Anda di halaman 1dari 13

ULUMUL QUR`AN

Makalah
Dibuat dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ulumul Quran, Prodi Ekonomi Syariah 1 Semester 3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
Kelompok 1
Afriliya Tri Putri
NIM. 602022022004

Muh. Syahrul Syawal


NIM. 602022022030

Moliza Mahrani
NIM. 602022022025

A. Ericha Dwi Wulandari


NIM. 602022022002

Dosen Pemandu:
Sabri, S.Pd., M.Pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE


WATAMPONE
2024
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيْم‬
َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬ َِّ ‫ِبس ِِْم‬
َّ ِ‫َللا‬

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala
kepenuhan rahmat dan karunia-Nya, yang telah memungkinkan kami
menyelesaikan makalah sederhana ini. Tak lupa kami panjatkan sholawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang luar biasa yang telah muncul sebagai
panutan umat manusia.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini tepat waktu melalui bantuan penulisan dan
pencarian referensi. Makalah ini berjudul “Ulumul Qur`an”, ditulis dalam format
yang mudah dipahami dengan maksud agar dapat diakses oleh pembaca.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam tulisan yang kami buat. Oleh
karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran dari pembaca dapat membantu
kami dalam memperbaiki penulisan makalah ini.

Watampone, 14 Maret 2024

(Kelompok 1)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR, ii

DAFTAR ISI, iii

BAB I PENDAHULUAN, 1

A. Latar Belakang, 1
B. Rumusan Masalah, 2
C. Tujuan, 2

BAB II PEMBAHASAN, 3

A. Konsep Dasar Ulumul Qur`an, 3


1. Pengertian Ulumul Quran, 3
2. Pengertian Al-Qur`an, 3
3. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur`an, 4
B. RuangِLingkupِdanِPokokِBahasanِUlumulِQur’an,ِِ7
C. ManfaatِMempelajariِUlmulِQur’an,ِِِِ8

BAB III PENUTUP, 9

A. Simpulan, 9
B. Saran, 9

DAFTAR PUSTAKA, 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Ulumul Qur'an merupakan salah satu cabang ilmu dalam studi Al-
Qur'an yang mempelajari aspek-aspek penting terkait dengan Al-Qur'an
secara menyeluruh. Kata "Ulumul Qur'an" berasal dari bahasa Arab yang
secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "Ilmu-ilmu Al-Qur'an". Ilmu ini
memiliki peran yang sangat penting dalam memahami, menginterpretasi, dan
mengaplikasikan ajaran Al-Qur'an secara benar dan relevan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pentingnya mempelajari Ilmu Ulumul Qur'an tidak hanya terbatas pada
aspek keagamaan, tetapi juga memiliki implikasi sosial, budaya, dan
intelektual yang besar. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Ilmu Ulumul
Qur'an menjadi subjek yang sangat penting:
1. Ketepatan dan Keotentikan Al-Qur'an: Ilmu Ulumul Qur'an membantu
kita memahami bagaimana Al-Qur'an telah dijaga dari perubahan atau
distorsi sejak awal penurunannya hingga saat ini. Ini termasuk
mempelajari proses penyusunan, pengumpulan, dan penulisan Al-Qur'an.
2. Pemahaman Terhadap Makna dan Tafsir: Melalui Ilmu Ulumul Qur'an,
kita dapat memahami berbagai lapisan makna dan tafsir yang terkandung
dalam Al-Qur'an. Ini mencakup pengetahuan tentang konteks historis,
linguistik, dan budaya di mana ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan.
3. Memahami Struktur dan Gaya Bahasa Al-Qur'an: Al-Qur'an ditulis
dengan gaya bahasa yang unik dan kaya. Studi tentang Ilmu Ulumul
Qur'an membantu kita memahami berbagai jenis struktur, gaya bahasa,
dan retorika yang digunakan dalam Al-Qur'an, yang pada gilirannya
meningkatkan pemahaman terhadap pesan-pesan yang terkandung di
dalamnya.

