Disusun Oleh:
A.Fera Faradiba
Arham Kasmin
Hendra
Mutmainaah Syam
Rahma Dewi Amaliah
Sudarsih
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah- Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Al-Qur‟an dan Sunnah sebagai Sumber
Keilmuan“.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi kita
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah membimbing
umat manusia dari alam jahiliyah menuju alam islamiyah.
Dengan terselesainya makalah ini tak lupa penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT. atas semua nikmat dan karunia-Nya berupa kemudahan dan ilmu
yang bermanfaat.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungannya.
3. Pak Dr. Muhammad Ali Bakri, S. Sos., M.Pd. sebagai dosen yang senantiasa
mengarahkan dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Serta semua pihak yang ikut membantu dalam penulisan karya tulis ini
Tidak ada yang dapat saya berikan kepada mereka selain iriangan doa
yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan
yang lebih baik dari Allah SWT. Harapan penulis bahwa makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang sebuah keterampilan dasar mengajar. Tegur sapa dari pembaca akan
penulis terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya
selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
1
“Barang siapa yang mencontohkan jalan yang baik di dalam Islam, maka ia
akan mendapat pahala dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya
tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang
mencontohkan jalan yang jelek, maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang
yang mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit
pun.”(HR. Muslim: 2398)
Hadits di atas bermuara dari datangnya suku Mudhar ke kota Madinah
dalam keadaan miskin. Kondisi mereka membuat hati Rasulullah terenyuh.
Selepas itu, Rasulullah pun berkhutbah. Mendengar khutbah tersebut, seorang
sahabat serta merta menyedekahkan hartanya, pakaiannya, gandum, dan
kurma. Lantas akhirnya sahabat yang lain berbondong-bondong turut
menyedekahkan apa yang mereka punya, mengikuti sahabat yang bersedekah
kali pertama. Maka Rasulullah pun menyebutkan hadis di atas.
Dari penjelasan ini dapat kita tarik benang merah bahwa menurut bahasa
sunnah berarti metode atau jalan, yang mencakup makna konotasi positif
maupun negatif. Makna lain dari sunnah secara bahasa adalah kebiasaan,
syariat, contoh terdahulu, dan adat.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahawa al
Qur'an adalah wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw
dengan perantara malaikat jibril, disampaikan dengan jalan mutawatir kepada
kita, ditulis dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah. Al Qur'an
diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw selama
kurang lebih 22 tahun.
3
1. Ayat Qauliyah
Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX oleh
Harjan Syuhada dan Fida' Abdilah (2021:50), pengertian dari ayat qauliyah
berarti perkataan, sabda, atau firman. Jadi, ayat qauliyah ialah tanda-tanda
kebesaran Allah SWT yang berupa firman-Nya, yaitu Al-Quran. Dengan
demikian, setiap Muslim wajib mempelajari ayat-ayat al-Qur'an yang menjadi
pedoman hidupnya. Jika tidak mau mempelajari Al-Quran, niscaya tidak akan
dapat melaksanakan ajarannya dalam hidup sehari-hari.
Beberapa contoh ayat kauniyah dalam Al-Quran di antaranya:
a. Surat Ar-Rad Ayat 13
Artinya, “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula)
para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar,
lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka
berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras
siksa-Nya.”
menciptakan bumi dan langit yang tinggi, (yaitu) yang Maha Pengasih,
yang bersemayam di atas 'Arsy.”
2. Ayat Kauniyah
Pokok-pokok Al-quran adalah hal terpenting yang harus diketahui oleh setiap
umat. Agar kita tahu apa-apa saja hal-hal yang sebenarnya dibahas didalam Al-
quran. Dengan demikian kita dapat mengetahui apa yang terjadi dikemudian hari
dan dapat megnatisipasi hal-hal yang terjadi.Al-Qur‟an adalah kitab suci terakhir
yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad saw
untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun
dapat menyinari seluruh isi alam ini. Sebagai kitab bidayah sepanjang zaman, al-
Qur‟an memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik
informasi tentang hukum, etika, kedokteran dan sebagainya.
Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan keluwesan isi
kandungan al-Qur‟an tersebut. Informasi yang diberikan itu merupakan dasar-
dasarnya saja, dan manusia lah yang akan menganalisis dan merincinya, membuat
keautentikan teks al-Qur‟an menjadi lebih tampak bila berhadapan dengan
konteks persoalan-persoalan kemanusiaan dan kehidupan modern. Al-Quran juga
merupakan kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia
dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di
bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar. Di dalam surat-surat dan ayat-
ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi
menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi
dari masing-masing kandungan inti sarinya.
