Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP &


SEJARAH PERKEMBANGAN IlMU Al-QUR'AN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Ulumul Qur'an
Dosen pembimbing : Siti Robi’ah adawiyah, Alh,S.Sos.I.,M.S.I
Program studi Komunikasi Penyiar Islam(KPI) Ekstensi SMT 1

Disusun Oleh:
1. MUHAMMAD KEVIN CHOIRI (2022050082)

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN SOSIAL POLITIK (FKSP)


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pengertian, Ruang Lingkup & Sejarah Perkembangan Ilmu
Al-Qur'an” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dengan selesainya tugas ini, saya menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan. Saran dan kritik sangat penyusun harapkan demi perbaikan-perbaikan
pada masa mendatang. Penyusun berharap semoga penyusunan tugas ini dapat
berguna dan membawa manfaat bagi semua. Amin.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulum Al-Qur’an
B. Ruang Lingkup Ulumul Qur’an
C. Sejarah perkembangan Ulum Al-Qur’an
D. Pemberian Tanda Baca pada Al-Qur’an
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber pertama ajaran islam dan pedoman hidup bagi setiap
muslim. Untuk memahami al-Qur’an diperlukan ulumul qur’an. Di sini akan
dibahas tentang pengertian ulumul qur’an, ruang lingkupnya, sejarah ulumul
qur’an, dan beberapa bahasan lainnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Allah
berfirman berikut:
)۸۹( ‫ وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين‬ ‫ ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء‬...
Artinya: “ ... dan Kami turunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. “ (Q.S An-Nahl: 89)
          Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia
dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya
(hablummanallah wa hablumminanash), serta mengatur hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran islam secara sempurna
diperlukan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.
          Sebagaimana diketahui, Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, baik
lafal maupun uslubnya. Bahasa yang kaya akan kosakata dan syarat makna.
Meskipun Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa arab yang jelas, tidak semua
orang arab bisa memahami Al-Qur’an. Bahkan para sahabat-sahabat Rasulullah
mengalami kesulitan untuk memahami apa-apa yang terkandung dalam Al-
Qur’an.
          Hasbi Ash-Shiddieqy menyatakan, “untuk dapat memahami Al-Qur’an
dengan sempurna dan menterjemahkannya, diperlukan sejumlah ilmu
pengetahuan mengenai Al-Qur’an itu sendiri yang disebut Ulum Al-Qur’an.”
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulum Al-Qur’an


Ulum Al-Qur’an secara bahasa merupakan gabungan dari dua kata yang bersal
dari bahasa arab, yaitu  ‫ علوم‬ dan ‫القرآن‬. Kata   ‫ علوم‬merupakan jama’ dari kata
‫ علم‬yang merupakan bentuk mashdar dari kata  ‫ يعلم‬,‫علم‬  yang berarti
mengetahui. Sedangkan ‫رآن‬FFF‫الق‬  berasal dari  ‫ قرأنا‬,‫ أيقر‬ ,‫رأ‬FFF‫ ق‬ yang berarti
membaca. Berdasarkan pengertian Ulum Al-Qur’an yang telah dikemukakan,
maka ulum yang disandarkan kepada Al-Qur’an memberikan pengertian
bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan
dengan Al-Qur’an.
Sedangkan Ulum Al-Qur’an menurut istilah para ulama memberikan redaksi
yang berbeda-beda, sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.
Menurut Syaikh Manna’ al-Qathan
‫العلم الذي يتناول األبحاث المتعلقة بالقرأن من حيث معرفة أسباب النزول و جمع‬
‫ و معرفة المكى و المدنى و الناسخ و المنسوخ و المحكم و المتشابه‬    ‫القرأن و ترتيبه‬
.‫الى غير ذالك مما له صلة بالقرأن‬
”Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan
Al-Qur’an dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul turunnya Al-Qur’an,
kodifikasi dan tertib penulisan Al-Qur’an, ayat-ayat yang diturunkan di
Mekkah (makkiyah) dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah
(madaniyyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an.”
Az-Zarqani:

‫مباحث تتعلق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكتابته وقراءته وتفسيره‬

