al Manfa’ah, Bulughul Maram, dan lain-
lain.
Di antara ulama dewasa ini (yang tergelincir dalam kesalahan) adalah Syaikh Al’Alamah Al-
Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani ; Beliau adalah seorang pakar hadits. Tak ada
seorang pun yang menandingi beliau dalam hal perhatiannya terhadap ilmu hadits. Beliau
terjatuh dalam kesalahan dalam beberapa perkara menurut kebanyakan ulama. Di antara
kesalahan beliau adalah pendapatnya dalam masalah hijab. Beliau berpendapat bahwa menutup
wajah bagi wanita bukanlah sauatu kewajiban, tetapi sunnah saja. Dalam perkara ini, kalau pun
yang beliau katakan benar, akan tetapi kebenaran tersebut dikatagorikan sebagai kebenaran yang
selayaknya disembunyikan , karena akibatnya akan banyaka wanita yang meremehkan masalah
menutup wajah. Begitu pula perkataan beliau dalam kitab Shifat Shalat Nabi, “Sesungguhnya
meletakkan kedua tangan di atas dada pada saat I’tidal (berdiri setelah bangkit dari ruku’) adalah
termasuk bid’ah yang sesat”, padahal masalah tersebut termasuk permasalahan yang
diperselisihkan. Begitu pula perkataan yang beliau sebutkan dalam kitab Silsilah Adh-Dhaifah
hadits no. 2355 bahwa tidak memotong jenggot yang melebihi satu genggaman adalah termasuk
bid’ah idhafiyah. Begitu pula pendapat beliau yang mengharamkan emas melingkar bagi seorang
wanita
Akan tetapi, meskipun saya mengingkari beberapa pendapat beliau di atas, saya begitu juga yang
lainnya, tetap mengambil buku-buku beliau sebagai rujukan. Alangkah bagusnya perkataan
Imam Malik, “Semua orang bisa diambil atau ditolak ucapannya kecuali pemilik kubur ini”
Beliau mengisyaratkan ke kubur Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penjelasan di atas memberikan gambaran bagaimana para ulama memberikan maaf (toleransi)
kepada ulama lain yang terjatuh dalam kesalahan. Pemberian ma’af tersebut mereka berikan
karena banyak kebenaran yang dimiliki ulama tersebut.
Sa’id bin Al-Musayyab (wafat 93H) berkata, “Seorang ulama, orang yang mulia, atau orang yang
memiliki keutamaan tidak akan luput dari kesalahan. Akan tetapi, barangsiapa yang
keutamaannya lebih banyak dari kekurangannya, maka kekurangannya itu akan tertutup oleh
keutamaannya. Sebaliknya, orang yang kekurangannya mendominasi, maka keutamaannya pun
akan tertutupi oleh kesalahannya itu” Para salaf yang lain berkata, “Tidak ada seorangpun ulama
yang terbebas dari kesalahan. Barangsiapa yang sedikit salahnya dan banyak benarnya maka dia
adalah seorang ‘alim. Dan barangsiapa yang salahnya lebih banyak dari benarnya maka dia
adalah orang yang jahil (bodoh)”
Imam Abdullah bin Al Mubaraak (wafat 181H) berkata,”Apabila kebaikan seorang lebih
menonjol daripada kejelekannya maka kejelekannya tidak perlu disebutkan. Sebaliknya, apabila
kejelekan seseorang lebih menonjol daripada kebaikannya maka kebaikannya tidak perlu
disebutkan”
Imam Ahmad bin hanbal (wafat 241H) berkata, “Tidak ada seorangpun yang melewati jembatan
(keluar) dari Khirasan seperti Ishaq bin Ruhawaih meskipun beliau berselisih dengan kami dalam
banyak hal. Manusia memang akan senantiasa saling berbeda pendapat”
Abu Hatim ibnu Hibban (wafat 354H) berkata, “Abdul Malik –yaitu anak dari Abu Sulaiman-
adalah termasuk penduduk Kuffah yang terbaik dan termasuk seorang penghafal hadits. Akan
tetapi, orang-orang yang menghafal dan meriwayatkan hadits darinya biasanya akan salah.
Termasuk tindakan yang tidak adil meninggalkan seluruh hadits dari seorang syaikh yang kokoh
hafalannya dan telah jelas kejujurannya, hanya dikarenakan beberapa kesalahannya dalam
meriwayatkan hadits. Kalau kita menempuh cara seperti ini, maka konsekwensinya adalah kita
akan meninggalkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Az-Zuhri, Ibnu Juraij, Ats Tsauri, dan
Syu’bah. Hal ini karena meskipun mereka adalah para penghafal hadits yang kokoh hafalannya,
yang meriwayatkan hadits dari hafalan mereka, akan tetapi mereka bukanlah orang yang
ma’shum (terjaga dari kesalahan) sehingga maungkin saja mereka terjatuh dalam kesalahan. Jadi,
tindakan yang tepat adalah bahwa seorang yang kuat hafalannya (selagi periwayatannya benar)
kita terima riwayatnya dan kalau periwayatannya salah kita tinggalkan. Ini apabila secara
keseluruhan kesalahan mereka tidak mendominasi. Apabila kesalahan mereka lebih
mendominasi, maka dalam keadaan seperti itu periwayatan mereka kita tinggalkan”
Al imam al alamah Syaikhul Islam ahmad bin Taimiyah (wafat 728H) berkata, “perlu diketahui
bahwa kelompok-kelompok yang menisbatkan kepada figur-figur tertentu dalam masalah
ushuluddin (pokok-pokok agama) dan juga kelompok ahli kalam, mereka terdiri dari beberapa
tingkatan. Di antara mereka ada yang menyelisihi sunnah pada masalah yang sangat prinsipil dan
ada juga yang menyelisihi sunnah pada persoalan samar (sulit diketahui benar tidaknya).
Bila ada dari mereka yang membantah kebatilan kelompok lainnya yang lebih menyimpang dari
sunnah, maka kita puji bantahan mereka dan kebenaran yang mereka ucapkan. Akan tetapi,
sayang, terkadang mereka melampui batas dalam menyampaikan bantahan tersebut. Terkadang
dalam bantahan tersebut mereka menyalahi kebenaran dan mengatakan hal-hal yang batil.
Terkadang mereka membantah bid’ah yang besar dengan bid’ah yang lebih ringan ; membantah
kebatilan dengan kebatilan yang lebih ringan. Ini sering kita jumpai di kalangan ahli kalam yang
menisbatkan diri mereka kepada Ahlussunnah wal Jama’ah.
Orang-orang seperti mereka itu, meskipun perbuatan bid’ahnya tidak membuat mereka keluar
dari jama’ah kaum muslimin, tetapi karena bid’ah tersebut mereka jadikan dasar saling loyal dan
