Anda di halaman 1dari 8

selanjutnya dilakukan oleh Kaum Muda

GERAKAN ISLAM pada awal abad ke-20, yang terutama


DI MINANGKABAU dilakukan melalui pembaharuan sistem
pendidikan agama lewat lembaga
AKHIR ABAD KE-19 Perguruan Sumatera Thawalib dan Diniyah
KAUM PADERI School di Padangpanjang (Noer, 1988).
Meskipun jarang tercatat dalam buku
sejarah, Kerajaan Islam Pagarruyung di
PENDAHULUAN Minangkabau merupakan salah satu
kerajaan yang sangat berpengaruh di
Minangkabau merupakan salah satu daerah
Sumatera, bahkan Marsden (1999),
penting dalam sejarah Islam di Indonesia
mengatakan bahwa wilayah kekuasaannya
karena dari daerah inilah bermulanya
pernah meliputi seluruh Sumatera.
penyebaran cita-cita pembaharuan ke
daerah-daerah lain. Gerakan Pembaharuan di

Di akhir abad ke-18 situasi dikotomi dalam Minangkabau (Gerakan Paderi)


masyarakat itu antara lain ialah adanya
Gerakan Paderi adalah sebuah gerakan
kecenderungan yang makin menjadi-jadi
pembaharuan dalam kehidupan tatanan
pada kaum adat, seperti perjudian, sabung
beragama dan kemasyarakatan di
ayam, minum-minuman keras dan adat.
minangkabau yang dimulai pada tahun 1803
Kebiasaan seperti ini bahkan mendapat
hingga tahun 1821, gerakan ini di semangati
dukungan dari golongan raja, para
oleh gerakan wahabi yang diajarkan oleh
bangsawan, dan para penghulu. Dengan
muhammbad ibnu ‘Abd al-wahhab (1703-
demikian adat sudah meninggalkan syara’,
1792) yang tidak saja menyerukan kembali
sehingga terjadi keprihatinan para ulama.
ke ajaran dan firman Allah, tetapi juga

Yang terjadi di Minangkabau dimulai menyerukan untuk kembali ke ajaran

dengan adanya Gerakan Paderi pada awal Rasulullah dan ajaran-ajaran sahabatnya.

abad ke19 yang bertujuan untuk Gerakan paderi sebagaimana gerakan-

memurnikan ajaran Islam. Pembaharuan gerakan lokal di berbagai belahan bumi


Nusantara pada periode perang serta menjadi basis perdebatan pada abad
kemerdekaan melawan penjajahan Belanda ke-20, perdebatan mengenai hakikat Islam
disamping penjajahan portugis dan Inggris juga melibatkan pendefinisian ulang atas
masuk kepulauan Nusantara merupaka tradisi (adat). Tuanku Koto Tuo, seorang
tonggak yang penting dalam Sejarah ulama yang sangat dihormati, mulai
Indonesia. meletakkan dasar pemurnian islam dengan
mengajak masyarakat kembali kepada
Pada abad ke 16 Islam sudah masuk ke
ajaran Al-qur’an dan sunnah. Namun
Minangkabau, setelah kejatuhan Malaka,
pendekatan damai yang dilakukannya tidak
terjadilah proses sinkretisme yang berjalan
bisa diterima oleh muridnya yang lebih
cukup lama. Terdapat dua cara hidup
radikal Tuanku Nan Rentjeh, seorang yang
berdampingan yang damai : adat lama
amat berpengaruh dan mempunyai banyak
dengan syara’ lama sama-sama dihormati.
murid di wilayah Agam. Tuanku Tambusai
Hal ini antara lain digambarkan dengan
dan lain-lain dalam konteks gerakan
pepatah, Adat basandi syara’, syara’
pembaharuan (puritanisme) keagamaan
basandi kitabullah.2 Dengan beginilah mula-
maupun gerakan rakyat di tanah Minang itu
mula Islam mengadakan penyesuaian
memang memiliki watak yang puritan.
dengan struktur dan landasan masyarakat
Syafnir Aboe Nain mempertegas watak
Minangkabau yang matrilineal, mengikuti
purinitasme gerakan Padri yang berwatak
garis keturuan ibu dalam system
Wahhabi itu sebagai berikut:
kekerabatan dan hak waris. Bagi
masyarakat Minangkabau Islam merupakan “Misi mereka adalah membersihkan
keyakinan keagamaan yang merembes bebagai pengaruh adat yang
masuk ke dalam pengetahuan, perilaku, dan belawanan dengan ajaran islam. ide
makna budaya. atau Minang, Islam ini timbul ketika mereka berkenalan
merupakan keyakinan keagamaan yang dengan ajaran kaum wahabi Makkah
merembes masuk ke dalam pengetahuan, saat mereka menunaikan ibadah
perilaku, dan makna budaya Di haji. Target yang mereka tuju ialah
Minangkabau corak islam menjadi sumber puritanisme agama Islam secara
konflik yang serius pada awal abad ke-19 menyeluruh, yakni ketaatan mutlak
terhadap agama, shalat lima waktu, Salah seorang pelopor gerakan pembaruan di

