MAKALAH
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan
Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu:
Nurlila Kamsi, M.Pd
Disusun Oleh:
Eka Selpi Oktariani
NIM.23862070002
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
dengan judul “Qira’at Al-Quran” guna memenuhi salah satu syarat perkuliahan
Ulumul Qur’an.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi
penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di akhirat. Al-Quran merupakan kitab samawi yang unik yang mana kandungan
sepanjang zaman. Di dalam al-Quran, turut terdapat pelbagai ilmu yang perlu
digali oleh manusia untuk kelangsungan hidup. Antara ilmu dari al-Quran yang
Zaid, 2020)
Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW, perhatian umat terhadap kitab
membaca, dan menghafalkannya secara lisan dari mulut kemulut. Dari Nabi
kepada para sahabat, dari sahabat yang satu kepada sahabat yang lain, dan dari
seorang imam ahli bacaan yang satu kepada imam yang lain.
beliau menerima bacaan itu dari malaikat jibril. Dan begitu turun ayat-ayat Al-
Qur‟an, maka dengan segera Nabi membacakan kepada para sahabat, dan
1
Qira‟at merupakan salah satu cabang ilmu Al-Qur‟an, tetapi tidak
banyak orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang orang tertentu saja,
antarnya adalah ilmu ini tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan
muamalah manusia sehari-hari, tidak seperti ilmu fiqih, hadist dan tafsir
manusia. Hal ini karena ilmu qira‟at tidak mempelajari masalah-masalah yang
berkaitan secara langsung dengan halal atau haram atau hukum-hukum tertentu
Selain itu, ilmu ini juga cukup rumit untuk untuk dipelajari karena
banyak hal yang harus dikuasai, antara lain penguasaan bahasa arab secara
mendalam, penguasaan ilmu ini sangat berjasa dalam menggali, menjaga dan
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qiraat
sama’i dari qara’a, yaqra’ qira’ah. Qira’at, atau Ilmu Qira’at adalah ilmu yang
sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh para imam qira’at dari
Ilmu Qira’at bersumber dari Rasululllah SAW. tetapi istilah ini belum
ada pada masa Rasulullah. Istilah Ilmu Qira’at ini muncul pada masa tabi’in.
Ulama yang pertama kali menulis Ilmu Qira’at adalah Abu Ubaid al-Qasim ibn
Sallam (l. 157 H. – w. 224H.), sedangkan yang pertama kali menulis kitab al-
Qira’at as-Sab’ adalah Abu Bakr ibn Mujahid (l. 245 H. – w. 324 H. ). sehingga
bisa dipastikan bahwa istilah Qira’at muncul pada masa ini. Peletak pertama
Ilmu Qira’at adalah Abu Ubaid al-Qasim ibn Sallam. Ibn al-Jazari
menyebutkan, bahwa ulama yang pertama kali meneliti Ilmu Qira’at dan
yang shahih dari yang maudhu’, adalah Harun ibn Musa al-Qari’ (w. 179 H.),
Sedangkan yang pertama kali menyusun kitab Ilmu Qira’at adalah Abu Ubaid
Secara etimologis, lafaz qira’at merupakan bentuk masdar dari akar kata
4
menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu
ucapan yang tersusun rapi. dapat disimpulkan bahwa cakupan qira’at itu
adalah:
Nabi SAW, atau diucapkan oleh Sahabat di hadapan Nabi kemudian beliau
men-taqrir-kannya.
taskin, tahrik, fasl, wasl, ibdal, atau lainnya sebagaimana yang diucapkan
4. Qira’at Al-Qur’an adakalanya hanya memiliki satu versi qira’at saja, dan
ada kalanya memiliki beberapa versi qira’at. Di sisi lain adakalanya para
ikhtilaf.