saling memusuhi, maka tetap saja perkara tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan. Akan
tetapi, Allah mengampuni orang-orang mu’min yang melakukan kesalahan seperti ini.
Banyak para Salaf dan para imam yang terjatuh pada kesalahan yang semacam itu. Mereka
lontarkan perkataan-perkataan berdasarkan ijtihad mereka yang ternyata bertentangan dengan
Al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi, tindakan para Salaf tadi berbeda dengan orang-orang yang
mau loyal terhadap orang-orang yang menyetujui pendapatnya, sementara memusuhi orang-
orang yang menyelisihi pendapatnya, serta memecah belah jama’ah kaum muslimin,
mengkafirkan dan memberi cap fasiq ; bahkan menghalalkan jiwa orang-orang yang menyelisihi
mereka dalam perkara-perkara yang didasarkan pada pendapat dan ijtihad.Mereka ini adalah
kelompok yang suka memecah belah dan senang bertengkar”
Beliau berkata pada halaman lain (XIX/191-192) , “Banyak para ulama ahli ijtihad yang Salaf
maupun khalaf, mereka mengatakan sebuah perkataan atau melakukan perbuatan yang termasuk
kebid’ahan sementara mereka tidak mengetahui bahwa perkara tersebut adalah bid’ah. Hal itu
dikarenakan beberapa sebab, di antaranya karena mereka menetapkan shahih sebuah hadits
padahal dha’if, atau dikarenakan pemahaman yang salah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Ada
kalanya hal itu juga dikarenakan mereka ijtihad dalam sebuah masalah, padahal dalil-dalil yang
menjelaskannya, namun dall-dalil tersebut belum sampai kepada mereka. Apabila tindakan
mereka itu masih dalam rangka melakukan ketakwaan kepada Allah semampu mereka, maka
mereka termasuk dalam firman Allah Ta’ala.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kamu tersalah” [Al-
Baqoroh : 286]
Dalam shahih Bukhari disebutkan bahwa Allah menjawab, “Sungguh, telah Aku lakukan”.
Adz-Dzahabi (wafat 748H) mengatakan, “Sesungguhnya seorang ulama besar, apabila
kebenarannya lebih banyak, dan diketahui bahwa dirinya adalah pencari kebenaran, luas
ilmunya, tampak kecerdasannya, dikenal kepribadiannya yang shalih, wara’ dan berusaha
mengikuti sunnah maka kesalahannya dimaafkan. Kita tidak boleh mencap sesat, tidak boleh
meninggalkannya, dan melupakan kebaikannya. Memang benar, kita tidak boleh mengikuti
bid’ah dan kesalahannya. Kita do’akan semoga dia bertaubat dari perkara itu.
Beliau menambahkan, “Kalau setiap kali seorang ulama (kaum muslimin) salah berijtihad dalam
suatu permasalahan yang bisa dimaafkan kita bid’ahkan dan kita jauhi, maka tidak ada seorang
pun yang selamat, apakah itu Ibnu Nashr, Ibnu Mandah, atau orang yang lebih hebat dari
keduanya sekalipun. Allah yang memberi petunjuk kebenaran kepada makhlukNya, dan Dia
adalah dzat Yang Maha Penyayang. Kami berlindung kepada Allah dari hawa nafsu dan perangai
yang kasar”
Beliau juga berkata, “Kalau setiap orang-orang yang salah berijtihad kita tahdzir dan kita
bid’ahkan, padahal kita mengetahui bahwa dia memiliki iman yang benar dan berusaha keras
mengikuti kebenaran, maka amat sedikit ulama yang selamat dari tindakan kita. Semoga Allah
merahmati semuanya dengan karunia dan kemuliaanNya”
Beliau menambahkan, “Kami mencintai sunnah dan para pengikutnya. Kami mencintai ulama
dikarenakan sikap mereka yang berusaha mengikuti sunnah dan juga sifat-sifat terpuji yang
mereka miliki. Sebaliknya, kami membenci perkara-perkara bid’ah yang dilakukan ulama yang
biasanya dihasilkan dari penakwilan-penakwilan. Sesungguhnya yang menjadi parameter adalah
banyaknya kebaikan yang dimiliki”
Ibnul Qayyim (wafat 751H) berkata, “Mengenal keutamaan, kedudukan, hak-hak dan derajat
para ulama Islam, dan mengetahui bahwa keutamaan mereka, ilmu mereka miliki, dan
keikhlasan yang mereka lakukan semata-mata karena Allah dan Rasulullah, tidak mengharuskan
kita menerima seluruh perkataan mereka. Begitu juga, apabila ada fatwa-fatwa mereka tentang
permasalahan yang belum mereka ketahui dalil-dalinya, kemudian mereka berijtihad sesuai
dengan ilmu yang mereka miliki, dan ternyata salah, maka hal itu tidak mengharuskan kita
membuang seluruh perkataan mereka atau mengurangi rasa hormat kita, atau bahkan mencela
mereka. Dua sikap diatas menyimpang dari sikap yang adil. Sikap yang adil adalah tengah-
tengah di antara kedua sikap tersebut. Kita tidak boleh menganggap seseorang selalu dalam
kesalahan dan juga tidak boleh menganggapnya sebagai orang yang maksum (terbebas dari
kesalahan)”
Dia menambahkan, “Barangsiapa yang memiliki ilmu tentang syari’at dan kondisi riil
masyarakat, maka dia akan mengetahui secara pasti bahwa seseorang yang terhormat serta
memiliki perjuangan dan usaha-usaha yang baik untuk Islam, bahkan mungkin seorang yang
disegani di tengah-tengah umat Islam, bisa saja melakukan kekeliruan dan kesalahan yang bisa
ditolerir, yang malah mendapatkan pahala karena telah berijtihad. Akan tetapi, kesalahan yang
dilakukannya tidak boleh kita ikuti, dan dia tidak boleh dijatuhkan kehormatan dan
kedudukannya dari hati kaum muslimin”
Ibnu Rajab Al-Hambali (wafat 795H) berkata, “Allah Ta’ala enggan memberikan kemaksuman
untuk kitab selain kitabNya. Orang yang adil adalah orang yang memaafkan kesalahan orang lain
yang sedikit karena banyak kebenaran yang ada padanya”
– Ibnu Hajar dan An Nawawi rahimahumallah memang dalam beberapa masalah aqidah terdapat
ketergelinciran terutama dalam pembahasan Asma’ wa Shifat, di mana mereka berdua di antara
orang yang mentakwil makna nama dan sifat Allah tanpa dalil. Namun demikianlah kesalahan ini
tertutupi dengan kemanfaatan ilmu dan keutamaan mereka. Moga Allah merahmati mereka.

