Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM”

DOSEN PEMBIMBING :
DR. SITTI JAMILAH AMIN, M.Ag.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. ANISA NABILA NURDIN


2. DEVI
3. MUH. FADLI MASRI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
KOMUNIKASI DAN PEYIARAN ISLAM

SEMESTER GANJIL 2019/2020


KATA PENGANTAR

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya. Atas izin Allah yang

Maha Kuasa, kami bisa meyelesaikan tugas Ilmu Aqidah dengan sebaik – baik nya.

Sebagai peran keikut sertaan kami dalam memenuhi tugas Ilmu Aqidah kali ini,

maka kami menyusun tugas secara tertulis ini dalam bentuk sebuah makalah.

Dan kami sangat berterimakasih sebanyak – banyaknya atas partisipasi teman –

teman kelompok sehingga kami dapat menyusun laporan karya ilmiah ini.

Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan yang ada

pada tugas kali ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak. Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bukan hanya untuk kami saja, akan tetapi bisa juga bermanfaat bagi

banyak orang.

Parepare, 10 Oktober 2019

Kelompok 5

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | i


DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.....................................................................................1

B.     Rumusan Masalah...............................................................................2

C.     Tujuan Masalah ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Sejarah Munculnya Aliran Syi’ah........................................................3

B.    Sekte-sekte Terpenting dalam Aliran Syi’ah........................................5

C. Perkembangan Aliran Syi’ah Saat Ini..................................................9

D. Kesesatan-kesesatan Aliran Syi’ah......................................................11

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan..........................................................................................13

B.     Saran....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | ii


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syi’ah merupakan madzhab yang pertama lahir dalam Islam. Madzhab ini tampil pada

akhir masa pemerintahan Ustman, kemudian tumbuh dan berkembang pada masa ‘Ali bin

Abu Thalib. Jika hak ‘Ali bin Abu Thalib untuk menjadi khalifah merupakan asasnya,

membicarakan Syi’ah berarti membicarakan sejarah hingga yang terjadi pada hari Saqifah.

Pada hari itu, ada umat Islam berpendapat bahwa ‘Ali lebih berhak menjadi Khalifah,

karena ia adalah orang yang pertama masuk Islam, yang paling banyak menghadapi

bencana dan berjuang fisabilillah., bahkan punya hubungan nasab yang kuat dengan Nabi.

Namun hal itu tidak menghasilkan apa-apa untuk itu, Umar mengambil sikap dengan cara

mebaiat Abu Bakar. ‘Ali tidak menghadiri rapat ini, karena sibuk mengurusi jenazah Nabi

dan mempersiapkan waktu pemakaman beliau. Kelihatannya setelah diberi tahu, ‘Ali tidak

mau baiat kepada Abu Bakar, tetapi akhirnya ‘Ali mau membaiatnya, sebagaimana

kemudian ia juga membaiat dua orang sahabat Abu Bakar yakni, Umar dan ‘Usman.

Urusan-urusan kaum Muslim pun berjalan sesuai jalurnya secara wajar khususnya, di

zaman Abu Bakar dan Umar merupakan contoh hidup bagi sikap adil dan tidak memihak.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 1


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah kemunculan aliran Syi’ah?

2. Apa saja sekte-sekte terpenting aliran Syi’ah?

3. Bagaimana perkembangan dan ajaran aliran Syi’ah?

4. Apa saja kesesatan-kesesatan aliran Syi’ah?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui sejarah kemunculan aliran Syi’ah

2. Mengetahui sekte-sekte terpenting aliran Syi’ah

3. Mengetahui perkembangan dan ajaran Syiah

4. Mengetahui apa-apa saja perkembangan dari Syi’ah

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 2


BAB 2

PEMBAHASAN

1. Sejarah Munculnya Aliran Syi’ah

Pada fase ini kita membicarakan tentang kesektean secara jelas atau lahirnya

kelompok-kelompok yang bertarung. Pada saat terjadinya fitnah besar-besaran atas

terbunuhnya Usman, kedok kesektean pun terbongkar, sehingga kelompok orang bergabung

di bawah panji ‘Ali bin ‘Abi Thalib sedangkan sekelompok yang lain mendukung

Mu’awiyah. ‘Ali menjadi khalifah bukan atas suara bulat, namun sekelompok orang

menuntutnya atas nama darah ‘Usman karena ‘Ali tidak serius membelanya, atau karena

