Oleh :
Kelas PAI 5C
Kelompok I
Dosen Pengampu:
Drs. H. M. Ali Nurdin, M.Pd.I
Segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugerah darinya sehingga penulis mampu untuk merampungkan
makalah dengan judul “Al-Qur’an dan Hadist” ini. Sholawat dan salam selalu
penulis ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad
SAW yang sudah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah
petunjuk paling benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan satu satunya
karunia paling besar kepada seluruh alam semesta.
Penulis benar-benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan makalah
dari tugas mata kuliah Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di Madrasah. Selain itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang banyak kepada Ustadz Drs. H. M. Ali
Nurdin, M.Pd.I selaku Dosen Mata Kuliah ini, serta ucapan terima kasih terhadap
seluruh pihak yang sudah membantu penulis selama berlangsungnya penyelesaian
makalah ini sampai bisa terselesaikan dengan tepat waktu.
Begitulah yang bisa penulis haturkan, penulis berharap agar makalah ini
bisa berguna kepada setiap pembaca. Penulis memohon kritik dan saran untuk
makalah ini agar selanjutnya penulis bisa membuat makalah-makalah yang lebih
relavan lagi.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an
B. Hadist
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8
B. Saran.......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan Hadist adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama
islam yang diberikan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an sehingga
mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan,
menyalin dan menghafal ayat-ayat yang terpilih serta memahami dan
mengamalkan hadis-hadis pilihan sebagai pendalaman dan perluasan kajian dari
pelajaran Al-Qur’an Hadis dari Madrasah Ibtidaiyah dan sebagai bekal untuk
mengikuti jenjang pendidikan berikutnya.
Mempelajari Al-Qur’an Hadis bertujuan agar peserta didik gemar
membaca Al-Qur’an dan Hadis dengan benar, serta mempelajarinya, memahami,
meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung
didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan.
Dengan demikian pembelajaran Al-Qur’an Hadis memiiki fungsi lebih istimewa
dibanding dengan yang lain dalam hal mempelajari Al-Qur’an.
Al-Qur’an amat dicintai oleh kaum muslimin, karena fashahah serta
balaqhahnya dan sebagai sumber petunjuk kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. Hal ini terbukti dengan perhatian yang amat besar terhadap
pemeliharaannya semenjak turunnya di masa Rasulullah SAW sampai
tersusunnya mushhaf sampai akhir zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Al-Qur’an dan Hadist?
2. Bagaimana sejarah Al-Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi Al-Qur’an dan Hadist?
4. Apa saja macam- macam Hadist?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Al-Qur’an dan Hadist?
2. Dapat mengetahui sejarah Al-Qur’an dan Hadits?
3. Dapat mengetahui kedudukan dan fungsi Al-Qur’an dan Hadist?
4. Dapat mengetahui pembagian Hadist
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an secara bahasa diambil dari kata: ا قر- يقرا- قراة- وقراناyang
berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat
Islam untuk membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an juga bentuk mashdar dari القراةyang
berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab seolah-olah
Al-Qur’an menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga
tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu Al-Qur’an harus dibaca dengan benar
sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya, juga dipahami, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang dialami masyarakat untuk
menghidupkan Al-Qur’an baik secara teks, lisan ataupun budaya. Sedangkan,
Al-Qur’an menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi
Muhammad SAW, dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi
tanpa ada perubahan.1
2. Sejarah Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril yang
menyampaikan langsung kepada Rasulullah SAW. Proses turunnya Al-Qur’an
secara bertahap atau mutawatir selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para sebagian
ulama membagi periode turunnya Al-Qur’an dalam dua periode. Periode
Mekkah sebelum hijrah, surat-surat yang turun pada waktu ini disebut (ayat-ayat
makkiyyah) yang berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW
dengan jumlah 86 surat. Lalu, periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa
hijrah hingga sesudah hijrah. Surat-surat yang turun pada waktu ini disebut
(ayat-ayat madaniyyah), berlangsung selama 10 tahun dengan jumlah 28 surat.
Pada permulaan turunnya wahyu yang pertama adalah surat Al-Alaq ayat
1-5 bertempat di Gua Hira saat Nabi Muhammad SAW sedang menyendiri
bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan dan sebelum Nabi hijrah sekitar tahun
610 M pada tanggal 6 Agustus.
1
Meningkatkan Kemampuan and Baca Al-quran Di, “Penggunaan Metode Al-Basith Dalam” 8, no. 2
(2019).