Ringkasnye:
Tentang masalah mudalis ini okelah akan tetapi tentang masalah qodariyyah ini tidak lah benar
karna boleh jadi dia ruju’ dan kalopun bener maka namanye juga manusia dan apalagi kita yg
ilmunya sangat dikit ini
Guru guru nya:
Dikatakan bahwa imam qotadah ada 125 guru lebih diantaranye yaitu:
Kategori sahabat nabi:
anas bin malik rodiallohuanhu (sahabat dan pembantu nabi yg hidup paling lama) bahkan anas
bin malik memuji rambutnya imam qotadah ini karna imam qotadah ini rambutnya bagus dan
panjang sebahu dan imam qotadah menyukainya berkata anas bin malik: “aku tidak pernah
melihat rambutnya nabi muhammad salatuwassalam melebihi rambutnya qotadah bin diamah as
sadusi”
Jadi artinya rambut nya itu panjang dan kita boleh memanjangkan rambut tapi jangan tasabuh bil
mar’ah (menyerupai lawan syariat)

- Abdullah bin Sarjis radhiyallahu ‘anhu,

Handzalah Al Katib radhiyallahu ‘anhu

Abu Thufail Al Kinani radhiyallahu ‘anhu

Anas bin An Nadhr radhiyallahu ‘anhu

Kategori tabi’in:
-al imam said bin al musayyib (salah 1 ulama pemimpinnya para tabi’in di masa nye), bahkan
imam said al musayyib pun kagum dgn hapalan imam qotadah ini: “Aku tidak menyangka Alloh
azza wajalla menciptakan manusia dengan kekuatan hafalan sepertimu,”

-imam ikrimah maula abdulloh bin abbas


-al imam muhammad bin sirin (salah 1 tabi’in yg utama yg bisa menafsirkan mimpi bagai nabi
yusuf alaihissalam), ada seseorang yg melapor bahwa mimpinye ke imam Muhammad bin sirin
Fulan: yaa imam saya bermimpi ada seokor burung merpati yg memakan/mematuk mutiara dan
mengeluarkan sesuatu yg besar apa maksud mimpi tersebut?
Imam Muhammad bin sirin: itu adalah qotadah bin diamah as sadusi aku tidak pernah melihat
ada seseorang yg kuat hapalannye kecuali dia

-al imam al hasan al bashri (salah 1 pemimpinnye para tabi’in kala itu yg dimana imam qotadah
ini adalah guru yg paling berpengaruh)

-al imam jabir bin zaid

-al imam atho’ bin abi robah (ulama kibarut tabi’in ahli haji pada jamannye dan ga ada yg boleh
fatwa haji kecuali dia)

-al imam amir asy sya’bi (Beliau merupakan salah satu perawi hadits dan seorang ulama fiqih di
Kufah. Banyak ulama yang hidup pada masanya memuji beliau karena kcerdasannya dan
kuatnya terhadap hafalan hadits)

-imam abu abdurrohman/abu ayyub sulaiman bin dinar al madani maula ummul mu’minin
maimunnah al hillaliyyah (Suatu hari, Qatadah -Rahimahullah- pernah datang ke Madinah, lalu
bertanya kepada penduduk Madinah "Siapakah yang paling alim tentang masalah thalaq disini?"
Mereka pun menjawab, "Sulaiman bin Yasar".
Sosok tabi'in yang meneguk ilmu langsung dari para sahabat seperti, Ibnu Abbas & Zaid bin
Tsabit -Radhiyallahu’anhum-.)

-al imam abu al Aliyah salamah bin dinar

-al imam masruq bin al ajda’

-al imam zurarah bin aufa


dan yg lain lainnye
Lihat lah guru gurunya saja mantab mantab bat yaa diantaranye sahabat nabi, tabi’in senior,dan
tabi’in pertengahan dan wajar ae kalo murid murid nye ae ga sembarangan ulama
Murid murid nye:
Diantara murid murid nye ada yg dari kalangan tabi’in dan tabi’ut tabi’in
-al imam ayyub as sikhtiyani (salah 1 pencetus perkataan ahlus Sunnah wal jama’ah. Diantara
perkataannye adalah : “ Apabila aku dikabarkan tentang meninggalnya seorang dari Ahlus
Sunnah seolah-olah hilang salah satu anggota tubuhku.”
ada yg mengatakan sahabat nabi abdulloh bin abbas saat menafsirkan qur’an surat ali imron ayat
106,
“Pada hari yang di waktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam
muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): ‘Kenapa
kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.’”
[Ali ‘Imran: 106] “
Maka abdulloh bin abbas rodhiallohuanhu menafsirkan ayat ini dan berkata: “Adapun orang
yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun orang yang hitam
wajahnya mereka adalah Ahlul Bid’ah dan sesat.”
ada juga yg mengatakan imam Muhammad bin sirin dia berkata: ““Para sahabat dahulu tidak
pernah mempertanyakan isnad. Ketika terjadi fitnah, mereka mulai berkata : “Sebutkan para
perawimu, sehingga dapat diketahui mana yang berasal dari Ahlus Sunnah untuk diambil
haditsnya dan bila dari kalangan ahli bid’ah untuk tidak diambil haditsnya”

-imam syu’bah bin hajaj bin al azdy (dikatakan imam al hakim bahwasannye syu’bah bin hajaj
adalah imam nya para imam di bashroh, dikatakan pula bahwasannye imam sufyan ats tsauri
imam syu’bah adalah amirul mu’minin fil hadist (pemimpinnya para orang2 mukmin di kalangan
ahli hadist, dikatakan pula imam Muhammad bin idris asy syafi’I bahwasannye kalo lah bukan
karna imam syu’bah bin hajaj pastilah org2 bashroh ga akan tau hadist)

