Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH DAN PENULISAN AL-QUR’AN

Dosen Pengampu :

XXX, M.Pd., S.Ag.

Disusun Oleh :Kelompok 0

XXX (12345)
XXX (67890)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU KEISLAMAN ZAINUL HASAN

GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad S.A.W, keluarga dan para sahabatnya yang membawa
kebenaran bagi kita semua.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu/bapak pembimbing
yaitu XXX, M.Pd., S.Agyang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “SEJARAH
DAN PENULISAN AL-QUR’AN” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun meteril, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.

Kraksaan, 0Bulan 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................1

C. Tujuan Penulis....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Pengertian Al-Qur’an.........................................................................2

B. Sejarah Turunnya Al-Qur’an.............................................................3

C. Pengumpulan Al-Qur’an....................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................11

B. Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah salah satu nama sebuah kitab yang di turunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril di tulis dalam mushaf, dan
diriwayatkan secara mutawatir. Dikatakan salah satu nama berarti ada nama nama
lain yang harus di teliti, dan juga perlu di cari pula akar kata dari Al-Qur’an
tersebut agar memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang Al-Qur’an sebagai
kitab suci.

Karena Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, maka perlu di teliti pula bagaimana
sejarah turun-Nya dan bagaimana Al-Qur’an akhirnya dapat di tulis dan di
bakukan sebagaimana Al-Qur’an yang dapat di saksikan sekarang ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Al-Qur’an?


2. Bagaimana sejarah turunnya al-qur’an dan hikmah diturunkannya Al-
Qur’an secara berangsur- angsur?
3. Bagaimana pengumpulan Al-Qur’an (jam Al-Qur’an) dan RasmAl-
Qur’an?

C. Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an.


2. Untuk mengetahui hikmah Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
3. Untuk mengetahui pengumpulan Al-Qur’an (jam Al-Qur’an) dan
RasmAl-Qur’an.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

1. Secara etimologi, ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur-an,


antara lain:

Al-hajaj pengarang kitab ma’aniAl-Qur’anitu “berhamzah”


berwazanfu’lan, dan di ambil dari kata Al-Qur’an(arab) yang artinya
penghimpunan. Hal ini disebabkan karnaAl-Qur’anmerupakan kitab
suci yang menghimpun inti sari ajaran-ajaran dari kitab suci
sebelumnya. (perhatikan S. Al-Bayyinah ayat:2-3)

٣ ‫ة‬ٞ ‫ب قَيِّ َم‬ٞ ُ‫ فِيهَا ُكت‬٢ ‫ ُّمطَه ََّر ٗة‬G‫صح ُٗفا‬ ْ ُ‫ُول ِّم َن ٱللَّ ِهيَ ۡتل‬
ُ ‫وا‬ ٞ ‫َرس‬

Artinya: ” seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang


membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-qur’an).
Didalamnya terdapat (isi kitab-kitab yang lurus)”.

Al-Ash’ariseorang ahli ilmu kalam, pemuka aliran sunni (wafat


324 H) berpendapat, bahwa lafal Al-Qur’antidak pakai hamzah dan di
ambil dari kata qarana (arab) yang artinya menggabungkan. Hal ini
disebabkan karna surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’anitu dihimpun dan
digabungkan dalam satu mushaf. 1

2. secara terminologyal-qur’an itu mempunyai arti sebagai berikut di


antaranya yaitu:

Menurut Dr. Muhammad Subhial-salih:

1
Rosihan anwar, ulum Al-Qur’an, (pustaka setia,: bandung,) 2008, hlm. 60

2
Kalam yang mu’jiz (dapat melemahkan orang yang
menentangnya) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
tertulis dalam mushaf, yang disampaikan (kepada kita) secara
mutawatir dan membacanya di anggap ibadah. menurut Dr.
Muhammad ‘Ali al-Sabuni:

‫ بواسطة المين جبريل‬G‫كالم هللا المنزل علي خاتم االمبياء والمرسلين‬


‫عليه السالم المكتوب في المصاحف النقول الينا بلتواتر البدوء بسورة‬
‫الفتحة الختتم بسورة الناس‬

Firman Allah yang mu’jiz, yang diturunkan kepada Nabi dan


Rasul terakhir dengan perantara malaikat jibril AS; yang ditulis dalam
mushaf, disampaikan kepada kita secara mutawatir, dan yang dimulai
dengan surat al-fatiha dan di ahiri dengan surat an-anas.

