Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FUNGSI AL-QUR’AN DAN HADIST

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Jaenal Asikin, M.Pd

DISUSUN OLEH :

INA NURMALASARI

NIM 388191

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


AKADEMI FARMASI AL-ISHLAH CILEGON
2022
KATA PENGANTAR

Bismillah hirrahmanirrahim...

Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya sehingga makalah ini dengan judul Fungsi Al-Quran dan Hadist

sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berupaya semaksimal mungkin untuk

mencapai hasil terbaik namun keterbatasan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki

menjadikan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, untuk kepentingan

perbaikan makalah-makalah berikutnya kirtik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca sangat saya harapkan.

Terimakasih
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

1.1. Latar Belakang......................................................................................................4

1.2. Tujuan...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

2.1 AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM........................................5

2.1.1 Pengertian Al-Qur’an................................................................................5

2.1.2 Fungsi Al-Qur’an.......................................................................................7

2.2 HADIST SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM...............................................9

2.2.1 Pengertian Hadist....................................................................................... 9

2.2.2 Bentuk-Bentuk Hadis................................................................................ 11

2.2.3 Unsur-Unsur Hadist...................................................................................12

2.2.4 Fungsi Hadist.............................................................................................13

BAB III KESIMPULAN ................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................15

3.2 Saran.....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

[Date]
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Quran dan hadist merupakan dua sumber rujukan hukum terpenting dalam Islam.
Kedua rujukan itu memiliki berbagai keistimewaan dan fungsi masing-masing dalam
kehidupan seorang muslim. Lantas, apa pengertian, fungsi, dan keistimewaan Al-Quran dan
hadis? Rasulullah SAW dalam hadisnya pernah menjelaskan bahwa seseorang yang
berpegang teguh kepada dua perkara, yakni Al-Quran dan hadis, maka ia akan selamat di
dunia dan akhirat.

"Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-
lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yakni kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya," (H.R. Muslim).

Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
sebagai pedoman bagi ummat manusia dalam menata kehidupannya, agar memperoleh
kebahagiaan lahir dan batin baik didunia maupun diakhirat kelak. Al-Hadist merupakan
perkataan, perbuatan, dan yang menyangkut hal ihwalnya.

Konsep-konsep yang dibawa Al-Qur’an dan  Al-Hadist selalu relevan dengan problem
yang dihadapi manusia karena ia turun untuk berdialog dengan setiap ummat yang
ditemuinya, sekaligus menawarkan pemecahan terhadap problem tersebut, kapan dan
dimanapun mereka berada.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Memahami apa itu Al-Qur’an dan Hadist


2. Memahami fungsi Al-Qur’an dan Hadist dalam kehidupan

[Date]
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM

1.    Pengertian Al-Quran

Al-Qur’an menurut bahasa (etimologi), mempunyai arti yang bermacam-macam,


salah satunya menurut pendapat yang lebih kuat, Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca.
Pendapat itu beralasan karena Al-qur’an adalah masdar dari kata dasar Qara’a Yaqra’u yang
artinya membaca. Al-Qur’an dalam Arti membaca ini dipergunakan oleh Al-Qur’an sendiri.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyaamah : 16-18

Artinya:

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat
(menguasai)Nya”

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu


pandai) membacanya.”

“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”

Ayat-ayat lain yang senada dengan firman Allah tersebut diatas dapat kita temukan
pada:

Surat Al-a’raf: 204, surat An-nahl: 98, surat Al-isra: 17dan 106, surat Al-muzammil: 20, surat
Insyiqaq: 21.

Menurut makna yang terkandung dari ayat diatas Qur’an itu diartikan sebagai bacaan,
yakni kalam Allah yang dibaca dengan berulang-ulang. Ayat-ayat tadi juga menjadi dalil
bahwa kata Al-Qur’an itu sendiri adalah kalam Allah.

Adapun definisi Al-Qur’an secara istilah (terminologi), Muhammad Ali Ash-shabuni


menulisnya bahwa “Al-qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingan diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw penutup para nabi dan rasul dengan perantaraan malaikat jibril as, dan
ditulis pada mushab-mushab yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta

[Date]
5
membaca dan mempelajarinya merupakan suatu ibadah yang dimulai dengan surat Al-fatihah
dan ditutup dengan surat An-Nas.

