Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGERTIAN TA’LIMUL QUR’AN DAN RUANGLINGKUPNYA


DOSEN PENGAMPU : ALI FUDDIN NASUTION, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:

DINI SUKMA AFRIZA SIREGAR [2338121075]


ERNA RAMBE[2338121082]
LILIS HANIFA HANUM [2338121080]

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AL WASHLIYAH LABUHANBATU


T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan kewajiban penulis, yakni dalam rangka untuk memenuhi salah satu
syarat tugas individu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada beliau Baginda Nabi Agung
Muhammmad SAW yang telah mengantarkan kita kepada jalan yang terang dan menjadikan jalan yang indah
berupa ajaran agama Islam.

Ucapan terima kasih kepada beliau .... selaku dosen pengampu pada mata kuliah “Ilmu
Tajwid/Tilawah” yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga makalah yang berjudul “ pengertian
Ta’limul Qur’an Dan Ruang Lingkupnya” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Seiring dengan usaha kerja keras
penulis, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, karena tanpa
bimbingan dan dorongannya, penulis tidak akan menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Penulis pun
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mempunyai tanggapan yang positif serta dapat
bermanfaat bagi pembaca semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Rantauprapat,6Februari2024

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii

A. BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

2. Rumusan Masalah 1

3. Tujuan Penulisan 1

B. BAB II PEMBAHASAN 2

1. Pengertian ‘Ulumul Qur’an 2

2. Ruang Lingkup ‘Ulumul Qur’an 2

3. Fungsi ‘Ulumul Qur’an 9

4. Tujuan ‘Ulumul Qur’an 10

C. BAB III PENUTUP 11

1. Kesimpulan 17

2. Saran 17

3. DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an secara hak milik merupakan kitab suci milik umat Islam, akan tetapi dari
segi nilai manfaatnya, Al-Qur’an bermanfaat untuk semua umat manusia tidak hanya umat Islam
semata. Itu sejalan dengan kedatangan agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.
Kemanfaatan Al-Qur’an dapat diperoleh secara maksimal apabila mampu menerangkan isi
kandungan dari Al-Qur’an itu sendiri secara komprehensif dan mendetail. Karena apabila Al-
Qur’an tidak dapat diterangkan, kemanfaatannya tidak dapat maksimal. Untuk mampu
menerangkan isi kandungan Al-Qur’an diperlukan kemampuan yang mumpuni. Mungkin semua
orang mampu berbicara tentang Al-Qur’an, akan tetapi tidak semua orang mampu berbicara
secara benar. Yang dimaksud dengan berbicara secara benar disini adalah membicarakan Al-
Qur’an berdasarkan keilmuan yang mumpuni, tidak hanya sekedar berbicara sekehendak sendiri
yang sering diintervensi oleh hawa nafsu.

Keilmuan yang bisa dikatakan sebagai bekal agar supaya mampu berbicara tentang Al-
Qur’an secara benar terangkum kedalam sebuah keilmuan yang lebih dikenal dengan ‘Ulumul
Qur’an. Disiplin ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an) bisa dikatakan menjadi standar acuan
menilai apakah orang yang berbicara tentang Al-Qur’an tersebut patut dijadikan sebagai seorang
panutan dalam memahami pesan-pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ulimul Qur’an?
2. Apa saja ruang lingkup pembahasan ulumul Quran?
3. Apa fungsi Ulumul Qur’an?
4. Apa tujuan Ulumul Qur’an?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Ulumul Qur’an


2. Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an
3. Untuk mengetahui fungsi Ulumul Qur’an
4. Untuk mengetahui tujuan Ulumul Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Qur’an


‘Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang merupakan gabungan dua kata (idhafi),
yaitu “ ’ulum ” dan “ Al-Qur’an ”. Kata ‘ulum secara etimologis adalah bentuk jamak dari kata
‘ilmu, berasal dari kata ‘alima-ya’lamu-ilman’. ‘Ilmu merupakan bentuk masdhar yang artinya
pengetahuan dan pemahaman. maksudnya pengetahuan ini sesuai dengan makna dasarnya,
yaitu “Al-fahmu wa al-idrak” (pemahaman dan pengetahuan). Kemudian pengertiannya
dikembangkan pada berbagai masalah yang beragam dengan standar ilmiah. Kata ‘ilm juga
berarti “idrak al-syai’i bi haqiqatih” (mengetahui dengan sebenarnya).
Pengertian al-Qur’an menurut Quraish Shihab secara harfiah berarti
bacaan sempurna3, al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. Makna al-Qur’an sebagai bacaan sesuai
dengan firman Allah Swt. dalam QS. al-Qiyamah/75: 17-18;

Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami yang akan membacakannya, maka ikutilah bacaann yaitu. Apabila Kami telah
selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”. Dalam ayat tersebut bacaan merujuk kepada al-
Qur’an. Adapun secara terminologi, al-Qur’an didefinisikan menurut para ulama5 sebagai berikut:

1. Muhammad ‘Abd al-Azim al-Zarqani memberikan pengertian sebagai berikut:

Artinya :

Al-Quran adalah firman Allah Swt, yang mengandung mukjizat, yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yg tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir yang merupakan
ibadah bagi yang membacanya.
Menurut para ulama Ushul, ulama Fiqh, dan ulama Bahasa, AlQur’an adalah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang lafadzh-lafadzhnya mengandung
mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, danditulis
pada mushaf, mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas.
Gabungan kata ‘Ulum dengan kata Al-Qur’an memperlihatkan adanya penjelasan tentang
jenis-jenis ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Al-Qur’an; ilmu yang bersangkutan
dengan pembelaan tentang keberadaan Al-Qur’an dan permasalahannya; berkenaan dengan
proses hukum yang terkandung di dalamnya;
berkenaan dengan penjelasan bentuk mufradat dan lafal Al-Qur’an. AlQur’an sebagai way of
life tentunya memahami dinamika kehidupan, kemasyarakatan, hukum-hukum pidana dan
sebagainya.
Abdurrahman mengemukakan bahwa ‘Ulumul Qur’an mempunyai arti yaitu sebagai
idlofi dan istilah. Secara idlofi kata “‘Ulum” diidlofahkan kepada kata “Qur’an” maka
mempunyai pengertian yang sangat luas sekali, yaitu segala ilmu yang relevansinya dengan Al-
Qur’an.2 Pengertian ‘Ulumul Qur’an secara isitilah memiliki definisi yang berbeda-beda. Hal
ini disebabkan pada fokus masing-masing keilmuan dari para ahli. Secara istilah para
ulama telah merumuskan beberapa definisi ‘Ulumul Qur’an ini. Diantaranya az-Zarqani
mengemukakan sebagai berikut:
“Pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan AlQur’an dari segi turunnya, urutan-
urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya,
nasikh mansukhnya, dan penolakan terhadap hal-hal yang menimbulkan keragu-raguan
terhadap Al-Qur’an dan lain sebagainya”. Manna’ al-Qaththan memberikan definisi ’Ulumul
Qur’an:
“Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, dari
segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan Al-Qur’an dan urutan-
urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat makiyah dan madaniyah, nasikh mansukh, muhkam
dan mutasyabih dan hal-hal lain yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an”.
Sedangkan Ali ash-Shabuni memberikan definisi ’Ulumul Qur’an:
“Yang dimaksud dengan ‘Ulumul Qur’an ialah pembahasanpembahasan yang berhubungan
dengan kitab yang mulia ini dari segi turunnya, pengumpulannya, penertibannya,
pembukuannya, mengetahui sebab turunnya, makiyah dan madaniyahnya, nasikh dan
mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya dan lain-lain pembahasan yang berkaitan dengan
Al-Qur’an”.
Dari definisi-definisi tersebut jelaslah bahwa ‘Ulumul Qur’an merupakan gabungan
dari sejumlah pembahasan ilmu-ilmu yang pada mulanya berdiri sendiri. pembahasan ilmu-
ilmu ini mempunyai hubungan yang erat dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaannya
sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan
petunjuk hidup bagi manusia. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa ‘Ulumul Qur’an ini
mempunyai ruang lingkup pembahasan yang sangat luas.
Secara istilah pengertian ‘Ulumul Qur’an lebih menekankan pada ilmu-ilmu yang
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Qur’an dari segi Qur’aniyah atau
segi hidayah dan i’jaznya. Dengan demikian ‘Ulumul Qur’an menekankan pada konteks
Diniyah dan hal-hal yang terkandung dalam kitab suci tersebut. Berdasarkan pengertiansecara
etimologis dan istilah yang telah dipaparkan maka ‘Ulumul Qur’an memiliki makna ganda
yaitu makna idhafi dan makna ‘alam (nama diri), yang bisa dilihat pada paparanberikut
:
1. Makna idhafi
Penggabungan kata ‘Ulum dengan kata Al-Qur’an menunjukkan arti yang sangat
luas meliputi semua unsur yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri yang meliputi ilmu- ilmu
diniyah dan ilmu-ilmu kauniyah, inilah yang dinamakan makna idhafi. Hal ini
memiliki potensi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, ilmu yang
bersangkutan dengan pembelaan tentang keberadaan Al-Qur’an dan permasalahannya,
berkenaan dengan proses hukum yang terkandung di dalamnya, berkenaan dengan