B. Sejarah Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, ini bisa berupa ayat dari


sebuah surat atau yang pendek secara lengkap.

Menurut Syaikhal-Khuzari dalam bukunya Tarikh Tashri’, masa turunnya


Al-Qur’an dimulai 17 Ramadan tahun ke 41 dari kelahiran Nabi Muhammad
SAW hingga berakhir turunnya ayat pada 9 Zulhijjah tahun ke 63 dari usia rasul.
Jadi penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu lebih kurang 23
tahun, yakni: 13 tahun atau secara rinci 12 tahun 5 bulan 13 hari, sewaktu Nabi
masih tinggal di Mekah sebelum hijrah dan 10 tahun, rinciannya 9 tahun 9 bulan 9
hari waktu Nabi sesudah hijrah ke Madinah.

Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelum Hijrah tersebut disebut surat/ayat


Makkiyah merupakan 19/30 dari Al-Qur’an, surat dan ayat ayatnya pendek-
pendek dan gaya bahasanya singkatpadat,karena sasaran yang pertama-tama dan
utama pada periode Makkah inilah orang-orang suku asli(suku Quraisy dan Arab
suku-suku Arab lainnya)yang sudah tentu mereka paham.

3
Untuk bertauhid yang murni (puremonotheisme) atau ketuhanan yang
maha Esa secara murni dan juga tentang pembinaan mental dan akhlak.

Adapun wahyu ilahi yang di turunkan sesudah Hijrah disebut surah/ayat


madaniyyah dan merupakan 11/30 dari Al-Qur’an. Surat dan ayat-ayatnya
panjang-panjang dan gaya bahasanya panjang lebar d n lebih jelas (itnab), karena
sasarannya bukan hanya orang-orang Arab asli, melainkan juga non Arab dari
berbagai bangsa yang telah mulai banyak masuk islam dan sudah tentu mereka
kurang/belum menguasai bahasa Arab. Mengenai isi surah-surah/ayat-ayat
madaniyah pada umumnya berupa norma-norma hokum untuk pembentukan dan
pembinaan suatu masyarakat/umat islam dan Negara yang adil dan makmur yang
diridhai Oleh Allah SWT. (BaldatunTayyibatunwarabbunGhafur).2

Al-Qur’an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam Qadar


atau malam di yang diberkahi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat al-
Qadr (97:1) dan pada surat al-Dukhon (44:3-4).3

٤ ‫ق ُكلُّ َأمۡ ٍر َح ِك ٍيم‬ َ ‫نز ۡل ٰنَهُ فِي لَ ۡيلَ ٖة ُّم ٰبَ َر َك ۚ ٍة ِإنَّا ُكنَّا ُمن ِذ ِر‬
ُ ‫ فِ َيهايُفۡ َر‬٣ ‫ين‬ َ ‫ِإنَّٓاَأ‬

Artinya: “Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang di


berkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang member peringatan. Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”.

Hikmah Diturunkan al-Qur’an secara berangsur-angsur, antara lain:

1. Untuk meneguhkan hati Nabi dalam melakukan tugas sucinya sekalipun ia


menghadapi hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan yang beraneka
macam (perhatikan surah Al-Furqan:’(25):32-33)

2
Subhi al-shalih, mabahits fi’ulum Al-Qur’an, (Dar Al-Qalam: li al-maliyyin, bairut,
1988,) hlm. 132

3
Ibid, Hlm. 135

4
       
         
        

Artinya: “Berkatalah orang-orang kafir:”mengapa Al-Qur’an itu


tidak diturunkan kepadanya sekali turunan saja? Demikianlah supaya
kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil
(teratur dan benar) Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu
(membawa) sesuatu yang ganjil melainkan kami datangkan kepadamu
suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”.

Demikian pula untuk menghibur Nabi pada saat-saat Nabi sedang


menghadapi kesulitan, kesedihan atau perlawanan dari orang-orang kafir
(Perhatikan surat Al-Ahqaf:35 yang menyuruh Nabi supaya bersabar
seperti sabarNya para Rasul sebelumnya yang mempunyai keteguhan iman
dan semanga; Surat Yasin:75 Dan Surah Yunus:65yang melarang Nabi
Susah atau sedih karena omongan orang-orang kafir:SUrahal-
An’am:34yang mengingatkan Nabi bahwa para Rasul sebelumnya juga
menghadapi sikap ummatnya yang berkepala batu dan memusuhinya,
Mereka tetap sabar, Akhirnya datanglah pertolongan tuhan).

