AGAMA
ISLAM
(AL-QUR’AN SUMBER AJARAN ISLAM PERTAMA
KELOMPOK 2:
DESNITA SAFITRI
INDRI KESTRIANI
MUHAMMAD FAJAR MUGIANA
ARUM SEBASTIANI PUTRI
RENITA NUR HANIFAH
RISDA DIANI HOPSAH
NUZI LATURROHMAN
SELVINA SYIAM SUBASTINA
PRODI : MANAJEMEN A1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama tentang al-quran dan al-
hadits
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen bpk. Deden Ramdhan,LC.,M.E.SY.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................
A. Al-Qur-an sebagai sumber ajaran islam yang pertama ........................
B. Al-Hadits sebagai sumber ajaran islam yang kedua ............................
BAB III PENUTUP .........................................................................................
KESIMPULAN ................................................................................................
SARAN ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan Al-Hadist adalah pedoman manusia khususnya Ummat
Muslim yang telah ditinggalkan oleh Rasullullah saw kepada seluruh ummatnya.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. sebagai pedoman bagi ummat manusia dalam menata kehidupannya, agar
memperoleh kebahagiaan lahir dan batin baik didunia maupun diakhirat kela. Al-
Hadist merupakan perkataan, perbuatan, dan yang menyangkut hal ihwalnya.
konsep-konsep yang dibawa Al-Qur’an dan Al-Hadist selalu relevan dengan
problem yang dihadapi manusia kerena ia turun untuk berdialok dengan setiap
ummat yang ditemuinya, sekaligus menawarkan pemecahan terhadap problem
tersebut, kapan dan dimanapun mereka berada. dari sinilah studi tetang Al-Qur’an
sangat penting dilakukan.
B. Perumusan Masalah
karena luasnya pembahasan tentang Al-Qur’an dan al-hadist ini. Maka
didalam makalah ini kami hanya akan membahas tentang:
1. Jelaskan pengertian Al-Qur’an?
2. Jelaskan fungsi Al-Qur’an?
3. Jelaskan pendekatan memahami Al-Qur’an?
4. Apa itu Ulumul Qur’an?
5. Jelaskan pengertian Hadist?
6. Sebutkan fungsi Hadist, unsur-unsur Hadist, macam-macam Hadist?
C. Tujuan Pembahasan
1. PENGERTIAN AL-QUR’AN
Al-Qur’an menurut bahasa (etimologi), mempunyai arti yang bermacam-macam,
salah satunya menurut pendapat yang lebih kuat, Al-Qur’an berarti bacaan atau
yang dibaca. Pendapat itu beralasan karena Al-qur’an adalah masdar dari kata
dasar Qara’a Yaqra’u yang artinya membaca. Al-Qur’an dalam Arti membaca ini
dipergunakan oleh Al-Qur’an sendiri.
2. FUNGSI AL-QUR’AN
Sumber ajaran taiap agama adalah kitab suci, begiitu pula agama islam, Al-Qur’an
adalah sember ajaran agama islam, sumber norma, dan hukum Islam yang pertama
dan utama.inilah fungsi utama Al-Qur’an. Itulah sebabnya Nabi Muhammad Saw.
Bersabda didalam Hadist Riwayat Malik, ‘’sesungguhnya telah kutinggalkan
untukmu dua perkara, yang kamu tidak akan sesat selama kamu masih berpegang
kepada keduanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. (HR. Malik).
Al-Qur’an sebaga sumber pertama norma dan hukum islam dapat dijabarkan
kedalam fungsi-fungsi yang lebih rinci;
a. Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia, secara keseluruhan.
Yakni petunjuk jalan yang lurus, petunjuk kebenaran yang mengeluarkan manusia
dari kegelapan menuju cahaya yang terang.
b. Al-Qur’an adalah pembeda antar yang haq dan yang bathil, antara
yang benar dan yang salah atau yang baik dan yang buruk. Fungsi ini sesuai
dengan name lain dari Al-Qur’an Al-furqon (pembeda).
‘’Maha besar allah yang menurunkan Al-furqon kepada kepada hamba-Nya, agar
menjadi juru pengingat bagi seluruh alam” (Qs. Al-furqon: 1). Dan juga seperti
surat Ali imran: 3-4, dan Al-baqarah: 185).
c. Al-Qur’an berfungsi sebagai peringatan bagi seluruhummat manusia. Fngsi
ini juga sesuai dengan nama lain yang dipakai oleh Al-Qur’an yaitu Adz-Dzikr.