2
Saat itu Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rasul, hanya
berperan sebagai Nabi biasa yang belum ditugaskan untuk menyampaikan
wahyu yang diterimanya. Sampai pada turunnya wahyu yang kedua barulah
Nabi Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya,
dengan adanya firman Allah yang artinya:
“Wahai yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah
peringatan.”
(QS. Al-Muddassir (74):1-2). Adapun Wahyu terakhir yaitu surat Al-Maidah
ayat 3 yang di turunkan di Jabal Rahmah pada saat Haji Wa’da bertepatan pada
tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H atau 27 Oktober 632 M.
Sejarah pembukuan Al Qur’an dibagi ke dalam tiga fase, yaitu di masa
Rasulullah, masa khalifah Abu Bakar, dan masa Utsman bin Affan. Ketiga masa
memiliki perkembangan masing-masing agar Al Qur’an semakin mudah dibaca
dan didapatkan oleh umat Islam.2
3. Kedudukan dan fungsi Al-Qur’an
Kedudukan Al-Quran adalah sebagai pedoman utama bagi umat Islam.
Dijelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh Bachrul
Ilmy, maksud dari pedoman utama ini adalah tidak boleh ada satu aturan pun
yang bertentangan dengan Al-Qur'an. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-
Nisa ayat 105:
١٠٥ ۙ ّٰللاُ َۗو ََل تَك ُْن ِل ْل َخ ۤاىنِ ْينَ َخ ِص ْي ًما َ اِنَّا ٓ ا َ ْن َز ْلنَا ٓ اِلَ ْيكَ ا ْل ِك ٰت
ِ ب بِا ْلح
ِ ََّق ِلت َ ْحكُ َم بَ ْينَ الن
اس بِ َما ٓ ا َ ٰرىكَ ه
2
Abu Haif, “Alquran Sebagai Nasehat Sejarah,” Jurnal Rihlah V, no. 2 (2016): 75–91.
3
Hoirul Anam, Mochamad Aris Yusuf, and Siti Saada, “Kedudukan Al-Quran Dan Hadis Sebagai Dasar
Pendidikan Islam,” Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 2 (2022): 15.
4
Agus Salim Syukran Agus Salim Syukran, “Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia,” Al-I’jaz : Jurnal Studi Al-
3
B. Hadist
1. Pengertian Hadist
Secara terminologis, hadist dimaknai sebagai ucapan dan segala perbuatan
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan secara bahasa, hadits berarti
perkataan, percakapan, berbicara. Definisi hadist dikategorikan menjadi tiga,
yaitu perkataan nabi (qauliyah), perbuatan nabi (fi'liyah), dan segala keadaan
nabi (ahwaliyah). Umat muslim meyakini bahwa hadits merupakan kata-kata,
dan juga perbuatan serta persetujuan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad.
Ketika hadist-hadist ini terkumpul, maka muncul gambaran yang lebih besar
atau disebut dengan sunnah. Hadist ini diterima oleh umat muslim sebagai
sumber hukum agama dan pedoman moral setelah Al-Qur’an. Hadist atau
sunnah ini bisa didefinisikan sebagai biografi Nabi Muhammad yang diabadikan
oleh ingatan para sahabat-sahabatnya. Perkembangan hadist adalah elemen
paling penting selama tiga abad pertama dalam sejarah islam.5
Hadist juga disebut sebagai tulang punggung dalam peradaban islam dan
di dalam agama islam otoritas hadits sebagai sumber hukum agama dan
pedoman hidup menempati urutan kedua setelah kitab suci Al-Quran. Otoritas
hadits berasal dari Al-Qur’an yang memerintahkan umat islam untuk mentaati
dan mengikuti ucapan Nabi Muhammad. Hal ini tertera dalam surat An-nur ayat
54 yang berbunyi,
َ علَ ْيكُ ْم َّما ُح ِم ْلت ُ ۗ ْم َوا ِْن تُطِ ْيعُ ْوهُ ت َ ْهتَد ُْو ۗا َو َما
علَى َ ّٰللا َواَطِ ْيعُوا ال َّرسُ ْو َۚ َل فَا ِْن ت َ َولَّ ْوا فَ ِانَّ َما
َ علَ ْي ِه َما ُح ِم َل َو َ قُ ْل اَطِ ْيعُوا ه
ُال َّرسُ ْو ِل ا ََِّل ا ْلبَ ٰل ُغ ا ْل ُمبِ ْين
“Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa
yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang
dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan
jelas.”