‘Ali menyelidiki kasus pembunuhan itu. Kaum Amawiyin (Bani Umayyah) menghadang

Bani Hasyim. Para pendukung ‘Ali segera membentengi, bersatu menghadapi berbagai

pertempuran. Sebagai akibat dari pertempuran Siffin dan Tahkim jurang itu semakin

melebar. Diantara mereka ada yang keluar dari barisan ‘Ali, itulah kaum Khawarij.

Sebaliknya ada pula pihak yang mendukung dan membela ‘Ali mereka itulah benih-benih

pertama dari aliran Syi’ah walaupun belum dikonfirmasikan bahwa istilah Syi’ah sudah

diterapkan pada mereka sejak waktu itu. Pertentangan Khawarij melawan Syi’ah nampak

begitu jelas, di mana kaum Khawarij memboikot kekhalifahan ‘Ali setelah peristiwa

Tahkim, dan mereka menghasut massa untuk berbuat yang sama. Sementara itu pihak lain

begitu setia pada ‘Ali, karena berpendapat bahwa tak seorang pun yang lebih berhak menjadi

khalifah dibandingkan ‘Ali. Sekuat tenaga mereka membela ‘Ali, walaupun tidak selamanya

mereka ikhlas dalam melakukan pembelaan ini.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 3


Kedua kelompok ini, Syi’ah dan Khawarij, sama-sama merupakan musuh Bani Umayyah

yang dengan kejam memerangi mereka. Tidak diragukan lagi bahwa pertempuran Karbala’

dan terbunuhnya al-Husain (61 H) merupakan salah satu peristiwa politik dan spiritual

terbesar dalam Islam, yang menyurut kobaran api permusuhan di mana jiwa para pendukung

kaum Alawiyin sarat dengan dengki dan rasa dendam. Kejadian ini disusul oleh

pemberontakan Zaid bin ‘Ali (121 H) terhadap Hisyam bin Abd al-Malik, yang diikuti oleh

pemberontakan saudaranya yakni, Yahya (125 H) tetapi Hisyam berhasil menumpas bahkan

membunuh pemberontakan bersaudara ini. Kekejaman kaum Abbasiah terhadap kaum

Alawiyin tidak kalah dibandingkan dengan kkejaman yang dilakukan oleh kaum Amawiyin.,

lebih-lebih lagi karena mereka lebih dekat dan lebih mengetahui rahasia kaum Alawiyin.

Banyak propaganda kaum Abbasiah yang dilakukan di bawah lindungan kaum Alawiyin.

Dalam rangka menghadapi pengejaran-pengejaran yang terjadi terus-menerus ini, Syi’ah

berpendapat bahwa mereka harus membentengi diri dengan ajaran al-Taqiyyah. Untuk itu

didirikanlah gerakan-gerakan rahasia, kampanye-kampanye bawah tanah dan mereka serius

melakukan studi dan kajian. Mereka mengadakan kontak dengan berbagai macam

kebudayaan, mengambil apa yang perlu memasukkan ke dalam ajaran agama yang perlu

mereka masukkan. Mereka mampu mengumpulkan sejumlah ajaran dan pendapat yang

menjadi landasan kepartaian dan kesektean. Mereka mampu menembus kelemahan Daulah

Abbasiah hingga mereka bisa memerintah. Mereka mendirikan negara-negara, baik di Timur

maupun Barat, yang sebagai puncaknya adalah Daulah Fatimah

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 4


2. Sekte-sekte Penting Aliran Syi’ah

Tidaklah aneh jika Syi’ah terbagi banyak kelompok dan sekte. Mereka merupakan

campuran dari berbagai macam bangsa, yang punya berbagai macam kecenderungan dan

dorongan. Ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa polotik, dan hubungan mereka dengan

pemimpin-pemimpin tertentu merupakan sebab mereka terpecah-belah kedalam firqoh.