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itubenar-benar menjadi peringatan bagi orang
yang bertaqwa” (Qs.Haqqah: 48) dan juga seperti surah Al-Hijr: 9, surah Shad: 1-
29, surah Yaasin: 69, dan surah Al-An’am: 90.
d. Al-Qur’an sebagai obat (penyembuh) bagi penyakit kejiwaan. “Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran dari tuhanmu dan obat bagi apa
yang ada didalam hatimu dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (Qs. Yunus: 57).
Dan juga seperti surat Al-isra: 82, Qs. Fush-shilat: 44, dan sabda Nabi yang
berbunyi “hendaklah kamu mengambil dua macam obat, yaitu madu dan Al-
Qur’an (HR. Ibnu Majjah Dan Al-Hakim, dari Ibnu Mas’ud, ra.)
e. Al-Qur’an merupakan pengajaran atau nasihat (mau’idhah) bagi manusia.
“(Al-Qur’an ) ini adalah keterangan yang jelas bagi manusia dan petunjuk serta
pengajaran (mau’idhah) bagi orang-orng yang bertaqwa” (Qs.Ali-imran: 183).
Dan juga seperti surah yunus :57
f. Al-Qur’an adalah korektor bagi kitab-kitab suci yang sebelumnya atau
korektor bagi pengakuan yang dilakukan oleh manusia dalam agama mereka.
g. Al-Qur’an merupakan bahan renungan atau pemikiran bagi orang-orang
yang mau berpikir untuk mendapatkan pelajaran yang berharga. (ini adalah) ketik
yang kami turunkan kepada engkau yang penuh berkah agar mereka suka
merenungkan ayat-ayatnya, dan agar orang-orang yang berakal mendapat
pelajaran (Qs. Shad: 29) dan juga seperti surat An-nisa: 82, dan Al-mu’minun: 68)
h. Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk
dikaji dan dipelajari sepanjang masa.
Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw, yaitu mukjizat
yang paling besar dari sekalian mukjizat lain yang pernah ada.
Al-Qur’an diturunkan supaya menjadi mukjizat mengembangkan risalah dan
menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari tuhan. Untuk itu, Allah
menurunkan Al-Qur’an yang susunan arti hukum-hukum dan pengetahuan yang
dibawakannya mengandung unsur-unsur mukjizat.
ي ب ل سَ ان
ِّ ُم ب ين عَ َر ب
Artinya : Denngan bahasa Arab yang jelas (Asy-syu’ara: 195)
maka penafsiran wajib disamping melakukan prinsip-prinsip sebelumnya,
menafsirkan lafal sesuai dengan pengertian yang diberikan oleh bahasa arab dan
penggunaannya, yang sesuai dengan kaidahnya dan balagah Al-Qur’an menjadi
mukjizat.
6) Memperhatikan konteks kalimat
Diantara prinsip yang penting dalam memahami Al-Qur’an dengan baik dan
menafsirkannaya dengan benar adalah memperhatikan konteks ayat ditempatnya
dalam surah Al-Qur’an dan kontek kalimat ditempat dalam ayat. ayat itu harus
dikaitkan dengan konteksnya yang ada. ia tidak boleh diputus hubungannya
dengan yang esebelumny dan yang setelahnya, untuk kemudian diseret untuk
memberikan makna tertentu atau memperkuat hukum tertentu yang dilakukan
dengan sengajaoleh orang yang mempunyai tujuan tertentu.
7) Memperhatikan Asbaabunnuzul (sebab turunnya ayat)
Diantara prinsip dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur’an adalah
memperhatikan asbaabunnuzul. seperti diakui oleh ulama, Al-Qur’an diturunkan
pada dua bagian, bagian pertma, bagan yang diturunkan secara spontan (tanpa dua
bagian tertentu), ia adalah mayoritas isi Al-
Qur’an. bagian kedua, diturunkan setelah adanya kejadian tertentu atau adanya
pertanyaan. pada sepanjang masa turunnya wahyu, yaitu 23 tahun.
8) Menjadikan Al-qur’an sebagai rujukan utama dalam mencari pemahaman.