tidak merokok, dan berjudi serta Minangkabau yang menyebarkan pikiran-

menyabung ayam.” pikirannya dari Mekah pada awal abad ke-20


adalah Syekh Ahmad Khatib EL Minangkabawy
Perpecahan guru dan murid ini adalah awal (1855). Syekh Ahmad Khatib sangat terkenal
sesungguhnya dari “Gerakan Paderi”. dalam menolak dua macam kebiasaan di
Kelompok radikal ini mendapat kekuatan Minangkabau, yakni peraturan-peraturan adat
baru pada tahun 1803 M. Ketika tiga ulama tentang warisan dan tarekat Naqsyahbandiyah

Haji Miskin (Pandai Sikat), Haji Sumanik yang dipraktekkan pada masa itu. Kedua

(dari VIII Kota) dan Haji Piobang (dari Lima masalah itu terus menerus dibahasnya,
diluruskan dan yang tidak sejalan dengan
Puluh Kota) pulang dari Mekah. Mereka
syari’at Islam ditentangnya.
pulang dengan membawa semangat Islam
yang diilhami oleh Gerakan Wahabi yang Pemahaman dan pendalaman dari Syekh

puritan, gerakan inilah yang kemudian Ahmad Khatib el Minangkabawy ini, kemudian

dikenal dengan geraka wahabisme paderi. dilanjutkan oleh gerakan pembaruan di


Minangkabau, melalui tabligh, diskusi, dan
Mata Rantai Gerakan Paderi Di muzakarah ulama dan zu’ama, penerbitan

