Disusun Oleh:
MOH NASRULLAH
2021000200034
HORIROTUL QOMARIYAH
2021000200007
2021000200020
2021-2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah “ULUMUL QUR’AN
DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA” dapat terselasaikan untuk memenuhi
tugas mata kuliah “STUDY AL-QUR’AN”
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR................................................................................................................i
i
DAFTAR ISI……….
………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa
pada umumnya mampu memahami Ulumul quran dan perkembangannya.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Kata ulum Qur’an tersusun dari dua kata secara idhofi, yaitu terdiri dari mudhof
dan mudhof ilaih, kata ulum diidhofahkan pada al-Qur’an. Dari dua unsur kata
tersebut maka didapat makna ulum dan al-Qur’an dan menjadi kalimat ulumul-
Qur’an.1
Kata ulum secara etimologi adalah merupakan jamak dari ilmu, kata ilmu itu
sendiri adalah mashdar yang mempunyai arti pengetahuan atau pemahaman.
Secara etimologi kata al-Qur’an merupakan mashdar dari kata qaraa yang
maknanya sama dengan kata qiraah yang berarti bacaan, kemudian diberi makna
sebagai isim maful yaitu maqru yang artinya ‘yang dibaca’. Pemaknaan ini
sebagaimana diisyaratkan dari QS. al-‘Alaq yang merupakan perintah kepada umat
manusia untuk membaca (iqra), penamaannya termasuk katagori ‘tasmiyah al-maful
bil mashdar’ (penamaan isim maful dengan mashdar). Penamaan ini merujuk pada
QS al-Qiyamah (75) ayat 17-18
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV. Diponegoro, 2005.
5
Muhammad SAW. Yang lapazh-lafazhnya mengandung mukjijat, membacanya
mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada
mushaf, mulai dari surat al-Fatihah (1) sampai akhir surat an-Nas (114)
القرآن هو كالم هللا المنزل على محمد عليه السالم المتعبد بتالوته
Artinya : Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhamad
saw. Yang pembacanya merupakan suatu ibadah`.
a. Definisi `kalam` (ucapan) merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam.
Dan dengan menghubungkannya dengan Allah ( kalamullah ) berarti tidak semua
masuk dalam kalam manusia, jin dan malaikat.
c. Batasan dengan definisi hanya `kepada Muhammad saw` tidak termasuk yang
diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat, injil dan yang lain.
3
Anwar R, 2007. Ulum Al-qur’an. Pustaka Setia. Bandung
6
Allah, bersifat qadim dan azali tidak berubah oleh adanya perubahan ruang, waktu
dan tempat, dengan demikian Kalamullah bukanlah makhluk. Sedangkan kalam
Lafzhi dalam pengertian yang sebenarnya (hakikat), dapat ditilis, dibaca dan
disuarakan oleh makhluqNya, yakni berupa al-Qur’an yang biasa dibaca sehari-hari
oleh kaum muslimin, dengan demikian kalam Lafzhi bersifat hadits (baru) dan
termasuk makhluk.
Al-Qur’an merupakan formulasi kalam Nafsi Allah ke dalam kalam Lafzhi dan
menempatkannya di Lauh Mahfuzh, sebagaimana firman Allah yang tertuang dalam
QS al-Buruj (85) ayat 21-22. Artinya : 21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah
Al Quran yang mulia, 22. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Kata u`lum jamak dari kata i`lmu. i`lmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah.
7
Jadi, yang dimaksud dengan u`lumul-Qu`ran ialah ilmu yang membahas
masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaabu
nuzuul."sebab-sebab turunnya al-Qur`an", pengumpulan dan penertiban Qur`an,
pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal mansukh, Al-
Muhkam wal Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.
Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir) karena
yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh seorang
Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan Qur`an.