Orang yang ingin memahami Al-Qur’an dan menafsirkannya harus
mengosongkan diri dari keyakinan dan pemikiran-pemikiran yang sebelumnya.
tidak memaksakan kehendak dirinya terhadap Al-Qur’an dan menafsirkannya
dengan memaksakannya agar sesuai dengan pendapat dan kehendaknya dan
megarahkannya untuk memperkuat keyakinan yang ia anut, pemikiran yang ia
Adopsi atau mazhab yang ia ikuti.
Bacalah Al-Qur`ân, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi
syafaat bagi orang yang membacanya. [HR Muslim].
ف ٌ ف َو لَ ٌم ح َْر
ٌ ف َو ِم ْي ٌم ح َْر ٌ ف َولَ ِك ْن أ َ ِل
ٌ ف ح َْر ٌ لَ أَقُ ْو ُل الم ح َْر
Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi alif adalah satu
huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu huruf. [HR at-Tirmidzi].
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. [Shâd/38:29].
3. Mengajarkan Al-Qur`ân.
Al-Qur`ân merupakan sebaik-baik ilmu. Barangsiapa yang menyebarluaskan dan
mengajarkannya kepada orang lain, maka ia akan mendapatkan balasan yang terus
mengalir Allah Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
4. Mengamalkannya.
Demikianlah kewajiban seseorang yang telah mengetahui sebuah ilmu. Hendaklah
ia mengamalkannya. Suatu ilmu tidak akan berguna jika tidak pernah diamalkan.
Karena buah dari ilmu ialah amal. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya akan
memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan.
Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. [ath-
Thûr/52:16]
2. Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa. Karena tidak layak seseorang
membaca Al-Qur`ân dengan terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga
hari ia telah selesai mengkhatamkan bacaannya. Padahal terdapat sebuah riwayat
tentang ashabus-sunnan dan dishahihkan at-Tirmidzi, bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang jayyid, Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda.
َف ِإ ْن لَ ْم ت َ ْبك ُْوا فَت َ َباك ُْوا.اُتْلُ ْوا ا ْلقُ ْرآنَ َوا ْبك ُْوا
Bacalah Al-Qur`ân dan menangislah. Apabila kamu tidak bisa menangis, maka
berpura-puralah menangis.
Bukan golongan kami orang yang tidak membaca Al-Qur`ân dengan irama.
َُور الَّ ِذينَ أُوت ُوا ا ْل ِع ْل َم َو َما يَجْ حَ ُد بِآ َياتِ َنا إِ َّل ال َّظا ِل ُمون
ِ صدُ بَ ْل ه َُو آيَاتٌ بَيِ َناتٌ فِي
Sebenarnya, Al-Qur`ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-
orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali
orang-orang yang zhalim.[al-Ankabut/29:49]
1. PENGERTIAN HADIST
Hadist atau Al-Hadist menurut bahasa Al-Jadid yang artinya sesuatu yang baru
lawan dari Al-Qadim (lama) artinya yang berarti menunjukan kepada waktu yang
dekat atau waktu singkat. Hadist juga sering disebut dengan Al-Khabar, yang
berarti berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang
kepada orang lain, sama maknanya dengan hadist.
Hadist dengan pengertian khabar sebagaimana tersebut diatas dapat dilihat pada
beberapa ayat Al-qur’an seperti Qs.At-thur (52):34, Qs.Al-kahfi (18):6, dan
Qs.Ad-dhuha (93):11.
Sedangkan menurut istlah (terminologi), para ahli memberikan definisi (ta’rif)
yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang disiplin ilmunya. Seperti
pengertian hadist menurut ahli ushul akan bebeda dengan pengertian yang
diberikan oleh ahli hadist. menurut ahli hadist, pengertian hadist ialah :
“segala perkataan nabi, perbuatan dan ihwalnya.”
Yang dimaksud dengan hal ihwal ialah segala yang diriwayatkan dari Nabi SAW
yang berkaitan dengan himmah, karakteristik sejarah kelahiran dan kebiasaan-
kebiasaannya.
Ada juga yang memberikan pengertian lain:” sesuatu yang disandarkan kepada
nabi saw. Baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau’’.
Segabian muhaddisin berpendapat bahwa peengertian hadist diatas merupakan
pengertian yang sempit dan menurut mereka hadist mempunyai cakupan
pengertian yang lebih luas, tidak terbatas pada apa yang disandarkan kepada nabi
saw (hadist marfu) saja, melainkan termasuk juga yang disandarkan kepada para
sahabat (hadist mauquf) dan tabi’in (hadist maqtu’).
