Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah:Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu:Ismiati

Disusun Oleh Kelompok 1:

1.Shofiyah Salsabila Harahap(2122043)


2.Novita Fitri (2122049)
3.Dendy Maulana (2122060)
KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGERUAN
UIN SJECH DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
T.A.2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melipahkan
rahmad,nikmat dan karunia-Nya sehingga kami telah dapat menyelesaikan
makalah ini.Shalawat dan salam tak lupa pula dikirimkan buat arwah junjungan
kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini banyak rintangan yang telah kami lewati.Oleh
karena terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan hanya kemampuan kami
semata.Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait.
Sehubungan dengan hal demikian,kami mengucapkan terimakasih kepada
Ibuk Ismiati sebagai dosen pengampu mata kuliah materi pembelajaran Ulumul
Qur’an yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan makalah ini.

Bukittinggi, September 2022

Pemakalah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................1
BAB II
A. Pengertian Al-Qur’an dan Ulum Al-Qur’an..............................................2
B. Ruang Lingkup Ulum Al-Qur’an..............................................................3
C. Sejarah Perkembangan Ulum Al-Qur’an...................................................4
D. Urgensi Mempelajari Ulum Al-Qur’an......................................................6
BAB III
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an adalah kalammullah yang diturunkan kepada nabi muhammad
lewat perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber
ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang
mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika, mu’amalah dan sebagainya.
Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus benar-benar
mengetahuikandungan-kandungan yang ada didalamnya dari berbagai aspek.
Ulumul Qur’anadalah salah satu jalan yang bisa membawa kita dalam
memahami kandungan Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Al-Qur’an dan ulum al-Qur’an?
2) Apa saja ruang lingkup ulum al-Qur’an?
3) Bagaimana sejarah perkembangan ulum al-Qur’an?
4) Apa saja urgensi mempelajari ulum al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui pengertian Al-Qur’an dan ulum al-Qur’an
2) Mengetahui ruang lingkup ulum al-Qur’an
3) Mengetahui sejarah perkembangan ulum al-Qur’an
4) Mengetahui urgensi mempelajari ulum al-Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian al-Qur’an dan ulum al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad
melalui perantara malaikat jibril secara mutawatir atau berangsur-angsur yang
berbahasa arab dan yang membacanya adalah suatu ibadah.
Secara etimologi,kata ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang
terdiri 2 kata yaitu ulum dan al-Qur’an.Ulum adalah bentuk jamak dari kata
al-‘ilm yang berarti al-fahm,al-ma’rifah dan al-idrak yakni paham,mengetahui
dan menguasai.Dengan demikian,ulum (bentuk jamak al-‘ilm) mempunyai arti
kumpulan beberapa pembahasan ilmu yang saling terkait antara satu dengan
yang lainnya.Sedangkan kata al-Qur’an, secara etimologis para ulama berbeda
pendapat dalam mengartikannya,antara lain:
1) Menurut az-Zajjaj,Al-Qur’an adalah kata sifat yang mengikuti wazan fu’lan.Ia
diambil dari kata al-qur’u yang berarti al-jam’u(menghimpun).
2) Menurut al-Asy’ari,Al-Qu’an merupakan isim musytaq(derivasi) dari kata b
qarana yang berarti menggabung sesuatu dengan sesuatu.
3) Menurut al-Farra,Al-Qur,an diambil dari kata al-qara’in jamak dari kata
qarinah.
4) Menurut Imam Syafi’i,Al-Qur’an adalah isim’alam muetajal,artinya,Al-Qur’an
marupakan sebuah nama(sebutan) bagi firman Allah sejak semula,bukan isim
musytaq(derivasi) yang terambil dari kata lain.
Secara bahasa,kata’ulum yang disandarkan (idhafah) kepada kata Al-Qur’an
(ulumul Qur’an) telah memberikan pengertian bhwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhungan dengan Al-Qur’an,baik dari segi
keberadaannya sebagai Al-Qur’an,baik dari segi keberadaannya sebagai Al-
Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di
dalamnya.Dengan demikian,ilmu tafsir,ilmu qira’at,ilmu rasmil Qur’an,ilmu
i’jazil Qur’an,ilmu asbabun nuzul,dan ilmu-ilmu yang ada kaitannya dengan al-
Qur’an menjadi bagian dari ulumul Qur’an.
Bahkan pada masa klasik,secara etimologis,’ulumul Qur’an dipahami
sebagai semua ilmu yang diambil atau terampil dari Al-Qur’an,baik yang
bersifat syar’i seperti akidah,fiki,,dan akhlak,maupun yang bersifat umum
seperti ilmu tentang manuasia,alam
biologi,tumbuhan,hewan,langit,astronomi,dan perbintanga.