Diantara mereka, ada kelompok ekstrim yang menganggap bahwa ‘Ali Bin Abi Thalib

mempunyai sifat kenabian atau mempunyai sifat ketuhanan seperti yang dilakukan oleh

golongan al-Saba’iah yang bertindak ekstrim bahkan menuduh kafir terhadap orang-orang

yang tidak sependapat dengan mererka. Di sini kami akan menyisihkan Syi’ah yang

ekstrim itu. Di antara mereka ada yang bersikap tengah yang terbatas pada menuntut

kekhalifahan, dengan memproklamirkan bahwa ‘Ali bin Abi Thalib dan anak turunannya

lebih berhak dibanding pihak lain. Di antara kaum Syi’ah, ada tiga sekte yang kita bahas

yakni, al-Zaidiah, al-Isna al-Asy’ariah,al-Isma’iliah. Mereka selalu mempunyai pendukung

dan pembela di dunia Islam hingga sekarang.

1. Aliran Al-Zaidiah dan Teori Ketuhanan

Al-Zaidiah adalah para pengikut Zaid (112-741) bin ‘Ali bin Al-Husain yang dikenal

sebagai pemberani, berilmu luas dan kuat berargumentasi. Keberaniannya itu

mengantarkannya menuju kematian dalam rangka membela dakwahnya. Setelah beliau

wafat, para pengikutnya tetap berbuat sehingga mereka meraih keberhasilan di sebagian

daerah seperti Tabrasan, Yaman dan Maroko. Hingga sekarang Yaman masih banyak

sekali pengikut Syi’ah Zaidiah khususnya di daerah-daerah pegunungan.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 5


Mengenai masalah yang berhubungan dengan problematika ketuhanan, jelas bahwa

kaum Zaidiah pada awalnya lebih dekat kepada kaum Salaf., walaupun imam mereka

berguru kepada Washil bin ‘Ata’. Pengajaran ini membuatnya kagum, Karena Washil

mengajarkan bahwa kakeknya, ‘Ali, bisa melakukan kesalahan. Mayoritas pengikut aliran

Zaidiah mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sesuatu yang tidak seperti

sesuatu yang lain; tidak serupa dengan segala sesuatu yang ada. ‘Ia Maha Mengetahui

karena sifat Maha Mengetahui, yang sifat Maha Mengetahui ini bukanlah Ia, juga bukan

selain Ia. Ia Maha Kuasa karena sifat Maha Kuasa, yang sifat Maha Kuasa ini bukanlah

Ia, juga bukan selain Ia. ‘Allah tidak boleh diberi sifat babahwa Ia Maha Kuasa untuk

melakukan kezaliman, karena Ia mustahil berbuat Zalim’. Pendapat ini adalah

pernyataan-pernyataan yang diulang-ulang oleh sebagian kaum Salaf pada abad ke-2

Hijriah. Dalam menilai sifat-sifat Allah, kita harus bertumpu pada informasi yang dibawa

oleh teks-teks agama. Kita tahu bahwa sebagian penganut Mu’tazilah Bagdad bergabung

dengan aliran Zaidiah, kemudian dua orang tokoh besar Mu’tazilah Basrah mampu

menguasai ajaran-ajaran mereka yang ada pada kedua orang tokoh itu yakni, dua orang

al-Jubba’i: Abu Ali dan Abu Hasyim. Kami telah menunjukkan bahwa Mu’tazilah sejak

abad ke-6 H tidak menemukan perlindungan kuat kecuali kaum Zaidiah Yaman, dan

melalui mereka akhirnya kita bisa menemukan sumber-sumber penting bagi pemikiran

Mu’tazilah. Teori ketuhanan yang dipegangi oleh kaum Zaidiah belakangan dari Yaman

adalah pandangan Mu’tazilah murni.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 6


2. Aliran Syi’ah Al-Isna Al-‘Asy’ariah dan Teori Ketuhanan

Al-Isna Asy’ariah adalah salah satu cabang sekte Al-Imamiyah yang bersumber

sampai pada ‘Ali Karrama Allah Wajhah, dan berakhir sampai Muhammad al-Mahdi

dalam hal silsilah 12 orang Imam itu secara berturut-turut diantaranya yang penting yaitu:

‘Ali bin Abu Thalib (40 H), anaknya: al-Hasan (50 H), dan al-Husain (61 H). Kaum al-

Isna Asy’ariah memberlakukan tradisi al-Taqiyah dan al-Uzlah al-Siyyasah (isola

politik), dan teori tentang al-Mahdi al-Muntazar merupakan sebuah tradisi ini.

