BAB I
Inkar sunnah juga sering diartikan sebagai rasa tidak percaya nya
terhadap suatu sunnah yang diriwayatkan oleh para Hurairah dan perawinya.
Namun ada juga yang menyebut ingkar sunnah itu bukan lah suatu rasa
penolakan total dan sepenuhnya terhadap sunnah tapi lebih diarahkan pada
rasa menimbang-nimbang akan makna dari suatu sunnah yang terdapat dalam
kitab Al-Quran dan hadits-hadits Nabi.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abdul Majid, Ulumul Hadis. (Jakarta: Amzah, 2013), hlm 31
2
Ibid., hlm 31-32
3
4
‘ulama, baik secara totalitas mutawatir maupun ahad atau sebagian saja, tanpa ada
alasan yang dapat diterima.3
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa Inkar Sunnah (hadits) adalah
sekelompok umat Islam yang tidak mengakui atau menolak Sunnah (hadits)
sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Orang yang menolak keberadaan Sunnah
(hadits) sebagai salah satu sumber ajaran Islam disebut munkir al-Sunnah.
Kelompok Ingkar Sunnah merupakan lawan atau kebalikan dari kelompok besar
(mayoritas) umat Islam yang mengakui Sunnah sebagai salah satu sumber ajaran
Islam.
3
Ibid., hlm 32-35
4
Mahrus, Ulumul hadis, (Jember: IAIN Jember,2013), hlm 59
5
boleh saja dan gugurlah semua pelaksanaan shalat, zakat, haji sebagaimana
yang diajarkan Nabi dalam sunnahnya.
Demikian juga kelompok ketiga yang hanya menerima hadits
mutawatir. Semua kelompok diatas ingin merobohkan Islam dengan
menolak penjelas Al-Qur’an, yaitu sunnah dan memisahkan antara
penjelas dan yaang dijelaskan. Dengan demikian, mereka sangat mudah
mendistorsi dan mempermainkan makna Al-Qur’an.
2.3 Gejala-Gejala Inkar As-Sunnah
Gejala-gejala inkar as-sunnah masih merpakan sikap-sikap indivual,
bukan merupakan sikap kelompok, meskipun jumlah mereka dikemudian hari
semakin bertambah. Suatu hal yang patut di catat, bahwa gejala-gejala itu
tidak terdapat di negeri-negeri Islam secara keseluruhan, melainkan secara
umum terdapat di Irak. Sementara menjelang akhir abad ke II H muncul pula
kelompok-kelompok yang menolak sunnah sebagai salah satu sumber syariat
Islam, disamping ada pula yang menolak sunnah yang bukan mutawatir saja.5
5
Ibid., hlm 64
6
Abdul Majid, Ulumul Hadis. (Jakarta: Amzah, 2013), hlm 34
6
d. Pembela Sunnah
Iman As-Syafi’i telah memainkan perannya dalam
menundukkan kelompok pengingkar sunnah. Seperti telah
disebutkan dalam kitabnya Al-Umm, beliau menuturkan
perdebatannya dengan orang yang menolak hadis. Setelah melalui
perdebatan yang panjang, rasional, dan ilmiah, pengingkar sunnah
tersebut akhirnya tunduk dan menyatakan menerima hadis. Oleh
karena itu, Imam As-Syafi’i kemudian diberi julukan sebagai Nashir
As-Sunnah (pembela sunnah).
Ada beberap hal yang harus dicatat tentang inkar As-Sunnah
Klasik. Yaitu bahwa inkar as-sunnah klasik kebanyakan masih
merupakan pendapat perseorangan dan hal itu muncul akibat
9
BAB III
7
Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis(Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm 208-2015
8
Ibid., hlm 215-216
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
10
11