Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sesuai rencana mengenai
“Keutamaan Membaca Al-Quran.”.
Kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami semua
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
2. Kepada kedua Orang tua yang telah mendukung kami dan mensuport kami dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
3. Kepada Ibu Ziyadatur Rif’ah, M.Pd.I yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah yang sederhana ini bisa berguna bagi teman-teman
khususnya prodi PIAUD agar dapat menambah wawasan tentang keutamaan membaca Al-
Qur’an.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari
Ibu Dosen maupun teman-teman sangat kami harapkan. Atas saran dan kritiknya kami
ucapkan terima kasih.

Gresik, 04 Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian Al-Qur’an......................................................................................................5
B. Keutamaan Membaca Al-Qur’an................................................................................8
C. Dalil Hadits Hadits keutamaan membaca al qur’an....................................................9
D. Bahayanya tidak membaca Al qur’an........................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al qur’an yaitu firman yang diturunkan allah dengan Bahasa arab, diturunkan
kepada nabi Muhammad Saw, untuk selalu dipahami dan diingat isi serta
maknanya, yang disampaikan secara muttawatir ditulis dalam mushaf, dimulai
dengan surat al-Fatihah dan di akhiri dengan surat an-Nas, dan jika di baca
bernilai ibadah.
Allah Ta’alla menurunkan al-Qur’an sebagai pedoman hidup setiap muslim,
dan menjadikannya sebagai timbangan atau tolok ukur kebaikan dan
keistimewaan setiap muslim yang menjalankannya. Sehingga tidak bisa dikatakan
seorang muslim itu baik dan bernilai istimewa kecuali mereka yang istiqomah
dalam mengamalkanya, hal itu dikarenakan karena fungsi al-Qur’an sebagai Huda
(petunjuk), Shifa (obat), bahkan sebagai Siratal Mustaqim (jalan yang lurus),
maka itu adalah sebuah niscaya apabila seorang muslim diharuskan mempelajari,
mengamalkan serta mendakwahkannya dan bersabar terhadapnya. Kesabaran
tersebut meliputi kesabaran dalam mempelajari, mengamalkan, mendakwahkan,
dan sabar terhadap respon negatif yang menimpanya dalam mempelajari al-
Qur’an.
Sebagian ulama menyebutkan beberapa hikmah keutamaan membaca Al-
Quran yang pahalanya bisa diperoleh meskipun tidak memahaminya. Adanya
hadis-hadis Rasulullah Saw., mengenai keutamaan membaca Al-Quran sangat
banyak dan semuanya berkenaan dengan keistimewaan Al-Quran bagi kehidupan,
menjadi motivasi para salaf untuk bersungguh-sungguh dalam membaca Al-
Quran, menghapal, dan memahami isi kandungannya karena mengharapkan
keutamaan dan pahala yang diperoleh serta cinta terhadap Al-Quran sehingga
mendapatkan kenikmatan dalam membacanya.
Di era ini, membaca Al-Quran yang dilakukan oleh umat Islam tidak hanya
bertujuan untuk beribadah atau kepentingan akhirat semata tetapi juga memiliki
kepentingan lain. Di satu sisi terdapat pembacaan yang bersifat formal-subtantif
yaitu pembacaan yang dilakukan dalam konteks ibadah yang lebih berorientasi

3
pada keuntungan atau pahala akhirat. Di sisi lain, pembacaan Al-Quran juga
dilakukan secara fungsional yang orientasi keuntungannya lebih bersifat duniawi.
Terlepas dari itu di sisi yang berbeda sebagian umat Islam tidak mengetahui
tujuan membaca Al-Quran bahkan enggan untuk membaca Al-Quran. Oleh karena
itu, diperlukan adanya penjelasan tema-tema dan pokok hadis keutamaan
membaca Al-Quran, supaya bisa dipahami nilai-nilai dan inti keutamaan membaca
Al-Quran secara praktis dan sederhana sebagai salah satu sarana untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an??


2. Apa saja keutamaan dari membaca Al-Qur’an?
3. Bagaimana bahayanya jika kita tidak bisa membaca Al-Qur’an?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari Al-Qur’an.