5
B. Sejarah Ilmu Qira’at
perkembangan ilmu Qiroat terutama dalam hal waktu dan tempat. Ada yang
mengatakan qiraat (keragaman bacaan) itu terjadi sejak turunnya Alquran, dan
Belum lagi pada masa sahabat (masa Utsman ibn Affan), ketika Alquran
dibukukan masih tertulis dalam bentuk tulisan yang belum dibubuhi titik dan
Demikian pula pada masa tabi‟in, keragaman bacaan Alquran ini sangat
qira‟at. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa orang yang pertama kali
menuliskan ilmu qira‟at adalah Imam Abu Ubaid al-Qasim bin Salam yang
wafat pada tahun 224 H. Ia menulis kitab yang diberi nama al-Qira‟at yang
6
orang yang pertama kali menuliskan ilmu Qira‟at adalah Husain bin Usman
bin Tsabit al-Baghdadi al-Dharir yang wafat pada tahun 378 H. Dengan
demikian mulai saat itu Qira‟at menjadi ilmu tersendiri dalam „Ulum al-
C. Macam-macam Qira’at
2014)
adalah :Abdullah bin Katsir ad-Dari (w. 120 H), Nafi bin Abdurrahman
bin Abu Naim (w. 169 H),Abdullah al-Yashibi (q. 118 H), Abu ‘Amar
(w. 154 H), Ya’qub (w. 205 H), Hamzah (w.188 H), Ashim ibnu Abi al-
Najub al-Asadi.
205 H) lengkapnya Ya’qub bin Ishaq bin Yazid binAbdullah bin Abu
7
al-Hasan al-Bashri (w. 110H), Muhammad bin Abdurrahman (w. 23 H),
sanadnya
tingkatan mutawatir, namun sesuai dengan kaidah bahasa arab atau sesuai
3. Ahad adalah sesuatu yang sahih sanadnya, namun tidak sesuai dengan rasm
4. Syadz adalah sesuatu yang tidak sahih sanadnya, seperti bacaan (malaka yau
middin) surat AlFatihah dengan bentuk fiil madli atau kata kerja lampau.
penafsiran.
8
D. Sumber Qira’at
seorang muslim harus mempercayai bahwa Al-Qur’an itu baik lafaz (redaksi)
maupun makna berasal dari Allah Swt. Tidak ada padanya campur tangan
Rasulullah SAW maupun malaikat Jibril AS, apalagi kekuasaan untuk menukar
maka qira’at pastilah bersumber dari wahyu Allah Swt, tidak ada campur
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hal tersebut banyak sekali, baik dari
Al-Qur’an maupun dari Sunnah. Berikut ini akan penulis sebutkan beberapa di
antaranya:(Mohamad, 2016)
1. Dalil Al-Qur’an
bahwa Rasulullah SAW tidak pernah untuk menukar huruf maupun kalimat
ْ ُ ُْ َ َ ٰ َ ٰ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َّ َ َ ٰ َ ُ ٰ ََ ُْٰ َ
َواِ ذا تتلى عل ْي ِه ْم ا َياتنا َب ِين ٍتٍۙ قال ال ِذين لا َي ْرج ْون ِلقا َۤءنا ائ ِت ِبق ْرا ٍن غ ْي ِر هذآ ا ْو َب ِدلهۗ قل َما
ُ َ َ َ َّ َ ْ َْ َ ُ ْ َ ُ ُ
ابَ اف ا ْن َع َص ْي ُت َرب ْي َع َذ خ ا ي
ْ
ْ َيك ْون ِل ْ ٓي ان ا َب ِدل ٗه ِم ْن ِتلقاۤئ َنف ِس ْي ِۚان اَّتب ُع ِالا َما ُي ْو ٰٓحى ِالَّيۚ ِ ِان
ِ ِ ٓ ِ ِ
َ
َي ْو ٍم ع ِظ ْي ٍم
15. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami secara jelas, orang-
orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat)
berkata, “Datangkanlah kitab selain Al-Qur’an ini atau gantilah!”
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidaklah pantas bagiku menggantinya
atas kemauanku sendiri. Aku tidak mengikuti, kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang dahsyat jika
mendurhakai Tuhanku.”