8
Quraish Shihab, materi-materi cakupan ‘Ulum fsirt al-Qur’an dapat dibagi dalam 4
(empat) komponen :5
2. Kaidah-kaidah tafsir
3. Metode-metode tafsir
5
Dr. Rosihon Anwar, M.ag, Ulumul Quran. Pustaka Setia, Bandung, 2008
6
Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
9
penafsiran serta metode pengembangannya, dan juga mencakup juga metode
mutaakhir dengan keempat macamnya : tahliliy, ijmaliy, muqarran, maudhu’iy.
Objek Ulumul-Qur’an
Objek ulumul-Qur’an adalah al-Qur’an itu sendiri dari seluruh segi-segi kitab
tersebut yang meliputi persoalan turunnya, sanad, qiraat penafsirannya dan lain-lain.
7
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
10
Sehubungan dengan hal tersebut Hatta Syamsudin (2008 : 6) mengamukakan bahwa
Objek Pembahasan Ulumul Qur'an dibagi menjadi tiga bagian besar :8
Embrio awal ulumul quran pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-Quran
langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula dengan antusiasime
para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat, menghafalkan dan
mempelajari hukum-hukumnya.
8
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000
11
a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.
Dari Uqbah bin Amir ia berkata : " aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkata diatas mimbar, "dan siapkan untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu
sanggupi (Anfal :60 ), ingatlah bahwa kekuatan disini adalah memanah" (HR
Muslim)
c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya menjaga
kemurnian AlQuran.
Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata: Janganlah kamu
tulis dari aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah dihapus. Dan
ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan barang siapa sengaja
berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka."(HR Muslim)
9
Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994
12
a. Khalifah Abu Bakar :dengan Kebijakan Pengumpulan/Penulisan Al-Quran yg
pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin Tsabit
Diantara para Mufasir yang termashur dari para sahabat adalah: Empat orang
Khalifah ( Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali )
1. Ibnu Masud,
2. Ibnu Abbas,
13
6. Abdullah bin Zubair.
Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari Abdullah bin Abbas,
Abdullah bin Masud dan Ubai bin Kaab, dan apa yang diriwayatkan dari mereka
tidak berarti merupakan sudah tafsir al-Quran yang sempurna. Tetapi terbatas hanya
pada makna beberapa ayat dengan penafsiran apa yang masih samar dan penjelasan
apa yang masih global.
Mengenai para tabi'in, diantara mereka ada satu kelompok terkenal yang
mengambil ilmu ini dari para sahabat disamping mereka sendiri bersungguh-sungguh
atau melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat, yang terkenal di antara mereka ,
masing-masing sebagai berikut:10
1. Murid Ibnu Abbas di Mekah yang terkenal ialah, Sa'id bin Jubair, Mujahid,
'iKrimah bekas sahaya ( maula ) Ibnu Abbas, Tawus bin kisan al Yamani dan 'Ata'
bin abu Rabah.
2. Murid Ubai bin Kaab, di Madinah : Zaid bin Aslam, abul Aliyah, dan
Muhammad bin Ka'b al Qurazi.
3. Abdullah bin Masud di Iraq yang terkenal : 'Alqamah bin Qais, Masruq al
Aswad bin Yazid, 'Amir as Sya'bi, Hasan Al Basyri dan Qatadah bin Di'amah as
Sadusi.
Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu tafsir, ilmu Gharibil
Qur'an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki wal madani dan imu Nasikh dan Mansukh,
tetapi semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara didiktekan (imla).
10
Muhammad ali Ash-Shabuuny, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung : CV Pustaka Setia
14
Perkembangan selanjutnya dalam ulumul-Quran adalah masa pembukuan
ulumul- Quran, pembukuan ini melewati beberapa perkembangan sebagai berikut :
a. Pembukuan tafsir Al-Quran menurut riwayat dari hadits, Sahabat dan tabi'in
Pada abad kedua hijriah tiba masa pembukuan ( tadwin ) yang dumulai
dengan pembukuan hadist denga segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga
menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir. Maka sebagian ulama membukukan
tafsir al-Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para sahabat atau dari
para tabi'in.