.‫واعجازه وناسخه ومنسوخه ودفع الشبه عنه ونحو ذالك‬

“Beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi turun,


urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca, tafsirnya, kemu’jizatannya,
nasikh,mansukh,dan penolakan hall-hal yang menimbukan keraguan
terhadapnya serta hal-hal lain.”
        Abu
Syahbah:
‫علم ذو مباحث تتعلق بالقران الكريم من حيث نزوله وترتيبه وكتابته وجمعه‬
‫ ومنسوخه ومحكمه ومتشابه والى غير ذالك من‬ ‫وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه‬
‫المباحث التى تذكر فى هذا العلم‬
“Sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan
dengan Al-Qur’an, mulai proses penurunan, urutan penulisan, kodifikasi,
cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkam-
mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.”
Walaupun redaksi-redaksi berbeda tetapi memiliki maksud dan tujuan
yang sama, bahwa Ulum Al-Qur’an adalah ilmu-ilmu yang membahas
tentang Al-Qur’an. Dan pembahasannya itu mencakup materi-materi yang
menjadi pokok pembahasan Ulum Al-Qur’an.
Dari beberapa definisi mengenai Ulum Al-Qur’an, kami lebih
sependapat dengan definisi yang diutarakan oleh Imam Manna Khalil Al-
Qathan, bahwa Ulumul Al-Qur’an adalah ilmu yang mencakup pembahasan-
pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi informasi tentang
asbabun nuzul, kodifikasi, dan tertib penulisan Al-Qur’an, ayat makky dan
madany dan ha-hal lain mengenai Al-Qur’an.

B. Ruang Lingkup Ulumul Qur’an


Ilmu-ilmu Al-Qur'an akan terus bergerak seiring dengan kemajuan
peradabanman manusia. Bila pada masa awal turunnya Al-Qur'an. Jargon
yang populer adalah al-ilm fi al-shudur (dalam arti dihafal di dalam dada
karena belum terbiasa dengan tradisi tulis-menulis), kemudian beralih menjadi
ungkapan al-'ilmi fi al-sutur (dalam arti ditulis), pada gilirannya jargon yang
paling tepat pada era komputer sekarang ini adalah al-'ilmi fi CD, penguasaan
teknologi tinggi komputer untuk mengembangkan kajian Al-Qur'an mesti
dimaksimallkan.
Cangkupan pembahasan Ulum Al-Qur'an yang telah ada meliputi Al-
Qur'an itu sendiri, penamaannya, akar katanya, pengertian, penamaan dan
sifatnya, perbedaan dengan hadist qudsi. Lalu, wahyu yang meliputi
pengertiannya, kemungkinan dan terjadinya wahyu, cara turunnya kepada
Malaikat dan Rasul, rahasia-rahasia disekitar metode turunnya.
Disamping itu juga membahas tentang asbab al-Nuzul, ayat-ayat yang
turun di Mekkah dan di Madinah, tentang awal surah, ilmu qira'ah dan
ahlinya, nasikh mansukh, ilmu rasm Al-Qur'an, muhkam dan mutasyabihnya,
tafsir, kemukjizatannya,dll, menurut TM. Hasbi al-Shiddiqie, pokok-pokok
pembahahasan Ulum Al-Qur'an terfokus pada pembahasan yang berkaitan
dengan nuzul al-Qur'an,masalah sanad,berkenaan dengan bacaan, masalah
lafadz, kaitan makna dan hukum, soal-soal makna Al-Qur'an yang berkaitan
dengan lafadz.
Cangkupan pembahasan Ulum Al-Qur'an yang telah ada meliputi Al-
Qur'an itu sendiri, penamaannya, akar katanya, pengertian, penamaan dan
sifatnya, perbedaan dengan hadist qudsi. Lalu, wahyu yang meliputi
pengertiannya, kemungkinan dan terjadinya wahyu, cara turunnya kepada
Malaikat dan Rasul, rahasia-rahasia disekitar metode turunnya.
Disamping itu juga membahas tentang asbab al-Nuzul, ayat-ayat yang
turun di Mekkah dan di Madinah, tentang awal surah, ilmu qira'ah dan
ahlinya, nasikh mansukh, ilmu rasm Al-Qur'an, muhkam dan mutasyabihnya,
tafsir, kemukjizatannya,dll, menurut TM. Hasbi al-Shiddiqie, pokok-pokok
pembahahasan Ulum Al-Qur'an terfokus pada pembahasan yang berkaitan
dengan nuzul al-Qur'an,masalah sanad,berkenaan dengan bacaan, masalah
lafadz, kaitan makna dan hukum, soal-soal makna Al-Qur'an yang berkaitan
dengan lafadz.
Mengingat banyaknya ilmu yang berkaitan dengan pembahasan tentang
Al-Qur’an, ruang lingkup pembahasan ulum Al-Qur’an itu jumlahnya sangat
banyak. Bahkan, menurut Abu Bakar Al-‘Arabi, ilmu-ilmu Al-Qur’an itu
mencapai 77.450. hitungan ini diperoleh dari hasil perkalian jumlah kalimat
Al-qur’an dengan empat, karena masing-masing kalimat mempunyai makna
djohir, batin, hadd dan mathla. Sedangkat As-Suyuti (w.911 H) dalam
kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an menyebutkan 80 macam ilmu Al-Qur’an,
bahkan menurutnya jumlah tersebut masih dapat dibagi hingga mencapai 100
macam atau lebih.
        Berkaitan dangan masalah ini, M. Hasby As-Shiddiqy berpendapat
bahwa ruang lingkup pembahasan Ulum Al-Qur’an terdiri dari enam pokok
yang selanjutnya terdapat cabang-cabang pembahasan tersendiri berikut ini:
1. Persoalan Turunnya Al-Qur’an (nuzul Al-Qur’an)
Persoalan ini menyangkut tiga hal:
a) Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an
b) Asbabun nuzul
c) Tarikh Al-Qur’an
2. Persoalan Sanad (Rangkaian Para Periwayat)
a) Riwayat Mutawatir
b) Riwayat Ahad
c) Riwayat syadz
d) Macam-macam Qira’at Nabi
e) Tahammul
3. Persoalan Qira’at
Biasanya dalam persoalan ini berkaitan dengan ilmu tajwid
4. Persoalan Kata-kata Al-Qur’an
a) Gharib Al-Qur’an
b) Mu’rob Al-Qur’an
c) Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna sama
d) Isti’arah
e) Tasybih
5. Persoalan makna-makna yang Berkaitan dengan Hukum
a) ‘Am
b) Khas
c) Mujmal
d) Muqoyyad
e) Manthuq
f) Mafhum
g) Muhkam
h) Mutasyabih
i) Musykil
j) Nasikh-Mansukh, dll.