2. Untuk mengetahui keutamaan dari membaca Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui bahaya jika tidak bisa membaca Al-Qur’an.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

Ditinjau dari segi bahasa, Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yakni bentuk
jamak dari isim masdar dari kata ‫ قرأ – يقرأ أ – قرآنا‬atau qara’a-yaqro’u-qur’anan yang
mengandung arti bacaan atau sesuatu yang di baca berulang-ulang.
Ditinjau dari segi istilah, Al-Qur’an berarti kalam Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, dan disampaikan dengan jalan
mutawatir dari Allah SWT atas perantara malaikat jibril. Membaca Al-qur’an juga
dinilai sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Al-Qur’an secara umum dapat diartikan sebagai kitab suci utama dalam agama
Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw yang terbagi
kedalam beberapa bab (Surah) dan setiap surat terbagi dalam beberapa sajak (ayat).
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, yaitu 22 tahun 2 bulan 22 hari.
1. Pengertian Al-Qur’an menurut para ulama’
a. Muhammad Ali As-Shabuni
Menurut Muhammad Ali As-Shabuni Al-Qur’an merupakan friman Allah
SWT yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
yang merupakan penutup para nabi dan rasul, dengan perantara malaikat
jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir. Mempelajari dan membaca Al-Qur’an merupakan ibadah dan Al-
Qur’an dimulai dari surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.
b. Syeikh Muhammad Khudari Beik
Menurut Syeikh Muhammad Khudari Beik, Al-Qur’an merupakan firman
Allah SWT dalam bentuk berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw untuk dipahami isinya dan disampaikan kepada umatnya
dengan cara mutawatir ditulis dalam mushaf yang dimulai dari surat al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.

2. Pentingnya belajar Al qur’an

5
Nabi Muhammad SAW memberikan perhatian yang besar terhadap
pendidikan al-Qur'an, Khususnya untuk kalangan anak-anak. Hal itu bertujuan
untuk mengarahkan mereka berkeyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu
Tuhannya, dan al-Qur'an adalah KalamNya. Juga bertujuan agar ruh al-Qur’an
senantiasa tertanam pada jiwa mereka. Cahaya al-Qur’an memancar pada
pemikiran, pandangan, dan indera mereka. Bertujuan pula agar mereka menerima
aqidah-aqidah al-Qur’an sejak dini, tumbuh dan beranjak dewasa senantiasa
mencintai al-Qur'an, menjalankan perintah dan menjauhi larangan didalamnya,
berakhlaq seperti al-Qur'an, serta berjalan diatas prinsip prinsipnya. Begitu
pentingnya pendidikan alal-Qur’an sesuai dengan hadist Rasulullah saw ;

‫ فإن‬،‫ وعلى قراءة القرآن‬،‫ وحب أهل بيته‬،‫ على حب نبيكم‬:‫أدبوا أوالدكم على ثالث خصال‬
‫ مع أنبيائه‬،‫حملة القرآن في ظل هللا يوم ال ظل إال ظله‬

Artinya: “Didiklah anak-anakmu dengan 3 perkara: mencintai Nabimu, mencintai


keluarga Nabimu dan mencintai membaca al- Qur'an”.

Perhatian generasi sahabat dan para Salafus shaleh terhadap pendidikan al-
Qur'an, pada dasarnya merupakan sambutan pengabulan yang sempurna dan
ketegasan yang bagus untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan yang
dijaminkan Nabi SAW, dengan izin Allah bagi orang-orang yang
melaksanakannya, sebagaimana beliau sabdakan dalam sebuah hadith, dari Abu
Hurairah R.a:

Artinya: "Tidaklah seseorang mengajarkan Al Qur'an kepada anaknya didunia


kecuali ayahnya pada hari kiamat dipakaikan mahkota surga. Ahli surga
mengenalinya dikarenakan dia mengajari anaknya al-Qur'an di dunia."(HR
Thabrani).
Ibnu Khaldun menegaskan dalam kitab Mukaddimah bahwa pendidikan al-
Qur’an terhadap anak-anak adalah bagian dari syiar agama yang dipegang oleh
ahli agama dan dilaksanakan di seluruh perkampungan mereka. Hal itu karena