1
2

4. Mempelajari Ilmu Penafsiran (Tafsir): Ilmu Ulumul Qur'an juga meliputi


studi tentang metodologi penafsiran Al-Qur'an atau yang lebih dikenal
sebagai tafsir. Ini membantu kita memahami berbagai pendekatan dan
metodologi yang digunakan oleh para ulama untuk menafsirkan Al-
Qur'an.
5. Relevansi Terhadap Kehidupan Kontemporer: Meskipun Al-Qur'an
diturunkan lebih dari 1400 tahun yang lalu, pesan-pesan dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya tetap relevan untuk kehidupan manusia
masa kini. Ilmu Ulumul Qur'an memungkinkan kita untuk
menghubungkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan konteks dan tantangan
yang dihadapi oleh masyarakat modern.

Dengan demikian, Ilmu Ulumul Qur'an bukan hanya merupakan studi


akademis biasa, tetapi juga merupakan upaya mendalam untuk memahami
wahyu Ilahi yang menjadi sumber ajaran, inspirasi, dan pedoman bagi umat
Islam di seluruh dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Dasar Ulumul Qur`an?

C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Ulumul Qur`an
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Ulumul Qur`an


1. Pengertian Ulumul Qur`an
Istilah Ulumul Qur`an berasal dari bahasa arab yang terdiri dari
dua kata, yaitu Ulum dan Al-Qur`an. Kata Ulum merupakan bentuk
jamak dari kata `ilm, yang berasal dari kata dasar ‫ يَ ْعلَمِ – ِع ْل ًما‬- ِ‫ َع ِل َم‬, yang
berarti mendapatkan atau mengetahui sesuatu yang jelas. Memakai kata
jamak karna pembahasan yang dibahas didalamnya lebih dari satu
bahasan.1
Ulumul Qur’an ialah ilmu yang membahas masalah-masalah yang
berhubungan dengan Al-Qur`an dari segi asbaabu nuzuul (sebab-sebab
turunnya al-qur’an),ِ pengumpulanِ danِ penertibanِ Qur’an,ِ pengetahuanِ
tentang surah-surah Mekah dan Madinah, ِ‫و ْالمتَشَابِهِ ْالمحْ كَم‬,
َ ِ‫ْال َم ْنس ْوخِ ََو النَا ِسخ‬
danِlainِsebagainyaِyangِberhubunganِdenganِQur’an.
2. Pengertian Al-Qur`an
Al-Qur`an menurut ulama ushul fiqih dan ulama bahasa adalah
kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang lafaz-lafaznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai
nilai ibadah, yang diturunkan secara beransur-ansur, dan yang ditulis
pada mashaf mulai dari surah Al-Fatihah sampai surah An-Nas.2
Berikut pengetian Ulumul Qur`an menurut beberapa ulama:
a) Menurut Al-Zarqoni, Ulumul Qur`an adalah ilmu-ilmu yang
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan al-quramul karim,
yaitu dari aspek turun, susunan, pengumpulan, tulisan, bacaan,
penjelasan (tafsir), mukjizat, ِ‫ َو ْال َم ْنس ْوخِ النَا ِسخ‬serta menolak terhadap
hal-hal yang mendatangkan keraguan terhadap Al-Qur`an.

1
Nash Hamid Abu Zayd, Tekstualitas Al-Qur`an: Kritik Terhadap Ulumul Qur`an
(Yogyakarta: LKiS, 1993).
2
Acep Hermawan, Ulumul Qur`an (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofset, 2013).

3
4

b) Menurut As-Sayuthi, Ulumul Qur`an adalah ilmu yang membahas


seluk beluk Al-Qur`an diantaranya, yaitu membicarakan aspek
turunnya, sanadnya, bacaannya, lafaznya, maknanya yang
berhubungan dengan hukum dan lain sebagainya.3
3. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur`an
Perkembangan Ulumul Qur`an terbagi menjadi beberapa fase,
dimana tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase
selanjutnya, hingga Ulumul Qur`an menjadi sebuah ilmu khusus yang
dipelajari dan dibahas secara khusus pula. Berikut beberapa fase /
tahapan perkembangan ‘ulumulِquran.