6. Persoalan Makna-makna Al-Qur’an yang berpautan dengan Kata-


kata Al-Qur’an
a) Berpisah (Fasl)
b) Bersambung (Washl)
c) Uraian singkat (i’jaz)
d) Uraian panjang (Ithnab)

C. Sejarah perkembangan Ulum Al-Qur’an


Pada masa Rasulullah SAW sampai masa kekhalifahan Abu Bakar (12-
13 H) dan Umar bin Khattab (13-23 H) ilmu Al-qur’an terutama mengenai
tafsir Al-Qur’an masih diriwayatkan secara lisan. Ketika zaman kekhalifahan
Utsman dimana pada saat itu Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk
membukukan Al-Qur’an menjadi satu mushaf dan satu bahasa yaitu logat
orang  Quraisy, karena pada saat itu umat muslim memperdebatkan masalah
bahasa Al-Qur’an (Qira’at) yang berbeda, yang kemudian hal tersebut
terlaksana. Mushaf  itu disebut Mushaf imam. Penulisan mushaf tersebut
dinamakan ar-Rasmul ‘Utsmani, dan itu dianggap sebagai permulaan ilmu
Rasmil Qur’an.
Kemudian datang masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dan atas
perintahnya, Abul Aswad Ad-Du’ali meletakkan qaidah-qaidah nahwu, cara
pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada
Qur’an. Yang kemudian hal ini disebut ‘ilmu I’rabul Qur’an.
Yang selanjutnya para sahabat dan tabi’in melanjutkan usaha mereka
dalam menyampaikan makna-makna Al-Qur’an beserta  ilmunya.
1. Perkembangan Ulum Al-Qur’an Abad II H
Pada abad ini tiba masa pembukuan yang dimulai dengan pembukuan
hadist dengan segala babnya, akan tetapi para ulama lebih
memprioritaskan penyusunan tafsir karena tafsir adalah induk ‘Ulum Al-
Qur’an. Diantara mufassir yang terkenal pada abad ini adalah:
 Syu’bah Al-Hajjaj (w. 160 H)
 Sufyan bin Uyainah (w. 198 H)
 Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H)
 Ibn Jarir Ath-Thabari (w. 310 H) 
2. Perkembangan Ulum Al-Qur’an Abad III H
Pada abad ini para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu Al-Qur’an
diantaranya:
 Ali bin Al-Madini (w. 234 H) telah menyusun karangannya mengenai
Asbabun Nuzul.
 Abu ‘Ubaid Al-Qasim (w. 224 H) menulis tentang Nasikh-Mansukh
dan Qira’at
 Ibn Qutaibah (w. 276 H) menulis tentang Musykilatul Qur’an
3. Perkembangan Ulum Al-Qur’an Abad VI H
Pada ini mulai disusun ilmu Gharib Al-Qur’an, di antara ulama yang
menyusun ilmu ini adalah:
 Abu Bakar As-sijistani (w. 330 H)
 Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasim (w. 328 H)
4. Perkembangan ulum Al-Qur’an Abad V H
 Abu Bakar Al-Baqalani (w. 403 H) menyusun I’jazul Qur’an
 Alamudin As-Sakhawi (w. 643 H), menyusun Aqsamul Qur’an
 Ali bin Ibhrahim bin Said Al-Hufi (w. 430 H), menyusun mngenai
I’rabul; Qur’an.
Sedangkan pengumpulan hasil pembahasan dan bidang-bidang tersebut 
mengenai Al-Qur’an, semuanya atau sebagian besarnya dalam satu karangan,
maka  syaikh Muhammad Abdul ‘Azim Az-zarqani menyebutkan didalam
kitabnya Manahilul Irfan Fi Ulumil Qur’an bahwa ia  telah menemukan di
dalam perpustakaan mesir sebuah kitab yang ditulis oleh Ali bin Ibrahim bin
Said Al-Hufi yang terkenal dengan al- Hufi, judulnya Al-Burhan fi Ulumil