6
pendidikan al-Qur'an, melalui ayat-ayatnya, mampu dengan cepat mengokohkan
keimanan dan keyakinan dalam hati. Pengaruh pendidikan al-Qur’an terhadap
perkembangan anak secara kognitif adalah mengembangkan daya ingat,
pemahaman dan pemecahan masalah anak. Jika ditinjau secara efektif, juga
berpengaruh terhadap kondisi moral sehingga anak akan mampu berorientasi
pada bagaimana cara bersikap dan berperilaku sosial yang baik. Dengan
demikian, al-Qur'an menjadi fondamen pendidikan yang berikutnya mampu
mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki." Lebih lanjut dikatakan, tradisi-
tradisi Islam menetapkan supaya memprioritaskan pelajaran al-Qur’an terlebih
dahulu agar mendapatkan keberkahan dan menghindari penyakit dan bahaya
'jununus shaba' (kegilaan masa kecil) yang boleh jadi menimpa anak sehingga
hilang kesempatannya belajar Al Qur'an.
Melihat betapa pentingnya pendidikan alQur'an, maka diharapkan pemberian
pendidikan ini dimulai dari sejak dini dan dari lingkup yang paling kecil yaitu
lingkungan keluarga. Keluarga adalah sektor yang paling esensial dalam
memberikan pendidikan dini kepada anak. Rasulullah SAW memerintahkan
kepada umatnya agar mengajari anak-anaknya untuk mencintai kepada Nabi
mereka, mencintai keluarganya (ahli baitnya), para sahabat, dan cinta untuk
membaca Al-Qur'an. Pendidikan awal yang diterima seorang anak akan
memberikan dampak yang sangat nyata terhadap perkembangan anak pada tahap
pendidikan selanjutnya. Selain itu, pendidikan awal yang diterima seorang anak
dari lingkungan keluarga akan menjadi pondasi awal yang berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak, kemampuan berfikir, dan keterampilan anak
yang kemudian selanjutnya berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

7
B. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

1) Al qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia


‫ِإَّن َٰه َذ ا ٱْلُقْر َء اَن َيْهِد ى ِلَّلِتى ِهَى َأْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ٱَّلِذ يَن َيْع َم ُلوَن ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َأَّن َلُهْم َأْج ًرا‬
‫َك ِبيًرا‬
Artinya ; “Sesungguhnya Al-qura’an ini memberikan pentunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu’min
yangmengerakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. ( Q.S
Al – Isra’ ayat 9 )

Al qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk ke


jalan yang baik yaitu ajaran islam dan memberikan kabar gembira pada orang-
orang mukmin yang beramal shaleh, berupa pahala dan ganjaran yang besar di
sisi Allah SWT. Al qur’an selalu memberi petunjuk yang paling baik dalam
menyelesaikan masalah-masalah dan paling utama adalah perkara dalam
agama islam serta al qur’an juga memberikan kabar gembira bagi orang-orang
yang beriman yang senantiasa melakukan amal shalih.

2) Membaca Al qur’an adalah perdagangan yang tidak pernah merugi


‫ِإَّن ٱَّلِذ يَن َيۡت ُلوَن ِكَٰت َب ٱِهَّلل َو َأَقاُم وْا ٱلَّص َلٰو َة َو َأنَفُقوْا ِم َّم ا َر َز ۡق َٰن ُهۡم ِس ًّر ا َو َع اَل ِنَيًة َيۡر ُج وَن‬
‫ِتَٰج َر ًة َّلن َتُبوَر‬
‫ِلُيَو ِّفَيُهۡم ُأُج وَر ُهۡم َو َيِزيَدُهم ِّم ن َفۡض ِلِهٓۦ ِإَّن ۥُه َغُفوٌر َش ُك وٌر‬
Artinya ; “ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri.” ( Q.S Al Fatir ayat 29-30 )