Bagian yang lain menyebutkan bahwa Al-Qur’an ialah lafal berbahasa Arab yang
diturunkan kepada Muhammad saw yang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang
diperintahkan membacanya yang menentang setiap orang (untuk menyusun walaupun dengan
membuat) surat yang terpendek daripada surat-surat yang ada didalam nya.

Dari dua buah definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa apa yang disebut Al-Qur’an
itu mempunyai kriteria-kriteria seperti:

a.       Al-Qur’an adalah Firman Allah swt

b.      Al-Qur’an yang merupakan firman Allah itu berbahasa Arab, oleh karena itu Al-Qur’an
yang ditulis atau dilafalkan tidak dalam bahasa arab tidakdisebut Al-Qur’an.

c.       Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantaraan malaikat


jibril, dengan demikian hadist bukanlah Al-Qur’an karena Hadist tidak melalui perantaraan
Jibril lagi pula hadist bukanlah Firman Allah yang diucapkan dengan bahasa Nabi sendiri.

d.      Al-Qur’an sampai kepada kita dengan jalan mutawatir artinya Al-Qur’an yang diterima
oleh nabi muhammad dari Allah melalui Jibril itu. Beliau ajarkan kepada orang banyak pula
begitu seterusnya, sehingga akhirnya sampai kepada kita dari orang banyak kepada orang
banyak ini merupakan jaminan bagi kebenaran/ keautentikan Al-qur’an, sebab tidak mungkin
orang banyak sepakat untuk berdusta. Bukan Al-Qur’an kalau hanya diriwayatkan oleh
seseorang atau beberapa orang saja.

e.      Al-qur’an adalah Mukjizat Nabi Muhammad Saw yang bersifat memberikan tantangan
kepada siapapun yang tidak percaya terhadap kebenaran kewahyuannya. Mereka ditantang
untuk menandingi atau mengalahkan Al-Qur’an, sekalipun hanya dengan membuat satu surat
yang paling pendek, namun tidak mungkin Al-Qur’an dapat ditandingi sebab kalau dapat
ditandingi bukanlah mukjizat namanya.

f.        Al-Qur’an ditulis didalam Mush-haf. Selain Al-Qur’an itu kitab suci yang paling
banyak dibaca (artinya memang bacaan). Ia juga ditulis dalam Mush-hab dan penulisan telah
dikerjakan sejak masa Nabi Muhammad kerena selalu ditulis ini lah Al-Qur’an juga disebut
Al-kitab. Dewasa ini mush-haf Al-Qur’an juga disebut Mush-haf Usmani kerena
penulisannya mengikuti metode Usman Bin Affan.

[Date]
6
g.       Al-Qur’an diperintahkan untuk dibaca (selain itu tentunya untuk dipelajari atau
diamalkan), kerena perintah, berarti membaca Al-Qur’an adalah ibadah pahala. Dalam Hadist
Riwayat Tarmidzi diterangkan bahwa, satu huruf Al-Qur’an dibaca, pahalanya berlipapt
sampai sepuluh kali. Hanya Al-Qur’an yang mendapat perlauan istimewa seperti ini.

h.      Al-Qur’an diawali dengan surat Al-fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas.
Lampiran-lampiran diluar itu seperti ilmu tauhid, keterangan-keterangan yang menjelaskan
tentang keutamaan membaca Al-Qur’an, bukanlah Al-Qur’an.