Kendatipun demikian, mereka tidak terlepas dari kekejaman orang –orang Bani Umayyah

dan Bani Abbasiah, tetapi mereka selalu memberikan perlawanan. Sekarang mereka

merupakan mazdhab resmi negara di Iran. Di Irak dan India, mereka mempunyai

pendukung yang jumlahnya berjuta-juta orang.

Menurut mereka, al-Imamah setaraf denga kenabian. Al-Imam adalah Hujjah Allah di

bumi, menerima wahyu, menafsirkan teks-teks agama dan menentukan jalan bagi umat

Islam, kaum Mukminin. Imam adalah bersig (Ma’sum) dari kesalahan. Ketentuannya

tidak boleh ditolak, yang barangsiapa memberontak terhadap Imam boleh dibunuh. Al-

Imamah merupakan (tahkta) yang didapatkan dari pewarisan yang tidak bia menjadi hak

setiap orang. Bumi tidak pernah kosong dari Imam yang menegakkan keadilan dan

menyebarluaskan agama. Di kalangan Isna Asy’ariah generasi belakangan, kita

menjumpai pemikiran-pemikiran Mu’tazilah diulang kembali yakni, pendapat yang

mengatakan bahwa sifat (Allah) adalah ‘Ain al-Zat (Zat Allah itu sendiri) dan bahwa Al-

Qur’an adalah makhluk. Sebaliknya, mereka menolak teori al-Kalam al-Nafsi (sifat

Berbicara yang merupakan bagian dari Zat). Allah bisa dilihat dengan pandangan mata

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 7


baik di dunia maupun di akhirat, sekaligus mereka me-Mahasuci-kan Allah dari

melakukan perbuatan jelek.

3. Aliran Isma’iliah dan Teori Ketuhanan

Kaum Isma’iliah, seperti halnya kaum Isna Asy’ariah, menganut doktrin al-Tqiyyah

(pesan rahasia) bahkan mereka terapkan secara luas. Mereka kadang-kadang bertindak

keras dan merusak khususnyan kaum Qoramitah dan al-Husyasyiun. Mereka menganut

prinsip kewarisan spiritual, sehingga orang yang didakwahkan menjadi anak orang yang

mendakwahkan (al-Da’i) dan dihubungkan dengannya melebihi hubungan darah. Mereka

menciptakan metode baru dalam bidang dakwah, dan mereka atur dalam tingkatan-

tingkatan yang berurutan, di mana seorang pelajar tidak diperkenankan pindah dari satu

ke lain tingkat (yang lebih tinggi) tanpa izin dari si al-Da’i. para da’i sendiri juga

bertingkta-tingkat, di mana yang paling tinggi adalah Nabi yang menerima wahyu (al-

Kalam al-Munazzal). Nabi mereka sebut al-Natiq (Juru bicara Tuhan). Satu tingkat di

bawah beliau adalah imam yang berhak menakwilkan wahyu yang diterima oleh

Muhammad itu. Orang ini mereka sebut al-Asas atau al-Was-yu (Asas atau Wasiat).

Muhammad adalah al-Natiq, sedangkan ‘Ali bin Abu Thalib adalah al-Asas. Tingkatan

selanjutnya, setelah al-Natiq dan al-Asas, adalah al-Hujjah yakni, orang yang

meneguhkan kebenaran risalah al-Asas. Setelah al-Hujjah adalah al-Da’I demikian

seterusnya.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 8


3. Perkembangan Aliran Syi’ah Saat Ini

Berbicara mengenai syiah ataupun aliran syiah, kita tidak akan terlepas dengan

mengaitkan hal tersebut dengan agama islam. Di kalangan awam masyarakat islam

menganggap syiah adalah eksistensi yang tidak jelas, tidak diketahui apa hakikatnya,

bagaimana berkembang, tidak melihat bagaimana sejarahnya, dan tidak dapat diprediksi

bagaimana di kemudian hari. Mereka selalu mengaitkan bahwa syiah adalah islam. Padahal

islam dan syiah sangat berbeda sekali, terutama dalam hal aqidahnya. bagaikan minyak dan

air yang tidak mungkin dapat di satukan lagi.