Dapat kita ketahui apabila orang-orang selalu membacanya, memplajari kitab


Allah yaitu mereka yang mendirikan shlat dan mereka yang melaksanakannya
secara rutin dan memeliharanya, serta menafkahkan sebagain dari rezekinya

8
yang Allah berikan. Ada beberapa hikmah QS. Fathir ayat 29-30, yaitu
manusia hendaklah melaksanakan transaksi dunia dan akirat, bisnis
perdagangan yang tidak akan rugi adalah membacaAl-Qur’an, mendirikan
shalat dan infak. Apabia melaksanakan bisnis agar tidak rugi perniagaaan
bisnis dan traknsaksi harus dengan landasan Al-Qur’an

3) Al qur’an sebagai penawar obat dan rahmat


‫َّٰظ‬
‫َو ُنَنِّز ُل ِم َن ٱْلُقْر َء اِن َم ا ُهَو ِش َفٓاٌء َو َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن ۙ َو اَل َيِز يُد ٱل ِلِم يَن ِإاَّل َخ َس اًرا‬

Artimya ; “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S Al Isra’
ayat 82 )

Al-Qurthubi menjelaskan ada beberapa pendapat dalam menafsirkan kata


syifa’ pada ayat tersebut, yang pertama alqura’an bisa menterapi bagi jiwa
seseorang yang dalam kondisi kebodohan dan keraguan. Yang kedua yaitu al
qur’an bisa membuka jiwa seseorang yang tertutup dan menyembuhkan jiwa
yang rapuh, dengan membaca alquran juga menjadi terapi untuk
menyembuhkan penyakit jasmani.
Bila seseorang menuntut ilmu bukan karena Allah dan tujuan hidupnya bukan
untuk mencari ridha Allah, kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan,
penyakit jasmani dan rohani. Jadi obat penawar yang harus digunakan untuk
mengobati kedua penyakit itu adalah dengan membaca serta mengamalkan isi
Al-Qur’an, al qur’an mengarahakan jalan terbaik untuk memaksimalkan
eksistensinya, mengembangkan karakter baiknya dan menjadikan kebahagian
dunia akhirat.

C. Dalil Hadits Hadits keutamaan membaca al qur’an

Adapun di antara keutamaan membaca al-Qur`an dari sunnahRasulullah SAW adalah :

9
1. Menjadi manusia yang terbaik
‫ « َخ يرُك م‬: ‫ قاَل رسوُل ِهَّللا َص ّلى ُهللا َع َلْيِه وَس َّلم‬: ‫عن عثماَن بن عفاَن رضَي هَّللا عنُه قال‬
‫َم ْن َتَع َّلَم الُقْر آَن َو عَّلمُه » رواه البخاري‬
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian
adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)

2. Kenikmatan yang tiada bandingnya


‫َالَح َس َد ِإَّال ِفى اْثَنْيِن َر ُجٌل آَتاُه ُهللا اْلُقْر آَن َفُهَو َيُقْو ُم ِبِه آَناَء الَّلْيِل َو آناء الَّنَهاِر َو َر ُجٌل آَتاُه ُهللا‬
‫َم اًال َفُهَو ُيْنِفُقُه آنَاَء الَّلْيِل َو آنَاَء الَّنَهاِر‬

“ Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain)


kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah Subhanahu wa
Ta’ala keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan
mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan
malam.” [Muttafaqun alaih]

3. Al qur’an sebagai pemberi syafaat


« : ‫ سِم عُت رسوَل ِهَّللا َص ّلى ُهللا َع َلْيِه وَس َّلم يقوُل‬: ‫عن َأبي ُأماَم َة رضي هَّللا عنُه قال‬
‫اْقَر ُؤا الُقْر آَن فِإَّنُه َيْأتي َيْو م القيامِة َش ِفيعًا ألْص حاِبِه » رواه مسلم‬

Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-
Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya
di hari kiamat.” (HR. Muslim).

Dalam hadis diatas dapat kita ketahui bahasannya etiap individu yang
membaca alquran dengan memahami dan mengamalkannya akan diberikan
syafaat atau pertolongan bagi ummat manusia yang dapat menerapakan
anjuran untuk mengamalkan isi al-qur’an.