-al imam abdurrohman bin amr bin yahya al auza’I (seorang alim ulama dunia yg dimana dia
adalah pencetus mazhab al auza’I tapi sayangnye mazhab ini terlupakan karna mazhab ini kurang
terkenal dan hamper ga ada yg ngembangin ini mazhab kecuali 4 mazhab aja yg dikembangin
dan terkenal ampe sekarang yaitu: imam abu hanifa nu’man bin tsabit,imam malik bin
anas,imam Muhammad bin idris asy syafi’I,imam ahmad bin hanbal)

-al imam said bin abi arubah

-al imam ma’mar bin rasyid


-al imam mis’ar bin khidam (ayah tirinye imam syu’bah bin hajaj)

-al imam Abu Awanah Al Waddah

-Al imam Hammad bin Salamah

-dan yg laen nye


Perjalanan/kisahnya dan kekuatan apalannye:
Pada waktu itu kelahiran imam qotadah bin diamah as sadusi al bashri pada tahun 60 hijriyah dan
meninggal pada tahun 118 hijriyyah dan artinye umur imam qotadah ini umur nye cukup panjang
dan bertepatan dengan meninggalnya seorang sahabat nabi setelah kemimpinan nya hasan bin ali
bin abi tholib rodhiallohuanhu diserahkan kepemimpinannya kepada muawiyyah bin abi sufyan
rodhiallohuanhu awal dari mana kerajaan dinasti bani umayyah dimulai maka pada tahun 60
hijriyyah ini lah muawiyyah meninggal dunia dan digantikan oleh anaknye yaitu yazid bin
muawiyyah.
Dan pada waktu itulah kerajaan dinasti bani umayyah selalu gonta ganti kempimpinan nya
muawiyyah bin abi sufyan diganti dengan anaknye yazid dan yazid digantikan oleh anaknye
muawiyyah sampe seterusnye
Dikarenakan juga kenapa gonta ganti kepimpinan itu karna diantara mereka itu ingin menjadi
penguasa dan dinsati bani umayyah ini memang dikategorikan sangat keras dan Alhamdulillah
imam qotadah ini ga pernah berurusan dengan politik hanya saja mencari ilmu dan
menyamapaikan ilmu saja kepada orang orang awam diantaranye kepada murid muridnye juga
yg sekaligus menjadi ulama besar imam dunia
Dan subhanalloh imam qotadah ini ditakdirkan oleh alloh ta’ala kedua matanye buta dari lahir
akan tetapi imam qotadah ini mempunyai daya memori yg sangat luar biasa jadi sekali dengar
langsung apal dan sangatlah jarang kita menemui spt imam qotadah
Jadi seakan akan lalloh gantikan kebutaan penlihatannye itu dengan kekuatan apalannye yg luar
biasa itu terkadang di mata kita itu terlihat buruk akan tetapi di mata alloh itu terlihat sangat baik
dengan rencana sang maha penciptanya
“……………mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak” (Q.S.An nisa:19)

Pada waktu itu dia melakukan rihlah dari tempatnya basroh ke Mekkah 1 bulan perjalanan
padahal dia buta hanya ingin belajar dengan seorang ulama kibarut tabi’in sekaligus
pemimpinnya tabi’in di masa nye yaitu al imam said bin al musayyib rohimahulloh Ada yg
mengatakan imam qotadah belajar ilmu dan menginap di said al musayyib
Imam qotadah juga pernah di test oleh imam said al musayyib dengan quran surat al baqoroh atas
kemauannye dia sendiri maka imam qotadah pun membaca nya tanpa ada kesalahan sedikitpun
"Qatadah mengatakan kepada Sa'id,: 'Ambillah mushaf lalu peganglah di hadapanku.' Lalu ia
membaca surah Al Baqarah, maka sungguh ia tidak melewatkan, satu waktu pun, dan tidak satu
alif pun, dan tidak satu huruf pun.
Lalu ia berkata, 'Wahai Abu An-Nadhr, engkau tepat.'
Ia berkata, 'Ya.'
Lalu ia berkata, 'Sungguh aku lebih hafal lembarannya Jabir daripada hafalanku pada surah Al
Baqarah, padahal aku hanya datang sekali kepadanya'."

Jelaslah karna imam qotadah sendiri bilang: "Aku mendengar Qatadah mengatakan, 'Tidaklah
kedua telingaku mendengar sesuatu kecuali hatiku merekamnya''"
Imam qotadah juga bilang: "Mengulang-ulang hadits di dalam majlis akan menghilangkan
cahayanya. Aku tidak pemah mengatakan kepada seorang pun: Ulangi kepadaku."

Imam Qotadah juga pernah ingin tinggal di rurnah Sa'id bin Al Musayyab untuk belajar selama 8
hari. Namun di hari ketiga Sa'id berkata padanya, 'Pergilah engkau wahai buta, karena kamu
telah mengambil seluruh ilmu yg ada pada ku”

Imam qotadah juga pada hari ke 4 imam said menyebutkan hadist hadist nabi tapi ga di catet
maka imam said pun heran “kenapa kau ga catet? Apakah ada yg kelewat karna kecepetan??”
Maka imam qotadah berkata: “kalo kao mao ku sebutkan hadist nabi yg kau sebutkan”
Maka imam qotadah pun menyebutkan semua hadist nabi yg disampaikan imam said tanpa ada
kesalahan maka imam said pun kagum dan memandangnya dan berkata: “engkau adalah manusia
yg paling pandai dlm menyampaikan hadist”

Imam qotadah pada hari ke 8 ia mencari lagi guru nya yg laen


"Bahwa ia tinggal di tempat Sa'id bin Al Musayyib selama delapan hari, lalu pada hari kedelapan
ia berkata kepadanya, 'Apakah engkau akan pergi, wahai pamanku? Sungguh engkau telah
mengurasku'.
Imam qotadah juga menyerapi illmu nya dari imam abu abdurrohman/abu ayyub sulaiman bin
dinar al madani maula ummul mu’minin maimunnah al hillaliyyah
Suatu hari, Qatadah -Rahimahullah- pernah datang ke Madinah, lalu bertanya kepada penduduk
Madinah "Siapakah yang paling alim tentang masalah thalaq disini?"
Mereka pun menjawab, "Sulaiman bin Yasar".
Maka imam qotadah pun berguru kepada imam sulaiman bin yasar

Imam qotadah juga menghabis kan waktu bermuzalamah kepada guru gurunye yg lain salah satu
ulama tabi’in pertengahan dan termasuk pemimpinya para tabi’in juga yaitu al imam hasan al
bashri selama 13 ato ada yg bilang 14 tahun lama nya dan dia adalah salah 1 pengaruh besar bagi
imam qotadah sendiri