2. Fungsi Al-Qur’an

Dikutip dari buku Al-Qur’an dan Hadis yang diterbitkan Kementerian Agama RI
(2014:6), beberapa fungsi Al-Quran secara garis besar sebagai berikut:

1. Sebagai sumber ajaran/hukum Islam yang utama


2. Sebagai konfirmasi dan informasi terhadap hal-hal yang tidak dapat diketahui akal
3. Petunjuk hidup manusia ke jalan yang lurus tentang berbagai hal walaupun petunjuk
tersebut terkadang bersifat umum yang menghendaki penjabaran dan perincian
4. Sebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap ajaran-ajaran masa lalu, yaitu Injil,
Zabur, dan Taurat

Secara rinci Al-Qur’an sebaga sumber pertama norma dan hukum islam dapat dijabarkan
kedalam fungsi-fungsi sebagai berikut ;

a.       Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia, secara keseluruhan. Yakni


petunjuk jalan yang lurus, petunjuk kebenaran yang mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya yang terang.

b.      Al-Qur’an adalah pembeda antar yang haq dan yang bathil, antara yang  benar dan yang
salah atau yang baik dan yang buruk. Fungsi ini sesuai dengan name lain dari Al-Qur’an Al-
furqon (pembeda).

‘’Maha besar allah yang menurunkan Al-furqon kepada kepada hamba-Nya, agar menjadi
juru pengingat bagi seluruh alam” (Qs. Al-furqon: 1). Dan juga seperti surat Ali imran: 3-4,
dan Al-baqarah: 185).

c.       Al-Qur’an berfungsi sebagai peringatan bagi seluruhummat manusia. Fngsi ini juga
sesuai dengan nama lain yang dipakai oleh Al-Qur’an yaitu Adz-Dzikr.

[Date]
7
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itubenar-benar menjadi peringatan bagi orang yang bertaqwa”
(Qs.Haqqah: 48) dan juga seperti surah Al-Hijr: 9, surah Shad: 1-29, surah Yaasin: 69, dan
surah Al-An’am: 90.

d.      Al-Qur’an sebagai obat (penyembuh) bagi penyakit kejiwaan. “Hai manusia,


sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran dari tuhanmu dan obat bagi apa yang ada
didalam hatimu dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Yunus: 57).

Dan juga seperti surat Al-isra: 82, Qs. Fush-shilat: 44, dan sabda Nabi yang berbunyi
“hendaklah kamu mengambil dua macam obat, yaitu madu dan Al-Qur’an (HR. Ibnu Majjah
Dan Al-Hakim, dari Ibnu Mas’ud, ra.)

e.      Al-Qur’an merupakan pengajaran atau nasihat (mau’idhah) bagi manusia. “(Al-Qur’an )


ini adalah keterangan yang jelas bagi manusia dan petunjuk serta pengajaran (mau’idhah)
bagi orang-orng yang bertaqwa” (Qs.Ali-imran: 183). Dan juga seperti surah yunus :57

f.        Al-Qur’an adalah korektor bagi kitab-kitab suci yang sebelumnya atau korektor bagi
pengakuan yang dilakukan oleh manusia dalam agama mereka.

g.       Al-Qur’an merupakan bahan renungan atau pemikiran bagi orang-orang yang mau
berpikir untuk mendapatkan pelajaran yang berharga. (ini adalah) ketik yang kami turunkan
kepada engkau yang penuh berkah agar mereka suka merenungkan ayat-ayatnya, dan agar
orang-orang yang berakal mendapat pelajaran (Qs. Shad: 29) dan juga seperti surat An-nisa:
82, dan Al-mu’minun: 68)

h.      Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang  sangat menarik untuk dikaji dan
dipelajari sepanjang masa.

Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw, yaitu mukjizat yang paling
besar dari sekalian mukjizat lain yang pernah ada.

Al-Qur’an diturunkan supaya menjadi mukjizat mengembangkan risalah dan menyampaikan


apa-apa yang diterimanya dari tuhan. Untuk itu, Allah menurunkan Al-Qur’an yang susunan
arti hukum-hukum dan pengetahuan yang dibawakannya mengandung unsur-unsur mukjizat.

[Date]
8
a. HADIST SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM 

1. Pengertian Hadist

Hadist atau Al-Hadist menurut bahasa Al-Jadid yang artinya sesuatu yang baru lawan


dari Al-Qadim (lama) artinya yang berarti menunjukan kepada waktu yang dekat atau waktu
singkat. Hadist juga sering disebut dengan Al-Khabar, yang berarti berita, yaitu sesuatu yang
dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan
hadist. 

Hadist dengan pengertian khabar sebagaimana tersebut diatas dapat dilihat pada
beberapa ayat Al-qur’an seperti Qs.At-thur (52):34, Qs.Al-kahfi (18):6, dan Qs.Ad-dhuha
(93):11.

Sedangkan menurut istlah (terminologi), para ahli memberikan definisi (ta’rif) yang
berbeda-beda sesuai dengan latar belakang disiplin ilmunya. Seperti pengertian hadist
menurut ahli ushul akan bebeda dengan pengertian yang diberikan oleh ahli hadist. menurut
ahli hadist, pengertian hadist ialah :

“segala perkataan nabi, perbuatan dan ihwalnya.”

Yang dimaksud dengan hal ihwal ialah segala yang diriwayatkan dari Nabi SAW
yang berkaitan dengan himmah, karakteristik sejarah kelahiran dan kebiasaan-kebiasaannya.

Ada juga yang memberikan pengertian lain:” sesuatu yang disandarkan kepada nabi
saw. Baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau’’. Sebagian muhaddisin
berpendapat bahwa peengertian hadist diatas merupakan pengertian yang sempit dan menurut
mereka hadist mempunyai cakupan pengertian yang lebih luas, tidak terbatas pada apa yang
disandarkan kepada nabi saw (hadist  marfu) saja, melainkan termasuk juga yang disandarkan
kepada para sahabat (hadist mauquf) dan tabi’in (hadist maqtu’).

Para pakar islam membagi dua kehidupan Nabi Muhammad saw, atas dua bagian
yaitu: pertama, kehidupan beliau sebelum menerima wahyu, mulai dari bayi, kanak-kanak,
kemudian dewasa (baligh) sampai batas usia 40 tahun. Kedua, kehidupan Nabi Muhammad
saw mulai dari menerima wahyupertam digoa hiro dalam usia kematangan sampai beliau
wafat pada usia 63 tahun. Namun demikian, perkataan, perbuatan dan sikap beliau sepanjang
hari sejak kecil hingga dewasa terpuji, sehingga kalangan sahabat dan kerabat beliau diberi

[Date]
9
gelar sebagai Al-amin (dapat dipercaya) kehadirannya kedunia ini bagaikan rahmatan lil
alamin.

Nabi Muhammad sendiri semasa hidupnya memang melarang para sahabat beliau
mencatat perilaku beliau kecuali hal-hal yang beliau katakan sebagai wahyu, hal ini untuk
mencegah kerancuan antara hadist dengan Al-qur’an, namun kemudian para ahhli sejarah
kembali menghimpunnya, baik dikalangan sunni maupun syiah.

Menurut Ahli Hadist, pengertan Hadist adalah segala perkataan nabi muhammad saw,
perbuatan dan ihwalnya. Adapun yang dimaksud dengan ihwal adalah segala yang
diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw yang berkaitan dengan himmah, kerakteristik,
sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaannya. 

Sebagai muhaddisin berpendapat bahwa pengertian haist diatas merupakan pengertian


yang sempit, menurut mereka, hadist hadist mempunyai cakupan pengertian yang sangat luas,
tidak terbatas pada apa yang disandarkan kepada Nabi saw (hadist marfu’) saja, melainkan
termasuk juga yang disandarkan kepada para sahabat (hadist maukuf), dan tabi’in (hadist
maqti’), sebagai mana yang disebut oleh Al-tarmizi;

‘’bahwasanya hadist itu bukan hanya untuk sesuatu yang marfu,yaitu sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi saw, melainkan bisa juga untuk sesuatu yang maukuf yang
disandarkan kepada sahabat, dan yang maqtu’ yang disandarkan kepada tabi’in”

Menurut para ulama ushul fiqh, pengertian hadist menurut istilah ialah segala
perbuatan, perkataan, taqrir Nabi muhammad saw yang berkaitan dengan hukum syara’ dan
ketetapannya.

Yang dimaksud dengan taqrir disini ialah membenarkannya Nabi muhammad saw
terhadap perbuata seorang sahabat yang dilakukan dihadapan beliau, atau yang diberitahukan
kepada beliau tetapi beliau sendiri tidak menegur atau menyalahkannya.