Aliran ini timbul pada masa pemerintahan khalifah Usman Bin Affan yang di pimpin

oleh Abdullah bin Saba’ Al-Himyari. Abdullah bin Saba’ Al-Himyari dalam memuliakan

Ali sangat berlebihan diamenanamkan doktrin kepada pengikut aliran syiah dengan suatu

slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang

ma’shum (terjaga dari segala dosa). Bahkan dia sampai menuhankan Ali. Hal ini terdengar

oleh Khalifah Ali, akhirnya Khalifah Ali memeranginya dengan membakar para pengikut

aliran syiah, kemudian sebagiannya lari ke Madain.

Pada periode awal hijriah, aliran syiah belum menjelma menjadi aliran yang solid,

namun pada abad ke dua hijriah syiah mengalami perkembangan yang sangat pesat bahkan

mulai menjadi mainstrem tersendiri. Dan pada periode-periode berikutnya aliran Syiah

menjadi semacam keyakinan yang menjadi trend di kalangan generasi pemuda islam yaitu

Syiah mengklaim menjadi tokoh pembaharu Islam, namun banyak dari pemikiran dan

prinsip dasar keyakinan ini yang tidak sejalan dengan Islam itu sendiri.

Gerakan Syiah pertama kali berkembang di iran, rumah dan kiblat utama Syiah.

Namun sejak tahun 1979, persis ketika revolusi Iran meletus dan negeri ini dipimpin oleh

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 9


Ayatullah Khomeini dengan cara menumbangkan rejim Syah Reza Pahlevi, Syiah

merembes ke berbagai penjuru dunia. Kelompok-kelompok yang mengarah kepada

gerakan Syi’ah seperti yang terjadi di Iran, marak dan muncul di mana-mana.

Dalam menyebarkan paham keagamaannya, Syiah menggunakan beberapa cara.

Diantaranya adalah dengan mengatasnamakan dirinya dengan Madhzab Ahlul Bait.

Dengan tampilan ini, aliran Syiah lebih leluasa dalam menggait dan menyebarkan

pahamnya terhadap masyarakat luas yang pada umumnya adalah masyarakat awam. Cara

yang kedua yaitu aliran syiah membuat doktrin dan ajaran yang disebut dengan

“TAQIYA”.Taqiyah adalah konsep Syiah dimana mereka diperbolehkan memutarbalikkan

fakta (berbohong) untuk menutupi kesesatannya dan mengutarakan sesuatu yang tidak

diyakininya. Seorang Syi’ah wajib bertaqiyah di depan siapa saja, baik orang mukmin yang

bukan alirannya maupun orang kafir atau ketika kalah beradu argumentasi, terancam

keselamatannya serta di saat dalam kondisi minoritas. Dalam keadaan minoritas dan

terpojok, para tokoh Syi’ah memerintahkan untuk meningkatkan taqiyah kepada

pengikutnya agar menyatu dengan kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, berangkat Jum’at

di masjidnya dan tidak menampakkan permusuhan. Inilah kecanggihan dan kemujaraban

konsep taqiyah, sehingga sangat sulit untuk melacak apalagi membendung gerakan

mereka.

Para ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah berpendapat bahwa melakukan Taqiyah adalah

hukumnya mubah(boleh) sesuai yang terdapat dalam al-Quran dan as-Sunnah. Mubah

disini dapat dikategorikan apabila dalam keadaan terpaksa dan mengancam keselamatan

jiwa. Seperti ketika menghadapi kaum musrikin demi menjaga keselamatan jiwanya dari

siksaan yang akan menimpanya, atau dipaksa untuk kafir dan taqiyah ini merupakan

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 10


pilihan terakhir karena tidak ada jalan lain. Demikianlah doktrin taqiyah yang ditanamkan

syiah kepada para pengikutnya yang telah menyalahi dan menyimpang dari ajaran Allah

yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah.