Qur’an yang terdiri atas tiga puluh jilid. Dari ketiga puluh jilid itu terdapat
lima belas jilid yang tidak tersusun dan tidak berurutan. Pengarang
membicarakan ayat-ayat Qur’an menurut tertib mushaf. Dia membicarakan
ilmu-ilmu Al-Qur’an yang dikandung ayat itu secara tersendiri, masing-masing
diberi judul sendiri.
Dengan metode seperti ini, Al-Hufi dianggap orang yang pertama yang
membukukukan ‘Ulumul Qur’an.
Ada juga dari pendapat lain mengenai sejarah perkembangan ulumul qur’an
yang megatakan bahwa :
pada masa Nabi segala masalah selalu dikembalikan kepadanya. Karena itu,
kebutuhan Ulum Al-Qur'an pada masa itu tidak dibutuhkan. Setelah ia wafat
dan kepemimpinan umat islam berada di tangan Khulafa' al-Rasyidin, mulai
muncul adanya ilmu-ilmu Al-Qur'an yang dipelopori oleh Utsman bin Affan.
Karenanya, ilmu yang pertama kali tentulah ilmu rasm Al-Qur'an, karena
berkaitan dengan tulis menulis. Posisi Utsman berarti sebagai perintis awal
ilmu-ilmu Al-Qur'an sehingga namnaya tetap diabadikan dengan rasm al-
Utsmani.
Setelah itu, 'Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman. 'Ali menugaskan
Abu al-Aswad al-Duali merancang dan meletakkan kaidah-kaidah nahwu. Ilmu
paramasastra ini muncul sebagai landasan yang bagus bagi timbulnya ilmu
I'rab Al-Qur'an. Usaha pengembangan tetap berlanjut pada masa sahabat,
sesuai dengan kepabilitas, bobot dan kualitas sahabat, mereka mempunyai
konsen dan tujuan tetap sama menggali hikmah-hikmah yang ada didalam Al-
Qur'an dan menyampaikan tafsir-tafsir kepada umat islam. Usaha selanjutnya
dilanjutkan oleh generasi tabiin, begitu seterusnya sampai sekarang.
Mufassir yang terkenal ialah Khulafa' al-Rasyidin, Ibn Mas'ud, Ibn Abbas,
'Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, 'Abd Allah bin Zubair dan Abu Musa al-
Asy'ari.. setiap mereka mempunyai murid-murid yang tekun dan serius dalam
mendalami Al-Qur'an. Ibn Abbas merupakan tokoh guru diMekkah. Di Irak,
'Abd Allah menyusun kitab 'Ilm al-Qira'at.
Menurut data penelitian yang ditemukan oleh Syekh Muhammad 'Abd
al-'Azhim al-Zarqani, penulis Manahil al-'Irfan fi 'Ulum Al-Qur'an,
mengatakan bahwa istilah 'Ulum Al-Qur'an dalam peforma lengkap,muncul
secara nyata sebernarnya setelah adanya kitab al-Burhan fi 'Ulum Al-Qur'an
yang dikarang oleh 'Ali bin Ibrahim bin Sa'id yang dikenal dengan al-Hufi,
kitab ini merupakan kitab tafsir. Kemudian disusul dengan kitab lain.
Pada masa modern, para pemikir membangkitkan wacana pemikiran baru, dan
mereka meramu kembali dan mengaitkan pengetahuan-pengetahuan modern
dengan ilmu-ilmu Al-Qur'an. Akhirnya, timbullah gerakan baru dalam bidang
ini yang memberi nuansa yang lebih segar dan dinamis, sehingga muncul
karangan-karangan dengan corak yang baru dan tampil beda, misalnya kitab
I'jaz al-Qur'an karangan Mustafa Shadiq Rafi'i, dsb. Meskipun usahanya tidak
banyak membuahkan hasil, namun pada abad-abad berikutnya kajian orang-
orang eropa yang disebut orientalis, banyak didapati kemajuan-kemajuan.