2
B.Ruang lingkup ulum Qur’an

Adapun ruang lingkup pembahasan’Ulum Al-Qur’an sangat banyak karena


segala aspek yang berkaitan dengan Al-Qur’an,baik berupa ilmu agama seperti
tafsir,i’jaz,dan qir’ah,maupun ilmu-ilmu bahasa Arab seperti ilmu balaghah dan
ilmu i’rab Al-Qur’an adalah bagian dari ulum Al-Qur’an.Dalam kitab al-Itqan
misalnya,As-Suyuthi menguraikan sebanyak 80 cabang ilmu.Menurut Abu
Bakar Ibnu al-Arabi sebagaimana dikutip as-Suyuthi,ulumul Qur’an itu terdiri
dari 77.450 ilmu.Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam Al-
Qur’an,setiap kata dikalikan empat.Sebab,setiap kata dalam Al-Qur’an
mengandung makna dzahir,batin,terbatas,dan tidak terbatas.
Namun,menurut Hasbi ash-Shidiqie(1904-1975M),berbagai macam
pembahasan ‘Ulumul Qur’an tersebut pada dasarnya dapat dikembalikan kepada
beberapa pokok bahasan saja,antara lain:
1) Nuzul.Pembahasan ini menyangkut tempat dan waktu turunnya ayat atau surah
Al-Qur’an.
2) Sanad.Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkut sanad yang
mutawatir,ahad,syadz,bentuk-bentuk qira’at(bacaan)Nabi,para periwayat dan
penghafal Al-Qur’an,dan cara tahammul(penerimaan riwayat)
3) Pembahasan yang menyangkut lafazh Al-Qur’an,yaitu tentang
gharib,mu’rab,majaz,musytarak,muradif,dan tasybih.
4) Pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafazh,yaitu
fashl,washl,ijaz,ithnab,musawah,dan qashr.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik benang merah bahwa,secara garis besar
pokok bahasan ulumul Qur’an terbagi menjadi dua poin
utama,yaitu:Pertama,ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-
mata,seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam bacaan
(qira’at),tempat dan waktu turun ayat-ayat atau surah Al-Qur’an(makki-
madani),dan sebab-sebab turunnya (asbab an-nuzul).Kedua,ilmu yang
berhubungan dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami
lafazh yang gharib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan
dengan hukum.

3
C.Sejarah perkembangan ulum Al-Qur’an
Sejarah perkembangan ulumul Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi tiga
tahap sebagai berikut:
1) Sebelum masa kodifikasi
Di masa Rasul Saw.dan para sahabat,ulumul Qur’an belum dikenal sebagai
sebuah ilmu yang berdiri sendiri dan tertulis.Para sahabat adalah orang-orang
Arab asli dan dapat merasakan struktur bahasa arab yang tinggi dan memahami
apa yang diturunkan kepada Rasul,dan bila menemukan kesulitan dalam
memahami ayat-ayat tertentu,mereka dapat menanyakannya langsung kepada
Rasul Saw.
Pada masa Nabi dan sahabat ulumul Qur’an belum dikodifikasi karena,antara
lain:
a) Pada umumnya para sahabat adalah ummi(tidak dapat membaca dan
menulis),bahkan kurang mengenal adanya bacaan dan tulisan.
b) Mereka dilarang menulis sesuatu selain al-Qur’an karena dikhawatirkan
tercampur aduk dengannya.
c) Sahabat adalah oran asli Arab,sehingga mereka dapat menikmati Al-
Qur’an secara langsung dengan ketulusan jiwa,juga dapat
menerima,menyerap dan menyampaikan Al-Qur’an dengan cepat.
2) Permulaan masa kodifikasi
Pada era khalifah Utsman bin Affan,wilayah Islam semakin bertambah luas
sehingga terjadi pembaruan antara orang Arab dan bangsa-bangsa yang tidak
mengetahui bahasa Arab.Keadaan demikian menimbulkan kekhawatiran
sebagai sahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa Arab,bahkan
dikhawatirkan akan merusak qira’ah.Al-Qur’an yang mnjadi standar bacaan
mereka.Untuk mencegah kekhawatiran itu,disalinlah dari tulisan –tulisan
aslinya sebuah Al-Qur’an yang kemudian dikenal dengan mushaf imam.Proses
penyalinan Al-Qur’an ini dilakukan dengan model tulisan ar-rasm al-utsmani.
Lalu pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib,kehancuran dalam bahasa dan
berbahasa Arab semakin tajam.Untuk membentengi bahasa Arab dan tentunya
Al-Qur’an dari berbagai kesalahan bacaan,maka Ali memerintahkan Abu al-
Aswad ad-Du’ali untuk membuat kaidah atau gramatikal bahasa Arab.
Dari uraian di atas,secara garis besar dapat dikatakan bahwa,perhatian para
pembesar sahabat dan tabi’in waktu itu adalah menyebarkan ulumul Qur’an
secara riwayat dan talqin (dari lisan ke lisan),bukan dengan tulisan atau tadwin
(kodifikasi).

4
3) Masa kodifikasi

Di era ini,berbagai kitab tentang ulumul Qur’an pun ditulis dan


dikodifikasi.Namun,poin yang menjadi prioritas pertama para ulama kala itu
adalah ilmu tafsir,karena fungsinya yang sangat fital dalam proses pemahaman
dan penjelasan isi Al-Qur’an.Adapun para penulis pertama dalam bidang tafsir
adalah Syu’bah bin al-Hajjaj (160 H),Sufyan bin’Uyainah (198 H ),dan Wali
bin al-Jarrah (197 H).Tafsir-tafsir mereka berisi tentang pandangan dan
pendapat para sahabat dan tabi’in.

Adapun terkait dengan cabang ulumul Qur’an,ada beberapa ulama yang


tercatat sebagai pioner dalam proses kodifikasi,antara lain:

a) Abad ke-2 Hijriyah antara lain:


1) Hasan al-Basri (110 H) mengarang kitab yang berkaitan dengan
Qira’at.
2) Atha’bin Abi Rabah (114 H) menyusun kitab Grarib al-Qur’an.
b) Abad ke-3 Hijriyah,antara lain:
1) Ali bin Madini (234 H) menulis kitab tentang Asbab an-Nuzul.
2) Ibnu Qutaibah (276 H) menulis Ta’wil Musykil Al-Qur’an dan tafsir
Gharib al-Qur’an.
c) Abad ke-4 Hijriyah antara lain:
1) Abu Ishaq az-Zajjaj (311 H) menulis tentang I’rab al-Qur’an.
2) Ibnu Darastuwiyah (330 H) menulis tentang I’jaz al-Qur’an
3) Abu Bakar al-Baqillani (303 H) menulis tentang I’jaz al-Qur’an
d) Abad ke-5 Hijtiyah anyara lain:
1) Al-Mawardi (450 H) menulis Amtsal al-Qur’an.
2) Abu al-Hasan al-Wahidi (767 H) menulis Asbab an-Nuzul.
e) Abad ke-6 Hijriyah antara lain:
1) Al-Karmani (sesudah tahun 500 H) menyusun kitab al-Burhan fi
Mutasyabih al-Qur’an.
2)As-Suhaili (581 H) menyusu kitab Mubhamat al-Qur’an
f) Abad ke-7 Hijriyah antara lain:
1) Alam ad-Din as-Sakhawi,menyusun kitab tentang qira’ah.
2) Al-‘Iz bin Abdussalam (660 H) menulis Majaz Al-Qur’an.
g) Abad ke-8 Hijriyah antara lain:
1) At-Thufi (706 H) menyusun kitab al-Iksir fi ilm at-Tafsir.