4. Pahala berlipat ganda


dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

10
‫ َالَأُقْو ُل ألم َح ْر ٌف َو لِكْن‬,‫َم ْن َقَر َأ َح ْر ًفا ِم ْن ِكَتاِب ِهللا َفَلُه ِبِه َح َس َنٌة َو اْلَحَس َنُة ِبَع ْش ِر َأْم َثاِلَها‬
‫َأِلٌف َح ْر ٌف َو َالٌم َح ْر ٌف َو ِم ْيٌم َح ْر ٌف‬.

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu
kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya
tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu
huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” ( HR. At-Tirmidzi )

5. Dikumpulkan Bersama malaikat allah


‫ « اَّلِذ ي َيقَر ُأ‬: ‫ قال رسوُل ِهَّللا َص ّلى ُهللا َع َلْيِه وَس َّلم‬: ‫عن عائشة رضي هَّللا عنها قالْت‬

‫الُقْر آَن َو ُهو ماِهٌر ِبِه مَع الَّس َفرِة الكَر اِم البرَر ِة » متفٌق عليه‬

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang
membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama
para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam literatur hadis lain, dijelaskan juga tentang keutamaan membaca Al-
Qur'an. Antara lain, bahwa Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat dan
memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta malaikat
akan melingkarinya.

‫ « َو َم ا اْج َتَم َع َقْو ٌم ِفي َبْيٍت ِم ْن ُبُيوِت‬: ‫ َقاَل َر ُسْو ُل هللا‬: ‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
،‫ إَّال َنَز َلْت َع َلْيِهُم الَّس ِكيَنُة َو َغ ِشَيْتُهُم الَّرْح َم ُة‬، ‫ َو َيَتَداَر ُس وَنُه َبْيَنُهْم‬،‫ِهللا َيْتُلوَن ِكَتاَب ِهللا‬
‫ َو َذ َك َر ُهُم ُهللا ِفيَم ْن ِع ْنَد ُه » َر َو اُه ُم ْس ِلُم‬،‫َو َح َّفْتُهُم اْلَم َالِئَك ُة‬.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah


suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah
(masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan
diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah,
para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut

11
mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).”
(HR. Muslim)

6. Bagi yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an,


tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala.
« ‫َو ٌاَلِذ ي َيُقرٌا الُقراَن َو َيَتَتعَتُع ِفيه َو ُهَو َع َليِه َش اٌق َله َاَج ران » متفٌق عليه‬

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih


terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua
pahala.” (HR. Bukhari Muslim)

7. Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah.


‫ « ِإَّن هَّللا يرَفُع‬: ‫عن عمَر بن الخطاِب رضي هَّللا عنُه َأَّن الَّنِبَّي َص ّلى ُهللا َع َلْيِه وَس َّلم قال‬
‫ِبهَذ ا الكتاب َأقوامًا ويَض ُع ِبِه آَخ رين » َر َو اُه ُم ْس ِلُم‬

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah
SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an),
dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR.
Muslim)

8. Selain itu, mengkhatamkan Al-Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah.
Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:
‫ اْلَح اُّل اْلُم ْر َتِح ُل‬: ‫ َقاَل َر ُجٌل َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأُّي اْلَع َمِل َأَح ُّب ِإَلى ِهَّللا؟ َقاَل‬: ‫َع ْن اْبِن َعَّباٍس َقاَل‬
‫ َو َم ا اْلَح اُّل اْلُم ْر َتِح ُل؟ َقاَل اَّلِذ ي َيْض ِرُب ِم ْن َأَّو ِل اْلُقْر آِن ِإَلى آِخ ِر ِه ُك َّلَم ا َح َّل‬: ‫ َقاَل‬-
‫ َباب َم ا َج اَء َأَّن اْلُقْر آَن ُأْنِز َل َع َلى‬- ‫ – سنن الترمذي‬2872 : ‫(رواه الترمذي‬. ‫اْر َتَح َل‬
)202 : ‫ – صفحة‬10 : ‫َس ْبَعِة َأْح ُر ٍف – الجزء‬

