Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

QIRA’AT AL QURAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran

Dosen Pengampu :

M. Sihabuddin, M.Ag

Kelompok 12 :

1. Alimi Sukma Dewi (2204026086)


2. Fathurrohman Naim Syafi’i(2204026106)
3. Yunita Aulia Rahma (2204026121)

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Qira’at Al Quran ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Ulumul Quran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Qira’at Al Quran bagi para membaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak M. Sihabuddin, M.Ag selaku dosen mata
kuliah Ulumul Quran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 7 Oktober 2022

Pem
akalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................. 3
BAB 1 ........................................................................ 4
PENDAHULUAN .............................................................. 4
A. Latar Belakang .............................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 4
BAB II ....................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................... 5
1. Pengertian Qira’at Al-Qur’an .................................................. 5
2. Latar Belakang Timbulya Qira’at ............................................... 6
3. Macam-macam Qira’at ....................................................... 6
4. Kegunaan Mempelajari Qira’at Terhadap Hukum Istinbath Dalam Islam ............. 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 9

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia, selalu dikaji sejak zaman klasik
sampai modern dalam berbagai aspeknya. Mulai dari aspek sejarah turun, sejarah
pembukuan, penafsiran, kandungan makna, gramatika sampai pada aspek cara
membacanya sesuai qira’at.
Al-Qur’an turun dengan membawa hujjah yang jelas untuk kemaslahatan
kehidupan manusia dan mengantarka mereka ke jalan yang lurus.
Al-Qur’an adlah salah satu satunya kitab suciyang masih terjaga keontetikannya.
Mulai dari proses pewahyuannya maupun cara penyampaiannya, pengajaran, dan
periwayatannya dilakukan melalui tradisi oral dan hafalan. Proses transmisi seperti ini
dengan isnad yang mutawatir dari generasi ke generasi, telah menjamin keutuhan dan
keasliannya.
Terdapat perbedaan perbedaan bacaan (qira’at) dalam melafalkan Al-Qur’an.
Perbedaan tersebut tidak dapat dihindari, karena nabi sendiri telah membenarkan
adanya perbedaan dalam pelafalan Al-Qur’an. Bahkan Nabi meminta keringanan dari
Allah agar meringankan cara membaca Al-Qur’an. Lalu turunlah hadis al-ahrufal
sab’ah yang terkenal itu.
Maka dari itu, Al-Qur’an pada dasarnya bukanlah tulisan atau manuskrip, tetapi
merupajkan bacaan (qira’at) sementara tulisan berfungsi hanya sebagai penunjang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian qira’at Al-Qur’an?
2. Bagaiman bisa terjadi timbulnya qira’at?
3. Apa saja macam macam qira’at?
4. Apa kegunaan mempelajari qira’at terhadap istinbath hukum dalam Al-Qur’an?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian qira’at Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui terjadi timbulnya qira’at
3. Untuk mengetahui macam macam qira’at
4. Untuk mengetahui kegunaan mempelajari qira’at terhadap istinbath hukum dalam
Al-Qur’an

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Qira’at Al-Qur’an
Secara lughowi lafadz qur’an )‫ ( قرآن‬sama dengan qira’at )‫( قراءة‬. Merupakan bentuk
dari wazn fu’lan )‫ (فعالن‬bentuk fi’ilnya adalah qara’a )‫ (قرأ‬yang berarti : )‫(الجمع والضم‬
artinya, menghimpun dan mengumpulkan. Oleh karena itu lafadz qur’an dan qira’at
secara lughowi berarti menghimpun dan menggabungkan sebagian huruf-huruf dan kata-
kata sebagian yang lain. 1
Secara istilahi ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Qira’at al-Qur’an,
antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Manna' al-Qaththan
Qira’at merupakan salah satu cara ajaran pengucapan al-Qur’an yang dipilih oleh
imam qurra’ sebagai aliran yang berbeda dengan aliran lainnya. 2
b. Menurut al-Zarqani
Qira’at merupakan suatu ajaran yang dianut oleh seorang imam Qira’at yang berbeda
dengan imam lainnya dalam melafadzkan al-Qur’an dan adanya kesepakatan dalam
beberapa riwayatnya baik perbedaan tersebut berupa pelafalan huruf-huruf ataupun
bentuk-bentuknya.3
c. Menurut al-Jazari
Qira’at merupakan ilmu yang mempelajari tata cara melafadzkan ayat al-Qur’an dan
beberapa perbedaannya yang bersandar kepada perawi-perawinya.
Dari beberapa pendapat yang sudah ada disimpulkan bahwa :
1. Ayat al-Qur’an menjadi fokus dan objek ilmu didalam ilmu Qira’at ini bukan
seperti ilmu tafsir yang fokus pada cara memahami ayat al-Qur’annya.
2. Ilmu Qira’at merupakan ilmu riwayah atau ilmu yang didasarkan pada
penukilan para ahli qira’at yang bersanad sampai Nabi Muhammad Saw. Tidak
ijtihad yang dilakukan dalam ilmu ini semua murni berdasarkan tauqifi dari Nabi
sendiri.