4. Kesesatan-kesesatan Aliran Syiah

Di kalangan Syiah, terkenal klaim 12 Imam atau sering pula disebut “Ahlul Bait”

Rasulullah Muhammad ‫ ;ﷺ‬penganutnya mendakwa hanya dirinya atau

golongannya yang mencintai dan mengikuti Ahlul Bait. Klaim ini tentu saja ampuh dalam

mengelabui kaum Ahli Sunnah, yang dalam ajaran agamanya, diperintahkan untuk

mencintai dan menjungjung tinggi Ahlul Bait. Padahal para imam Ahlul Bait berlepas diri

dari tuduhan dan anggapan mereka. Tokoh-tokoh Ahlul Bait (Alawiyyin) bahkan sangat

gigih dalam memerangi faham Syi’ah, seperti mantan Mufti Kerajaan Johor Bahru, Sayyid

Alwi bin Thahir Al-Haddad, dalam bukunya “Uqud Al-Almas.”

Adapun beberapa kesesatan Syiah yang telah nyata adalah:

a. Keyakinan bahwa Imam sesudah Rasulullah‫ﷺ‬. Adalah Ali bin Abi Thalib,

sesuai dengan sabda Rasulullah‫ﷺ‬. Karena itu para Khalifah dituduh

merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu.

b. Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).

c. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup

kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu

Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.

d. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib, baik yang

lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Imam.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 11


e. Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut

Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib sendiri

karena keyakinan tersebut.

f.  Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khatab.

Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang

meyakini kebohongan tersebut.

g. Keyakinan mencaci maki para sahabat atau sebagian sahabat seperti Utsman bin Affan

(lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dr. Nashir bin

Abd. Karim Al Aql, hal.237).

h. Pada abad kedua Hijriah perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai

aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang

sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyyah di Iran. Terakhir

aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaeni dan dijadikan sebagai aliran

resmi negara Iran sejak 1979.

Saat ini figur-figur Syiah begitu terkenal dan banyak dikagumi oleh generasi muda Islam,

karena pemikiran-pemikiran yang lebih banyak mengutamakan kajian logika dan filsafat.

Namun, semua jamaah Sunnah wal Jamaah di seluruh dunia, sudah bersepakat adanya

bahwa Syiah adalah salah satu gerakan sesat.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 12


BAB 3

PENUTUPAN

1. Kesimpulan

Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan umat Islam. Aliran ini

dilatarbelakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap menginginkan pengganti Rasulullah

‫ ﷺ‬adalah dari ahlul bait sendiri yaitu ‘Ali bin Abi Thalib. Mereka mempunyai

doktrin sendiri dalam alirannya, salah satunya adalah tentang Imamah. Mereka berpendapat

bahwa penggati Rasulullah ‫ ﷺ‬yang pantas menjadi pemimpin adalah seorang

yang ma’shum (terhindar dari dosa). Mereka menganggap bahwa ‘Ali lebih tinggi daripada

Muhammad ‫ﷺ‬.

Dalam perkembangannya, Syi’ah dianggap aliran sesat. Banyak yang menganggap bahwa

Syi’ah adalah Islam. Hal ini sangat berbeda sekali, karena antara Syi’ah dan Islam sangat

jauh sekali tentang ajaran dan aqidahnya.

2. SARAN

Sangatlah diperlukan bagi kita untuk mempelajari aliran Syi’ah ini, karena dengan belajar

aliran ini kita bisa mengetahui seluk-beluk dari ajaran Syi’ah.

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 13


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ibrahim Madkour, 2004, Aliran dan Teori Filsafat Islam, Jakarta: Penerbit Bumi

Aksara

Razak, Abdul dkk, 2012, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia

Thabathaba’I, M.H, 1989, Islam Syiah, Asal-usul dan perkembangannya, Jakarta:

Grafiti Press

ALIRAN SYI’AH DALAM AQIDAH ISLAM | 14

Anda mungkin juga menyukai