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada
Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai
Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi,
“Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu
yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia

12
mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa
jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa sab’ati ahruf, juz 10, hal.202)

Itulah sebagain dari anjurandan keutamaan membaca alqur’an dan yang


perludi ingat bahwa pahala membaca Al-Qur’an diperoleh bagi siapapun yang
membacanya, walaupun tidak memahami makna dan tafsirnya. Apabila dapat
memahaminya pahala tentunya lebih baik banyak pahalnya , sebagain ulama
menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca Al-Qur’an yang
pahalnya bisa diperoleh diantaranya ;
a) Sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur`an
dari perubahan dan campur tangan manusia, seperti yang menimpa
kitab-kitab sebelumnya,
b) Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat
persatuanagama, dan memudahkan sarana komunikasi di antara
mereka serta memperkokoh barisan mereka,
c) Sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur`an untuk tadabbur,
memahami danmengamalkan al-Qur`an

Berdasarkan anjuran-anjuran dan keutamaan-keutamaan di atas, para salaf


sangat bersungguh-sungguh dalam memperbanyak membaca al-Qur`an dan
menghapalnya,karena mengharapkan keutamaan dan pahala ini, serta karena
cinta terhadap Kitabullah dan mendapatkan kenikmatan dengan membacanya.
Imam Abdurrahman al-Auza'irahimahullah berkata: “Ada lima perkara yang
selalu dipegang para sahabat nabi dan para tabi'in yang mengikuti langkah
mereka dalam kebaikan: Selalu bersama jama'ahkaum muslimin, mengikuti
sunnah, memakmurkan masjid, membaca al-Qur`an dan jihad fii sabilillah.

D. Bahayanya tidak membaca Al qur’an

Dari 14-15 Abad lalu, Allah Ta'ala sudah menyebutkan akan datangnya masa
umat Islam menjauh dari Al-Qur'an . Menjauh artinya tidak membacanya, tidak
mentabburinya, apalagi mengamalkannya. Allah Ta'ala berfirman ;

‫َو َقاَل الَّرُسوُل َيا َر ِّب ِإَّن َقْو ِم ي اَّتَخ ُذ وا َٰه َذ ا اْلُقْر آَن َم ْهُجوًرا‬
13
Artinya ; "Dan Rasul ( Muhammad ) berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku
telah menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang dijauhi." (QS. Al-Furqan, ayat 30)
menjauh dari Al-Qur'an adalah bahaya bagi seorang muslim, atau masyarakat muslim,
bahkan bagi umat manusia. Ada 4 bahaya jika menjauh dari Al-Qur'an sebagaimana
ditegaskan oleh dalam kalam-Nya. Di antaranya ;
1. Penghidupan yang Sempit (Ma'isyatan Dhanka).
Allah Ta'ala menegaskan dalam Al-Qur'an :
‫َو َم ْن َاْع َر َض َع ْن ِذ ْك ِرْي َفِاَّن َلٗه َم ِع ْيَش ًة َض ْنًك ا َّو َنْح ُش ُر ٗه َيْو َم اْلِقٰي َم ِة َاْع ٰم ى‬

Artinya ; "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia
akan menjalani kehidupan yang sempit". (QS. ThaHa, ayat 124).

Maksud dari berpaling dari peringatanKu adalah berpaling dari Al-


Qur'an . Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: yaitu menyelisihi
perintahKu dan menyelisihi apa-apa yang Aku turunkan kepada RasulKu ( Al-
Qur'an ), berpaling darinya dan melupakannya dan menjadikan selainnya
sebagai petunjuk. (Tafsir Al Quran Al 'Azhim, 5/283). Adapun penghidupan
yang sempit yaitu kehidupan dunianya, baik hakiki yaitu sempit nafkahnya,
atau sempit secara maknawi yaitu dadanya sempit dan gelisah. Karena dia
hidup di atas kesesatan, atau permasalahan yang tidak kunjung usai, dan
lainnya.