Diantara mereka yang terkenal adalah Yazid bin Harun as Sulami, ( wafat
117 H ), Syu'bah bin Hajjaj ( wafat 160 H ), Waqi' bin Jarrah ( wafat 197 H ), Sufyan
bin 'uyainah ( wafat 198 H), dan Aburrazaq bin Hammam ( wafat 112 H ).
Mereka semua adalah para ahli hadits, sedangkan tafsir yang mereka susun
merupakan salah satu bagiannya, namun tafsir mereka yang tertulis tidak ada yang
sampai ketangan kita.
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka menyusun
tafsir Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal
diantara mereka ada Ibn Jarir at Tabari ( wafat 310 H ).
11
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
15
Disamping ilmu tafsir, lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai
pokok-pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan al-Quran, dan hal ini
sangat diperlukan oleh seorang mufasir, di antaranya :
b) Abu 'Ubaid al Qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang Nasikh
Mansukhdan qira'at.
a) Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H) menyusun al- Hawi fa
'Ulumil Qur'an.
b) Abu muhammad bin Qasim al Anbari (wafat 751 H) juga menulis tentang ilmu-
ilmu al-Qur'an.
d) Muhammad bin Ali bin al-Adfawi (wafat 388 H) menyusun al Istigna' fi 'Ulumil
Qur'an.
b) Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hufi (wafat 430 H) menulis mengenai i'rabul-
Qur'an.
16
c) Al Mawardi (wafat 450 H) menegenai tamsil-tamsil dalam al-Qur'an (amsalul-
Qur'an).
a) Ali bin Ibrohim Said (330 H) yang dikenal dengan al Hufi dianggap sebagai
orang pertama yang membukukan ulumul-Qur'an.
b) Ibnul Jauzi (wafat 597 H) mengikutinya dengan menulis sebuah kitab berjudul
fununul Afnan fi 'Aja'ibi 'ulumil Qur'an.
12
Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Penerbit Amzah, Oktober 2005.
17
Kitab Al-Burhan (Zarkasyi) dan Al-Itqon (As-Suyuti) hingga hari ini masih
dikenal sebagai referensi induk / terlengkap dalam masalah ulumul-Qur'an. Tidak ada
peneliti tentang ulumul-Quran, kecuali pasti akan banyak menyandarkan tulisannya
pada kedua kitab tersebut.
a) Kitab yang terbit membahas khusus tentang cabang-cabang ilmu Quran atau
pembahasan khusus tentang metode penafsiran Al-Quran di antaranya :
2) Kitab At-Tashwirul fanni fiil qu`an dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an oleh
Sayyid Qutb
18
2) Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil
qur`an yang berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk fakultas ushuluddin di
Mesir dengan spesialisasi da`wah dan bimbingan masyarakat dan diikuti oleh
muridnya,
Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan u`luumul qur`an, dan kata ini
kini telah menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut. Kitab Mabahitsul
Quran yang ditulis Manna'ul Qattan ini juga termasuk kitab ulumul quran
kontemporer yang banyak mendapat sambutan di universitas-universitas di Timur
Tengah dan Dunia Islam pada umumnya. Kitab ini juga dijadikan modul untuk
perkuliahan Ulumul Quran semester 1 di Universitas International Afrika, Khartoum
Sudan, sebagai mata kuliah umum untuk semua mahasiswa di berbagai jurusannya.13
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Muhammad ali Ash-Shabuuny, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung : CV Pustaka Setia,
19
Kata u`lum jamak dari kata i`lmu. i`lmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah.
2. Kaidah-kaidah tafsir
3. Metode-metode tafsir
20
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Penerbit Amzah,
Oktober 2005.
21
Anwar R, 2007. Ulum Al-qur’an. Pustaka Setia. Bandung
Dr. Rosihon Anwar, M.ag, Ulumul Quran. Pustaka Setia, Bandung, 2008
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
22