Hadist juga disebut Sunnah, bahkan menurut jumhur ulama, sunnah merupakan
Muradif (sinonim) dari hadist. Sunnah menurut bahasa mempunyai beberapa arti, seperti
jalan yang terpuji, jalan atau cara yang dibiasakan, kebalikan dari bid’ah serta apa yang
diperbuat oleh sahabat, baik ada dasar dari dalam al-Quran, hadist, atau tidak.

Sunnah menurut istilah, sebagaimana yang dirumuskan oleh ulama ahli hadist  ialah
segala yang dipindahkan dari Nabi Muhammad Saw, baik berupa perbuatan, perkataan,

[Date]
10
maupun taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup, dan baik yang demikian itu
terjadi sebelum masa kenabian atau sesudahnya. Sunnah dalam pengertian inilah, menurut
jumhur ulama hadist yang merupakan muradif dari hadist.

Menurut rumusan ulama ushul fiqh, sunnah menurut istilah ialah segala yang
dipindahkan dari Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir, yang
mempunyai kaitan hukum.

2. Bentuk-bentuk Hadist

a.       Hadist Qudsiy

Hadist qudsiy ialah hadist yang disampaikan oleh rasullullah saw kepada para sahabat dalam
bentuk wahyu,  akan tetapi  wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat Al-Qur’an.

Ciri-ciri hadist qudsiy:

1)    Ada redaksi hadist qala-yaqulu allahu

2)    Ada redaksi fi ma rawa/ yarwihi ‘anillahi fabaraku wata’ala

3)    Redaksi lain yang semakna dengan redaksi diatas, setelah selesai menyebut rawi yang
menjadi sumber pertamanya, yakni sahabat. Contoh hadist qudsiy.

“Dari Abi Dzar, dari Nabi saw, Allah swt berfirman :”wahai hamba-hamba-Ku, sungguh
Aku mengharamkan kedzaliman pada diri-Ku, (lebih kerena itu) Aku menjadikannya
diantara kamu sekalian hal-hal yang diharamkan, maka dari itu janganlah kalian berbuat
dzalim” (HR. Muslim).

b.      Hadist Qauli

Hadist qauli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw,
baik berupa perkataan atau pun ucapan yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan
keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak, atau lainnya.

c.       Hadist Fi’li

Yang dimaksud dengan fi’li ialah segala yang disandarkan kepada Nabi saw berupa
perbuatannya yang sampai kepada kita. Seperti hadist tentang shalat atau haji.

[Date]
11
d.      Hadist Taqriri

Hadist taqriri adalah segala yang berupa ketetapan Nabi saw terhadap apa yang
datang dari sahabatnya. Nabi saw membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para
sahabat, setelah memenuhi beberapa syarat baik megenai pelakunya maupun perbuatannya.

e.      Hadist Hammi

Hadist hammi adalah hadist yang berupa keinginan Nabi saw yang belum
terealisasikan, seperti halnya keinginan untuk berpuasa 9 Asyura, didalam riwayat Ibnu
Abbas, disebutkan;

“Ketika Nabi Saw berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan para sahabat untuk
berpuasa, mereka berkata ,: Ya Rasullullah hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-
orang Yahudi dan Nasrani, Nabi  Bersabda, “tahun yang akan datang insya’allah aku akan
berpuasa pada hari yang kesembilan”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

Nabi Muhammad Saw belum sempat merealisasikan keinginannya, kerena beliau


wafat sebelum bulan Asyura. menurut imam Syafi’i dan para pengikutnya, menjalankan hadst
ini disunnahkan sebagaimana sunah-sunah lainnya.

f.        Hadist Ahwali

Yang dimaksud hadist ahwali adalah hadist yang berupa hal ihwal Nabi Saw yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya. tentang keadaan fisik Nabi
Muhammad Saw dalam beberapa hadist disebutkan bahwa tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. sebagaimana yang dikatakan oleh Al-bara dalam sebuah hadist riwayat
bukhari sebagai berikut : “Rasullullah saw adalah manusia yang sebaik-baik rupa dan tubuh,
keadaan fisiknya tidak terlalu tinggi dan pendek.” (HR. Bukhari).