Minangkabau brosur dan surat-kabar pergerakan, pendirian


sekolah-sekolah seperti madrasah-madrasah
Pada awal abad ke-20, di Sumatera Barat Sumatera Thawalib, dan Diniyah Puteri, sampai
ditandai dengan periode yang penuh ke nagari-nagari di Minangkabau, sehingga
pergolakan sosial dan intelektual. Berpuluh- menjadi pelopor pergerakan merebut
puluh buku polemik, baik dalam bahasa Arab kemerdekaan Republik Indonesia.
maupun bahasa Melayu mulai banyak
Dalam beberapa karya Ahmad Khatib
diterbitkan, dan berbagai majalah, surat kabar
menunjukkan bahwa barang siapa masih
yang mewartakan hal-hal yang berupa
mematuhi lembaga-lembaga “kafir”, adalah
pergolakan pemikiran, dan aliran-aliran dalam
kafir dan akan masuk neraka. Kemudian, semua
pemahaman mazhab dalam syari’at Islam, mulai
harta benda yang diperoleh menurut hukum
banyak bermunculan, dan pengamalan dalam
waris kepada kemenakan, menurut pendapat
adat sesuI panduan syarak, agama Islam sangat
Ahmad Khatib harus dianggap sebagai harta
ramai dibicarakan.
rampasan.Pemikiran-pemikiran yang
disampaikan Ahmad Khatib memicu pembaruan yang menyepakati adaik basandi syarak, syarak
pemikiran Islam di Minangkabau. Di pihak lain basandi Kitabullah di ranah Minangkabau.
perlawanan yang berarti terhadap pemikiran
Gerakan Kembali ke Syariat yang dilaksanakan
Ahmad Khatib datang dari kalangan Islam tradisi
di bawah bimbingan Tuanku Nan Tuo, yang
yang adakalanya disebut kaum tua.
kemudian berlanjut kepada Gerakan Padri di
Gerakan pembaruaan di awal abad ini dapat bawah pimpinan Tuanku Nan Renceh, yang
disebut sebagai gerakan pembaruan para ulama kemudian sambung bersambung di bawah
zuama, yang sesungguhnya telah diwarisi pimpinan Tuanku Imam Bonjol, sesungguhnya
sambung bersambung dalam rantai sejarah tidak menentang hukum waris berdasarkan
yang berkelanjutan semenjak dari dua gerakan garis ibu.
Paderi sebelumnya. Dapat pula dinyatakan
Gerakan pembaharuan yang dilaksanakan sejak
bahwa gerakan pembaruan ulama zuama di
Tuanku nan Tuo, Tuanku nan Renceh, dan
awal abad 20 di Minangkabau menjadi mata
Tuanku Imam Bonjol, lebih menguatkan harta
rantai dari gerakan Paderi periode ketiga.
pusaka, yang dimaksud adalah pusaka tinggi itu,
Gerakan Paderi periode pertama, di awal abad dimanfaatkan untuk kesejahteraan kaum, dan
kedelapan belas, dimulai pulangnya tiga oleh karena itu, harta pusaka dimaksud
serangkai ulama Minang (1802), terdiri dari Haji diturunkan kepada kemenakan, dan
Miskin di Pandai Sikek, Luhak Agam, Haji Abdur ditempatkan pada pengawasan garis
Rahman, di Piobang, Luhak Limopuluah, dan perempuan. Namun mengenai harta
Haji Muhammad Arief, di Sumanik, Luhak nan pencaharian, kedua gerakan itu sependapat
Tuo, Tanah Datar, yang juga dikenal bergelar harus diwariskan kepada anak. Tuanku Imam
Tuanku Lintau, berawal dengan penyadaran Bonjol, sadar bahwa setelah utusan anak
semangat beragama Islam di dalam kehidupan kemenakannya mempelajari hukum Islam ke
beradat di Minangkabau. tanah Mekah, menyatakan pembagian tugas
yang nyata antara adat dan syarak atau agama.
Gerakan Paderi perode kedua dilanjutkan oleh
Bahwa masalah adat dikembalikan kepada Basa
Tuanku nan Tuo, Tuanku nan Renceh, Tuanku
dan Penghulu, sedangkan masalah agama
Kubu Sanang, Tuanku Koto Ambalau, Tuanku di
diserahkan kepada Tuanku atau malin.
Lubuk Aur, Tuanku di Ladang Laweh dan Tuanku
Imam Bonjol yang berujung dengan Inilah doktrin ajaran adat basandi syarak, syarak
perlawaanan terhadap penjajahan Belanda basandi Kitabullah. Gerakan pembaruan ulama
(1821-1837), dan lahirnya piagam Marapalam zuama di awal abad ke 20 di ranah
Minangkabau ini, berawal dengan kepulangan sebagai lembaga pengadilan dengan
para penuntut ilmu dari Makkah el lembaga peradilan Belanda.
Mukarramah, yang umumnya adalah murid dari 2) Pendidikan Masyarakat Minangkabau
Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawiy, telah Ditandai dengan di Bangun nya "sekolah
ikut memberikan sumbangan bagi pencerahan kolonial",yaitu: Banyak kalangan ulama-
pemahaman dan pengamalan syari’at Islam, ulama besar Indonesia yang datang
dan mendorong bagi munculnya perdebatan- untuk belajar ke pusat Islam ini dikader
perdebatan umum yang diikuti para ulama. langsung oleh Ahmad Khatib sendiri.
Kepulangan murid-murid Ahmad Khatib
Gerakan pemikiran islam di Minangkabau juga
ke Indonesia inilah yang dikemudian
tidak terlepas dari beberapa faktor. Misalnya,
hari memberi kontribusi yang besar
Politik dan Ekonomi Masyarakat Minangkabau
bagi pembaharuan keagamaan tahap
dan Pendidikan Masyarakat Minangkabau,
kedua serta tumbuhnya pemikiran
1) Politik dan Ekonomi Masyarakat nasional kebangsaan yang sekaligus
Minangkabau menjadi pemantik munculnya
Perjuangan Paderi pada tahun 1811- perlawanan terhadap kolonialisme di
1833 berdampak panjang terhadap Indonesia pada awal abad ke-20.
kondisi politik di ranah Minangkabau. Generasi baru tokoh intelektual muslim
Konflik yang semula hanya terjadi di Minangkabau pada akhir abad ke 19
karena persaingan pengaruh antara dan awal abad ke 20 ini mampu
aristokrat adat dan elit ulama berubah menjadi penyeimbang aksi politik etis
menjadi konflik segitiga antara Belanda yang telah memperluas jalur
aristokrat adat, elit ulama dan pendidikan barat bagi masyarakat
pemerintah kolonial. Hal ini berujung pribumi. Surau-surau yang menjadi
redupnya pengaruh aristokrat adat dan sentra pendidikan anak nagari di
elit ulama digantikan oleh pemerintah Minangkabau pun memperoleh nafas
kolonial. Hal ini ditandai dengan baru untuk bangkit bersaing dengan
ditandatanginya perjanjian “plakat institusi yang dibangun oleh Belanda.
panjang”. Pihak pemerintah kolonial Kemunculan kembali surau ini tentunya
mulai menerapkan kebijakan tanam dengan pembaharuan yang
paksa, menarik pajak dari msayarakat mengadaptasi beberapa sistem
Minangkabau, mengganti lembaga adat pendidikan pemerintah Belanda.
Pembaharuan pendidikan ini kelak itu para tuanku lebih sering
membawa perubahan yang besar menyepikan diri. Bersuluk namanya.
dampaknya bagi wajah budaya dan adat Artinya, jalan menuju Allah. Caranya
Minangkabau.
dengan berzikir. Bisa 5.000 hingga