‘UlumulِQur’anِpadaِMasaِRasulullahِSAW.
Embrio awal Ulumul Qur`an pada fase ini adalah berupa
penafsiran ayat Al-Qur`an langsung dari Rasulullah SAW, kepada para
sahabat, atau berupa riwayat mengenai pertanyaan para sahabat tentang
maknaِ suatuِ ayatِ Qur’an,ِ menghafalkanِ danِ mempelajariِ hukum-
hukumnya.4
Contoh riwayat saat Rasulullah SAW, menafsirkanِayatِ Qur’anِkepadaِ
sahabat, Dariِ‘Uqbahِbinِ‘AmirِAlِJuhaniِberkata:
{ ِ‫ن ق َّوة‬ َ َ‫س َّل َِم َوه َِو ى ََ َعل ْال ِم ْنبَ ِِر يَقولِ } َوأ َ ِعدُّوا لَه ِْم َما ا ْست‬
ِْ ‫ط ْعت ِْم ِم‬ َِّ ‫صلَّى‬
َ ‫َللا َعلَ ْي ِِه َو‬ َِّ ‫ل‬
َ ِ‫َللا‬ َِ ‫َرسو‬
ِ‫س ِم ْعت‬
َ
َّ َ ‫ن ْالق َّو ِة‬
ِ‫الر ْمي‬ َِّ ‫ل ِإ‬ َّ َ ‫ن ْالق َّو ِة‬
ِ َ َ ‫الر ْميِ أ‬ َِّ ِ‫ل إ‬ َّ َ ‫ن ْالق َّو ِة‬
ِ َ َ ‫الر ْميِ أ‬ ِ َ َ‫أ‬
َِّ ‫ل ِإ‬

“Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di


atas mimbar berkata: ‘Dan persiapkan untuk mereka apa yang kalian
mampu berupa kekuatan. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah
memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah
bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (HR. Abu Daud No. 2153).

3
Abu Anwar, Ulumul Qur`an Sebuah Pengantar (Jakarta: Amzah, 2012).
4
Zainal Arifin, Pengantar Ulumul Qur`an, 2016.
5

Diantara riwayat yang menyebutkan antusiasme sahabat dalam


menghafal dan mempelajari Al-Quran adalah riwayat berikut,

-‫ّللا عليه وسلم‬ ِِ ِ‫ب النَّب‬


‫ صلى ه‬- ‫ى‬ ْ َ‫ن أ‬
ِِ ‫ص َحا‬ ِْ ‫ن كَانَِ ي ْق ِرئنَا ِم‬
ِْ ‫ل َحدَّثَنَا َم‬
َِ ‫ن قَا‬ َّ ‫عن أَبِى َع ْب ِِد‬
ِِ ‫الرحْ َم‬

- ‫ّللا عليه وسلم‬ َِّ ‫ل‬


‫ صلى ه‬- ِ‫َللا‬ ِْ ‫أَنَّه ِْم كَانوا يَ ْقت َِرئونَِ ِم‬
ِِ ‫ن َرسو‬

ِ‫ قَالوا فَ َع ِل ْمنَا ْال ِع ْل َم‬.ِ‫لَ َيأْخذونَِ فِى ْال َع ْش ِرِ األ ْخ َرى َحتَّى َي ْع َلموا َما فِى َه ِذ ِِه ِمنَِ ْال ِع ْل ِِم َو ْال َع َم ِل‬
ِ َ‫ات ف‬
ِ ‫آ َي‬
ِ‫َعش ََر‬

Riwayat dari Abi Abdul Rahman as-Sulamiyِ (seorangِ tabi’in),ِ iaِ


berkata, “Telah menceritakan kepada kami orang yang dulu
membacakan kepada kami yaitu sahabat-sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa mereka dulu mendapatkan bacaan (Al-Qur’an)
dari Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh ayat, mereka
tidak mengambil sepuluh ayat yang lainnya sehingga mereka mengerti
apa yang ada di dalamnya yaitu ilmu dan amal. Mereka berkata, ‘Maka
kami mengerti ilmu dan amal.”ِ (Hadits Riwayat Ahmad nomor 24197,
dan Ibnu Abi Syaibah nomor 29929)

