Disusun Oleh :
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta pengikut-Nya hingga akhir zaman nanti.
Alhamdulillah wa syukurilah Allah maha besar dengan segala nikmat yang selalu
tercurah kepada saya. Semoga Allah selalu memberkahi dan menjaga serta memudahkan
saya untuk mempresentasikannya
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai kitab yang diturunkan Allah SWT. berisi firman-firman terbaik
dan ajaran yang dibawa RasulNya adalah ajaran yang paling indah. Dan seburuk-
buruknya perkara adalah berbuat sesuatu yang baru terhadap kedua perkara di
atasnya. Setiap hal yang baru (menyimpang dari Al- Qur’an dan Al-Hadits) adalah
bid’ah, setiap sesuatu yang berbau bid’ah adalah sesat dan setiap sesuatu yang sesat
itu menuju keneraka.
Al-Qur’an sebagai kalam Allah penuh dengan bimbingan hidayah dan sinar
hikmah. Dari Al-Qur’anlah, para ulama dan para ahli hukum Islam mengistimbatkan
(hukum) tidak ketinggalan para ahli bahasa ikut menggali kehebatan susunan
kalimatnya. Para filosuf juga menempa disiplin ilmu mereka lewat kisah-kisah
rangkaian sejarah yang disuguhkan Al-Qur’an, sehingga banyak dari kalangan
mereka yang menjadikan Al-Qur’an sebagai argumentasi sandaran pendapatnya1.
Dalam memahami Al-Qur’an baik secara tekstual atau kontekstual diperlukan
pemahaman tentang pokok-pokok pembahasan Al Qur’an serta bagaimana sejarah
munculnya Al Quran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al Qur’an ?
2. Fungsi Al Qur’an?
3. Sejarah Turunnya Al Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Al Qur’an
2. Untuk mengetahui fungsi Al Qur’an
3. Untuk mengetahui sejarah Turunnya Al Qur’an
4. Cara Membaca Al Quran Dengan Baik
1
Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 1996, h. 10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al Qur’an
Al – Quran adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran Islam yang
pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan
mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Karena itu, tidaklah
berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan –
pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untu menjaga
autensitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad saw masih
berada di Mekkah dan belum hijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain
upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al – Quran diturunkan hingga saat ini2.
2
H. A. Athaillah, Sejarah Al Quran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010, p. 1
3
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009, p. 6
4
Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013),...p.18
oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir, merupakan kalam lafdzi
yang bermuatan kalam nafsi, karena tidak mengandung ayat mutasyabihat,
tetapi juga ayat atau makna- maknanya bersifat muhkamat.5
Sementara menurut para ahli ushul fiqh Alquran secara istilah adalah:
“Alquran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar
biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan
Rosul (yaitu Nabi Muhammad SAW), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada
mushaf, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai
ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas”.6
C. FUNGSI AL QURAN
Al-Qur'an Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat, ia
merupakan kitab Allah yang selalu dipelihara. Al-Qur' an mempunyai sekian banyak
fungsi diantarannya:
a. Menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, bukti kebenaran tersebut
dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap.
I) Menantang siapapun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-
Qur'an secara keseluruhan.
7
Habsi Ash Siddieqy, Tqfsir Al-Bayan, ( Bandung: PT AlMa'arif, 1996
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk itu kita dianjurkan untuk menjaga dan
memeliharanya. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat Fatir ayat 29 •
Dari sini dapat dimengerti bahwa Al-Qur'an menetapkan sumber yang harus dijadikan
dasar hukum dan pedoman dalam hidup dan kehidupan umat manusia. 8
Pada awal turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5) Muhammad saw.
pada saat itu belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya memiliki peran
Jahiliah ketika itu. Dapat dilihat, misal dalam surah Al-Takatsur, satu
8
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, 36.
anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.
atau karena adanya maksud- maksud tertentu dari satu golongan seperti
2006: 36)
selanjutnya terjadi selama 8-9 tahun, pada masa ini terjadi perkelahian
Islam
Sehingga pada masa itu, ayat-ayat al-Qur’an di satu pihak, silih berganti
dengan kondisi dakwah ketika itu (Q.s. an-Nahl [16]: 125). Sementara di
lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir kepada kaum
jahiliah dari segala arah sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan
dunia, maupun dari langit dunia kepada nabi Muhammad saw. dalam hal
bulan Ramadan10.
waktu11.
9
Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, al-Madkhal liDirasah al-Qur’an al-Karim (Riyad: Dar al-Liwa’,
1978), h. 49.
10
Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, al-Madkhal li Dirasahal-Qur’an al-Karim, h. 49.