1. Al gahazali
Menurut Al Ghazali ada lima fokus pembahasan yang sering dan paling
penting yang terdapat dalam Al Quran.
6
Artinya:
manusia yang seperti binatang, bahkan lebih buruk dari pada binatang
karena tidak dapat diberi petunjuk karena sedemikian lalainya.
4. Alam semesta
Al-qur‟an sedikit sekali berbicara tentang kejadian alam (kosmogoni).
Mengenai metafisika penciptaan, al-qur‟an hanya mengatakan bahwa alam
semesta beserta segala sesuatu yang hendak diciptakan Allah di dalamnya
tercipta sekedar dengan firman-Nya: “jadilah!”. Oleh karena itu Allah
adalah pemilik yang mutlak dari alam semesta dan penguasa alam semesta
yang tak dapat disangkal disamping pemeliharaannya yang maha pengasih.
Karena kekuasaannya yang mutlak maka jika Allah hendak menciptakan
langit dan bumi, maka dia berkata kepada keduanya: “ jadilah kalian, baik
dengan suka maupun dengan terpaksa!”.
Nabi adalah utusan Allah yang tidak membawakan hukum (syari‟ah) dan
mungkin pula kitab Allah kepada manusia. Sedangkan rasul adalah utusan
Allah yang membawakan hukum dan kitab Allah. Meskipun demikian,
perbedaan yang tegas ini masih dapat diragukan kebenarannya karena al-
Qur‟an menyebut tokoh-tokoh religius tertentu sebagai nabi dan rasul (lih.
ayat-ayat 7:158; 19:51,54). Namun perbedaan ini telah ada dalam
kenyataan bahwa perkataan “nabi” semakin sering dipergunakan dalam al-
Qur‟an sejak periode Mekkah yang terakhir dan periode Madinah. Rasul itu
menyebut peranan yang lebih penting daripada nabi. Sedangkan seorang
nabi berperan sekedar sebagai pembantu rasul, misalnya: Harun yang
beperanan sebagai pembantu Musa.
6. Estakologi
Eskatologi adalah gambaran kenikmatan surga dan neraka. Surga dan
neraka adalah tempat dimana perbuatan manusia akan mendapat
imbalah/balasan. Tetapi ide pokok yang mendasari ajaran-ajaran Al-quran
mengenai akhirat adalah bahwa akan tiba saat (al‟sa‟ah) ketika setiap
manusia akan memperoleh kesadaran unik yang tak pernah dialaminya
dimasa sebelumnya mengenai amal perbuatannya.
Sudah tentu kebahagiaan dan penderitaan manusia di akhirat itu tidak
hanya bersifat spiritual. Berbeda dengan pendapat filosof-filosof muslim,
al-quran tidak mengakui suatu akhirat yang dihuni oleh jiwa-jiwa tanpa
raga. Kitab ini tidak mengakui adanya dualisme diantara jiwa dengn raga
karena manusia adalah sebuah organisme hidup yang merupakan sebuah
unit dan berfungsi penuh.
Jadi, Al-quran tidak membenarkan surga dan neraka yang sama sekali
bersifat spritual. Dengan demikian yang menjadi subyek kebahagiaan dan
siksaan adalah manusia sebagai pribadi. Sementara hukuman dan
kebahagian fisik bersifat literal dan tidak merupakan kiasan, Al-quran
12
Ketika ajaran-ajaran nabi bahwa Allah itu Esa, bahwa orang-orang yang
miskin harus diberi kesempatan untuk maju, dan disaat terakhir nanti ada
hari pengadilan, mulai mendapat tantangan, banyak kisah-kish mendetail
mengenai para nabi dizaman dahulu yang diulangi didalam Al-Quran.
Karena kesamaan spritual dengan nabi-nabi zaman dahulu melalui
penerimaan wahyu itu, Muhammad benar-benar yakin mengenai
keidentikan setiap risalat yang dismpaikan olehh nabi-nabi. Setiap kitab
suci bersumber dari dan merupakan sebagian dari sumber tunggal atau pola
dasar yang disebut ibu semua kitab dan kitab yang tersembunyi.
Jika Alah itu Esa dan risalatnya juga Esa serta pada dasarnya tidak dapat
dipecah-pecah, maka umat manusia harus menjadi 1 kaum. Karena diantara
para penganut agama-agama yang terdahulu itu ada yang membenarkan
misinya maka muhammad ingin mempersatukan agama-agama tersebut
kedalam sebuah masyarakat, menurut ajaran-ajaran dan persyaratn-
persyaratannya, tetapi begitu bertambah luas pengetahuannya mengenai
perbedaan diantara agama-agama dan sekte-sekte tersebut, lambat laun iya
pun segera menyadari bahwa persatuan itu tidak mungkin digalang.
14
DAFTAR PUSTAKA