Suatu ketika imam qotadah pernah mentahdzir amr bin Ubaid seorang dedengkot qodariyyah dan
mu’tazillah dan mu’tazillah ini juga pewaris dari jahm bin shofwan (jahmiyyah)
ashim Al Ahwal menceritakan kepada kami, ia berkata, "Aku duduk kepada Qatadah, lalu ia
menyebutkan Amr bin Ubaid lalu mencelanya dan memperingatkan darinya, maka aku berkata,
'Wahai Abu Al Khaththab, bukankah para ulama tidak mengecam sesama ulama?' Ia berkata,
'Wahai Uhaiwil, tidakkah engkau lihat bahwa seseorang itu apabila melakukan suatu bid'ah maka
harus disebutkan hingga diwaspadai?"'

suatu ketika ada sesorang menanyai suatu perkara kpd ima qotadah akan tetapi imam qotadah ga
tau
Abu Hilal berkisah, “Suatu ketika aku pernah bertanya kepada Qatadah tentang suatu
permasalahan.” Ia pun menjawab, “Aku tidak tahu.” Aku katakan kepadanya, “Jawablah dengan
pendapatmu.” “Aku tidak pernah menjawab pertanyaan dengan logikaku semenjak empat puluh
tahun yang lalu.” Dalam riwayat lain beliau menegaskan, “Aku belum pernah dengan logikaku
semenjak tiga puluh tahun yang lalu.”

Dikatakan pula bahwasannye imam qotadah dlm 1 minggu slalu menghatamkan al quran dan jika
masuk bulan romadhon maka dia maka akan menghatamkan al quran 3 hari dan jika udh
masukin 10 hari terakhir romadhon maka akan menghatam kan alquran dalam 1 hari
diantara untaian nasehatnye:
"Dianjurkan agar hadits-hadits Rasulullah dan tidak dibaca kecuaali dalam keadaan suci."

"Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan Jnng baik dan amal Yang shalih dinaikkan-Nya."
(Qs. Faathir [35]: 10), Qatadah dan Al Hasan berkata, "Tidaklah diterima ucapan tanpa
perbuatan. Maka barangsiapa amalnya baik, maka Allah menerima ucapannya."

'Wahai anak Adam, jika engkau tidak mau mendatangi kebaikan kecuali dengan semangat, maka
sesungguhnya jiwamu lebih cenderung kepada kebosanan, kehampaan dan kejemuan. Akan
tetapi seorang mukmin adalah orang yang tabah, seorang mukmin adalah orang yang berusaha
kuat. Dan sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang berteriak kepada Allah di
malam dan siang hari. Dan orang-orang mukmin senantiasa mengucapkan: 'Wahai Tuhan karni,
wahai Tuhan kami,' baik dalam ketersembunyian maupun ketertukaan, hingga mereka
dikabulkan'

Qatadah, ia berkata, "Wahai anak Adam, janganlah engkau menilai manusia berdasarkan harta
mereka, jangan pula berdasarkan anak-anak mereka, akan tetapi nilailah mereka berdasarkan
iman dan amal shalih. Bila engkau melihat seorang hamba yang shalih melalnrkan suafu
kebaikan hanya di antara dirinya dan Allah, maka dalam hal itu bersegeralah, dan dalam hal itu
berlombalah semampumu kepadanya dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah."
Qatadah juga berkata, "Sesungguhnya dosa kecil itu berkumpul dengan yang lainnya pada
pelakunya hingga membinasakannya. Sungguh, kami mengetahui bahwa orang yang paling takut
di antara kalian terhadap dosa kecil adalah orang yang paling wara'di antara kalian terhadap dosa
besar."
Qatadah mengatakan tentang firman Allah Ta'ala, "Maka di antara manusia ada orang tnng
berdoa: 'Ya Tuhan kani, berilah kami (kebaaikan) di dunia,' dan tiadalah baginya bahagian (yg
menyenangkan) di akhirat" (Qs. Al Baqarah l2l: 200), "lni adalah hamba yang meniatkan dunia,
untuk ifu ia mengeluarkan biaya, untuk itu ia menatap, untuk itu ia berbuat, untuk itu tujuan
terbesarnya, niatnya, angan-angannya dan pencariannya –
" Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat" (Qs. Al Baqarah l2l:
201), ini hamba yang meniatkan akhirat, untuknya ia menatap, unfuknya ia mengeluarkan biaya,
untuknya ia berbuat dan untuknya bersusah payah. Akhirat adalah tujuan utamanya, angan-
angannya, pencariannya dan niatnya. Allah Ta'ala telah mengetahui, bahwa akan menggelincir
orangorang yang tergelincir, maka untuk itu lebih dulu diperingatkan dan diancamkan, agar
Allah memiliki hujjah atas para makhluk-Nya."
"Jauhilah pelanggaran terhadap perjanjian yang kokoh ini, karena Allah Ta'ala telah
mengemukakannya, memberikan ancaman dan menyebutkannya di dalam ayat-ayat Al Qur'an
sebagai peringatan, nasihat dan hujjah. Diagungkannya perkara dengan apa yang diagungkan
Allah hanyalah bagi mereka yang berakal, memiliki pemahaman dan ilmu mengenai Allah &.
Dan sesungguhnya kita tidak mengetahui bahwa Allah Ta'ala telah mengancam suatu dosa
sebagaimana ancaman terhadap pelanggaran janji yang telah dikukuhkan ini. Sesungguhnya
seorang mukmin itu hatinya dan pandangannya hidup, ia mendengar Kitabullah lalu
memanfaatkannya, memahaminya, menghafalnya dan menyadarinya dari Allah. Sementara
orang kafir itu bisu dan tuli, ia tidak dapat mendengar kebaikan dan tidak menghafalnya, serta
tidak membicarakan kebaikan dan tidak mengetahuinya. Ia tenggelam di dalam kesesatan, tidak
dapat menemukan jalan keluar dan tidak mendapatkan orang yang menyelamatkannya- Ia
memarahi syetan sehingga syetan menguasainya." Kemudian ia membaca firman Allah: 'Dan
kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam'.
(Qs. Al An'aam l5l: 7l), ia berkata, "Perlawanan yang diajarkan Allah kepada Muhammad dan
para sahabatnya untuk mendebat para pelalu kesesatan. Dansesungguhnya Allah telah mengajari
kalian dengan sebaikbaiknya pengajaran, serta mendidik kalian dengan sebaik-baiknya didikan,
lalu seseorang mengambil apa yang diajarkan Allah, dan Allah tidak membebani dengan apa
yang tidak diketahuinya lalu mengeluarkannya dari agama Allah serta menjadi termasuk
orangorang yang menyusahkan diri. Hendaklah kalian tidak menyusahkan diri, berpura-pura
(sok), berlebihan dan ujub dengan diri sendiri. Tapi hendaklah kalian berendah hati karena Allah
&, semoga Allah meninggikan kalian. Demi Allah, kami telah melihat orang-orang yang
bersegera kepada fitnah-fitnah dan hanyut di dalamnya, sementara ada juga orang-orang yang
menahan diri dari itu karena takut kepada Allah. Ketika hal itu terungkap, temyata orang-orang
yang menahan diri ifu lebih baik jiwanya, lebih lapang dadanya dan lebih tidak menonjolkan diri
daripada mereka yang bersegera kepadanya dan hanyut di dalamnya. Lalu perbuatan mereka itu
menjadi kebencian di dalam hati mereka setiap kali mereka mengingatnya. Demi Allah,
seandainya manusia mengetahui fitnah ketika fitnah itu datang sebagaimana mereka
mengetahuinya ketika fitnah itu berlalu, tentu banyak generasi manusia yang menyadarinya.
Demi Allah, tidaklah dimunculkan suatu fitnah kecuali di dalam keraguan dan kesangsian kala
itu bersemi. Kau lihat pemilik dunia gembira karenanya, bersedih karenanya, rela karenanya dan
kecewa karenanya. Demi Allah, jika ia bergantung kepada dunia dan simpati kepadanya, hampir
saja dunia mencampakkannya dan menghabisinya."