11
Salahuddin Arqadan, Mukhtasar al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an li al-Suyuti (Beirut: Dar an- Nafais, 1987)
h. 45
12
Manna’ Khalil al-Qattan, h. 105.
Manna al-Qattan menyebutkan13, proses turunnya al-Qur’an
Agustus 610 M.28 Dan ayat-ayat pertama yang turun sebagaimana yang
ِإَّنٓا َأنَز ْلَٰن ُه ِفى َلْيَلٍة ُّم َٰب َر َك ٍةۚ ِإَّنا ُكَّنا ُم نِذ ِريَن
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan
13
Manna’ Khalil al-Qattan, h. 95
14
M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, h. 63.
15
al-Ragib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat al-Qur’an.,
Ungkapan kata yang terambil dari kata “al-tanzil” pada ayat-
kedua yaitu dari Bait al-Izzah kepada Nabi Muhammad saw di dunia.
َنَز َل ِبِه ٱلُّر وُح ٱَأْلِم يُن١٩٢ َو ِإَّن ۥُه َلَتنِزيُل َر ِّب ٱْلَعٰـ َلِم يَن
bahwa ada dua cara penyampaian wahyu oleh malaikat Jibril kepada
yang paling berat buat Rasulullah saw. dengan cara ini, maka ia
bentuk manusia. Cara yang demikian itu lebih ringan dari cara yang
16
Manna’ Khalil al-Qattan, h. 33.
eksistensi? Jawabannya adalah adanya perubahan yang terjadi pada
salah satu dari dua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi,
17
Badruddin Muh}ammad bin Abdillah al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Cet. III,
Beirut; Dar al-Ma’rifah li al-Thiba’ah), h. 229.
18
Badruddin Muh}ammad bin Abdillah al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Cet. III,
Beirut; Dar al-Ma’rifah li al-Thiba’ah), h. 229.
telah mendekatkannya kepada mereka untuk selanjutkan akan Kami
diturunkan kepadanya.19
baik.20
masa inilah Nur Ilahi bersinar di bumi dan hidayah Allah sampai
kepada makhluk-makhluk-Nya.21
19
Jalaluddin al-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Cet. IV; Damaskus dan Beirut: Dar Ibn
Katsir, 2000), h. 132.
20
Jalaluddin al-Suyuthiy, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 132.
21
Lihat al-Zarqani, ManaHil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Juz I, h.47
pula sehingga tidak mengagetkannya dengan hukum-hukum taklif
Nahl/16: 67;
َو ِم ْن َثَم ٰر ِت الَّنِخ ْيِل َو اَاْلْعَناِب َتَّتِخ ُذ ْو َن ِم ْنُه َس َك ًرا َّو ْز ًقا َح َس ًنۗا
ِر
۞ َيْس َٔـُلوَنَك َع ِن ٱْلَخ ْم ِر َو ٱْلَم ْيِس ِرۖ ُقْل ِفيِهَم ٓا ِإْثٌم َك ِبيٌر َو َم َٰن ِفُع
ِللَّناِس َو ِإْثُم ُهَم ٓا َأْك َبُر ِم ن َّنْفِع ِهَم اۗ َو َيْس َٔـُلوَنَك َم اَذ ا ُينِفُقوَن ُقِل
ٱْلَع ْفَو ۗ َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ٱُهَّلل َلُك ُم ٱْل َء اَٰي ِت َلَع َّلُك ْم َتَتَفَّك ُروَن
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
memberitakan bahwa khamr adalah sesuatu yang buruk yang tidak ada
ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا اَل َتۡق َر ُبوا الَّص ٰل وَة َو َاۡن ـُتۡم ُس َك اٰر ى َح ّٰت ى َتۡع َلُم ۡو ا َم ا َتُقۡو ُلۡو َن
ٰۤض ّٰت
َو اَل ُج ُنًبا ِااَّل َع اِبِرۡى َس ِبۡي ٍل َح ى َتۡغ َتِس ُلۡو اؕ َو ِاۡن ُك ۡن ُتۡم َّم ۡر ى َاۡو َع ٰل ى َس َفٍر
َاۡو َج ٓاَء َاَح ٌد ِّم ۡن ُك ۡم ِّم َن اۡل َغ ٓإِٮِط َاۡو ٰل َم ۡس ُتُم الِّنَس ٓاَء َفَلۡم َتِج ُدۡو ا َم ٓاًء َفَتَيَّمُم ۡو ا
َص ِع ۡي ًدا َطِّيًبا َفاۡم َس ُح ۡو ا ِبُو ُج ۡو ِهُك ۡم َو َاۡي ِد ۡي ُك ۡمؕ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفۡو ًرا
Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat ketika kamu
dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan
jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub
kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub).
Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang
air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci);
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha
Pemaaf, Maha Pengampun.
yang telah turun mulai dari Mekah sampai ke Madinah, yaitu untuk
Islam.22
22
Manna’ al-Qattan, h. 109
disahkan oleh Rasulullah SAW., begitu juga yang diberlakukan di
kalangan para Ahlul Qurro’ wal Ada’ ada tiga yaitu:
Ada berbagai macam hukum bacaan tajwid dalam Al-Qur'an. Di antaranya hukum
nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, hukum mim dan nun bertasydid, hukum
mad, hukum idgham shagir, dan qalqalah.25
Hukum nun sukun dan tanwin terdiri dari izhar halqi, idgham bighunnah dan idgham
bilaghunnah, iqlab, dan ikhfa hakiki. Kemudian, hukum mim sukun terdiri dari ikhfa
syafawi, idgham mitslain, dan izhar syafawi.
Selanjutnya, pada hukum mad terdiri dari mad ashli dan mad far'i, sedangkan hukum
idgham shagir terdiri dari idgham mutamatsilain, idhgam mutajanisain, dan idgham
mutaqaribain.
Sementara itu, hukum qalqalah terdiri dari qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Berikut
penjelasan tajwid selengkapnya.
1. Izhar Halqi
Mengutip buku Pintar Al-Qur'an oleh Abu Nizhan, secara bahasa, izhar adalah bayan
atau jelas, sedangkan menurut istilah adalah membaca nun mati ( )ْنatau tanwin ( , َــًــ
ُــٌــ, ) ِــٍــdengan jelas tanpa suara dengung atau disamarkan.
Ada enam huruf izhar, yaitu hamzah ()ء, kha ()ح, ha ()خ, ain ()ع, ghain ()غ, dan ha' (
)هـ.
2. Idgham Bighunnah
Secara bahasa, idgham artinya idkhal atau memasukkan, sedangkan secara istilah
adalah menyamarkan atau meleburkan nun mati atau tanwin dengan huruf-huruf
idgham sehingga seolah-olah menjadi satu huruf yang bertasydid.
Adapun, idgham bigunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya (
)ي, nun ()ن, mim ()م, dan wau ()و, maka harus dibaca idgham disertai dengan dengung
di hidung (gunnah).
3. Idgham Bilaghunnah
Idgham bilaghunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan lam ( )لdan ra (
)ر, maka harus dibaca idgham tanpa disertai dengung di hidung (gunnah).
4. Iqlab
Secara bahasa, iqlab artinya memindahkan atau mengubah sesuatu dari asalnya,
sedangkan menurut istilah adalah mengubah atau menggantikan nun mati menjadi
mim disertai dengungan jika bertemu dengan huruf ba ()ب.
5. Ikhfa Hakiki
Hukum nun mati dan tanwin selanjutnya adalah ikhfa. Secara bahasa, ikhfa artinya
satru yang berarti menutupi atau menyamarkan. Adapun menurut istilah, ikhfa adalah
menyamarkan nun mati atau tanwin karena muncul suara dengungan (gunnah) jika
bertemu dengan 15 huruf.
Huruf ikhfa antara lain kaf ( ) ك, qaf ( ) ق, fa' ( ) ف, zha ( ) ظ, tha ( ) ط, dhad ( ) ض,
shad ( ) ص, syin ( ) ش, sin ( ) س, za' ( ) ز, dzal ( ) ذ, dal ( ) د, jim ( ) ج, tsa' ( ) ث, dan ta'
( ) ت.
7. Idgham Mitslain
Idgham mitslain adalah hukum bacaan ketika mim sukun ( )ْمbertemu dengan huruf
mim yang berharakat ( ُم, )َم ِم. Cara membacanya harus disertai dengan ghunnah.
8. Izhar Syafawi
Izhar syafawi adalah ketika mim sukun ( )ْمbertemu dengan huruf hijaiyyah selain
huruf mim ( )مdan ba ()ب. Cara membacanya mim sukun tampak jelas dan tanpa
ghunnah.
َأْنَعْم َت َع َلْيِهْم
Arab latin: An'amta 'alaihim (Al Fatihah ayat 7)
َو ِمَّم ا
Arab-latin: wa mimma
ِإَّنُهْم
Arab-latin: innahum
ِّب ٱلَّناِس
Arab latin: Birabbin-nās (QS An Nas ayat 1).
A. Kesimpulan
S,. Zainal Abidin. 1992. Seluk Beluk Al – Quran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Syahin, Abd al-Sabur. Hadits ‘an al-Qur’an. Kairo: Dar Akhbar al-
Yawm, 2000. al-Zarkasyi , Badruddin Muhammad bin Abdillah. al-
Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an.