PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini penuntut ilmu hadis semangkin banyak dan
bertambah, di setiap negara kita melihat banyak Universitas
yang membuka khusus jurusan hadis sehingga setiap tahunnya
dapat mengeluarkan puluhan bahkan ratusan sarjana hadis,
tetapi yang jadi permasalahan adalah, kenapa begitu banyak
sarjana keluaran hadis tidak mencapai derajat Muhaddis dan
al-Hafizh tetapi cendrung selalu menjadi pengikut utama dan
setia Syeikh Nasiruddin Albani dalam segala sohehnya dan
do`ifnya, padahal beliau sendiri belum mencecah tahap alHafizh, sebesar mana kefantikkan muridnya kepada Albani tetapi
mereka tidak ada yang mampu mengatakan bahwa Albani itu
seorang al-Hafizh.
Apakah faktor-faktor yang menyebabkan pelajar ilmu hadis
tidak mempu naik ke tahap yang lebih tinggi,dari pengamatan
penulis sebab-sebab pelajar tidak memiliki kemampuan yang
handal dan mencapai gelaran yang lebih tinggi adalah karena
tidak mengikuti cara dan adab-adab menuntut ilmu hadis, coba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adab-Adab Penuntut Ilmu Hadis
1 Berniat ikhlas
Penuntut ilmu hadis mesti berniat ikhlasa, niat yang ikhlas
didalam belaja ilmu hadis merupakan kunci keberhasilan
mendapatkan ilmu yang berkat dan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat, pelajar mesti berniat bahwa tujuaannya untuk belajr
ilmu hadis adalah karena Allah s.w.t,bukan disebabkan agar
orang memanggilnya Muhaddis, bukan disebabkan dunia,
bukan disebabkan untuk berbangga-bangga dan selainnya..
2 Memperbaiki akhlak dan adabnya
Bagi penuntut ilmu hadis mesti memperbaiki akhlak dan
adabnya, tidak berlaku kasar, berbicara benar, tawadhu`,
rendah diri, lambat marah, sopan santun, menghornati yang
tua dan mengasihi yang muda, menjauhi perkara-perkara yang
haram, tidak menzolimi orang lain, berlaku adil, menjauhkan
hal-hal yang menjatuhkan harga diri, sebab ilmu hadis
merupakan
ilmu
yang
sangat
tinggi
dan
mulia,
sudah
sebab
dengan
mengamalkan
hadis
dapat
menanyakkan
permasalahan-permasalahan
kepada
gurunya tanpa ada rasa takut, malu dan rasa sombong, sebab
dengan banyak bertanya akan menghasilkan ilmu yang banyak
dan mampu memahami permasalahan yang sulit.
8 Rajin menulis dan mencatat maklumat
Sudah semestinya penuntut ilmu rajin mencatat seluruh
maklumat
yang
dia
dengar
dari
gurunya,
mendengar
sajalah
yang
layak
menyadang
gelar
ini
seperti
yang
{ } Al-Hakim
Al-Hakim yaitu, orang yang menguasai seluruh ilmu-ilmu
(diriwayatkan),
baik
matan
maupun
sanadnya
dan
{
} Al-Hujjah
Yaitu, gelar keahlian bagi para Imam yang sanggup menghafal
{ } Al-Hafizh
Ialah gelar untuk ahli hadits yang dapat menshahihkan sanad
yang
mendapat
gelar
ini
antara
lain
al-Iraqi,
{
} Al-Muhaddits
10
{ } Al-Musnid
Yaitu, gelar keahlian bagi orang yang meriwayatkan sanadnya,
adalah
Abdulqadir
almarhum
Balfaqih,
Al
Hafidh
ALmarhum
Alhabib
Alhabib
Salim
Abdullah
bin
bin
jindan,
11
Diatas
itu
adalah
para
Imam
Muhadditsin,
puluhan
12
berkata
Jika
aku
sampai
kepada
mereka,
akan
13
Imam Syafii adalah Guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, dan
Imam Malik adalah guru dari Imam Syafii, dan Imam Malik hidup
sezaman dg Imam Hanafi, dan keduanya berguru kepada Imam
Nafi, yg langsung berjumpa dg para sahabat Rasul saw, dan
tentunya para sahabat Rasul saw dari Rasulullah saw.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berniat ikhlas
Memperbaiki adab dan akhlaknya
Memulai dari negri sendiri
Merantau menuntut ilmu hadis
Menghapal dan mengamalkan hadis
Menghormati gurunya
Terus mencari ilmu tanpa malu
Rajin menulis dan mencatat maklumat
15