Al-Qur’anSurat al-Ahqaf (46):35

       


         
          


Artinya: “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang


mempunyai ketangguhan hati dari Rasul –rasul yang bersabar dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari
mereka melihat azab yang di ancamkan kepada mereka (merasa) seola-

5
olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah)
suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum
yang fasik”.

2. Untuk memudahkan menyimak, mempelajari, menghafalkan al-qur’an


bagi para sahabat, sebab pada umumnya mereka ummi (tidak pandai baca
tulis). Sebagai mana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari
Ibnu Umar bahwa Nabi SAW telah bersabda:

‫تعلموا القرأن مخس ايات فان كان جربيل كان ينزل بالقرأن علي النيب‬

‫صلي اهلل عليه وسلم مخسا مخسا‬

3. Ayat Al-Qur’an selalu sesuai dengan situasi dan kondisi dan


perkembangan kaum muslim sehingga ajaran-ajaran dan perubahan-
perubahan yang ada di bawanya tidak menimbulkan rasa antisipasi dan
keguncangan dalam masyarakat islam yang baru tumbuh itu. Seperti telah
diketahui Al-Qur;an datang membawa berbagai macam peraturan,
perintah, dan larangan, dari yang muda sampai pada yang berat untuk di
laksanakan, pada hal orang-orang yang harus melaksanakannya itu
sebelumnya berada dalam kondisi yang serba bebas. Jadi bermaksud untuk
memberi kesempatan sebaik-baiknya kepada umat islam untuk
meninggalkan sikap mental dan tradisi-tradisi pra-islam (zaman jahiliyah)
yang negatif secara berangsur-angsur karena mereka telah dapat
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’andan ajaran-ajaran
dari Nabi secara step by step pula. Sekiranya ayat-ayat Al-Qur’anterutama
yang mengenai hukum-hukum kewajiban dan larangan diberikan
sekaligus, pasti akan mendapatkan tantangan/ perlawanan yang hebat dari
masyarakat yang akibatnya bisa mengganggu berhasilnya misi Nabi
Muhamad SAW

6
Sebagaimanhadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dari
Aisyah ra. Yang berbunyi sebagai berikut:

‫امنا نزل اول ما نزل منه سورة من املفصل فيها ذكر اجلنة والنار حيت اذا‬

‫اثاب ايل االسالم نزل احلاللواحلرام= ولو نزل اول شئ ال تشربوا اخلمر لقالوا ال‬

‫ندع اخلمر ابدا ولو نزل ال تزنوا لقالوا الندع الزنا‬

C. Pengumpulan Al-Qur’an

Yang dimaksud dengan pengumpulan Qur’an (jam’ulQur’an) oleh para


ulama adalah satu dari dua pengertian berikut:

1. Pengumpulan dari arti hifzuhu (menghafalnya dalam hati).


Jumma’aulQur’an artinya huffzuhu (penghafal-penghafalannya, orang
yang menghafalkannya di dalam hati). Inilah makna yang dimaksudkan
dalam firman Allah kepada Nabi – Nabi senantiasa menggerak-gerakkan
kedua bibir dan lidahnya untuk membaca Qur’an ketika Qur’an itu turun
kepadanya sebelum jibril selesai membacakannya, karena ingin
menghafalnya:
         
        
  

Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca


Qur’an karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya atas
tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu. Kemudian, atas tanggungan kamilah
penjelasannya.”(Al-Qiyamah [75:16-19].4

4
http://myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-Sejarah Penulisan Alqur’an .html

7
Ibn Abbas mengatakan: “Rasulullah sangat ingin segera
menguasai Qur’an yang diturunkan. Ia menggerakkan lidah dan kedua
bibirnya karena takut apa yang turun itu akan terlewatkan. Ia ingin segera
menghafalnya. Maka Allah menurunkan: janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk membaca Qur’an karena hendak cepat-cepat
menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya dan membacanya; maksudnya,’Kami yang
mengumpulkannya di dadamu, kemudian kami membacakannya.Apabila
kami telah selesai membacakannya; maksudnya,’ apabila kami telah
menurunkannya kepadamumaka ikutilah bacaannya itu; maksudnya,’
dengarkan dan perhatikanlah ia.’ Kemudian, atas tanggungan kamilah
dalam penjelasannya, yakni’ menjelaskannya dengan lidahmu.’ Dalam
lafal yang lain dikatakan:’ atas tanggungan kamilah membacakannya.’
Maka setelah ayat ini turun bila Jibril datang,Rasulullah diam. Dalam
lafal lain:’ ia mendengarkan; dan bila Jibril telah pergi, barulah ia
membacanyasebagai mana diperintahkan Allah.