Para pakar islam membagi dua kehidupan Nabi Muhammad saw, atas dua bagian
yaitu: pertama, kehidupan beliau sebelum menerima wahyu, mulai dari bayi,
kanak-kanak, kemudian dewasa (baligh) sampai batas usia 40 tahun. Kedua,
kehidupan Nabi Muhammad saw mulai dari menerima wahyupertam digoa hiro
dalam usia kematangan sampai beliau wafat pada usia 63 tahun. Namun demikian,
perkataan, perbuatan dan sikap beliau sepanjang hari sejak kecil hingga dewasa
terpuji, sehingga kalangan sahabat dan kerabat beliau diberi gelar sebagai Al-amin
(dapat dipercaya) kehadirannya kedunia ini bagaikan rahmatan lil alamin.
Nabi Muhammad sendiri semasa hidupnya memang melarang para sahabat beliau
mencatat perilaku beliau kecuali hal-hal yang beliau katakan sebagai wahyu, hal
ini untuk mencegah kerancuan antara hadist dengan Al-qur’an, namun kemudian
para ahhli sejarah kembali menghimpunnya, baik dikalangan sunni maupun syiah.
Menurut Ahli Hadist, pengertan Hadist adalah segala perkataan nabi muhammad
saw, perbuatan dan ihwalnya,. Adapun yang dimaksud dengan ihwal adalah segala
yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw yang berkaitan dengan himmah,
kerakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaannya.
Sebagai muhaddisin berpendapat bahwa pengertian haist diatas merupakan
pengertian yang sempit, menurut mereka, hadist hadist mempunyai cakupan
pengertian yang sangat luas, tidak terbatas pada apa yang disandarkan kepada
Nabi saw (hadist marfu’) saja, melainkan termasuk juga yang disandarkan kepada
para sahabat (hadist maukuf), dan tabi’in (hadist maqti’), sebagai mana yang
disebut oleh Al-tarmizi;
‘’bahwasanya hadist itu bukan hanya untuk sesuatu yang marfu,yaitu sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi saw, melainkan bisa juga untuk sesuatu yang maukuf
yang disandarkan kepada sahabat, dan yang maqtu’ yang disandarkan kepada
tabi’in”
Menurut para ulama ushul fiqh, pengertian hadist menurut istilah ialah segala
perbuatan, perkataan, taqrir Nabi muhammad saw yang berkaitan dengan hukum
syara’ dan ketetapannya.
Yang dimaksud dengan taqrir disini ialah membenarkannya Nabi muhammad saw
terhadap perbuata seorang sahabat yang dilakukan dihadapan beliau, atau yang
diberitahukan kepada beliau tetapi beliau sendiri tidak menegur atau
menyalahkannya.
Hadist juga disebut Sunnah, bahkan menurut jumhur ulama, sunnah merupakan
Muradif (sinonim) dari hadist. Sunnah menurut bahasa mempunyai beberapa arti,
seperti jalan yang terpuji, jalan atau cara yang dibiasakan, kebalikan dari bid’ah
serta apa yang diperbuat oleh sahabat, baik ada dasar dari dalam al-Quran, hadist,
atau tidak.
Sunnah menurut istilah, sebagaimana yang dirumuskan oleh ulama ahli
hadist ialah segala yang dipindahkan dari Nabi Muhammad Saw, baik berupa
perbuatan, perkataan, maupun taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan
hidup, dan baik yang demikian itu terjadi sebelum masa kenabian atau
sesudahnya. Sunnah dalam pengertian inilah, menurut jumhur ulama hadist yang
merupakan muradif dari hadist.
Menurut rumusan ulama ushul fiqh, sunnah menurut istilah ialah segala yang
dipindahkan dari Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, atau
taqrir, yang mempunyai kaitan hukum.
2. BENTUK-BENTUK HADIST
a. Hadist Qudsiy
Hadist qudsiy ialah hadist yang disampaikan oleh rasullullah saw kepada para
sahabat dalam bentuk wahyu, akan tetapi wahyu tersebut bukanlah bagian dari
ayat Al-Qur’an.
Ciri-ciri hadist qudsiy:
1) Ada redaksi hadist qala-yaqulu allahu
2) Ada redaksi fi ma rawa/ yarwihi ‘anillahi fabaraku wata’ala
3) Redaksi lain yang semakna dengan redaksi diatas, setelah selesai menyebut
rawi yang menjadi sumber pertamanya, yakni sahabat. Contoh hadist qudsiy.