2. Di kumpulkan di akhirat dalam keadaan buta


Allah Ta'ala berfirman dalam ayat yang sama dengan poin pertama:

“ ‫” َو َنْح ُش ُر ُه َيْو َم اْلِقَياَم ِة َأْع َم ٰى‬


Dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
(QS. Tha-Ha, ayat 124).
Ini sesuatu yang menakutkan. Di dunia, kebutaan saja sudah tidak
mengenakkan dan membingungkan, walau banyak manusia yang dapat
membantu kita. Lalu, bagaimana kebutaan di akhirat, di mana manusia tidak
bisa membantu satu sama lainnya karena masing-masing bertanggung jawab

14
atas amalnya sendiri? Buta di sini bermakna hilangnya penglihatan, hilangnya
arah, petunjuk, dan kendali, di akhirat nanti. Imam Asy-Syaukani
rahimahullah menjelaskan: Yaitu kaburnya penglihatan. Dikatakan bahwa
maksud dari buta adalah buta dari hujjah. Dikatakan pula, buta terhadap arah
kebaikan, dan dia tidak ada pentunjuk untuk sedikit pun mencapai ke sana.
(Fathul Qadir, 3/462)
Sebab, Al-Qur'an adalah kitab petunjuk bagi manusia, ke arah yang
lurus dan paling benar, maka melupakannya akan membuatnya jauh
melenceng dari kebenaran. Penyesalan itu pun datang kemudian.

3. Kesesatan yang jauh


Al-Qur'an adalah huda lin naas, petunjuk bagi semua manusia. Maka,
ketika manusia berpaling darinya tentu mereka berpaling dari panduan hidup,
sehingga mereka tersesat dan jauh tersesat. Allah Ta’ala berfirman:
‫َاَلۡم َتَر ِاَلى اَّلِذ ۡي َن َيۡز ُع ُم ۡو َن َاَّنُهۡم ٰا َم ُنۡو ا ِبَم ۤا ُاۡن ِز َل ِاَلۡي َك َو َم ۤا ُاۡن ِز َل ِم ۡن َقۡب ِلَك ُيِر ۡي ُدۡو َن َاۡن‬
‫َّيَتَح اَك ُم ۤۡو ا ِاَلى الَّطاُغ ۡو ِت َو َقۡد ُاِم ُر ۤۡو ا َاۡن َّيۡك ُفُر ۡو ا ِبٖه ؕ َو ُيِرۡي ُد الَّشۡي ـٰط ُن َاۡن ُّيِض َّلُهۡم َض ٰل ۢاًل َبِع ۡي ًدا‬

Artinya ; “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang


mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu
dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih
menginginkan ketetapan hukum kepada Tagut, padahal mereka telah
diperintahkan untuk mengingkari Tagut itu. Dan setan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya.” (Q.S An –
Nisa’ ayat 60)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini. Ayat ini


merupakan pengingkaran Allah terhadap orang yang mengklaim beriman
kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ( Al-Qur'an ) dan apa
yang diturunkan kepada para nabi terdahulu. Saat bersamaan, mereka ingin
mendamaikan pertengkaran manusia tapi tidak menggunakan Al-Qur'an dan
Sunnah. Sebab turunnya ayat ini tentang pertengkaran seorang laki-laki
Anshar, dengan orang Yahudi. Si Yahudi berkata: "Antara saya dan kamu ada
Muhammad ." Lalu laki-laki Anshar berkata: "Antara saya dan kamu ada

15
Ka’ab bin Asyraf (tokoh Yahudi Madinah)." Ada yang mengatakan, ayat ini
tentang segolongan orang-orang munafiq yang menampakkan keislaman, tapi
mereka hendak menetapkan perkara dengan hukum jahiliyah. Ada pula versi
lainnya. Ayat ini berlaku lebih umum dari semua itu. Ini merupakan kecaman
bagi mereka yang mengadili dari Al-Qur’an dan As Sunnah, tapi juga
menggunakan ketetapan selain keduanya dengan batil. Inilah maksud
berhukum dengan hukum thaghut di ayat ini.

