Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
nikmat,sehingga aktifitas hidup kita selalu membawa berkah,baik di kehidupan
dunia maupun akhir kelak,sehingga semua cita-cita dan harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan bermanfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen sertat
eman-teman sekalian yang telah membantu dan mendukung sehingga makalah ini
dapat terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
Dalam makalah ini menjelaskan sedikit “Pengertian Ulumul Qur’an,
Ruang lingkup Ulumul Qur’an, sejarah pertumbuhan dan perkembangan,dan serta
urgensi mempelajari Ulumul Qur’an”
Makalah ini,tentunya masih jauh dari kesempurnaan,karena penulis juga
masih dalam tahap pembelajaran.Oleh karena itu arahan, koneksi dan saran,sangat
penulis harapkan.semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
3. Ruang lingkup pembahasan Ulumul al-Qur’an ?
4. Bagaimana perkembangan Ulumul Qur’an dan urgensi
mempelajarinya ?
5. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ulumul Qur’an ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Ulumul Qur’an
2. Memahami objek pembahasan Ulumul Qur’an
3. Mengetahui sejarah perkembangan Ulumul Qur’an
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang lapazh-lafazhnya mengandung
mukjijat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara
mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah (1)
sampai akhir surat an-Nas (114)”
Definisi al-Quran yang dikemukakan para ulama yang maknanya
mampu membedakan dengan definisi yang lain adalah :
القرآن هو كالم هللا المنزل على محمد عليه السالم المتعبد بتالوته
Terjemahannya: “Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang
diturunkan kepada Muhamad saw. Yang pembacanya merupakan suatu
ibadah.”
3. Pengertian Ulumul Qur’an
Kata ulum jamak dari kata i`lmu. I`lmu berarti al-fahmu wal idrak
“paham dan menguasai”. Kemudian arti kata ini berubah menjadi
permasalahan yang beraneka ragam yang disusun secara ilmiah. Jadi, yang
dimaksud dengan U`luumul Qu`ran ialah ilmu yang membahas masalah-
masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbabun nuzuul
"sebab-sebab turunnya Al-Qur`an", pengumpulan dan penertiban Qur`an,
pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal
mansukh, Al-Muhkam wal Mutasyaabih dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan Qur`an. Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuulu
tafsir (dasar-dasar tafsir) karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa
masalah yang harus diketahui oleh seorang Mufassir sebagai sandaran
dalam menafsirkan Qur`an. Secara istilah,,para ulama telah merumuskan
berbagai definisi Ulumul Qur’an :
a. Al-Zarqani merumuskan pengertian Ulumul Qur’an sebagai: beberapa
pembahasan yang berhubungan dengan AL-Qur’an al-Karim, dari segi
turunnya, urut-urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
penafsirannya, kemukjizatannya, nasikh dan mansukhnya, penolakan
hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya.
b. Manna’ al- Qathan memberikan defenisi bahwa Ulumul Qur’an adalah
ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan
4
dengan Al-Qur’an, dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab
turunnya, pengumpulan Al- Qur’an dan urut-urutannya, pengetahuan
tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, hal –hal lain yang ada
hubungannya dengan al-Qur’an.
c. Menurut T.M Hasbi As-Shiddiqie:
‘Ulumul Qur’an ialah pembahasan-pembahasan yang berhubungan
dengan Al-Qur’an, dari segi nuzulnya, tertibnya, mengumpulnya,
menulisnya, membacanya dan menafsirkannya, I’jaznya, nasikh
mansukhnya, menolak syubhat-syubhat yang dihadapkan kepadanya.
Jadi, dari definisi-definisi Ulumul Qur’an tersebut di atas, kita
dapat megambil kesimpulan bahwa Ulumul Qur’an adalah suatu ilmu
yang lengkap dan mencakup semua ilmu yang ada hubungannya
dengan al-Qur’an baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti tafsir, maupun
berupa ilmu-ilmu bahasa Arab seperti ilmu I’rab al-Qur’an.
5
3. Persoalan adad Qiraat, masalah waqaf (berhenti), ibtida’ (cara
memulai), imalah( cara memanjangkan) takhfif Hazah (cara
meringankan Hamzah), idgham (memasukkan bunyi huruf nun mati ke
dalam huruf sesudahnya)
4. Persoalan yang menyangkut lafal Al-Qur’an yaitu Gharib (pelik),
Mu’rab (menerima perubahan akhir kata), majaz (metafora), musytarak,
muradif (sinonim), isti’arah (metaphor), tasybih (penyerupaan).
5. Persoalan makna al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum yaitu
ayat yang bermakna umum yang dikhususkan oleh sunnah, yang nash,
yang zhahir, yang mujmal (global), yang munfashal (yang terinci), yang
manthuq (makna yang berdasarkan pengutaraan), nasikh mansukh,
mutlaq (tidak terbatas) dan muqayyad (terbatas) dan lain sebagainya
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafal fashl
(pisah), washal (berhubungan), ijaz (singkat), ithnab (panjang)
musawah (sama) dan qashr (pendek).
6
Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa Ulumul Qur’an
telah tumbuh sejak waktu permulaan berkembangnya agama islam. Hal ini
dikarenakan adanya penghafalan, penyalinan,dan penafsiran,yang
kesemuanya termasuk ilmu-ilmu Al-Qur’an yang sangat penting akan
tetapi istilah Ulumul Qur’an belum di kenal pada masa ini dan belum di
bukukan.
