Kelompok 1
Abdul Kholik
Deden Muhammad Hidayat
Ega Haidar Septian Setiaji
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NUR EL – GHAZY
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulumul Qur’an ................................................................... 2
B. Objek Kajian Al-Qur’an ....................................................................... 3
C. Struktur Al-Qur’an ............................................................................... 4
D. Sejarah Penulisan Al-Qur’an................................................................ 6
E. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an ............................................... 10
KESIMPULAN ........................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam, sebagai
panduan hidup umat islam, al-Qur’an memiliki prinsip-prinsip ajaran yang
sempurna dan universal. Konsekwensi logis dari pengakuan dan keyakinan
tersebut, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya berlaku dan relevan sepanjang
zaman.
Dalam upaya memahami al-Qur’an baik secara tekstual atau kontekstualnya
diperlukan pemahaman tentang ulumul-Qur’an, apa hakikatnya, bagaimana
memahaminya, apa fungsinya serta kapan sejarah penulisan ulumul-Qur’an itu
mulai ada.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ulum Qur’an tersusun dari dua kata secara idhofi, yaitu terdiri dari
mudhof dan mudhof ilaih, kata ulum diidhofahkan pada al-Qur’an. Dari dua unsur
kata tersebut maka didapat makna ulum dan al-Qur’an dan menjadi kalimat
ulumul-Qur’an.
Dari segi terminologinya al-Qur’an di definisikan para pakar ushul fiqih, fiqih
dan bahasa Arab adalah sebagai :
‘Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang lapazh-
lafazhnya mengandung mukjijat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
2
diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-
Fatihah (1) sampai akhir surat an-Nas (114)’
Arti Ulumul Qur’an Jadi, yang dimaksud dengan u`lumul-Qu`ran ialah ilmu
yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi
asbaabu nuzuul."sebab-sebab turunnya al-Qur`an", pengumpulan dan penertiban
Qur`an, pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal
mansukh, Al-Muhkam wal Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan Qur`an.
Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir) karena
yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh
seorang Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan Qur`an .
B. Objek Ulumul-Qur’an
Objek ulumul-Qur’an adalah al-Qur’an itu sendiri dari seluruh segi-segi kitab
tersebut yang meliputi persoalan turunnya, sanad, qiraat penafsirannya dan lain-
lain. Sehubungan dengan hal tersebut Hatta Syamsudin (2008 : 6) mengamukakan
bahwa :
Objek Pembahasan Ulumul Qur'an dibagi menjadi tiga bagian besar :
3
3. Metodologi Penafsiran Al-Quran
C. Struktur al-Qur’an
Struktur naskah al-Quran terdiri atas 114 Surah (bab), 30 juz dan 6236 ayat
menurut riwayat Hafsh, 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, 6214 menurut riwayat
Warsy. Surah-surah dalam al-Qur’an terbagi atas surah-surah makiyah dan surah-
surah madaniyah tergantung pada tempat dan waktu turun surah tersebut (di
Mekah atau di Madinah, sebelum atau sesudah hijrah).
1. Pembagian ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan tempat turunnya
Dilihat dari segi masa turunnya, al-Qur’an terbagi menjadi dua fase, yaitu
makiyah dan madaniyah. Makiyah adalah ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan
sebelum Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah, sedangkan madaniyah
adalah yang diturunkannya sesudah Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah.
Adapun yang membedakannya antara ayat-ayat makiyah dengan ayat-ayat
madaniyah ialah :
4
b. Dalam surah Makiyah terdapat perkataan ‘ yaa ayyuahannaas’ dan sedikit
sekali menggunakan perkataan ‘ yaa ayyuhalladzina aamanu’, tetapi dalam surah
Madaniyah terdapat sebaliknya.
TABEL
PERBEDAAN SURAH, AYAT MAKIYAH DAN MADANIYAH
5
Kata-kata ‘yaa
Kata-kata ‘yaa ayyuhannaas’
ayyuhalladziina
jumlahnya lebih banyak
aamanu’jumlahnya lebih
Sasaran pembicaraan dibandingkan dengan kata
banyak dibandingkan
‘yaa ayyuhalladziina
dengan kata ‘yaa
aamanu’
ayyuhannaas’
hal-hal yang berhubungan
dengan keimanan, ancaman yang berhubungan dengan
Kandungan ayat dan pahala, kisah-kisah umat masalah hukum.
terdahulu yang mengandung
pengajaran dan budi pekerti
6
a. Periode Rasulullah saw.
