Disusun Oleh:
Dandy Permana (12009033)
Ainun Hafidzah (12009027)
Artinya : 17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. 18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu.[2]2
Dari segi terminologinya al-Qur’an di definisikan para pakar ushul fiqih, fiqih dan
bahasa Arab adalah sebagai : ‘Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang lapazh-lafazhnya mengandung mukjijat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah (1)
sampai akhir surat an-Nas (114)
Definisi al-Quran yang dikemukakan para ulama yang maknanya mampu membedakan
dengan definisi yang lain adalah :
القرآن هو كالم هللا المنزل على محمد عليه السالم المتعبد بتالوته
Artinya : Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhamad saw. Yang
pembacanya merupakan suatu ibadah`.
Untuk mendapatkan penjelasan Arti Quran secara istilah (etimologi), maka dikemukakan
pengertian-pengertian sebagai berikut :[3]3
a. Definisi `kalam` (ucapan) merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan dengan
menghubungkannya dengan Allah ( kalamullah ) berarti tidak semua masuk dalam kalam
manusia, jin dan malaikat.
b. Batasan dengan kata-kata (almunazzal) `yang diturunkan` maka tidak termasuk kalam Allah
yang sudah khusus menjadi milik-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah :
Artinya : Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu `.(al-Kahfi: 109).
b) Kitab yang membahas secara umum ulumul quran dengan sistematis, diantaranya :
1) Syaikh Thahir Al-jazaairy menyusun sebuah kitab dengan judul At-tibyaan fii u`luumil
qur`an.
2) Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil qur`an yang
berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk fakultas ushuluddin di Mesir dengan spesialisasi
da`wah dan bimbingan masyarakat dan diikuti oleh muridnya,
3) Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun Manaahilul i`rfaan fii u`lumil
qur`an.
4) Syaikh Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang disampaikan kepada
mahasiswanya di fakultas ushuluddin jurusan dakwah dan bimbingan masyarakat.
5) Kitab Mahaabisu fii u`lumil qur`an oleh DR Subhi As-Shalih.
Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan u`luumul qur`an, dan kata ini kini telah
menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut. Kitab Mabahitsul Quran yang
ditulis Manna'ul Qattan ini juga termasuk kitab ulumul quran kontemporer yang banyak
mendapat sambutan di universitas-universitas di Timur Tengah dan Dunia Islam pada umumnya.
Kitab ini juga dijadikan modul untuk perkuliahan Ulumul Quran semester 1 di Universitas
International Afrika, Khartoum Sudan, sebagai mata kuliah umum untuk semua mahasiswa di
berbagai jurusannya.[13]13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata u`lum jamak dari kata i`lmu. i`lmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka ragam yang
disusun secara ilmiah.
Ulumul Qur’an secara etimologi adalah ilmu-ilmu tentang al-Qur’an, ilmu dengan
pengertian pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-Quran
Pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an sangat luas al-Imam al-Sayuthi dalam bukunya ‘al-Itqan fi
’Ulum Al-Qur’an, menguraikan sebanyak 80 cabang, dan setiap cabang masih dapat diperinci
lagi menjadi beragam cabang lagi. Menurut Dr. M. Quraish Shihab, materi-materi cakupan
‘Ulum fsirt al-Qur’an dapat dibagi dalam 4 (empat) komponen :
1. Pengenalan Terhadap Al-Qur’an
2. Kaidah-kaidah tafsir
3. Metode-metode tafsir
4. Kitab-Kitab tafsir dan para mufassir.
Sejarah perkembangan ulumul-Quran dimulai menjadi beberapa fase, dimana tiap-tiap fase
menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga ulumul-Qquran menjadi
sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus pula. Berikut beberapa fase /
tahapan perkembangan ulumul-Quran.
1. Ulumul-Qur’an pada masa Rasulullah SAW.
2. Ulumul-Qur’an pada masa khalifah
3. Ulumul-Qur’an pada masa sahabat dan tabi’in
4. Masa Pembukuan (tadwin)
5. Ulumul-Qur’an pada masa modern (kontemporer)
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Penerbit Amzah, Oktober 2005.
Anwar R, 2007. Ulum Al-qur’an. Pustaka Setia. Bandung
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV. Diponegoro, 2005.
Dr. Rosihon Anwar, M.ag, Ulumul Quran. Pustaka Setia, Bandung, 2008
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994
Muhammad ali Ash-Shabuuny, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung : CV Pustaka Setia, h. 15
1
Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994, hal 11
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV. Diponegoro, 2005.
3
Anwar R, 2007. Ulum Al-qur’an. Pustaka Setia. Bandung
4
Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Penerbit Amzah, Oktober 2005.
5
Dr. Rosihon Anwar, M.ag, Ulumul Quran. Pustaka Setia, Bandung, 2008
6
Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
7
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
8 ]
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000
9 ]
Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994
10
Muhammad ali Ash-Shabuuny, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung : CV Pustaka Setia
11
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
12
Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Penerbit Amzah, Oktober 2005.
13
Muhammad ali Ash-Shabuuny, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung : CV Pustaka Setia,