Anda di halaman 1dari 3

1

BEBERAPA KETENTUAN TENTANG SIYASAH MALIYAH

A. Prinsip-prinsip Pengelolaan keuangan Negar dalam Islam


1. Harus berasal dari sumber yang halal. Negara tidak boleh menarik pendapatan
dari sumber yang haram seperti : Pajak perjudian, Pelacuran, Pabrik Minuman
keras, peternakan babi dll.
2. Pemasukan yang berasal dari kalangan Muslim digunakan sepenuhnya untuk
kepentingan umat Islam, tidak boleh untuk kepentingan umat lain. Contoh untuk
membangun tempat ibadah umat non Muslim, menggaji pengurus gereja, d;ll
kecuali yang bersifat kepentingan umum spt : jalan, Sekolah, Saluran irigasi, dll
3. menjunjung tinggi prinsip transparansi (keterbukaan) dan akuntabilitas
(pertanggungjawaban)
4. Dikelola secara Effektif dan effisien

B. SUMBER-SUMBER PENDAPATAN NEGARA


Sumber-sumber Pendapatan Negara dapat dibagi kepada 2 kategori : Yang
berasal dari umat Islam dan yang berasal dari kalangan Non-Muslim
Adapun sumber keuangan negara yang berasal dari kalangan Muslim adalah :
1. Az-Zakah (segala macam bentuk zakat)
Zakat adalah kewajiban rutin tahunan yang harus dikeluarkan atas dasar standar
tertentu dalam batas waktu yang ditentukan . dari jenisnya, zakat itu terbagi dalam 2 (dua)
jenis, zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah itu dikeluarkan tiap bulan ramadhan dan
zakatnya dilakukan sebelum shalat Idul Fitri, sementara Zakat maal dilaksanakan setahun
sekali kalau harta sudah mencapai nisab. Zakat ini diperuntukkan bagi mereka yang
disebutkan Allah SWT dalam kitab-Nya yang terbagi ke dalam 8 golongan yaitu :
a. Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak
mempunyai pekerjaan tetap.
b. Miskin yaitu orang yang mempunyai tempat tinggal tetapi tidak
mempunyai pekerjaan tetap.
c. Amil adalah orang-orang yang bertugas untuk menarik, menjaga dan
menulis serta membagikan harta zakat.
d. Muallaf adalah orang yang baru memeluk Islam.
e. Riqob yaitu orang yang membantu memerdekakan budak atuau pun para
tawanan perang.
f. Gharim yaitu orang yang berhutang dan tidak mampu untuk melunasinya.
g. Sabilillah yaitu para pejuang yang tengah berjihad di jalan Allah dan bekal
yang mereka miliki untuk berjihad tidak mencukupi lagi.
h. Ibnu Sabil yaitu orang kehabisan bekal ketika melakukan perjalanan jauh/
musafir.
2. Infaq
Infaq adalah pemberian dalam bentuk harta benda yang ditujukan untuk kepentingan
umum spt : masjid, mushalla, Madrasah dll. Tidak ada ketentuan waktu, besaran dan
tempat di mana harus berinfak.
3. Shodaqoh
Sodaqoh adalah segala macam perbuatan baik yang kita lakukan untuk orang lain baik
dalam bentuk pemberian harta benda maupun perbuatan seperti : membantu orang
menyeberang, bergotong royong dalam pembangunan masjid, jalan dll
4. Wakaf
2

Wakaf adalah pemberian dalam bentuk aset seperti : tanah, rumah, dan bangunan
lainnya yang sifatnya produktif. Aset dari wakaf nilainya tidak boleh berkurang dan
harus bisa dikembangkan sesuai dengan prinsip dalam Islam. Hasil pengembangan itu
nantinya digunakan untuk kepentingan umat.