5
2) Ibnu Katsir (774 H),menyusun kitab Fadha’il al-Qur’an.

h) Abad ke-9 Hijriyah antara lain:


1) Ibnu hajar (852 H) menulis tentang Asbab an-Nuzul.
2) Al-Kaffaji (879 H) menulis kitab at-Tafsir fi Qawa’id ilm at-
Tafsir.
i) Abad ke-10 Hijriyah yaitu:
Ibnu as-Syahnah (921 H) menulis tentang Gharib al-Qur’an.
j) Abad ke-11 Hijriyah yaitu:
Ahmad bin Muhammad al-Maqqari (1041 H) menyusun kitab I’rab
al-Qur’an.
k) Abad ke-12 Hijriyah yaitu:
Muhammad bin Abdul Wahhab (1206 H) menulis kitab Fadha’i al-
Qur’an.
l) Abad ke-13 Hijriyah yaitu:
Ad-Dimyathi (1287 H) menulis kitab Risalat fi Mabadi’i at-Tafsir.
m) Abad ke-14 Hijriyah yaitu:
Muhammmad Husain adz-Dzahabi (1397 H) menulis kitab at-Tafsir
wa al-Mufassirun.

D.Urgensi mempelajari ulum Qur’an

Allah Ta’aalaa tidaklah menciptakan manusia kemudian membiarkan mereka


begitu saja, sebagaimana terdapat dalam surah Al Qiyaamah yang artinya:

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa


pertanggung jawaban)? (QS. Al Qiyaamah (75) : 36).

Imam Syafi’I berkata : “para ulama Al Qur’an tidak berselisih pendapat bahwa
yang dimaksud dengan kata suda (dibiarkan begitu saja) maksudnya ialah tidak
diperintah dan tidak dilarang.

Untuk mengetahui perintah dan larangan-Nya kemudian Allah Ta’aalaa


menurunkan Kitab-Nya bersama Rasul-Nya sebagai rahmat sekaligus panduan
mereka didalam mengarungi kehidupan dunia yang fana ini, agar mereka bisa
selamat didunia dan juga selamat serta sukses di akhirat sebagai negeri terakhir
mereka akan berlabuh selama-lamanya.

Banyak sekali ayat-ayat dari Firman Allah Ta’aalaa yang memastikan bahwa Al
Qur’an adalah petunjuk bagi manusia seluruhnya, diantaranya yang artinya:

6
 (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil) (QS. Al Baqoroh (2) : 185).

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa Salam juga bersabda yang artinya:

Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan


sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap
(perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah
kesesatan” (HR. Muslim no. 867).

Beliau sholallahu ‘alaihi wa Salam juga bersabda yang artinya:

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya.” (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik).

Al Qur’an dan Hadis sangat melimpah dalil-dalil yang menunjukkan bahwa


kedua hal ini adalah petunjuk utama bagi umat manusi. Bahkan tidak hanya
bagi golongan manusia semata, namun juga ini berlaku bagi golongan jin,
sebagaimana Firman Allah yang artinya:

( 1 )   Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu


bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka
berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,
( 2 )   (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun
dengan Tuhan kami (QS. Al Jin (72) : 1-2).

7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
kata Ulumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari
kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata
Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan
sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi
keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap
petunjuk yang terkandung di dalamnya. Sedangkan secara terminologi dapat
disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaanya sebagai Al-
Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk
bagi manusia.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an  meliputi semua ilmu yang ada kaitanya
dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun
ilmu-ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang
tercakup di dalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1.  Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an,
waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2.  Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib
(asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
8
B.Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Anshori,M.A .M.Ulinnuha Khusnan Ulumul Qur’an kaidah-kaidah
memahami firman Allah
Ulumul Qur’an Mohammad Gufron,M.Pd&Rahmawati,MA,Cet.Bibliografi
Abdul Wahid Ramli.Drs,Ulumul Qur’an Raja Grafindo Persada
Ahmad Syadali.Ulumul Qur’an I.Cet.I;Bandung
Dr.Rosihon Anwar,M.ag,Ulumul Qur’an.Pustaka Setia
10

Anda mungkin juga menyukai