"Aku mendengar Qatadah mengatakan, 'Kebajikan telah mencegah tidur. Dulu sebelum Islam
mereka biasa tidur. lalu setelah datang Islam, demi Allah, mereka mengambil dari tidur mereka,
dari malam dan siang mereka, serta dari harta dan fubuh mereka, apaapa yang bisa mendekatkan
mereka kepada Rabb mereka'."

" Jarang sekali seorang munafik begadang di malam hari (menghidupkan malam dengan
ibadah)."
Sesungguhnya manusia tidak akan menginjak neraka kecuali berupa bekas-bekasnya, dan tidak
berbicara kecuali dengan perkataan buruk. Orang yang baik itu mengikuti jejak orang yang baik,
amalnya seperti amalnya dan pahalanya seperti pahalanya. Sedangkan orang yang berbuat buruk
mengikuti orang yang berbuat buruk, perbuatannya seperti perbuatannya dan balasannya seperti
balasannya. Sesungguhnya orang baik lagi takwa dihalalkan pada perbuatannya, dan
sesungguhnya orang lalim juga dihalalkan pada perbuatannya. Masing-masing akan mendatangi
apa yang telah diperbuat dan menyaksikan apa yang telah lalu. Jika itu baik maka itulah
kebaikan, dan jika buruk maka itulah keburukan."

"Tidak ada seorang pun yang mendambakan kematian, tidak seorang nabi dan tidak pula yang
lainnya, kecuali Yusuf alahissalam.Yaitu ketika telah sempuma kenikmatan kepadanya, dan telah
dihimpunkan kepadanya keluarganya, maka ia pun merindukan perjumpaan dengan Rabbnya. "
Ya Tuhanku, sesungguhnya engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan
telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi." (Qs. Yuusuf [12]: 101). Maka ia pun
merindukan kepada Rabbnya

"Allah tidak melarang suatu dosa pun kearali Allah telah mengetahui bahwa itu akan terjadi,
akan tetapi itu sudah didahului peringatan dan hujjah.',

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah bersamanya, dan barangsiapa Srang Allah
bersamanya, maka bersamanya ada kelompok yang tidak terkalahkan, penjaga yang tidak tidur,
dan pemberi petunjuk yang tidak akan tersesat." (perkataan yg paling terkenalnye)

"Barangsiapa menaati Allah di dunia, maka ia akan memperoleh kemuliaan dari Allah di
akhirat."

"Sesungguhnya di surga ada tirai ke neraka, lalu para ahli surge melihat dari tirai itu ke neraka,
lalu berkata, 'Mengapa orang-orang sengsara itu, padahal kami masuk surga karena keutamaan
didikan mereka?' Mereka berkata, 'Sesungguhnya kami dulu memerintahkan tapi kami tidak
melaksanakan, dan kami melarang namun kami malah melakukan'."

"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah atas apa yang diperintahkan Allah, dan
kuatkanlah kesabaran terhadap para ahli kesesatan, karena sesungguhnya kalian di atas
kebenaran sedangkan mereka di atas kebathilan. Dan teguhlah di jalan Allah, dan bertakwalah
kepada Allah, mudah mudahan kalian mendapat kemenangan."
'Barangsiapa tmng berbkwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.' (Qs. Ath-Thalaaq [55]: 2-3),
ia berkata, "(Yakni) jalan keluar dari syubhat-syubhat dunia, dan dari kesulitan saat kematian dan
di tempat-tempat berdiri pada harikiamat." Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 3), ia berkata, "(yakni) dari yang diharapkannya dan
dari yang tidak diharapkannya, dari yang diangankannya dan dari yang tidak diangankannya."

"Satu bab ilmu yang dihafal oleh seseorang yang dengannya ia mencari kebaikan dirinya dan
kebaikan manusia, adalah lebih utama daripada ibadah setahun penuh."

"Seorang mukmin tidak akan diketahui kecuali di tiga tempat: Rumah yang menutupinya, atau
masjid yang ia memakmurkannya, atau suatu kebufuhan dari urusan dunia yang dibolehkan."