1
Lihat: Manna' al-Qaththan, Mabahis fi 'Ulum al-Quran, (T. tp.: T. pn., 1973), Cet. ke-3, hlm. 20. Lihat pula:
Sya'ban Muhammad Isma'il, Ma' al-Quran al-Karim, (T. tp., T. pn., t.t.), hlm. 7; Muhammad Salim Mahisin,
Tarikh al Quran al-Karim, (T. tp., T. pn., 1401 H.), hlm. 5; dan Muhammad 'Abdul Azhim al-Zarqani, Manahil
al-'Irfan fi 'Ulum al-Quran, (Mesir; 'Isa al-Babi al-Halabi, t.t.), Juz ke-1, hlm. 14.
2
Muhammad ‘Abd. al–‘Adhim al-Zarqani, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, Jilid 1, (Beirut: Dar al-Ihya’)
al-Turats al-‘Araby, tt), hal. 288.
3
Departemen Agama RI, Mukadimah al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), Cet. 3 (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2009), hal. 314.

5
2. Latar Belakang Timbulya Qira’at
Istilah qira’at ada sejak zaman Utsman bin Affan yaitu pada awal abad ke II H,
ketika para qari’ mulai pergi ke berbagai daerah pelosok untuk mengajarkan Al-
Qur’an, dan para qari’ itu membawa bacaan yang berbeda-beda. Namun, mereka tetap
berpegang pada Mushaf Utsmani. Qira’at itu diajarkan secara turun menurun dari
guru ke murid, hingga sampai pada imam qira’at baik yang tujuh, sepuluh atau yang
empat belas. 4 Karena meluasnya daerah dan menyebarnya para qari’ dan tabi’in dalam
mengajarkan Al-Qur’an di berbagai daerah menyebabkan timbulnya qira’ah yang
beragam, perbedaan antara qira’at satu dan yang lainnya bertambah besar juga,
sampai sebagian riwayatnya tidak bisa dipertanggungjawabkan lagi. Qira’ at-Qira’at
yang ditulis oleh para ulama ini dan sebagiannya menjadi terkenal, sehingga
muncullah qira’at tujuh, qira’at sepuluh dan qira’at empat belas.5

3. Macam-macam Qira’at
Sebenarnya ada banyak macam-macam qira’at sejak Abu Ubaid al-Kasim Ibnu
Salam orang pertama yang mengarang buku maslahah qira’at setelah itu
bermunculan para ahli qira’at yang menyebabkan perbedaan sistem qira’at pada
para ulama.
1) Dari Segi Kuantitas
Dari segi kuantitas qira’at terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Qira’at Sab’ah (qira’at tujuh) merupakan qira’at yang disandarkan kepada
imam qira’at yang tujuh mereka adalah: Abdullah al-Katsir al-Dari, Nafi’ bin
Abdurrahman bin Abi Naim, Abdullah al-Yasibi, Abu Amar, Ya’kub,
Hamzah, dan Ashim.
b. Qira’at Asyarah (qira’at sepuluh), yaitu qira’at yang tujuh ditambah dengan
tiga ahli qira’at yakni: Yazid bin al-Qa’qa al-Maksumi al-Madani, Ya’kub bin
Ishak dan Khallaf bin Hisyam.

4
Achmad Fachrur Rozi, http://rhazeskroya.blogspot.com/2014/05/sebab-sebab-munculnya-qiraat-
oleh.html?m=1, diakses pada 8 September 2022.
5
Ahmad Suheli, https://osf.io/6qmej/download/?format=pdf, diakses pada 8 September 2022.