9
Juga disebutkan dalam QS. An-Najm [53]: 3 – 5
ُ ْ ُ َ ٗ ََّ ٰ ْ َّ ُ ْ ْ َ ُ ْ
ٍَۙو َما َين ِطق ع ِن ال َه ٰوى ِان ه َو ِالا َوح ٌي ُّي ْوحىٍۙعل َمه ش ِد ْيد الق ٰوى
َ ْ ُ ْ َ ْ َ ََ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ََ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ََّ َ ْ َ َ
َۖاو ْي ِلٍۙ لاخذنا ِمنه ِبال َي ِم ْي ِنٍۙ ثَّم لقطعنا ِمنه ال َوتِ ْين
ِ ولو تقول علينا بعض الا
ق
bahwa selain Rasulullah SAW pun pasti tidak akan sanggup mengganti
2. Dalil Sunnah
Jika Al-Qur’an telah dengan pasti menyatakan bahwa sumber qira’at adalah
wahyu Allah Swt, maka Sunnah juga menerangkan dengan jelas tentang itu.
10
Artinya:
Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Jibril mengajarkan Al-Qur’an untukku dalam satu huruf. Kemudian aku
datang kembali kepadanya dan aku senantiasa meminta tambah kepadanya.
Ia (Jibril AS) pun menambahnya untukku sehingga berjumlah tujuh huruf.
(HR. Bukhari).
Artinya:
Dari Ubay bin Ka’ab RA, ia berkata: Rasulullah SAW menemui Jibril lalu
berkata: wahai Jibril! Sesungguhnya aku diutus kepada umat yang buta
huruf. Dalam satu riwayat disebutkan: orang-orang yang buta huruf. Di
antara mereka ada perempuanyang lemah, orang tua bangka, hamba
sahaya laki-laki dan perempuan serta orang yang tidak dapat membaca
apapun. Jibril berkata: Wahai Muhammad! Sesungguhnya Al-Qur’an
diturunkan dalam tujuh huruf.
itu dari sisi Allah Swt. Qira’at itu diwahyukan kepada Rasulullah Saw dan hak
Para sahabat menerima qira’at secara talaqqiyah dari Rasulullah Saw dan
dan seterusnya hingga sampai kepada kita saat ini secara mutawatir melalui
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qiraat adalah perbedaan cara pengucapan lafadz, metode dan riwayat Al-
Qur’an yang disandarkan oleh tujuh imam qurra. Syarat qiraah shahih yaitu
harus sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sesuai dengan rasm utsmani, dan
masyhur, ahad, syadz, maudhu’ dan mudraj. Tokoh qiraat sab’ah ada tujuh
yaitu Ibnu ‘Amir, Ibn Katsir, ‘Ashim, Abu Amr, Hamzah, Nafi’ dan al-Kisa’i.
B. Saran
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
pertanggung jawabkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, C. S. de, Miccoli, L. S., Andhini, N. F., Aranha, S., Oliveira, L. C. de,
Artigo, C. E., Em, A. A. R., Em, A. A. R., Bachman, L., Chick, K., Curtis, D.,
Peirce, B. N., Askey, D., Rubin, J., Egnatoff, D. W. J., Uhl Chamot, A., El‐
Dinary, P. B., Scott, J.; Marshall, G., Prensky, M., … Santa, U. F. De. (2016).
Qiraat Al-Qur’an & Tafsirnya. 5(1), 1689–1699.
Mohamad, S. (2016). Pengaruh Ilmu Qira’at dalam Pengajian Islam. Jurnal Al-
Turath, 1(1), 1–12. http://spaj.ukm.my/jalturath
Muhammad Zaid. (2020). Sejarah Pembelajaran Ilmu Qiraat Di Darul Quran : Satu
Pemerhatian History of Qiraat ’ S Knowledge Learning At Darul Quran : an
Observation. Jurnal Qiraat, 3.
Zulaeha, E., Ag, M., Faizzah, I., Rusydati, S., & Ag, K. M. (2018). Meretas Nilai-
Nilai Multikultural dalam Pembelajaran Ilmu Qiroat.