penjelasan bentuk mufradat lafal AlQur’an, Al-Qur’an sebagai pandangan hidup dalam
menjalani dinamika kehidupan, hukum-hukum dan sebagainya.
Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut semua bersumber pada Al-
Qur’an dan sebagai salah satu metode untuk mengetahui kemukjizatan Al-Qur’an, seperti
ilmu-ilmu tafsir, tajwid, nasikh-mansukh, fiqh, tauhid, fara’id, tata bahasa dan lain-lain.
Bahkan sebagian ulama ada yang memperluas jangkauan ilmu pengetahuan di luar
lingkup ‘Ulum Al-Qur’an, yakni ilmu-ilmu Desain, Falak, Matematika, Teknik,
Kedokteran, dan lain-lain. Esensi Al-Qur’an penuh dengan titah riset dan ilmu
pengetahuan, namun tidak memasukkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan riset
dan ilmu alamiyah ke dalam bagian dari ‘Ulumul Qur’an. Karena riset dan ilmu kealaman
bersifat umum yang dianjurkan Al-Qur’an.
2. Makna‘Alam (Metodologi Kodifikasi)
Apabila makna idhafi ditransformasikan ke dalam makna ‘alamiyah maka ilmu
yang bersangkutan disebut sebagai cabang ilmu yang membicarakan metodologi
kodifikasi ilmu-ilmu Al-Qur’an, dan objeknya menjadi lebih khusus dibandingkan objek
‘Ulumul Qur’an ditinjau dari segi makna idhafi.
Oleh karena itu, definisi ‘Ulum Al-Qur’an ditinjau dari makna ‘alam adalah suatu ilmu
yang membahas Al-Qur’an yang berkaitan dangan tujuan diturunkan, upaya
pengumpulan bacaan, penafsiran, nasikh-mansukh, asbab an-nuzul, ayat-ayat makkiyah
dan madaniyah dan lain-lain.
Pada prinsipnya seluruh ilmu Allah yang ada di muka bumi ini merupakan sarana
untuk memahami ilmu Allah yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an. Baik ayat-ayat
qauliyah maupun ayat-ayat kauniyah semuanya menjadi sarana untuk bisa mendalami
kandungan ayat-ayat Qur’aniyah.
‘Ulumul Qur’an yang diartikan luas menyebabkan munculnya ilmu-ilmu dan pembahasan
yang sangat banyak sehingga perlu adanya batasan yang jelas dan merupakan bagian dari
memfokuskan diri pada pembahasan yang konkrit sesuai dengan hakekat dari ‘Ulumul
Qur’an itu sendiri.
B. Ruang Lingkup ‘Ulumul Qur’an
Berkaitan dengan hal tersebut maka ‘Ulumul Qur’an memiliki ruang lingkup
pembahasan seperti diungkapkan oleh M. Hasbi As Shiddieqy yang berpendapat bahwa ruang
lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an terdiri dari enam hal pokok berikut:
1. Persoalan turunnya Al-Qur’an (nuzul Al-Qur’an)
Persoalan ini menyangkut tiga hal :
a. Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an (auqat nuzul wa mawathin an-nuzul)
b. Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (asbab an-nuzul)
c. Sejarah turunnya Al-Qur’an (tarikh an-nuzul)
2. Persoalan sanad (rangkaian para periwayat)
Persoalan ini menyangkut enam hal :
a. Riwayat mutawatir
b. Riwayat ahad
c. Riwayat syadz
d. Macam-macam qira’at Nabi
e. Para perawi dan penghapal Al-Qur’an
f. Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul)
3. Persoalan qira’at (cara pembacaan Al-Qur’an)
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut ini :
a. Cara berhenti (waqaf)
b. Cara memulai (ibtida’)
c. Imalah
d. Bacaan yang dipanjangkan (madd)
e. Meringankan bacaan hamzah
f. Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya (idhgam)
4. Persoalan kata-kata Al-Qur’an
Persoalan ini menyangkut beberapa hal berikut :
a. Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
b. Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-ubah harakat akhirnya (mu’rob)
c. Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (homonym)
d. Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim)
e. Isti’arah
f. Penyerupaan (tasybih)
5. Persoalan makna-makna Al-Qur’an
yang berkaitan dengan hukum Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
a. Makan umum (‘am) yang tetap dalam keumumannya
b. Makan umum (‘am) yang dimaksudkan makna khusus
c. Makan umum (‘am) yang maknanya dikhususkan sunnah
d. Nash
e. Makna lahir
f. Makna global (mujmal)
g. Makan yang diperinci (mufashshal)
h. Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan (manthuq)
i. Makan yang dapat di pahami dari konteks pembicaraan (mafhum)
j. Nash yang petunjukknya tidak melahirkan keraguan (muhkam)
k. Nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
(mutasyabih)
l. Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata
itu sendiri (musykil)
m. Ayat yang menghapus dan dihapus (nasikh-mansukh)
n. Yang didahulukan (muqaddam)
o. Yang diakhirkan (mu’akhakhar)
6. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berpautan dengan kata-kata Al-Qur’an
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
a. Berpisah (fashl)
b. Bersambung (washl)
c. Uraian singkat (i’jaz)
d. Uraian panjang (ithnab)
e. Uraian seimbang (musawah)
f. Pendek (qashr)

C. Fungsi ‘Ulumul Qur’an


Ulumul Qur'an memiliki fungsi dalam pemahaman dan pengaplikasian Al-Qur'an.
Beberapa fungsi utamanya
meliputi:
a. Memahami Makna Al-Qur'an
Salah satu fungsi utama Ulumul Qur'an adalah membantu seorang Muslim memahami
makna Al-Qur'an. Dengan mempelajari konteks historis dan bahasa, setiap individu
dapat menggali makna yang lebih dalam dari ayat-ayat suci ini.
b. Menjelaskan Ayat-Ayat yang Sulit
Al-Qur'an sering kali berisi ayat-ayat yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Ulumul
Qur'an membantu seorang Muslim mengatasi hambatan tersebut danmenjelaskan
ayat-ayat yang sulit.
c. Mendorong Refleksi dan Aksi
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang Al-Qur'an, seorang Muslim dapat
merenungkan pesan-pesan yang terkandung dalam kitab suci ini. Ini, pada gilirannya,
dapat mendorong untuk bertindak sesuai ajaran Al-Qur'an.

D. Tujuan ‘Ulumul Qur’an


Adapun tujuan dari mempelajari ‘Ulumul Qur’an adalah:
a. aAgar dapat memahami kalam Allah ‘Aza Wajalla sejalan dengan keterangan yang
dikutip oleh para sahabat dan para tabi’in tentang interprestasi mereka terhadap Al-
Qur’an
b. Agar mengetahui cara dan gaya yang digunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam
menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang
ternama serta kelebihan-kelebihannya.
c. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an
d. Mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
e. Mengetahui ikhwal Al-Qur’an sejak turunnya hingga saat ini.
f. Menjadi perangkat yang membantu membaca lafalnya, memahami kandungan,
menghayati dan mengamalkan aturan serta memahami hikmah dan rahasiapensyariatan
suatu aturan
g. Menjadi alat untuk melawan orang yang mengingkari kewahyuan Al-Qur’an
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Ulumul Qur’an
adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an yang mempunyai ruang
lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma
menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan
kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaan dan pemahamannya. Jadi, Al-
Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status sastra yang tinggi.
Kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak Al-Qur’an diturunkan,
terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia.

B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan karya tulis ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya
tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan
yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan langkah awal
untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek.
Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat
kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dewan guru yang telah membimbing kami. Apabila
ada kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, u. (1995). Ulumu Al-Qur'an i. Bandung: Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Gunung
Djati.

Ahid, j. (2015, januari sabtu). Pengertian, Macam, Dan Tujuan Ulumul Qur'an. Retrieved
from ahidjamaluddin.blogspot.com:
http://ahidjamaluddin.blogspot.com/2015/01/pengertian-macam-dan-tujuan- ulumul-
quran.html?m=1

Chaerudji, A. M. (2002). Ulumu Qur'an, AIIN "SMH". Banten: Serang.

Efrizal. (2010, april minggu). Tujuan dan Faedah Mempelajari Ulumul Qur'an. Retrieved from
efrizalmalalak.blogspot.com: http://efrizalmalalak.blogspot.com/2010/04/tujuan- dan-
faedah-mempelajari-ulumul.html?m=1

kumparan. (2023, oktober rabu). pengertian ulumul Qur'an, Ruang lingkup, dan fungsinya.
pengertian ulumul Qur'an, Ruang lingkup, dan fungsinya, p. 3.

Anda mungkin juga menyukai