6
c. Qira’at Arba’ah Asyarah (qira’at yang empat belas), yaitu qira’at yang
sepuluh ditambahkan dengan empat imam qira’at antara lain: Hasan Basri,
Muhammad bin Abdul Rahman, Yahya bin al-Mubarak dan Abu al-Farj
Muhammad bin Ahmad asy-Syambusy. 6
2) Dari Segi Kualitas
Dari segi kualitas qira’at banyak ulama yang berbeda-beda pada pendapatnya,
seperti al-Suyuthi dalam sebuah kitabnya yaitu Al-Itqan fi Ulum Al-Qu’an
yang menyebutkan bahwasannya kualitas qira’at dibagi menjadi enam, yaitu:
mutawatir, masyhur, ahad, syadz, mudraj, dan maudlhu.
a. Qira’at Mutawatir adalah sesuatu yang disampaikan oleh banyak orang
mulai dari awal sampai akhir sanad dan tidak mungkin ada kebohongan.
b. Qira’at Masyhur adalah qira’at yang sanadnya shahih, tetapi tidak sampai
pada tingkat mutawatir, namun sesuai dengan kaedah bahasa Arab dan
sesuai dengan tulisan rasm ustmani.
c. Qira’at Ahad adalah qira’at yang sanadnya shahih, tetapi tidak sesuai
dengan kaedah bahasa Arab dan rasm utsmani.
d. Qira’at Syadz adalah qira’at yang memiliki sanad tidak shahih.
e. Qira’at Mudraj adalah qira’at yang menyerupai hadits, dan ditambahkan
pada bacaan dengan bentuk penafsiran.
f. Qira’at Maudlhu adalah qira’at yang tidak mempunyai keaslian atau
kaedah.
4. Kegunaan Mempelajari Qira’at Terhadap Hukum Istinbath Dalam Islam

a. Meringankan umat islam dan memudahkan mereka unruk membaca Al-Qur’an.


Keringanan ini sangat dirasakan oleh penduduk Arab pada masa awal diturunkannya
Al-Qur’an, dimana mereka terdiri dari berbagai kabilah dan suku yang diantara mereka
banyak terdapat perbedaan logat, tekanan suara , dan lainnya. Meskipun sama sama
berbahsa Arab. Sekiranya al-Qur’an itu diturunkan dalam satu qira’at saja maka
tentunya akan memberatkan suku suku lain yang berbeda bahasanya dengan Al-Qur’an.

b. Menunjukkan betapa terjaga dan terpeliharanya Al Qurandari perubahan dan


penyimpangan, padahal al-Quran ini mempunyaibanyak segi bacaan yang berbeda
beda.

6
Rosihon Anwar: 2000.

7
c. Dapat menjelaskan hal hal mungkin masih global atau samar dalam qira’atyang lain,
baik itu qira’atmutawatir, masyhur, dan syadz. Misalnya qira’at syadz yang menyalahi
rasam mushaf Usmani dalam lafadz dan makna tetapi dapat membantu penafsiran,yaitu
lafadz )‫(فامضوا‬ sebagai ganti lafadz ) ‫ (فاسعوا‬Q.S Al jumuah (62):20

‫ياايها الذين امنوا اذا نودي للصالة من يوم الخمعة فاسعوا الى ذكرهللا وذروا البيع‬

Yang dimaksud )‫(فاسعوا‬disini adalah bukan berjalan cepat cepat dan tergesa
gesa, tepi bersegera pergi ke masjid dan berjalan dengan tenang.

d. Bukti kemukjizatan al-Quran dari segi kepadatan maknanya, karena setiap qira’at
menunjukkan suatu hukum syara’ tertentu tanpa oerlu adanya pengulangan lafadz.

e. Meluruskan aqidah Sebagian orang yang salah misalnya dalam penafsiran tentang
sifat sifat surga dan penghuninya dalam Q.S Al insan (76):20

‫واذا رايت ثم ايت نعيما وملكا كبيرا‬

Dalam qira’at lain dibaca )‫ (ملكا‬dengan memfathahkan mim dan dan mengkasrohkan
lam, sehingga qira’at pertama bahwa orang orang mukmin melihat wajah allah di
akhirat nanti.

f. menunjukkan keutamaan dan kemuliaan umat Muhammad SAW atas umat umat
pendahulunya, karea kitab kitab yang terdahulu hanya turun dengan satu segi dan satu
qira’at saja, berbeda dengan al quran yang turun dengan berbagai qira’at.

8
DAFTAR PUSTAKA
Manna' al-Qaththan. (1973). Mabahis fi 'Ulum al-Quran.

al-Zarqani, Muhammad ‘Abd. al–‘Adhim. (2001) Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an.


Beirut: Dar al-Ihya’.

Departemen Agama RI. (2009). Mukadimah al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang
disempurnakan). Jakarta: Departemen Agama RI.
http://rhazeskroya.blogspot.com/2014/05/sebab-sebab-munculnya-qiraat-oleh.html?m=1

https://osf.io/6qmej/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai