Anda di halaman 1dari 11

ILMU QIRA’AH AL-QUR’AN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ulumul qur’an

Yang di ampuh oleh Bapak Ainul Yaqin, M.A.

Disusun oleh:

KELOMPOK XI (Ulumul Qur’an_C Semester 1)

Wildan Humaidi (21381011115)

AINUN NISA’ (21381012059)

Indah Hairun Nisa’ (21381012079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
masalah tentang Ilmu Qiraah Al-Qur’an

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ilmu
qiraat Al-qur’an yang kami sajikan dari berbagai sumber. Dengan penuh
kesabaran terutama pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.

Pamekasan, 26 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan masalah......................................................................................................... 2
D. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..………………………….2
BAB II.................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 3
A. Pengertian Ilmu Qiraat Alquran…………………………………………………………………………….3
B. Macam-macam Qiraat…………………………………………………………………………………………..4
C. Sebab-sebab Perbedaan Qiraat……………………………………………………………………….5
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………….8
PENUTUPAN...................................................................................................................... ..8
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………7
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………….7
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………….8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW, perhatian umat terhadap kitab Al-
Qur’an sebuah sudah ada memperoleh ayat-ayat Al-Qur’an dengan
mendengarkan, membaca dan menghafalkannya secara lisan dari mulut ke mulut.

Pada periode pertama, Al-Qur’an belum dibukukan, jadi dasar membaca dan
pelajarannya masih secara lisan. Hal ini berlangsung terus sampai pada masa
sahabat, masa pemerintah Khalifah Abu Bakar dan Umar RA pada masa mereka,
kitab Al-Quran sudah dibukukan dalam satu mushaf. Pembukuan Al-Qur’an
tersebut merupakan ikhtiar khalifah Abu Bakar RA atas inisiasi Umar bin Khattab
RA pada masa khalifah Utsman tempat sampah Affan RA mushaf Al-Qur’an
disalin dan dibuat banyak, serta dikirim ke daerah-daerah Islam yang pada
waktunya ikamu sudah menyebar luas guna menjadi pedoman bacaan pelajaran
dan hafalan Al-Qur’an.

Hal itu diupayakan khalifah Utsman, karena pada waktu ada sama sesama
muslim di daerah Azzerbeijan mengenai bacaan Al-Qur’an. Perselisihan tersebut
hampir saja menimbulkan perang saudara sesama umat Islam. Sebab, mereka
berlainan dalam menerima bacaan ayat-ayat Al-Qur’an karena oleh Nabi
Muhammad SAW cara yang diajarkan bacaan yang relevan dengan dialek mereka
masing-masing. Tetapi karena tidak mengerti maksud tujuan Nabi Muhammad,
lalu setiap golongan laki-laki menganggap bacaan mereka sendiri yang benar,
sedangkan bacaan yang lain salah, jadi mengakibatkan sama itulah pangkal
perbedaan Qiraat dan tonggak sejarah tumbuhnya ilmu qiraat.

Tatkala para Qari sudah tersebar di berbagai pelosok. Qiraat tersebut diajarkan
secara turun-temurun dari guru ke guru, jadi sampai para imam qiraat, baik yang
tujuh maupun sepuluh

Sebab-sebab hanya tujuh imam qiraat yang mashur padahal masih banyak
imam-imam qiraat yang lain yang lebih tinggi kedudukannya, karena sangat

1
banyak periwayat qiraat mereka. Ketika semangat dan perhatian generasi
sebelumnya menurun, mereka lalu berupaya membatasi hanya pada qiraat dan
sesuai dengan kafi mushaf serta dapat kemudahan penghafalan dan pendabitan
qiraatnya

Oleh karena itu dalam pembahasan makalah ini, kami akan menyajikan “ilmu
qiraat al-qur’an” sehingga kita mengetahui makna yang sesungguhnya

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Al-Qira’at?
2. Sebutkan macam-macam Qira’at?
3. Apa saja sebab-sebab perbedaan Qira’at?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan
yang akan dibahas yaitu:
1. Agar kita dapat mengetahui lebih jelas tentang Qira’at
2. Agar kita kita dapat mengetahui macam-macam Qira’at
3. Agar kita bisa mengetahui sebab-sebab perbedaan Qira’at

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu sebagai sarana untuk menambah ilmu
pengetahan yang telah kita miliki terutama tentang Ilmu Qira’at Al-Qur’an

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Qira’at Al-Qur’an


Berdasarkan pengertian etimologi (bahasa), “qiraat” merupakan kata
jadian (masdar) dari kata kerja “qaraah” (membaca). Sedangkan
berdasarkan pengertian terminology (istilah), maka ada beberapa definisi
yang diintrodusir ulama:
1. Menurut Az-Zarqani : Suatu madzhab yang dianut seorang imam
qira’at yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan Al-Qur’an
serta sepakat riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu
dalam pengucapan huruf-huruf ataupun dalam pengucapan bentuk-
bentuknya
2. Menurut Ibn Al- jazari: ilmu yang yang menyakut cara-cara
mengucapkan kata-kata al-qu’an dan perbedaan-perbedaan dengan
cara menisbatkan kepada penukilnya,
3. Menurut Al- Qasthalani: suatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang
disepakati atau diperselihisihkan ulama’ yang menyangkut persoalan
inghat, habzat, I’rat, itsbat, fashl, dan washl, yang kesemuanya
diperoleh secara periwayatan1

Definisi ini mengandung tiga unsur pokok. Pertama, qira’at


dimaksudkan menyangkut bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Cara membaca Al-
Qur’an berbeda dari satu imam dengan imam qiraah yang lainnya. Kedua,
cara bacaan yang dianut dalam satu mushaf qiraah didasarkan atas riwayat
dan bukan atas qiyas atau ijtihad. Ketiga, perbedaan antara qiraah-qiraah
bisa terjadi dalam pengucapan huruf-huruf dan pengucapannya dalam
berbagai keadaan2

Jadi, yang dimaksud dengan ilmu qiraat Al-Qur’an adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berupa

1
Rosihon Anwar, ulum Al-Qur’an (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal140-141
2
Amroeni Drajat, ulumul qur’an pengantar ilmu-ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Prenadamedia group,
2017), hal. 105

3
wahyu Allah SWT, dipilih oleh salah seorang imam ahli qiraat berbeda
dengan cara ulama lain, berdasarkan riwayat-riwayat mutawattir sanad nya
dan karat denga n kaidah-kaidah bahasa arab serta cocok dengan bacaan
terhadap tulisan Al-Qur’an yang terdapat dalam salah satu mushaf
Utsman.

B. Macam-Macam Qira’at
Berdasarkan kualitas sanadnya, qira’at terdiri dari enam macam, yaitu:
1. Mutawatir
Yaitu qira’ah yang diriwayatkan oleh sejumlah besar periwayat yang
tidak mungkin sepakat melakukan kebohongan, dan sejumlah besar itu
ada pada tiap tingkatan sanad, sejak awal hingga akhir. Qira’ah
umumnya mutawatir
2. Masyhur
Yaitu qira’ah yang sanadnya shahih tetapi tidak mencapai derajat
mutawatir. Qira’ah ini bersesuaian dengan kaidah bahasa arab dan
rasm mushaf, mashur dikalangan para imam qira’at dan mereka tidak
memasukkannya sebagai qira’ah yang salah atau menyimpang. Qira’ah
ini sah untuk digunakan, tidak boleh ditolak dan tidak bisa diingkari.
3. Ahad
Yaitu qira’ah yang sanadnya shahih tapi tidak bersesuaian dengan
kaidah bahasa arab atau rasm mushaf, dan tidak sepopuler qira’ah
mashur. Karena itu qira’ah ini tidak boleh dipergunakan.
4. Syadz
Yaitu qira’ah yang sanadnya tidak shahih walaupun bersesuaian
dengan rasm mushaf dan kaidah bahasa arab, seperti qira’ah yang
membaca malaka yauma
5. Maudu’
Yaitu qira’ah palsu. Bikinan belaka, tidak ada sumbernya sama sekali
6. Syibh Mudraj
Yaitu qira’ah yang mirip dengan hadist mudraj. Yakni tambahan
(sisipan) apa yang sebenarnya bukan ragam qira’ah melainkan lebih
sebagai penjelasan ayat (tafsir) contoh qira’ah Ibnu Abbas yang