Tokoh-Tokoh Penggerak 10.000 kali sehari. Tempatnya


tertutup dan tak boleh diganggu.
 Tuangku Koto Tuo Cara itu dianggap Tuanku Koto Tuo
Koto Tuo adalah nama daerah di tak efektif. Dia beranggapan kondisi
Cangkiang, Agam sekaligus nama masyarakat mesti diperbaiki.
perguruan yang didirikan Tuanku Akibatnya, ia berseberangan dengan
Koto Tuo. Jika ada ulama di sebuah ajaran Ulakan.
nagari maka julukan Tuanku sebagai  FAKIH SAGIR
pemimpin agama tertinggi Tulisannya banyak membantu
disandingkan dengan nama tempat peneliti di dalam dan luar negeri
tinggalnya. Tuanku Koto Tuo melihat untuk memahami Gerakan Padri.
terjadi perubahan besar pada Bahkan tulisan itu dipandang
masyarakat. Adat yang selama ini sebagai informasi penting karena
bersandar pada agama tak lagi yang menulis mengalami langsung
berjalan. Harta pusaka banyak habis gerakan tersebut. Berbeda jika
untuk sabung ayam atau balam. dibandingkan dengan tulisan peneliti
Perampokan merajalela baik Belanda yang kadang tidak
terhadap petani maupun pedagang. memahami situasi budaya setempat.
Di pasar sering terjadi keributan. Dalam tulisan itu, ia menceritakan
Perkelahian tiap sebentar bagaimana Gerakan Padri bermula,
berlangsung, kadang sampai terjadi pergolakannya, sampai kematian
pembunuhan. Tak ada yang bisa Tuanku Koto Tuo.
menyelesaikan, termasuk para  TIGA HAJI
penghulu atau datuk. Ketiganya datang dari luak (daerah
Hal itu pula yang menjadi sebab lain
asal) yang berbeda. Mereka adalah
munculnya pembaruan. Pada masa
Haji Miskin dari Pandai Sikek (Luak Pariaman menjaga Pariaman dari serangan
Agam), Haji Abdur Rahman dari Belanda. Dia ditangkap setelah dengan
Piobang (Luak Limopuluah), serta susah payah dikalahkan oleh Belanda. Dan
Haji Muhammad Arif dari Sumani masih sangat banyak lagi tokoh-tokoh
(Luak Tanah Datar). Dalam lainya, Semua berjuang dengan cara dan
perjalanan pulang , ketiganya sudah posisi masing-masing. Awalnya, perbaikan
ingin mengadakan perubahan di dalam akidah. Namun, semuanya kemudian
Minangkabau. Haji Miskin, sebelum bersatu mengusir penjajah dari
ke Makkah, bahkan sudah Minangkabau.
berdampingan dengan Tuanku Koto
KESIMPULAN
Tuo memberantas
kemungkaran.Makin padatlah hati Gerakan Paderi yang dipelopori oleh
ketiganya untuk memurnikan ajaran beberapa orang yang begelar “tuanku” di
Islam. Setelah berada di kampung Minangkabau, memiliki misi utama adalah
masing-masing, perubahan itu untuk membersihkan bebagai pengaruh
dimulai adat yang belawanan dengan ajaran islam.
 TUANKU RAO Ide ini timbul ketika mereka berkenalan
 RAJA PAGARUYUNG dengan ajaran kaum wahabi Makkah saat
 PARA DATUK mereka menunaikan ibadah haji. Target
 SENTOT ALI BASA yang mereka tuju ialah puritanisme agama
 TUANKU TAMBUSAI Islam secara menyeluruh, yakni ketaatan
mutlak terhadap agama, shalat lima waktu,
Nama-nama yang disebut sebelumnya
tidak merokok, dan berjudi serta
hanyalah sebagian kecil yang ikut dalam
menyabung ayam. Gerakan ini kemudian
Gerakan Padri yang begitu besar dan
memotori munculnya gerakan modernisasi
melewati masa yang lama. Mereka berasal
intelektual di Minangkabau. Peran surau-
baik dari kalangan ulama maupun adat. Ada
surau dan pedagang juga turut serta dalam
nama lain yang patut dibentangkan,
mempengaruhi perkembangan dan
misalnya Tuanku Pariaman. Dia adalah
nenek moyang Buya Hamka. Tuanku
modernisasi intelektual Islam di
Minangkabau.

Disamping itu juga bahwa gerakan


pembaruan yang menyebabkan lahirnya
organisasi keagamaan pada mulanya
bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan
kondisi masyarakat pada saat itu kemudian
menjelma menjadi kegiatan politik yang
menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal
tersebut dirasakan mendapat pengaruh
yang signifikan dari pemikir-pemikir para
pembaru Islam, baik di tingkat nasional
maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai