Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

QAUL QADIM DAN QAUL JADID

Dosen Pengampu :
XXX, S.Pd., M.Pd.I.

Disusun Oleh :Kelompok 12

Nur Hakiki (6405)


Ahmad Nawafil (- - - -)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu/bapak pembimbing
yaitu XXX, S.Pd., M.Pd.I.yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “Qaul Qadim
Dan Qaul Jadid” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah
ini.

Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.

Kraksaan, 16 Juli 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................1

C. Tujuan Masalah..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengertian Qaul Qadim.....................................................................2

B. Latar Belakang Qaul Qadim dan Qaul Jadid......................................3

C. Sejarah Qoul Qodim dan Qaul Jadid..................................................4

D. Contoh Qaul Qadim Dan Qaul Jadid.................................................6

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. Kesimpulan......................................................................................10

B. Saran.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari wahyu Allah, di


mana sistem berpikirnya berpangkal pada Alquran dan hadis. Oleh karena itu,
ketentuan-ketentuan hukum yang diperlukan untuk mengatur kehidupan
manusia harus diambil dan digali dari kedua sumber tersebut. Namun
demikian, dalam menetapkan hukum-hukumnya terdapat nash-nash yang
bersifat global, sehingga memerlukan sebuah kontemplasi konstruktif sebagai
usaha menangkap makna dan pesan-pesan global yang terkandung dalam nash

Pembaharuan pemikiran di bidang hukum merupakan salah satu mata


rantai interpretasi terhadap pesan-pesan global yang tertulis (tadwin) dalam
teks Alquran maupun hadis. Interpretasi pesan global Alquran dan hadis,
dipandang sebagai upaya konstruktif untuk menemukan makna yang tersirat di
dalamnya melalui proses istinbath al-ahkam. Di sinilah peran penemuan
hukum para ulama, terutama Imam Syafi’i yang dalam istimbath hukumnya
dikenal istilah qaul qadim dan qaul jadid.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Qaul Qadim Dan Qaul Jadid?


2. Bagaimana Latar Belakang QaulQadim Dan Qaul Jadid?
3. Bagaimana Sejarah Qaul Qadim Dan Qaul Jadid?
4. Bagaimana contoh qaul qadim dan qaul jadid?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian Qaul Qadim Dan Qaul Jadid


2. Untuk mengetahui Latar Belakang QaulQadim Dan Qaul Jadid
3. Untuk mengetahui Sejarah Qaul Qadim Dan Qaul Jadid

1
4. Untuk mengetahui contoh qaul qadim dan qaul jadid

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qaul Qadim

Secara etimologi qaul qadim terdiri atas dua kata, yaitu qaul ( ‫ )قول‬yang berarti
perkataan,dan kata qadim (‫ )ق ديم‬yang berarti lama atau terdahulu.1 Jadi, dapat
disimpulkan secara bahasa berarti perkataan, ketetapan lama atau terdahulu.

Sedangkan secara termonologi qaul qadim dapat diartikan sebagai fatwa-fatwa


yang dikeluarkan Asy-Syafi`i pada periode pertumhuhan mazhabnya di Bagdad
Qaul qadim merupakan pendapat Asy-Syafi`i pada awal beliau menjadi sorang
mujtahid mutlak, karena sebelum itu Asy-Syafi`i adalah seorang pengikut
Madzhab imam Malik. Qaul qadim ini lahir ketika Asy-Syafii berada di Irak dan
setelah ia sering melakukan diskusi dengan ulama Irak, dan sempat pula
mempelajari fiqih masyarakat Irak pada seorang ulama Muhammad Hasan Asy-
Syaibani yang merupakan sahabat sekaligus murid Imam Hanafi seorang ulama
besar dari kalangan Ahlul Ro`yi. Jadi qaul qadim adalah pendapat Imam Asy-
syafi`i yang bercorak Ro`yi.2Fatwa-fatwa qaul qadim kebanyakan terhimpun
dalam kitab al-Risalah (Al-qodimah) dan al-Hujjah, yang selalu disebut dengan
al-kitab al-qodim.3

 Pengertian Qaul jadid

Qaul jadid secara etimologi dari atas dua kata, yaitu ( ‫ )قول‬yang berarti perkataan
atau ketetapan. Adapun jadid (‫ )جديد‬berarti yang baru. (Syarifuddin Anwar, Op

1
Syarifuddin Anwar, Kamus Al-Misbah Arab-Indonesia, (Jakarta : Bina
Aman, t.t), hlm. 404)

2
. (Ibid, hlm. 106)

3
(Ibid, hlm. 107)

2
Cit, hlm. 80) Secara terminologi qaul jadid pendapat-pendapat Imam Asy-Syafi`i
yang dikemukakan selama dia tinggal di Mesir.

Dalam banyak hal qaul jadid merupakan koreksi terhadap pendapat-pendapatnya


yang dia kemukakan sebelumnya. Qaul jadid Imam Asy-Syafi`i dimuat di
antaranya dalam kitab al-Umm, ar-Risalah Jadidah, al-Amaly, al-Imlak dan lain-
lain.

B. Latar Belakang Qaul Qadim dan Qaul Jadid

Qaul qadim dan qaul jadid adalah berdasarkan periode saja, karena sebenarnya
Madzhab Syafi’i itu hanya satu, bukan dua. Madzhab ini berkembang secara
alamiah sesuai dengan hukum kausalitas (sebab-akibat). Perlu ditegaskan,
pendapat lama dan pendapat baru fiqih Syafi’i memiliki jumlah yang sangat
banyak, karena berkaitan dengan masalah furu’iyah (cabang agama), yang
umumnya disandarkan pada hasil ijtihad. Sementara ijtihad sendiri bersifat kon-
disional, tidak konstan.

Para ulama masih berbeda pendapat mengenai jumlah masalah yang dimenangkan
qaul qadim terhadap qaul jadid. Intinya, pendapat qaul qadim lebih unggul
jumlahnya daripada qaul jadid, sehingga pendapat qaul qadim lebih layak untuk
difatwakan. Imam An-Nawawi menjelaskan, “Sejumlah pemuka Madzhab Syafi’i
mengecualikan 20 masalah, dan mereka berfatwa dengan qaul qadim. Mengenai
jumlah tepatnya, masih diperdebatkan.”

Pendapat Imam Syafi’i dalam versi qaul jadid bukan berarti menganulir (me-
nasakh) pendapat qaul qadim. Pendapat-pendapat itu merupakan perpanjangan ide
dan perkembangan pemikiran yang sesuai dengan hukum sababiyah (kausalitas)
dalam pembentukan suatu madzhab. Karena pada saat Imam Syafi’i datang dan
tinggal di Mesir, ia baru menemukan dalil-dalil fiqih yang sebelumnya tidak
terpikirkan olehnya dan baru ditemuinya di Mesir. Hal inilah yang mendorongnya
melakukan revisi dan perbaikan terhadap pendapat-pendapat lamanya.

3
Alhasil, apa yang dituangkan Imam Syafi’i dalam pendapat dan pemikirannya itu
sesuai dengan semangat yang dipegangnya, “Al-Muhafazhah ‘alal qadimish
shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah”, menjaga otentisitas pandangan lama yang
baik seraya mengambil pandangan baru yang lebih baik.

C. Sejarah Qoul Qodim dan Qaul Jadid

1. Qaul Qadim (Pendapat/Fatwa Ulama)

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa qaul qadim lahir ketika Imam Asy-Syafi`i
berada di Bagdad pada tahun 195 H . Adapun lahirnya qaul qadim ini disebabkan
bermula dari ia mengenal dan mempelajari fiqih ulama Irak yaitu salah seorang
tokohnya bernama Muhammad Asy-Syaibani.4 Beliau seringkali melakukan
dialog dengan ulama yang mempunyai corak fiqih ahlul ro`yi dan bertukar
pendapat dengan mereka. Setelah banyak melakukan dialog, mulailah tumbuh
dalam diri Asy-Syafi`i satu pemikiran untuk mencetuskan sebuah fiqih yang
merupakan penggabungan antara fiqih ulama Madinah yang telah ia pelajari dari
Imam Malik dan fiqih ulama Irak yang baru ia temukan.

Mulai saat itu Imam Asy-Syafi`i mulai mengkaji dan mengoreksi kembali fiqih
Imam Malik secara keritis dan tidak lagi memposisikan diri sebagai pembela
ulama Madinah yang Fanatik dan fiqih ulama Irak. Jadi qaul qadim merupakan
sintesis dari fiqih Madinah dan fiqih Irak.

Sehingga tidak mustahil bila dari penelitian yang ia lakukakn tersebut terhadap
dua corak fiqih (antara fiqih Madinah dan Irak). Sang Imam menemukan
pemikiran dalam qaul qadim inilah Asy-Syafi`i sendiri mulai menjadi mujtahid
mutlak dengan jalan istinbath sendiri

2. Qaul Jadid

4
Jaih Mubarak, Modifikasi Hukum Islam, Studi tentang Qawl Qadim dan Qawl Jadid, (Jakarta :
PT.Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 28)

4
Imam Syafi'ie sebagaimana riwayat menyebutkan, beliau pindah ke mesir pada
tahun 198 H. Di mesir tinggal disebuah rumah sahabatnya yaitu Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Hakam dan mengajar di masjid 'Amr bin ‘ash yang tidak
begitu jauh dari tempat tinggal beliau.

Ketika berada di mesir ini selama 5 tahun beliau berfatwa dan mengembangkan
madzhabnya dihadapan umum dengan lisan dan tulisan dan mendapat sambutan
yang sangat baik dari dunia islam saat itu. Kitab-kitab yang dikarang beliau sangat
banyak sekali,kemudian disalin oleh murid-muridnya dan dibawa ke negeri lain
untuk dikembangkan.

Kitab-kitab yang dikarang Imam Syafi'ie ketika dimesir antara lain:

a. Ar risalah.
b. Kitab Ahkamil Qur'an
c. Kitab Ikhtilaful hadits.
d. Kitab Ibtholul istihsan.
e. Kitab Jima'ul "ilmi.
f. Kitab al-qiyas.
g. Kitab Al Umm dalam Ilmu Fiqh.
h. Kitab Al Musnad.
i. Kitab Mukhtashor Al Muzany.
j. Kitab Harmalah.

Pada waktu di mesir inilah Imam Syafi'ie ra meninjau kembali fatwa-fatwa yang
dikeluarkan beliau saat di baghdad. Ada yang diantaranya ditetapkan dan ada pula
yang direvisi bahkan di mansukhnya.Karena itulah timbul istilah Qoul Qodim dan
Qoul Jadid. Qoul Qodim adalah yang di fatwakan di baghdad dan Qoul Qodim
dimesir.

Pada waktu Imam Syafi'ie ra dimesir mengembangkan madzhabnya, beliau


mempunyai ratusan bahkan ribuan murid yang datang dan mengaji kepada beliau
dari segala penjuru dunia. Hanya saja yang dekat, mendengar dan menulis dan

5
membantu Imam Syafi'ie dalam menyusun kitab tidak terlalu banyak.Diantara
adalah:

a. Ar robi' bin sulaiman al muradi yang datang bersama Imam Syafi'ie ra dari
baghdad (wafat tahun 270 H).
b. Abdullah bin Zubeir Al Humaidi,yang juga datang bersama sang Imam
dari baghdad (wafat tahun 219 H).
c. Al Buwaithy.Lama lengkapnya adalah Abu Ya'qub yusuf bin Yahya Al
Buwaithi (wafat tahun 232 H).
d. Al Muzany.Nama lengkapnya adalah Abu Ibrahim isma'il bin Yahya
Almuzany (wafat tahun 264 H).

D. Contoh Qaul Qadim Dan Qaul Jadid

Berikut ini adalah beberapa contoh Qaul Qadim dan Qaul Jadidnya Imam
Syafi’i (w. 204 H). Penulis kumpulkan semua qaul ini dari kitab al-Majmu’
Syarh al-Muhadzdzab karya Imam Nawawi (w. 676 H). Penulis membaginya
menjadi 6 bagian yang berbeda.1. Qaul Jadid yang merevisi Qaul Qadim dan
yang dipakai sebagai pendapat madzhab adalah Qaul Jadidnya.
No Topik Qaul Qadim Qaul Jadid
Masalah air yang Airnya tetap suci Airnya menjadi najis
1. kurang dari dua qullah kecuali jika berubah baik berubah  maupun
dan terkena najis. warna, bau dan rasanya. tidak berubah.
Masalah muwalat Wajib muwalat, jika
Muwalat hukumnya
2. dalam wudhu tidak maka wudhunya
sunnah.
(berkesinambungan). batal.
Masalah kesucian Suci bagian luarnya
Suci bagian luar dan
3. kulit bangkai yang saja adapun bagian
dalamnya.
disamak. dalamnya tetap najis.
Tidak boleh dijual
Masalah hukum Boleh dijual karena
karena kenajisannya
4. menjual kulit yang kenajisannya sudah
masih ada dibagian
disamak. hilang dengan disamak.
dalamnya.
Masalah kesucian
Rambut mayit Rambut mayit
5. rambut manusia yang
hukumnya najis. hukumnya suci.
sudah meninggal.

6
2. Qaul Jadid yang merevisi Qaul Qadim dan yang dipakai sebagai pendapat
madzhab adalah Qaul Qadimnya.
No Topik Qaul Qadim Qaul Jadid
Masalah air dua Boleh digunakan selama Tidak boleh digunakan
1. qullah yang terkena tidak berubah warna, baik berubah maupun
najis kering. bau dan rasanya. tidak berubah.
Haram hukumnya
Masalah memakan Boleh memakan kulit
memakan kulit bangkai
2. kulit bangkai yang bangkai yang sudah
walaupun sudah
sudah disamak. disamak.
disamak.
Masalah hukum
Dikeraskan suara Tidak dikeraskan suara
3. membaca ta’min bagi
ta’min. ta’min.
imam.
Masalah hukum Tidak disunnahkan
Disunnahkan membaca
membaca surah-surah membaca surah al-
4. surah al-Quran di rakaat
al-quran di rakaat ke Quran di rakaat ke 3 dan
ke 3 dan 4.
3 dan 4. 4.
5.

3. Qaul Jadid yang sama persis dengan Qaul Qadim (tidak ada revisi
pendapat).
No Topik Qaul Qadim Qaul Jadid
Masalah air yang
telah digunakan
1. Tidak mensucikan. Tidak mensucikan
untuk bersuci atau air
musta’mal.
Tetap disunnahkan Tetap disunnahkan
Masalah lupa
membaca basmalah membaca basmalah
2. membaca basmalah
ketika ingat sekalipun ketika ingat sekalipun
ketika wudhu.
ditengah-tengah wudhu. ditengah-tengah wudhu.
Masalah bersentuhan
kulit lawan jenis batal
wudhunya orang
3. Wudhunya batal. Wudhunya batal.
yang menyentuh,
apakah yang disentuh
juga batal?
Masalah menyentuh
4. Wudhunya tidak batal. Wudhunya tidak batal.
mahram.
5. Masalah batas akhir Sampai terbenamnya Sampai terbenamnya

7
waktu shalat ashar. matahari. matahari.
Masalah Tatswib Tatswib hukumnya Tatswib hukumnya
6.
dalam shalat shubuh. sunnah. sunnah.

4. Qaul Qadim dan Qaul Jadid yang tidak diketahui mana yang rajih dari
keduanya.
No Topik Qaul Qadim Qaul Jadid
Masalah hukum
Boleh tayammum Tidak boleh tayammum
1. tayammum dengan
dengan pasir. dengan pasir.
pasir.
Masalah tayammum
dengan tanah yang
Suci dan boleh untuk Najis dan tidak boleh
2. bercampur dengan
tayammum. untuk tayammum.
najis yang sudah
melebur kering.
Masalah meniup
3. tanah/debu sebelum Sunnah dan dianjurkan Tidak dianjurkan.
bertayammum.

5. Qaul Qadim yang tidak ada Qaul Jadidnya.


No Topik Qaul Qadim Qaul Jadid
Masalah hukum
1. mandi untuk thawaf Hukumnya sunnah. Tidak ada nash jadid.
wada’.
Masalah hukum
2. mandi bagi orang Hukumnya sunnah. Tidak ada nash jadid.
berbekam.
Masalah muadzin Muadzin boleh lebih
3. Tidak ada nash jadid.
lebih dari dua orang. dari dua orang.
Masalah hukum Disunnahkan menjawab
4. menjawab salam salam dengan isyarat Tidak ada nash jadid.
dalam shalat. tangan.

6. Qaul Qadim dan Qaul Jadid terjadi khilafiyah antara mana yang paling
rajih dari keduanya.
No Topik Qaul Qadim Qaul Jadid

8
Wudhunya batal. Wudhunya tidak batal.
Masalah batalkah
Menurut Imam Nawawi Menurut Ashab ini
1. wudhu sebab makan
ini pendapat yang paling pendapat yang paling
daging unta.
rajih. rajih.
Masalah tayammum Sunnahnya sampai
Sunnahnya sampai siku.
mengusap tangan pergelangan tangan saja.
Menurut Ashab ini
2. sampai siku atau Menurut Imam Nawawi
pendapat yang paling
pergelangan tangan ini pendapat yang paling
rajih.
saja. rajih.
Masalah berniat Tayammumnya sah. Tidak sah
tayammum dengan Menurut Imam Ghazali tayammumnya.
3. debu yang dan al-Isfiroyini ini Menurut Imam Nawawi
berterbangan ke pendapat yang paling ini pendapat yang
wajah dan tangan. rajih. paling rajih.
Harus menggunakan air
Cukup tayammum saja.
tersebut kemudian
Masalah tayamum Menurut Imam al-
tayammum. Menurut
4. namun masih ada air Muzani dan Ibnul
Imam Nawawi dan
sedikit. Mundzir ini pendapat
Ashab ini pendapat
yang paling rajih.
yang paling rajih.
Masalah cara Dibasuh satu kali saja. Dibasuh 7 kali seperti
mensucikan benda Menurut Imam Nawawi najis anjing. Menurut
5.
yang terkena najis ini pendapat yang paling Ashab ini pendapat
babi. rajih. yang paling rajih.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan makalah “Penggunaan Bahasa Baku dalam junalistik ” penulis
menyimpulkan bahwa Secara etimologi qaul qadim terdiri atas dua kata, yaitu
qaul (‫ )قول‬yang berarti perkataan,dan kata qadim ( ‫ )قديم‬yang berarti lama atau
terdahulu. Sedangkan secara termonologi qaul qadim dapat diartikan sebagai
fatwa-fatwa yang dikeluarkan Asy-Syafi`i pada periode pertumhuhan mazhabnya
di Bagdad dan berlatar belakang Madzhab ini berkembang secara alamiah sesuai
dengan hukum kausalitas (sebab-akibat). Perlu ditegaskan, pendapat lama dan
pendapat baru fiqih Syafi’i memiliki jumlah yang sangat banyak, karena berkaitan
dengan masalah furu’iyah (cabang agama), yang umumnya disandarkan pada hasil
ijtihad. Sementara ijtihad sendiri bersifat kondisional, tidak konstan.

10
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa qaul qadim lahir ketika Imam Asy-Syafi`i
berada di Bagdad pada tahun 195 H . Adapun lahirnya qaul qadim ini disebabkan
bermula dari ia mengenal dan mempelajari fiqih ulama Irak yaitu salah seorang
tokohnya bernama Muhammad Asy-Syaibani.

B. Saran

Dengan segala kerendahan hati penulis menyatakan bahwa dalam


pemaparan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat akan
keterbatasan penulis sendiri, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun slalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Qasim Al-Ghazzi, Hasyiyah ‘ala Al-Qaul Al-Mukhtar fi Syarh


Ghayah Al-Ikhtishar. Cetakan pertama, tahun 1432 H. Dr. Sa’aduddin bin
Muhammad Al-Kubi. Penerbit Maktabah Al-Ma’arif.

http://mk.jinawi.com/blog/spot/184/sejarah-munculnya-qaul-qadim-dan-
qaul-jadid-as-syafi’i.html/, diakses tanggal 24 Maret 2014.

12

Anda mungkin juga menyukai