3. Unsur-unsur Hadist

a.       Sanad

Sanad menurut bahasa adalah sesuatu yang dijadikan sandaran. sedangkan menurut istilah
terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru Bin Jama’ah dan Al-thiby menyatakan

[Date]
12
bahwa sanad adalah berita tentang jalan matan. dan ada juga yang menyatakan silsilah para
perawi yang memikulkan hadist dari sumbernya yang pertama.

b.      Matan

Matan menurut bahasa mairtafa’amin al-ardhi (tanah yang ditinggalkan), sedangkan menurut


istilah adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Ada juga yang menyebutkan bahwa
matan adalah lafadz-lafadz yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu. Dari semua
pengertian tersebut menunjukan bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau
lafadz hadist itu sediri.

c.       Rawi

Rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadist.

4. Fungsi Hadist Terhadap Al-Quran

Dalam kitab suci al-Quran terdapat ayat-ayat yang tidak jelas maksudnya. ayat-ayat
yang sepert ini memerlukan penjelasan. Penjelasan diberikan oleh Rasullullah saw, melalui
hadist /sunnah-sunnahnya. Oleh kerena itu fungsi hadist terhadap al-Quran
ialah lil bayan atau untuk memeberikan penjelasan.

Secara garis besar maka fungsi hadis terhadap kitab suci Al-Quran adalah sebagai
berikut:

1. Mengukuhkan hukum yang sudah ada dalam Al-Quran


2. Merinci ayat Al-Quran yang global atau umum, kemudian mengkhususkannya.
3. Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qura
4. Membatasi keumuman ayat Al-Quran

Menurut pendapat asy-syafi’i, ada lima macam bayan atau penjelasan yang diberikan
oleh hadist kepada al-Quran, yaitu:

a.       Bayan tafshil : penjelasan untuk menjelaskan ayat-ayat mujmal atau ayat-ayat yang
sangat ringkas petunjuknya.

b.      Bayan takhshish : penjelasan untuk menentukan suatu dari ayat yang sangat umu
sifatnya.

[Date]
13
c.       Bayan ta’yin : penjelasan untuk menentukan mana yang sesungguhnya dimaksud dari
dua atau tiga erkara yang mungkin dimaksudkan.

d.      Bayan tasyri’ : penjelasan yang bersifat menetapkan suatu hukum yang tidak terdapat
dalam al-Quran.

e.      Bayan nasakh : penjelasan untuk menentukan mana yang mengganti dan yang mana
yang diganti dari ayat-ayat yang terlihat seperti berlawanan.

[Date]
14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Al-Quran dan al-hadist adalah sebagai sumber ajaran agama islam yang telah
ditinggalkan oleh rasullullah saw, yang merupakan segala macam cara untuk memecahkan
semua permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.

Pengertian alqur’an adalah kallam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir zaman nanti. Selain sebagai
sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat manusia, juga
sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.

Sedangkan Al-hadist adalah segala sesuatu yang mengenai perbuatan maupun perkataan
Rasullullah saw dan yang menyangkut hal ihwalnya. Hadis terdiri dari beberapa unsur
diantaranya; sanad, matan dan rawi. Adapun kegunaan dari hadist itu sendiri adalah: untuk
menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang penjelasannya bersifat umum.

B. SARAN

Penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dipersilahkan. Terakhir mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan khususnya bagi penulis.

[Date]
15
DAFTAR PUSTAKA

On internet : Dwi Maarif, Syamsul. 2022. Pengertian dan Fungsi Al Quran dan Hadist
Beserta Keistimewaannya (tirto.id) diakses pada tanggal 09 November 2022, pukul 21:40

On internet : Syahrudin, Alu. 2012. Al-quran dan hadist sebagai sumber sumber agama islam
(alu-syahrudin.blogspot.com) diakses pada tanggal 09 November 2022, pukul 21:50 WIB

[Date]
16

Anda mungkin juga menyukai