“Dari Abi Dzar, dari Nabi saw, Allah swt berfirman :”wahai hamba-hamba-Ku,
sungguh Aku mengharamkan kedzaliman pada diri-Ku, (lebih kerena itu) Aku
menjadikannya diantara kamu sekalian hal-hal yang diharamkan, maka dari itu
janganlah kalian berbuat dzalim” (HR. Muslim).
b. Hadist Qauli
Hadist qauli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
saw, baik berupa perkataan atau pun ucapan yang memuat berbagai maksud
syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak, atau
lainnya.
c. Hadist Fi’li
Yang dimaksud dengan fi’li ialah segala yang disandarkan kepada Nabi saw
berupa perbuatannya yang sampai kepada kita. Seperti hadist tentang shalat atau
haji.
d. Hadist Taqriri
Hadist taqriri adalah segala yang berupa ketetapan Nabi saw terhadap apa yang
datang dari sahabatnya. Nabi saw membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan
oleh para sahabat, setelah memenuhi beberapa syarat baik megenai pelakunya
maupun perbuatannya.
e. Hadist Hammi
Hadist hammi adalah hadist yang berupa keinginan Nabi saw yang belum
terealisasikan, seperti halnya keinginan untuk berpuasa 9 Asyura, didalam riwayat
Ibnu Abbas, disebutkan;
“Ketika Nabi Saw berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan para sahabat
untuk berpuasa, mereka berkata ,: Ya Rasullullah hari ini adalah hari yang
diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, Nabi Bersabda, “tahun yang
akan datang insya’allah aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan”. (HR.
Muslim dan Abu Daud).
Nabi Muhammad Saw belum sempat merealisasikan keinginannya, kerena beliau
wafat sebelum bulan Asyura. menurut imam Syafi’i dan para pengikutnya,
menjalankan hadst ini disunnahkan sebagaimana sunah-sunah lainnya.
f. Hadist Ahwali
Yang dimaksud hadist ahwali adalah hadist yang berupa hal ihwal Nabi Saw yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya. tentang keadaan fisik
Nabi Muhammad Saw dalam beberapa hadist disebutkan bahwa tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. sebagaimana yang dikatakan oleh Al-bara dalam
sebuah hadist riwayat bukhari sebagai berikut : “Rasullullah saw adalah manusia
yang sebaik-baik rupa dan tubuh, keadaan fisiknya tidak terlalu tinggi dan
pendek.” (HR. Bukhari).
3. Unsur-unsur Hadist
a. Sanad
Sanad menurut bahasa adalah sesuatu yang dijadikan sandaran. sedangkan
menurut istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru Bin Jama’ah
dan Al-thiby menyatakan bahwa sanad adalah berita tentang jalan matan. dan ada
juga yang menyatakan silsilah para perawi yang memikulkan hadist dari
sumbernya yang pertama.
b. Matan
Matan menurut bahasa mairtafa’amin al-ardhi (tanah yang ditinggalkan),
sedangkan menurut istilah adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Ada
juga yang menyebutkan bahwa matan adalah lafadz-lafadz yang didalamnya
mengandung makna-makna tertentu. Dari semua pengertian tersebut menunjukan
bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau lafadz hadist itu sediri.
c. Rawi
Rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadist.
A. KESIMPULAN
Al-Quran dan al-hadist adalah sebagai sumber ajaran agama islam yang telah
ditinggalkan oleh rasullullah saw, yang merupakan segala macam cara untuk
memecahkan semua permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.
Pengertian alqur’an adalah kallam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir
zaman nanti. Selain sebagai sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai
peringatan bagi ummat manusia, juga sebagai pembeda atas Nabi Muhammad
terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.
Sedangkan Al-hadist adalah segala sesuatuyg mengenai perbuatan maupun
perkataan Rasullullah saw dan yang menyangkut hal ihwalnya. Hadis terdiri dari
beberapa unsur diantaranya; sanad, matan dan rawi. Adapun kegunaan dari hadist
itu sendiri adalah: untuk menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang penjelasannya
bersifat umum.
B. SARAN
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas
kritikan dan saran yang bersifat membangun. mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat untuk kita semua dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36018569/HADITS_SEBAGAI_SUMBER_AJARAN
_ISLAM
https://www.academia.edu/30068509/Al-
Quran_Sebagai_Sumber_Ajaran_Islam_yang_pertama