dari Qatadah mengenai firman Allah Ta'ala, " Dan hati mereka meniadi tenterarn dengan
mengingatAllah." (Qs. Ar-Ra'd [13]: 28), ia berkata, "Hati mereka cenderung kepada dzikrullah
dan ringan melakukannya."
Dan Allah berfirman, " Maka kalau sekiranln dia tidak termasuk orang-orang yang banyak
mengingat Allah." (Qs. Ash-Shaaffaat 7l: 143), ia berkata, "[ia banyak shalat di saat lapang,
karena itu ia selamat. Pemah dikatakan di dalam hikmah: Sesungguhnya amal shalih itu
meninggikan pelakunya, apabila tidak tergelincir dan apabila terjatuh maka ia mendapati
sandaranya."
Allah berfirman, " Dan orang orang yg menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna." (Qs. Al Mu'minun [23]: 3),
ia berkata, "Demi Allah, datang kepada mereka perintah Allah yang menidurkan mereka dari
kebathilan. Dan disebutkan kepada kami, bahwa ketika Allah memulai penciptaan Adam &, para
malaikat berkata, 'Allah tidak akan menciptakan makhluk yang lebih mengetahui daripada kita,
dan tidak pula yang lebih mulia bagiya daripada kita.' Maka para malaikat diuji dengan
penciptaan Adam, dan Allah telah menguji para hamba-Nya dengan apa yang dikehendaki-Nya
unhrk mengetahui siapa yang menaati-Nya dan siapa yang durhaka kepada-Nya. Barangsiapa
yang berfikir tentang dunia dan akhirat, maka ia akan mengetahui keutamaan salah satunya atas
yang lainnya. Ia akan mengetahui bahwa dunia adalah negeri cobaan dan negeri yang fana,
sedangkan akhirat adalah negeri abadi kemudian negeri pembalasan. Maka jadilah kalian
termasuk orang yang meninggalkan kebutuhan dunia demi kebutuhan akhirat, jika kalian bisa.
Dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

"Hendaklah kalian memenuhi janji dan janganlah kalian melanggar janji-janji itu, karena
sesungguhnya Allah telah melarang itu. dan Allah memberikan ancaman yang keras dalam hal
itu, serta menyebutkannya di dua puluhan ayat sebagai nasihat bagi kalian dan peringatan bagi
kalian, serta hujjah atas kalian, Allah berfirman, "Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di
negei-nqeri ifu squdah mereka." (Qs. ibrohim [14]: 14). Allah menjanjikan pertolongan bagi
mereka di dunia, dan menjanjikan surga di akhirat. lalu Allah telah menerangkan siapa yang akan
menempatinya dari antara para hamba-Nya, " Yang demikian ifu (adalah unfuk) orang-orang
yang takut (akan menghadap) kehadiran-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku." (Qs. Ibraahiim
[14]: 14), dan juga berfirman, "Dan bagi orang yang Akut akan saat menghadap Tuhannya ada
dua surga." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 46). Dan sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki tempat yang
kokoh, dan bahwa para penganut keimanan takut akan tempat itu sehingga mereka
menghabiskan waktu siang dan malam. Allah juga berfirman, "Karena itu janganlah sekali-kali
kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya." (Qs. ibrohim [14]: 47),.
Demi Allah, mereka takut itu, karena ifulah mereka beramal, bersusah payah serta menghabiskan
siang dan malam. Allah juga berfirman, " Sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak
ada jual beli dan persahabatan." (Qs. ibrohim [14]: 31). Allah telah mengetahui bahwa di dunia
ada persahabatan dimana mereka bersahabat di dunia, maka hendaklah dilihat dengan siapa
seseorang bersahabat dan dengan siapa berteman. Jika itu karena Allah, maka hendaklah
didawamkan, tapi jika itu karena selain Allah maka setiap persahabatan akan berubah menjadi
permusuhan bagi para pelakunya pada hari kiamat, kecuali persahabatan orang-orang yang
bertakwa. "

“Dahulu Bani Israil pernah mengatakan, ‘Wahai Tuhan kami! Engkau di langit sementara kami
di bumi, lalu bagaimana kami dapat mengetahui ridha dan murka-Mu?’ Lalu Allâh Azza wa Jalla
mengilhamkan kepada sebagian para Nabi-Nya “Kalau Aku angkat orang-orang baik sebagai
pemimpin kalian, berarti Aku ridha kepada kalian. Kalau Aku angkat orang-orang jahat sebagai
pemimpin kalian, berarti Aku murka kepada kalian.’

“Demi Allah Subhanahu wa ta'ala, sungguh tidaklah kami melihat seseorang berteman kecuali
dengan yang sejenisnya. Maka bertemanlah dengan orang-orang shalih dari hamba-hamba Allah
subhanahu wa ta'ala, semoga kalian senantiasa bersama mereka atau menjadi seperti mereka.”
Pujian para ulama tentang nye:
Anas bin malik rodhiallohuanhu berkata: “aku tidak pernah melihat rambutnya nabi muhammad
salatuwassalam melebihi rambutnya qotadah bin diamah as sadusi”

Imam Bakr bin Abdullah Al Muzani, ia berkata, "Barangsiapa yang ingin melihat kepada orang
yang paling hafal pada masanya, maka hendaklah ia melihat kepada Qatadah. Maka sungguh
kami tidak menemukan orang yang lebih hafal darinya."

dari Ma'mar, ia berkata, "Seorang lelaki datang kepada muhammad bin Sirin lalu berkata, 'Aku
bermimpi seakan-akan ada seekor meqtati mematuk mutiara lalu menelannya sekaligus.' Ia
berkata, 'Itu adalah Qatadah. Aku tidak pemah melihat orang yang lebih hafal daripada
Qatadah'."

Mathar, ia berkata, "Qatadah adalah kesatria ilmu."

dari Mathar, ia berkata, "Adalah Qatadah, apabila ia mendengar hadits ia menghapalnya dengan
seksama, dan apabila ia mendengar hadits ia mengambilnya bagai rapatan dan keluhan hingga
menghafalnya."

Mathar menceritakan kepada kami, ia berkata, "Qatadah adalah budaknya ilmu, dan Qatadah
masih terus mengkaji ilmu hingga ia meninggal."

Adz Dzahabi rahimahullah menyebut beliau sebagai Hafizhul Ashr (penghafal di masanya) dan
Qudwatul Mufassirin wal Muhadditsin (suri teladannya para ahli tafsir dan ahli hadis). Ulama
tabiin dengan banyak kelebihan ini dilahirkan pada tahun 60 H dan terlahir dalam keadaan kedua
matanya buta.
“Aku tidak menyangka Allah azza wajalla menciptakan manusia dengan kekuatan hafalan
sepertimu,” kata imam Sa’id bin Musayyib rahimahullah

Imam Ahmad rahimahullah pernah membicarakan tentang imam Qotadah secara panjang lebar
dan memaparkan tentang keilmuan, kefakihan dan pengetahuannya tentang khilaf ulama dan
ilmu tafsir. Imam Ahmad juga mengatakan bahwa imam Qotadah adalah orang yang kuat
hafalannya dan orang ahli fikih.