1. Masa sahabat
Pada masa sahabat dalam pembelajaran Al-Qur’an ( Ulumul
Qur’an ) sangat baik secara lisan walaupun pada masa itu Al-Qur’an
belum di bukukan. Hal ini di karenakan adanya sebab-sebab tertentu,
antara lain:
a. Apabila ada masalah dalam memahami al-qur’an mereka langsung
menanyakan pada Rasulullah
b. Mayoritas para sahabat adalah ummi (Tidak bisa membaca al-qur’an)
c. Alat-alat tulis tidak banyak terdapat dikalangan mereka
d. Rasulullah melarang mereka untuk menulis al-qur’an, karena
dikhawatirkan al-qur’an akan bercampur dengan yang lain.
Para kepemimpinan usman, karena wilayah kekuasaan islam telah
tersebar luas, maka untuk menjaga kemurnian al-qur’an tidak bisa dengan
hafalan saja. Oleh karena itu, khalifah usman mempelopori pengumpulan
dianggap sebagai peletak dasar ilmu Rasm Al-Qur’an.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, beliau mempunyai
perhatian yang besar terhadap orang-orang asing yang suka menodai
kemurnian bahasa arab, beliau khawatir akan terjadinya kerusakan bahasa
arab, untuk itu beliau memerintahkan sahabat aswad al-Dauli untuk
membuat sebagian kaidah-kaidah guna memelihara kemurnian bahasa arab
sebagai bahasa al-qur’an dengan usaha ini khalifah Ali dianggap sebagai
peletak dasar Ilmu Nahwu atau Ilmu I’rab Al-Quran.
2. Masa Tabi’in
Ketika wilayah islam telah tersebar luas, para sahabat juga telah
tersebar ke berbagai negeri yang telah masuk wilayah islam. Mereka
7
mengajari penduduknya membaca al-qur’an, memberikan penafsiran
secara benar dan menyebarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
Al-Qur’an.
Dari perkembangan ini muncullah lembaha-lembaga kajian, yang
lazim disebut madrasah at-Tafsirdan banyak sekali jumlahnya. Akan
tetapi hanya tiga yang terkenal ; Madrasah Ibnu Abbas di Mekkah,
Madrasah Ubay bin Thawus , dan Atha bin Abu Rabah. Madrasah Ubay
bin Ka’ab di Madinah, Ubay bin Ka’ab termasuk salah seorang penulis
wahyu, imam para ahli Qira’at murid-muridnya yang terkenal diantaranya
adalah Zaid bin Aslam, Abu al-Aliyah ar Rayayahi, Muhammad bin Ka’ab
al-Qarzhi. Madrasah Abdullah bin Mas’ud di Kufah, orang yang berani
membaca Al-Qur’an dengan suara nyaring di Mekkah setelah Rasullah
saw, adalah Ibnu Mas’ud dan mendengarkannya kepada suku quraisy,
murid-murid beliau yang terkenal adalah alqamah bin qais masruq bin al-
ajda, amir as-sya’bi amru bin syirhabil dan abu Abdurrahman as-salami.
Para tabi’in tersebut merupakan tokoh-tokoh yang meletakkan
dasar-dasar ilmu tafsir, seperti : ilmu Gharib Al-qur’an ilmu asbab al-
nuzul, nasikh mansukh, ilmu makkiyah dan madaniyah dan lain-lain.
Proses penyampaian ilmu pada masa ini masih seperti penyampaian al-
qur’an yaitu melalui periwayatan.
3. Masa Kodifikasi
Setelah dirintis dasar-dasar ulumul qur’an maka para mufassir
mulai melakukan kodifikasi/penulisan ulum al-qur’an tetapi sebelum itu,
terlebih dahulu mereka melakukan pembukuan tafsir al-qur’an. Sebab
tafsir al-qur’an dianggap sebagai induk dari ilmu-ilmu al-qur’an yang lain.
Orang-orang yang pertama melakukan penyusunan ini adalah : Yazid bin
Harun as-Salami ( 117 H), Syu’bah bin al-hajja (160 H), waki bin al-
jarrah (197 H), dan lain-lain. Setelah itu muncul penafsir-penafsir yang
masyhur seperti : ibnu majah ( 273 H ), ibnu jarir at-thabari (310 H). abu
bakar bin al-mundzir an-naisaburi (318 H), ibnu abi hatim (327 H) dan
ibnu hibbn (369 H) dan lain-lain.
8
Para ulama pada masa kini banyak yang menyusun kitab-kitab
yang membahas ilmu-ilmu selain ilmu tafsir, dimana sebagian ada yang
sampai kepada kita dan sebagian yang lain raib entah kemana.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat di simpulkan bahwa
secara terminology, Ulumul Qur’an adalah kumpulan sejumlah ilmu yang
berhubungan dengan al-qur’an yang mempunyai ruanh lingkup
pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan perkembangannya Ulumul
Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara
bertahap dan sesuai dengan kebutuhan untuk membenahi al-qur’an dari
segi keberadaan dan pemahamannya. Jadi al-qur’an adalah pedoman hidup
bagi manusia yang disajikan dengan status yang tinggi. Kitab suci ini
sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak al-qur’an
diturunkan, terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak
manusia.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan,
harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih
menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat
dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan
langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi
seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat
bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat
kami harapkan dapat bermanfaat dan bisa di fahami oleh para pembaca.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/4084746/ULUMUL-QURAN-DAN-
PERKEMBANGANNYA
https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogsopt.com/2017/12/sejarah-
pertumbuhan-dan-perkembangan.html?m=1
https://kuliahtanyaaja.blogspot.com/2016/05/urgensi-mempelajari-ulumul-
quran.html?=1
11
12