4. Bersahabat dengan setan


Allah Ta;ala jadikan Al-Qur'an sebagai wiqayah (tameng) untuk
manusia dari gangguan syetan. Ayat-ayat Al-Qur'an sangat menakutkan bagi
mereka, oleh karena itu Rasulullah SA W bersabda ;
‫ِإَّن الَّش ْيَطاَن َيْنِفُر ِم ْن اْلَبْيِت اَّلِذ ي ُتْقَر ُأ ِفيِه ُسوَر ُة اْلَبَقَر ِة‬

Artinya ; "Sesungguhnya ssetan itu lari dari rumah yang di dalamnya


dibacakan surat Al-Baqarah". (HR. Muslim No. 780).

Maka, sangat logis ketika manusia melupakan Al-Qur'an , tidak


membacanya, menjauhi ajarannya, tidak mau menjadikannya pedoman hidup,
setanlah yang akan menjadi temannnya. Paradigma berpikirnya dipolakan oleh
setan, bagaimana dia mencari rezeki, bertutur kata, bekerja, dan sebagainya,
semuanya dipengaruhi oleh setan. Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta'ala dalam
Al-Qur'an ;
‫َو َم ْن َيْعُش َع ْن ِذ ْك ِر الَّرْح َٰم ِن ُنَقِّيْض َلُه َشْيَطاًنا َفُهَو َلُه َقِر يٌن‬

Artinya ; "Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha
Pengasih (yaitu Al-Qur'an ), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan
menjadi teman karibnya.” (QS. Az-Zukhruf, ayat 36)

16
17
PENUTUP

Kesimpulan

Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci umat Islam yang berfungsi


sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat. Sudah jelas diterangkan di dalam Al-Quran itu sendiri bahkan banyak
juga dalam hadis nabi yang menyatakan keutamaan-keutamaan mempelajari Al-
Quran semua itu menuju kepada kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di
akhirat.

Mempelajari Al-Quran tidak lah sama seperti mempelajari pelajaran


umumlainnya, Al-Quran merupakan Imam dari segala ilmu karena di
dalamnyamengandung dasar ajaran Islam baik yang menyangkut, tauhid, ibadah
maupunmuamalah. Oleh karenanya untuk mempelajari Al-Quran harus disertai
dengan adabyang benar sesuai dengan tuntunan Islam, sehingga dengan
mempelajarinya akandinilai ibadah oleh Allah SWT dan menghasilkan manfaat-
manfaat lainnya yang akankita rasakan baik saat di dunia maupun di akhirat
kelak.

Sebagai seorang muslim, membaca Al-Quran merupakan keniscayaan


untuk menyempurnakan keutamaan Al-Quran di antaranya; mempelajari Al-
Quran, mengajarkan Al-Quran dan mengamalkan Al-Quran. Hadis-hadis
tentang keutamaan membaca Al-Quran sangat banyak jumlahnya, terdapat
dalam al-Kutub al-Tis’ah dan diklasifikasikan secara maudhu’i berdasarkan
mukharrij. Hadis mengenai hal ini berkualitas shahih. Karena itu, penelitian ini
berimpilikasi terhadap pentingnya pengamalan hadis-hadis tentang keutamaan
membaca Al-Quran dalam kehidupan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada
Allah Swt.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

SINDOnews.com pada Sabtu, 16 Mei 2020 - 03:15 WIB oleh Rusman H Siregar dengan
judul "4 Bahaya Jika Seseorang Menjauh dan Melupakan Al-Qur'an".

Muhammad Abdurrasyid Ridlo, Susanti Vera, Ecep Ismail, Studi Tematik Hadis tentang
Keutamaan Membaca Al-Quran, Gunung Djati Conference Series, Volume 8 (2022) The 2nd
Conference on Ushuluddin Studies.

Fadlilah, N. (2017). Resepsi Terhadap Al-Quran dalam Riwayat Hadis. Studi Al-Quran dan
Tafsir di Nusantara

A. Gazali, I. (2012). Keutamaan Membaca Al-Quran. Islam House.

20

Anda mungkin juga menyukai