D. Pemberian Tanda Baca pada Al-Qur’an


Mushaf Utsmani tidak memakai tanda baca titik dan syakal, karena
semata-mata disandarkan pada watak pembawaan orang-orang Arab yang
masih murni, sehingga mereka tidak memerlukan syakal dengan baris dan
pemberian titik. Ketika bahasa Arab mulai mengalami kerusakan karena telah
terjadi asimilasi (pencampuran) orang-orang Arab dengan orang-orang non-
Arab, maka para penguasa merasa pentingnya ada perbaikan penulisan mushaf
dengan syakal, titik dan lain-lain. Banyak para ulama berpendapat bahwa
orang yang pertama yang melakukan hal itu adalah Abul Aswad ad-Du’ali,
peletak dasar-dasar kaidah bahasa Arab atas permintaan Ali binAbi Thalib.
As-Suyuti menyebutkan dalam al-Itqan bahwa Abul Aswad Ad-Du’ali
adalah orang yang pertama yang melakukan usaha itu atas permintaan Abdul
Malik bin Marwan. Perbaikan rasm Mushaf itu berjalan secara bertahap.pada
mulanya syakal berupa titik: fathah berupa satu titikdi atas awal huruf,
dhammah satu titik di atas akhir huruf dan kasrahsatu titik di bawah awal
huruf. Kemudian pada abad ketiga H terjaidi perbaikan dan penyempurnaan
rasm Utsmani   karena pemberian titik dan pensyakalan mushaf itu dianjurkan
(mustahab), karena ia dapat menjaga mushaf dari kesalahan dan
penyimpangan.        
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Ulum Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang ruang lingkup yang
memiliki cabang-cabang pembahasan tersendiri.
2. Ada enam ,pokok pembahasan tentang Ulum Al-Qur’an:
a) Nuzul Al-Qur’an
b) Persoalan Sanad atau riwayat
c) Persoalan Qira’at
d) Persoalan kata-kata dalam Al-Qur’an
e) Persoalan Makna dalam Al-Qur’an
f) Persoalan makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum atau dengan
Ushul Fiqh.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qathan, Manna Khalil, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an, Riyad:Dar ar-


Rasyid,1973.
Anwar, Rosihon, ‘Ulum Al-Qur’an untuk STAIN, Jakarta:Pustaka Firdaus, 2008.
As-Suyuti, Jalaluddin Abd al-Rahman, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an, Beirut:Dar ar-
Fikr, 1979.
Az-Zarqani, Muhammad ‘Abd ‘Adzim, Manahil Al-irfan fi Ulum Al-Qur’an,
Beirut: Dar Al-Fikr, 1988.

Anda mungkin juga menyukai