6
Asep dan Izzatul Sholihah Sulhadi, “Sejarah Perkembangan Hadits Pra Kodifikasi,” Jurnal hikmah 4, no.
1 (2020): 79–88, http://e-jurnal.staisumatera-medan.ac.id/index.php/hikmah/article/view/42.
6
serta mengikat untuk semua umat Islam.7
Adapun fungsi Hadist yaitu :
1. Menguatkan dan mengaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-Qur’an
atau disebut fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini Hadits hanya seperti
mengulangi apa-apa yang tersebut dalam Al-Qur’an. Umpanya Firman Allah
dalam surat Al-Baqarah :110 yang artinya :
“ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat “ ayat itu dikuatkan oleh sabda
Nabi yang artinya :
Islam itu didirikan dengan lima pondasi : kesaksian bahwa tidak ada tuhan
selain Allah dan muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat.
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an
3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an
4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secari garis besar.
5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum
6. Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-Qur’an8
4. Macam-macam Hadist
Ada tiga macam hadits yang digolongkan oleh para ulama sebagai berikut:
a) Hadits Qauli, yaitu hadits-hadits yang yang diucapkan Nabi SAW dalam
berbagai bidang.
b) Hadits Fi'li, perbuatan-perbuatan Nabi SAW yang sampai kepada kita melalui
penukilan sahabat. Seperti pekerjaan melakukan shalat lima waktu dengan
tata caranya dan rukun-rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan
pekerjaannya mengadili dengan satu saksi dan sumpah dari pihak penuduh.
c) Hadis Taqriri, keadaan Nabi saw yang mendiamkan, tidak berkomentar dan
tidak menyanggah serta menyetujui apa yang dilakukan para sahabatnya.9
7
Abdul Wahab Syakhrani and Hidayah Hidayah, “Kedudukan Hadist Dalam Pembentukan Hukum,”
MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis 3, no. 1 (2022): 24–31.
8
Abdul Wahab Syakhrani and Ahmad Fahri, “Fungsi, Kedudukan Dan Perbandingan Hadits Dengan Al-
Qur’an,” MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis 3, no. 1 (2022): 51–58.
9
Rozami, “Hadist Ditinjau Dari Kualitas Sanad Dalam Proses Istimbath Hukum.”
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al- Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW dalam bahasa arab yang diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya
adalah ibadah. Hadist merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur’an.
Sedangkan, Hadist ialah sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun penetapan pengakuan. Sedangkan Sehingga hadits
memiliki berbagai fungsi, yaitu sebagai bayan taqrir, bayan tafsir, bayan tasyri’,
juga bayan nasakh.
Meskipun demikian, hadist dan al-Qur’an memiliki beberapa
perbandingan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik dari segi penulisan maupun cara penyampaiannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim Syukran, Agus Salim Syukran. “Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia.” Al-I’jaz :
Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman 1, no. 2 (2019): 90–108.
Anam, Hoirul, Mochamad Aris Yusuf, and Siti Saada. “Kedudukan Al-Quran Dan Hadis
Sebagai Dasar Pendidikan Islam.” Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan
Islam 7, no. 2 (2022): 15.
Haif, Abu. “Alquran Sebagai Nasehat Sejarah.” Jurnal Rihlah V, no. 2 (2016): 75–91.
Kemampuan, Meningkatkan, and Baca Al-quran Di. “Penggunaan Metode Al-Basith
Dalam” 8, no. 2 (2019).
Rozami, Maftah. “Hadist Ditinjau Dari Kualitas Sanad Dalam Proses Istimbath Hukum.”
Samawat 03, no. 02 (2019): 73–82.
http://www.jurnal.staiba.ac.id/index.php/samawat/article/view/242/232.
Sulhadi, Asep dan Izzatul Sholihah. “Sejarah Perkembangan Hadits Pra Kodifikasi.”
Jurnal hikmah 4, no. 1 (2020): 79–88. http://e-jurnal.staisumatera-
medan.ac.id/index.php/hikmah/article/view/42.
Wahab Syakhrani, Abdul, and Ahmad Fahri. “Fungsi, Kedudukan Dan Perbandingan
Hadits Dengan Al- Qur’an.” MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis
3, no. 1 (2022): 51–58.
Wahab Syakhrani, Abdul, and Hidayah Hidayah. “Kedudukan Hadist Dalam
Pembentukan Hukum.” MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis 3,
no. 1 (2022): 24–31.