Sedangkan yang berasal dari non Muslim adalah :

1. Al-Jizyah (pajak ahli Dzimmah/ Non-Muslim yang bertempat tinggal di negara


Islam) Adalah pajak yang wajib dibayar oleh kaum Yahaudi dan Nasrani,
biaya untuk menebus gencatan senjata atau perdamaian, juga pajak yang
dikenakan atas para pedagang kafir Harbi sebesar 10% dan untuk kafir Dzimmi
dikenakan 5% bila mereka berdagang
2. Al-Ghanimah (rampasan perang) Harta rampasan perang telah diatur secara pasti
oleh syariat Islam, antara lain tertuang dalam Surat Al-Anfal ayat 1, 41 dan 69,
serta sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang
pembagian harta rampasan perang. Berdasarkan nash-nash tersebut, harta
rampasan perang terdiri atas tiga macam:
3. Salab, ialah alat dan perlengkapan perang yang didapatkan dari musuh di
medan pertempuran.
4. Al-Fai’ (upeti) ialah harta yang didapatkan dari kafir dengan jalan damai. Dasar
acuanya adalah firman Allah SWT dalam Surat Al-Hasyr ayat 6-10, yang
diturunkan-Nya ketika pecah prang bani Nadhir, pasca Perang Badar.
5. Al-Usyur (pajak perniagaan dan bea cukai) yaitu sebesar 10% dari perdagangan
dan kapal-kapal orang asing yang datang ke negara Islam.
6. Al-Kharraj (pajak hasil bumi)

C. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PADA MASA KHALIFAH HARUN AR RASYID


Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, sistem pemungutan hasil bumi ada tiga
macam:, yaitu :
1. Al-Muhaasabah, yaitu penaksiran luas areal tanah dan jumlah pajak yang
harus dibayar dalam bentuk uang.
2. Al-Muqasaamah, yaitu penetapan jumlah tertentu (prosentase) dari hasil
yang diperoleh.
3. Al-Muqaatha’ah, yaitu penetapan pajak hasil bumi atas para jutawan,
berdasarkan persetujuan antara pemerintah dengan jutawan yang bersangkutan.

D. Lembaga Pengelola Harta Negara


Untuk pengelolaan masalah keuangan Negara dilakukan oleh suatu lembaga
keuangan yaitu “Baitul Maal” (Kas Negara). Baitul Maal bertugas mengumpulkan pajak,
zakat dan juga hasil rampasan perang. Kemudian hasil tersebut di distribusikan ke
masyarakat untuk keperluan sosial dan mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan,
dokter dan farmasi. Untuk membantu kegiatan administrasi negara maka khalifah
membentuk Diwanul Kharaj untuk mengurus keuangan negara.

3. Siyasah Maliyah; siyasah maliyah merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pemerintahan
Islam yang mengatur anggaran pendapat dan belanja negara. Dalam kajian ini dibahas sumber-
3

sumber pendapatan negara dan pos-pos pengeluarannya. Menurut Hasbi, sumber-sumber yang
ditetapkan syara\' adalah khumus al-ghanaim (seperlima rampasan perang), sedekah dan kharaj.
Abu Yusup menggunakan istilah dalam hal ini, zakat, khumus al-ghanaim, al-fai\', jizyah, \'usyur al-
tijarah, pajak dan sumber-sumber lainnya.

a. Zakat, adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh pemilik yang memiliki persyaratan, diberikan
kepada yang berhak menerimanya. Salah satunya untuk fi sabi lil Allah.

b. Khumus al-Ghanaim 1/5 rampasan perang. Islam membolehkan umatnya untuk merampas harta
musuh. Pengaturannya diatur berdasarkan Al-Qur\'an maupun hadits Nabi.

c. Fai\' adalah harta yang diperoleh dari musuh tanpa peperangan, seperti kewajiban dari kafir dzimi
yang harus dikeluarkan berdasarkan perjanjian. Pos yang harus disantuni hampir sama dengan
ghanimah.

d. Jizyah adalah pajak kepala yang dibayarkan oleh penduduk dar al-Islam. Ini adalah wujud loyalitas
mereka serta perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam.

e. \'Usyur al-Tijarah, sepersepuluh dari pajak perdagangan yang dikenakan kepada pedagang non
muslim yang melakukan bisnis di negara Islam. Model ini pernah dilakukan pada masa \'Umar ibn
Khattab.

f. Kharaj, dapat diartikan pajak tanah. Dibebankan kepada pemilik non muslim dalam hal-hal
tertentu. Juga dapat dibebankan kepada umat Islam. Kharaj hampir sama dengan upeti. Kharaj
pertama dilakukan setelah terjadi Perang Khaibar. Yahudi Khaibar harus mengeluarkan kharaj dari
sebagian hasil tanah mereka kepada muslimin.

Anda mungkin juga menyukai