4
menambahkan kata ‫ صالحة‬setelah kata ‫ سفينة‬pada ayat ‫وكان وراءهم ملك‬
‫( يأخذ كل سفينة غصبا‬QS al-kahfi,18:79)
Dari paparan diatas dapat disimpulkan antara lain bahwa qira’ah yang
dapat digunakan hanya qira’ah mutawatir dan Mashur, empat sisanya
tidak. Sementara itu jumhur ulama berpendapat bahwa qira’ah sab’ah
semuanya mutawatir, dan bahwa qira’ah yang Syadz tidak boleh
digunakan, baik dalam sholat maupun lainnya, karena ia bukan Al-Qur’an3

C. Sebab-Sebab Perbedaan Qira’at

Diantara sebab-sebab munculnya beberapa qira’at yang berbeda ada


sebagai berikut.

1. Perbedaan qira’at Nabi. Artinya, dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada


para sahabatnya, Nabi memakai beberapa versi qira’at. Misalnya Nabi
pernah membaca surat As-Sajdah (32) ayat 17 sebagai berikut:
‫(السجدة‬. ‫ فال تعلم نفس ما اخفي لهم من قرات اعين‬:
qira’ah versi mushaf Usman adalah
‫ فال تعلم نفس ما اخفي لهم من قرة اعين‬.
2. Pengakuan dari nabi terhadap berbagai qira’ah yang berlaku dikalangan
kaum muslimin waktu itu. Hal ini menyakut dialek diantara mereka dalam
mengucapkan kata-kata di dalam al-qur’an. Contohnya:
a. Ketika seorang Hudzail membaca dihadapan rasul atta hin (‫عتى حين‬
( padahal ia menghendaki hatta hin (‫ )حتى حين‬, rasul pun membolehkan
nya sebab memang begitulah orang hudzail mengucapkan dan
menggunakannya.
b. Ketika orang asadi membaca dihadapan rasul tiswaddu wujuh ( ‫تسود‬
‫وه‬www‫ )وج‬huruf “ta” pada kata “tiswaddu” dikasrahkan , rasulpun
membolehkannya, sebab memang demikianlah orang asadi
menggunkan dan mengucapkannya.

3
Abad Badruzaman, ulumul qur’an pendekatan dan wawasan baru,(Malang, Madani Media,
2018), hal126-127

5
c. Ketika seorang Tamin mengucapkan hamzah pada satu kata yang tidak
di ucapkan orang quraisy, rasul pun membolehkannya sebab memang
demikianlah orang Tamin menggunkan dan mengucapkannya .
3. Adanya riwayat dari para sahabat nabi menyangkut dari berbagai feri
qira’ah yang ada .
4. Adanya lahjah atau dialek kebahasaan di kalangan bangsa Arab pada masa
turunnya al-qur’an4

4
Rosihon Anwar, ulum Al-Qur’an (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal 148-149

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Qira’at adalah perbedaan cara mengucapkan lafadz-lafadz yang baik


menyangkut hurufnya ataupun cara mengucapkan huruf-huruf.
2. Qira’ah memiliki bermacam-macam, yakni qira’at sab’ah, qira’at asyrah dan
qira’at arbaah asyrah
3. Qira’at memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penetapan suatu hukum
akibat perbedaan kata, huruf dan cara baca
B. SARAN

Penulisan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


semua hanyalah keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis memiliki dan hanya
mengandalkan buku referensi. Maka dari itu penulisan menyarankan agar para
pembaca yang ingin mendalami qira’at agar setelah membaca makalah ini,
membaca sumber-sumber lain yang lebih komplit. Tidak hanya membaca makalah
ini saja.

Akhirnya penulis ucapkan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis


khususnya dan pembaca umumnya

7
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosihon, ulum Al-Qur’an (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013)

Badruzaman Abad, ulumul qur’an: pendekatan dan wawasan baru ,(Malang,


Madani Media, 2018)

Drajat Amroeni, ulumul qur’an: pengantar ilmu-ilmu Al-Qur’an (Jakarta:


Prenadamedia group, 2017)

Anda mungkin juga menyukai