2. pengumpulan dalam arti kitabatuhukullihi (penulisan Qur’ansemuanya)


baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau
menerbitkan ayat-ayat semata dan setiap surah ditulis dalam satu
lembaran secara terpisah, ataupun menerbitkan ayat-ayat dan surah-
surahnya dalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun
semua surah,sebagiannyaditulis sesudah bagian yang lain.

Pengumpulan Qur’an dalam arti menghafalnya pada masa Nabi

Rasulullah amat menyukai wahyu, ia senantiasa menunggu


penurunan wahyu Allah: sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya
(Al-Qiyamah[75]:17). Oleh sebab itu, ia adalah hafiz (penghafal) qur’an
pertama dan merupakan contoh paling baik bagi para sahabat dalam
menghafalnya, sebagai rialisasi kecintaan mereka kepada pokok agama

Di Akses Kembali Pada Tanggal 3 Juli Jam:01:00WIB 2018

8
dan sumber risalah. Qur’an diturunkan selama dua puluh tahun lebih.
Proses penurunannya terkadang hanya turun satu ayat dan terkadang
turun sampai sepuluh ayat. Setiap kali sebuah ayat turun, dihafal dalam
dada dan ditempatkan dalam hati, sebab bangsa Arab secara kodrati
memang mempunyai daya hafal yang kuat. Hal itu karena umumnya
mereka buta huruf, sehingga dalam penulisan berita-berita, syair-syair
dan silsilah mereka dilakukan dengan catatan dihati mereka.

Dalam kitab sahih-nyaBukhori telah mengemukakan tentang


adanya tujuh hafiz melalui tiga riwayat.Mereka adalah Abdullah bin
Mas’ud, Salim bin Mas’qal bekas budak Abu huzaifah, Mu’az bin jabal,
UbaibinmKa’b, Zaid bin sabit, Abu zaid bin sakan dan Abu Darda.

a. Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As dikatakan:

:‫وا ْالقُرْ َأنَ ِم ْن اَرْ بَ َع ٍة‬


ْ ‫خ ُذ‬:ُ‫ص َّل هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم يَقُوْ ل‬
َ ِ ‫ْت َرسُوْ ُل هَّللا‬
ُ ‫َس ِمع‬
G‫ومعادوابيكعب‬,‫وسلم‬,‫ ِم ْن َع ْب ِدهَّللا ِ بن َم ْسعُوْ ٍد‬."

“Aku telah mendengar Rasulullah berkata: ‘Ambillah


Qur’an dari empat orang: Abdullah bin Mas’ud, Salim, Mu’az dan
Ubai bin Ka’b.’”Keempat orang tersebut dua orang lain muhajirin,
yaitu Abdullah bin Mas’ud dan Salim; dan dua orang dari Ansar,
yaitu Mu’az dan Ubaida.

b. Dari Qatadah dikatakan:

ِ ِ ٍِ
ُ‫صلَّي اللَّه‬
َ ‫لي َع ْهد َر ُس ْو ُل اللَّه‬
َ ‫ َم ْن مَجَ َع الْ ُق ْرَأ َن َع‬:‫س بْ َن َمالك‬ ُ ْ‫َسَأل‬
َ َ‫ت َأن‬
ٍ ِ َ ‫َعلَْي ِه َو َسلَّ ْم؟ َف َق‬
َ ‫بنجبَ ٍل‬
‫و َزيْ ٌد‬, َ ‫و ُمعاَد‬,‫كعب‬
َ َ ْ‫ ُكلُّ ُه ْم م َن اْاْل َن‬,ٌ‫اَْر َب َعة‬:‫ال‬
‫ُأيب بن‬:‫صار‬

‫َأح ُدعُ ُم َم ِيت‬:‫؟قال‬ ٍ ‫من= ابو‬:‫قلت‬,‫وَأبوزي ٍد‬,‫بن ثاَبِت‬


‫زيد‬
َ ْ َ ُْ َ ْ

9
“Aku telah bertanya kepada Anas bin Malik: Siapakah
orang yang hafal Qur’an di masa Rasulullah? Dia menjawab:
‘Empat orang yang semuanya dari kaum Ansar; Ubai bin Ka’b.,
Mu’az bin jabal, Zaid bin sabit , Zaid bin Sabit dan Abu Zaid.’ Aku
bertanya kepadanya:’Siapakah Abu Zaid itu?’, ia menjawab:’ Salah
seorang pamanku.’’’’’

