DI Susun Oleh :
Alfin Putra Pradana
Aldi Ulqhori
Siti Khodijah
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Ulumul Qur’an pada Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam dengan ini penulis mengangkat judul “Ruang Lingkup dan
Urgensi Ulumul Qur’an”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalam
Penulis,
KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber pertama ajaran islam dan pedoman hidup bagi setiap
muslim. Untuk memahami al-Qur’an diperlukan ulumul qur’an. Di sini akan dibahas tentang
pengertian ulumul qur’an, ruang lingkupnya, sejarah ulumul qur’an, dan beberapa bahasan
lainnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Allah berfirman berikut:
(۸۹( ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين...
Artinya: “ ... dan Kami turunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. “
(Q.S An-Nahl: 89)
Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablummanallah wa
hablumminanash), serta mengatur hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Untuk
memahami ajaran islam secara sempurna diperlukan pemahaman terhadap kandungan Al-
Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan
konsisten.
Sebagaimana diketahui, Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, baik lafal maupun
uslubnya. Bahasa yang kaya akan kosakata dan syarat makna. Meskipun Al-Qur’an
diturunkan dengan bahasa arab yang jelas, tidak semua orang arab bisa memahami Al-
Qur’an. Bahkan para sahabat-sahabat Rasulullah mengalami kesulitan untuk memahami apa-
apa yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Hasbi Ash-Shiddieqy menyatakan, “untuk dapat memahami Al-Qur’an dengan
sempurna dan menterjemahkannya, diperlukan sejumlah ilmu pengetahuan mengenai Al-
Qur’an itu sendiri yang disebut Ulum Al-Qur’an.”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ‘Ulumul Qur’an
Ulum Al-Qur’an secara bahasa merupakan gabungan dari dua kata yang bersal dari
bahasa arab, yaitu عل[[ومdan الق[[رآن. Kata عل[[ومmerupakan jama’ dari kata علمyang
merupakan bentuk mashdar dari kata يعلم, علمyang berarti mengetahui. Sedangkan القرآن
berasal dari قرأنا, أيقر, قرأyang berarti membaca. Berdasarkan pengertian Ulum Al-Qur’an
yang telah dikemukakan, maka ulum yang disandarkan kepada Al-Qur’an memberikan
pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan
Al-Qur’an.
Sedangkan Ulum Al-Qur’an menurut istilah para ulama memberikan redaksi yang
berbeda-beda, sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.
Menurut Syaikh Manna’ al-Qathan[1]
و معرف[[ة المكى و العلم الذي يتناول األبحاث المتعلقة ب[القرأن من حيث معرف[ة أس[[باب ال[نزول و جم[ع الق[رأن و ترتيب[[ه
.المدنى و الناسخ و المنسوخ و المحكم و المتشابه الى غير ذالك مما له صلة بالقرأن
”Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an
dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul turunnya Al-Qur’an, kodifikasi dan tertib
penulisan Al-Qur’an, ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah (makkiyah) dan ayat-ayat yang
diturunkan di Madinah (madaniyyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an.”
Az-Zarqani:[2]
مباحث تتعلق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكتابته وقراءته وتفسيره واعج[ازه وناس[[خه ومنس[وخه ودف[ع
.الشبه عنه ونحو ذالك
“Beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi turun, urutan
penulisan, kodifikasi, cara membaca, tafsirnya, kemu’jizatannya, nasikh,mansukh,dan
penolakan hall-hal yang menimbukan keraguan terhadapnya serta hal-hal lain.”
Abu Syahbah:
علم ذو مباحث تتعلق بالقران الكريم من حيث نزوله وترتيبه وكتابته وجمعه وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه ومنسوخه
ومحكمه ومتشابه والى غير ذالك من المباحث التى تذكر فى هذا العلم
“Sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan
Al-Qur’an, mulai proses penurunan, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca,
penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkam-mutasyabih, sampai pembahasan-
pembahasan lain.”
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oleh karena itu, dengan mempelajari ulumul quran seseorang diharapkan dapat
memahami, menafsirkan dan menerjemahkan al-quran dan mempertahankan kesucian
dan kebenaran al-Quran. Begitu pentingnya mempelajari ulumul quran, sehingga az-
Zarqoni mengibaratkan ulumul quran, sebagai anak kunci bagi para mufasir sehingga
sehingga Manna’ Khalil al-Qattan menyebutnya dengan istilah ushul tafsir (dasar-dasar
tafsir). Karena yang dikaji adalah yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang
harus diketahui oleh seoarang mufassir sebagai sandaran dalam memahami makna-makna
yang tersurat maupun yang tersirat dalam al-Quran dan sebagai salah satu cara dalam
menggali ajaran-ajaran yang masih terpendam, menangkap isyarat-isyarat dan makna
yang tersembunyi, menafsirkan al-quran serta menjadikanya sebagai legislasi al-Quran.
Pembahasan tentang ulumul quran adalah meliputi semua ilmu yang berkaitan
dengan al-Quran itu sendiri, yaitu berupa ilmu tentang asbabun nuzul, urutan-urutan
pengumpulanya, penulisanya, qiraatnya, tafsirnya, kemukjizatanya, nasikh dan
manshuknya, ayat-ayat makiyah dan madaniyah, ayat muhkam dan mutasyabih, ilmu
gharib al-Quran, ilmu bada’ al-Quran, ilmu tansabul ayat al-Quran, aqsam al-quran,
amtsal al-Quran, ilmu jidal al-Quran, ilmu adabul tilawah al-Quan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Mabahist Fi Ulum al-Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir
AS dengan judul Studi Ilmu-ilmu Quran, cet II, Jakarta : Pustaka Litera Antar
Nusa.1994.
Mahmud Adnan, Laonso Hamid, ulumul quran. Restu ilahi, Jakarta. 2005.