Imam Ahmad berkata, “Teramat jarang Anda jumpai ada seorang yang bisa mengunggulinya.
Namun kalau dikatakan ada yang seperti imam Qaoadah, maka bisa saja terjadi. Ia adalah orang
yang paling hafal dari kalangan penduduk Basrah. Tidaklah ia mendengar sesuatu melainkan
langsung bisa menghafalnya.”

Imam sufyan bin said bin masruq ats tsauri berkata: “memangny ada manusia ini seperti imam
qotadah?”
Wafatnya sang ulama dunia:
Menurut imam al mizzi dan imam adz dzohabi imam Qatadah meninggal pada tahun 117 H
dalam usia 57 tahun di Wasith karena penyakit tha’un dan dimakamkan di kota tersebut.
Kepergian beliau ini membuat kaum muslimin terutama yang tinggal di negerinya begitu sedih
karena kehilangan ulama besar di zamannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-
Nya kepada beliau serta kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Ini menunjukan bahwasannye wabah tho’un ini menjadi rahmat bagi orang orang yg bertakwa
berdasarkan hadist nabi
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un (wabah), orang yang
mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa
reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no.
1914)

Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena ath-
tha’un (wabah) adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan wanita
yang mati karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Ahmad, 2: 522. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth
dan ‘Adil Mursyid menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim).

Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh
orang, yaitu korban ath-tha’un (wabah) adalah syahid; mati tenggelam (ketika melakukan safar
dalam rangka ketaatan) adalah syahid; yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah
syahid; mati karena penyakit perut adalah syahid; korban kebakaran adalah syahid; yang mati
tertimpa reruntuhan adalah syahid; dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan
(dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, pen.) adalah syahid.” (HR.
Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat
keterangan ‘Aun Al-Ma’bud, 8: 275)

Itulah kisah sang imam ulama dunia yg masyur dan hanya inilah yg saya ketahui dari beliau
rohimahulloh ta’ala
2.pertanyaan
1.kita yg mempunnyai ciri ciri yang sehat dan tanpa ada kecacatan apakah kita mempunayi ilmu
agama yg kuat dibandingkan imam qotadah yg buta tetapi mempunyai ilmu agama yg luas?

2.berapa banyak kah guru guru agama kita sedangkan kita meremehkan ilmu agama kita sendiri?

3.kenapa yg harus kita prioritaskan adalah yg bersifat duniawi kenapa tidak dengan agama
kalian?
(ingatlah perkataan al imam yahya bin muadz rohimahulloh:
“Wahai manusia... engkau mencari dunia dalam keadaan engkau bersungguh-sungguh untuk
mendapatkannya dan engkau mencari akhirat dalam keadaan seperti orang yang tidak
membutuhkannya (malas-malasan).
Padahal dunia sudah mencukupimu walaupun engkau tidak mencarinya. Sedangkan akhirat
hanya didapatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencarinya. Maka pahamilah
keadaanmu"
Juga perkataan al imam Al-Ashma'i:
"Barang siapa tidak mau (bersabar) menanggung kehinaan menuntut ilmu meskipun hanya
sesaat, maka dia akan tetap berada dalam hinanya kebodohan untuk selama-lamanya.")

4.diantara kita kalopun ada kesalahan maka patut tuk dimaafkan bukan di cela tapi ini kenapa
malah menjadi sebalik nye?

5.apa yg dikatakan rob kita jika bilang: “bekal (amal sholeh) apa yg kao bawakan dan seberapa
banyak?”
3.humor/anekdot
1.imam qotadah jika sekali dengar langsung apal lah kalo kita sekali dengar langsung lupa dan
lupa nya juga berterusan terkadang bu bayu menjelaskan ini pastilah kita ga jaoh2 dari perkataan
“hah!!??,Apa bu!??,dll” mungkin dia ga jelas denger

2.imam qotadah ini dia rambutnya bagus dan panjang dan rambutnya di urusin ama dial ah kalo
kita rambut panjang ga keurus akhirnye rambut berkele kele pula mungkin ada kutu ato ada
kecoak kali di dalem

3.imam qotadah ini dia buta dan luas ilmunya lah kita yg jelas2 sempurna ini ga ada ilmunya
terkadang maen game aja dan yg paling sering adalah rebahan kadang rebahan kalo ngorok suka
agresif ngiler pula

4.imam qotadah ini dia berangkat dari bashroh ke mekkah selama kurang lebih 1 bln hanya untuk
mencari ilmu agama lah kalo kita ga jaman dah modern kalo nganterin emak kepasar ae berasa
kek mao pulang kampong saking malesnye jangankan gitu kemesjid ae males2an padahal jarak
rumah ke masjid deket

5.jika ada seorang alim yg bermanhaj ahlus Sunnah dan membuat suatu kesalahan maka wajarin
saja dan jangan ga mao belajar karna 1 kesalahan saja kalopun begitu kita mao belajar ama siape
ama syaikh google Ato ama syaikh youtube nanti kita bilang “qolla hadastsana google yakull
qolla hadastsana youtube” ga jelas lah kalo pun dia juga salah ya salah juga jangan berpikiran
karna semua ini salah maka kita ga mao belajar agama
4.games edukasi
(pilih lah benar ato salah)
1.benarkah imam qotadah itu buta penglihatan?
2.benarkah imam qotadah mempunyai 25 guru?
3.benarkah imam qotadah adalah seorang generasi tabi’ut tabi’in?
4.benarkah imam qotadah tertuduh qodariyyah dan bukan seorang mudalis
5.benarkah imam qotadah berguru dengan umar bin khottob rodhiallohuanhu?
6.benarkah imam qotadah mempunyai murid bernama imam al auza’i?
7.apakah benar imam qotadah berguru dengan hasan al bashri selama 8 hari?
8.apakah benar imam hasan al bashri guru yg paling berpengaruh bagi imam qotadah?
9.apakah benar imam qotadah mempunyai rambut yg panjang dan bersih ter urus?
10.benarkah imam qotadah meninggal karna di bunuh?

(jawablah dengan singkat)


11.sebutkan guru2 imam qotadah (minimal 5!)
12.sebutkan murid murid imam qotadah (minimal 5!)
13.siapakah yg memuji rambut imam qotadah? dan sebutkan orang orang yg memujinya
(minimal 4!)
14.sebutkan 1 untaian nasehat imam qotadah!
15.jika ada seseorang yg bermahaj ahlus Sunnah dan ada yg tergelincir dalam suatu pemasalahan
apa yg harus kita lakukan!??

Anda mungkin juga menyukai