UlumulِQur’anِpadaِMasaِKhalifah

Pada masa khalifah, perkembangan ‘ulumulِ quran ditandai dengan


munculnya kebijakan-kebijakan para khalifah sebagai berikut:

a) Khalifah Abu Bakar: menetapkan kebijakan pengumpulan/penulisan


Al-Quran untuk pertama kalinya yang diprakarsai oleh Umar bin
Khattab dan ditangani prosesnya oleh Zaid bin Tsabit.
b) Kekhalifahan Utsman: menetapkan kebijakan menyatukan kaum
muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu
disebut mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke
beberapa provinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul
‘Utsmani yaitu dinisbahkan kepada Utsman, dan ini dianggap
sebagai permulaan dari ilmuِRasmilِQur’an.
6

c) Kekalifahan Ali: menetapkan kebijakan berupa perintah


kepada Abuِ ‘aswadِ Ad-Du’aliِ untukِ meletakkanِ kaidah-kaidah
nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan
ketentuanِ harakatِ padaِ qur’an.ِ Iniِ jugaِ disebutِ sebagaiِ
permulaan IlmuِI’rabilِQur’an.

Ulumul Qur’anِpadaِMasaِModern/Kontemporer

Sebagaimana pada periode sebelumnya, perkembangan ‘ulumulِ


quran pada masa kontemporer ini juga berlanjut seputar penulisan
sebuah metode atau cabang ilmu Al-Qur`an secara khusus dan terpisah,
sebagaimana ada pula yang kembali membagi, menyusun atau
menyatukan cabang-cabang ‘ulumulِ qur’an dalam kitab tersendiri
dengan penulisan yang lebih sederhana dan sistematis dibading kitab-
kitab klasik terduhulu.

Kitab yang terbit membahas khusus tentang cabang-cabang ilmu


Quran atau pembahasan khusus tentang metode penafsiran Al-Qur`an di
antaranya :

a) Kitab I’jaazulِQur’an yang ditulis oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i


b) Kitab At-TashwirulِFanniِfiilِQur’an dan Masyaahidul Qiyaamah fil
Qur’an oleh Sayyid Qutb
c) Tarjamatulِ Qur’an oleh Syaikh Muhammad Musthafa Al-Maraghi
yang salah satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-Khatib
d) Masalatu Tarjamatil Qur`an oleh Musthafa Sabri
e) An-Naba’ulِAdziim oleh DR. Muhammad Abdullah Daraz da
f) MuqaddimahِTafsirِMahaasiluِTa’wil oleh Jamaluddin Al-Qasimi.5

5
Hidayat,ِ ‘Ulumulِ Qur`an,ِ Definisi,ِ Sejarahِ Danِ Perkembangannya’,ِ Hidayatuna, 3.1
(2019).
7

B. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan Ulumul Qur’an

RuangِlingkupِpembahasanِUlumulِQur’anِpadaِdasarnyaِluasِdanِ
sangat banyak karena segala aspek yang berhubungan dengan al-Qur’an,ِ
baik berupa ilmu agama seperti tafsir, ijaz, dan qira'ah, maupun ilmu-
ilmu bahasa Arab seperti ilmu balaghah dan ilmu irab al- Qur’anِadalahِ
bagianِdariِUlumulِQur’an. Namun, menurut Hasbi ash- Shidiqie (1904-
1975 M), berbagai macam pembahasan Ulumul Qur'an tersebut pada
dasarnya dapat dikembalikan kepada beberapa pokok bahasan saja,
antara lain:

1. Nuzul. Aspek ini membahas tentang tempat dan waktu turunnya


ayat atau surah al-Qur’an.ِ Misalnya:ِ makkiyah,ِ madaniyah,ِ
safariyah, hadhariah, nahariyah, syita'iyah, lailiyah, shaifiyah, dan
firasyiah. Pembahasan ini juga meliputi hal yang menyangkut
asbab an-nuzul dan sebagainya.
2. Sanad. Aspek ini meliputi hal-hal yang membahas sanad yang
mutawatir, syadz, ahad, bentuk-bentuk qira'at (bacaan) Nabi, para
penghapal dan periwayat al-Qur’an,ِ sertaِ caraِ tahammulِ
(penerimaan riwayat).
3. Ada’ِ al-Qira'ah. Aspek ini menyangkut tata cara membaca al-
Qur'an seperti waqaf, ibtida', madd, imalah, hamzah, takhfif, dan
idgham.
4. Aspek pembahasan yang berhubungan dengan lafazh al-Qur’an,ِ
yaitu tentang gharib, mu'rab, musytarak, majaz, muradif, isti'arah,
dan tasybih.
5. Aspek pembahasan makna al-Qur’anِ yangِ berhubunganِ denganِ
hukum, misalnya ayat yang bermakna 'amm dan tetap dalam
keumumannya,ِ ‘ammِ yangِ dimaksudkanِ khusus,ِ 'ammِ yangِ
dikhususkan oleh sunnah, nash, zhahir, mujmal, mufashshal,
mafhum, manthuq, muthlaq, muqayyad, muhkam, mutasyabih,
8

musykil, nasikh mansukh, mu'akhar, muqaddam, ma'mul pada


waktu tertentu, dan ma'mul oleh seorang saja.
6. Aspek Pembahasan makna al-Qur’anِ yangِ berhubunganِ denganِ
lafazh, yaitu fashl, washl, ithnab, ijaz, musawah, dan gashr.6

C. Manfaat mempelajari Ulumul Qur’an:


1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan yang penting yang
berkaitan dengan al-Quran al- Karim.
2. Membantu umat Islam dalam memahami al-Qur’anِ danِ menarikِ
(istinbath) hukum dan adab dari al-Qur’an,ِ sertaِ mampuِ
menafsirkan ayat-ayatnya.
3. Mengetahui sejarah kitab al-Qur’anِ dariِ aspekِ nuzulِ (turunnya),ِ
periodenya, tempat- tempatnya, cara pewahyuannya, waktu dan
kejadian-kejadian yang melatar-belakangi turunnya al-Qur’an.
4. Menciptakan kemampuan dan bakat untuk menggali pelajaran,
hikmah dan hukum dari al- Qur’anِal-Karim.
5. Sebagai senjata dan tameng untuk menangkis tuduhan dan
keraguan pihak lawan yang menyesatkan tentang isi dan kandungan
dari al-Qur’an.

6
Muhammadِ Rifkyِ Juliana,ِ ‘Ulumulِ Qur’anِ Sebagaiِ Ilmu’,ِ UIN Sutan Maulana
Hasanudin Banten, 01.01 (2020), 2.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Ulumul Qur`an adalah ilmu yang membahas masalah-masalah yang
berhubungan dengan Al-Qur`an dari segi asbaabu nuzuul (sebab-sebab
turunnya al-qur’an),ِpengumpulanِdanِpenertibanِQur’an,ِpengetahuanِtentangِ
surah-surah Mekah dan Madinah, ِ‫ِو ْال َم ْنس ْوخ‬
َ ‫ِالنَا ِسخ‬,‫ِو ْالمتَشَابِه‬ ْ
َ ‫ِالمحْ كَم‬danِlainِsebagaiِ
yangِberhubunganِdenganِQur’an.
Al-Qur`an menurut ulama ushul fiqih dan ulama bahasa adalah kalam
Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang lafaz-
lafaznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara beransur-ansur, dan ditulis pada mashaf mulai dari surah Al-
Fatihah sampai surah An-Nas. Ulumul Qur`an terbagi menjadi beberapa fase,
dimana tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase
selanjutnya, hingga Ulumul Qur`an menjadi sebuah ilmu khusus yang
dipelajari dan dibahas secara khusus pula.
Embrio awal Ulumul Qur`an pada Masa Rasulullah SAW adalah
penafsiran ayat Al-Qur`an langsung dari Rasulullah SAW, kepada para
sahabat, atau riwayat mengenai pertanyaan para sahabat tentang makna suatu
ayatِQur’an,ِmenghafalkanِdanِmempelajariِhukum-hukumnya.

B. Saran
Besar harapan kami untuk makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Anwar, Ulumul Qur`an Sebuah Pengantar (Jakarta: Amzah, 2012)

Acep Hermawan, Ulumul Qur`an (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofset, 2013)

Hidayat,ِ‘UlumulِQur`an,ِDefinisi,ِSejarahِDanِPerkembangannya’,ِHidayatuna,
3.1 (2019)

Juliana,ِMuhammadِRifky,ِ‘UlumulِQur’anِSebagaiِIlmu’,ِUIN Sutan Maulana


Hasanudin Banten, 01.01 (2020), 2

Nash Hamid Abu Zayd, Tekstualitas Al-Qur`an: Kritik Terhadap Ulumul Qur`an
(Yogyakarta: LKiS, 1993)

Zainal Arifin, Pengantar Ulumul Qur`an, 2016

10

Anda mungkin juga menyukai