c. Dan diriwayatkan pula melalui sabit, dari anas yang mengatakan:

:‫صلَّي اللَّهُ َعلَْي ِه َوسلم َومَلْ جَيْ َم َع الْ ُق ْرَأ َن َغْي ُر َْأر َب َع ٍة‬
َ ُ ‫ت النَّيِب‬
َ َ‫ما‬
ٍ ‫ت وأبو‬
ٍ ِ‫جبل و َزي ٌدب ِن ثاَب‬ ٍ ,‫َأبوالدَّرداَِء‬.
‫زيد‬ ْ ْ َ ٍ ‫ومعاد بن‬
ُ ْ ُْ

“ Rasulullah wafat sedang Qur’an belum dihafal kecuali


oleh orang empat: Abu Darda’, Mu’az bin jabal, Zaid bin Sabit dan
Abu Zaid.’’

Abu Zaid yang disebutkan dalam hadis-hadis di atas


penjelasannya terdapat dalam riwayat yang di nukil oleh Ibn hajar
dengan isnad yang memenuhi persyaratan Bukhori. Menurut Anas,
Abu Zaid yang hafal Qur’an itu namanya Qais bin sakan. Kata
Anas: “Ia adalah seorang laki-laki dari suku kami Bani ‘Adi
ibnunNajjar dan termasuk salah seorang paman kami. Ia meninggal
dunia tanpa meninggalkan anak, dan kamilah yang mewarisinya.”

Ibn Hajar ketika menuliskan biografi Sa’id bin Ubaid


menjelaskan bahwa ia termasuk seorang hafiz dan di juluki pula
dengan al-Qari’(pembaca al-Qur’an).

Penyebutan para hafiz yang tujuh atau delapan ini tidak


akan berarti pembatasan, karena beberapa keterangan dalam kitab-
kitab sejarah dan sunan menunjukkan bahwa para sahabat berlomba
menghafalkan Qur’an dan mereka memerintahkan anak-anak dan

10
istri-istri mereka untuk menghafalkannya. Mereka membacanya
dalam salat di tengah malam, sehingga alunan suara mereka
terdengar bagai suara lebah. Rasulullah pun sering melewati
rumah-rumah orang Ansar dan berhenti untuk mendengarkan
alunan suara mereka yang membaca Qur’an di rumah-rumah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologi, ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur-an,


antara lain:

1. Al-Hajajpengarang kitab Ma’aniAl-Qur’an itu “berhamzah”


berwazanfu’lan, dan di ambil dari kata al-qu’an (arab) yang artinya
penghimpunan

secara terminologiAl-Qur’anitu mempunyai arti sebagai berikut di


antaranya yaitu:

11
2. Menurut Dr. Muhammad Subhial-salih:

Kalam yang mu’jiz (dapat melemahkan orang yang menentangnya)


yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam
mushaf, yang disampaikan (kepada kita) secara mutawatir dan
membacanya di anggap ibadah.

3. Menurut Dr. Muhammad ‘Ali al-Sabuni:

‫كالم اهلل املنزل علي خامت االمبياء= واملرسلني بواسطة املني جربيل عليه‬

‫السالم املكتوب= يف املصاحف النقول الينا بلتواتر البدوء بسورة الفتحة اخلتتم‬

‫بسورة الناس‬

Firman Allah yang mu’jiz, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul
terakhir dengan perantara malaikat jibril AS; yang ditulis dalam mushaf,
disampaikan kepada kita secara mutawatir, dan yang dimulai dengan surat
al-fatiha dan di ahiri dengan surat an-nas.

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat melalui rujukan buku-buku yang telah
kami pelajari bersama, dan telah diskusikan bersama-sama, sehingga makalah ini
biasa kami buat sebagai bahan diskusi. Harapan kami ialah makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi mahasiswa jurusan PAI yang pada umumnya sebagai
bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan. Semoga makalah ini tercatat sebagai
amal sholih dan menjadi motivator bagi penulis untuk menyusun makalah yang
lebih baik dan bermanfaat. Amiiinn.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an (Surabaya:Cv. Ramsa Putra


2002 )

Rosihan anwar, ulum Al-Qur’an, (pustaka setia,: bandung,) 2008,

13

Anda mungkin juga menyukai