Hal itu menjadikan para pembesar sahabat lebih mudah menghafal al-
Quran, dalam sejarah tercatat beberapa sahabat yang hafal al-Quran pada masa
Rasulullah. antara lain : Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim Ibnu Ma’qil Maula Abi
7
Hudzaifah, Muadz Ibnu Jabal, Ubay Ibn Ka’ab, Zaid Ibn Tsabit, Abu Zaid Ibn
Sakan, Abu al-Darda’.
Walaupun Zaid Ibn Tsabit sudah hafal al-Quran secara keseluruhan, beliau
sangat hati-hati dalam melaksanakan tugas ini, setidaknya beliau berpegang teguh
pada dua prinsip, yaitu ayat–ayat al-Quran yang di tulis dihadapan Rasulullah, dan
disimpan di rumahnya, dan ayat- ayat yang dihafal oleh para Sahabat.
8
c. Periode Khalifah Utsman Ra.
Langkah yang dilakukan oleh Utsman ini sudah disepakati dan diterima
oleh para sahabat, sebagaimana ditegaskan oleh Sayyidina Ali r.a. dalam
menanggapi sikap Ustman r.a. beliau berkata : ‘janganlah kalian katakan apa
yang dilakukan oleh Ustman kecuali benar (khoiran)’.
9
E. Sejarah dan perkembangan ulumul-Qur’an
c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya menjaga
kemurnian AlQuran.
Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata: Janganlah kamu tulis
dari aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah dihapus. Dan
ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan barang siapa
10
sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka."(HR
Muslim)
11
karena adanya perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah
SAW , hal demikian diteruskan oleh murid-murid mereka , yaitu para tabi'in.
Diantara para Mufasir yang termashur dari para sahabat adalah:
Empat orang Khalifah ( Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali )
1. Ibnu Masud,
2. Ibnu Abbas,
3. Ubai bin Kaab,
4. Zaid bin sabit,
5. Abu Musa al-Asy'ari dan
6. Abdullah bin Zubair.
Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari Abdullah bin Abbas,
Abdullah bin Masud dan Ubai bin Kaab, dan apa yang diriwayatkan dari mereka
tidak berarti merupakan sudah tafsir al-Quran yang sempurna. Tetapi terbatas
hanya pada makna beberapa ayat dengan penafsiran apa yang masih samar dan
penjelasan apa yang masih global.
12
Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu tafsir, ilmu
Gharibil Qur'an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki wal madani dan imu Nasikh
dan Mansukh, tetapi semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara
didiktekan (imla).
13
c. Munculnya pembahasan cabang-cabang ulumul-Quran selain tafsir
Disamping ilmu tafsir, lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai
pokok-pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan al-Quran, dan hal
ini sangat diperlukan oleh seorang mufasir, di antaranya :
a). Ali bin al Madini (wafat 234 H) guru Bukhari, menyusun karangannya
mengenai
asbabun nuzul
b). Abu 'Ubaid al Qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang Nasikh
Mansukh
dan qira'at.
c). Ibn Qutaibah (wafat 276 H) menyusun tentang problematika al-Quran
(musykilatul
quran).
a). Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H) menyusun al- Hawi fa
'Ulumil Qur'an.
b). Abu muhammad bin Qasim al Anbari (wafat 751 H) juga menulis tentang
ilmu-ilmu
Al-Qur'an.
c). Abu Bakar As Sijistani (wafat 330 H) menyusun Garibul Qur'an.
d). Muhammad bin Ali bin al-Adfawi (wafat 388 H) menyusun al Istigna' fi
'Ulumil Qur'an.
14
b). Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hufi (wafat 430 H) menulis mengenai i'rabul-
Qur'an.
c). Al Mawardi (wafat 450 H) menegenai tamsil-tamsil dalam al-Qur'an (amsalul-
Qur'an).
d). Al Izz bin Abdussalam ( wafat 660 H ) tentang majaz dalam al-Qur'an.
e). Alamuddin Askhawi ( wafat 643 H ) menulis mengenai ilmu qra'at (cara
membaca
al-Qur'an ) dan aqsamul-Qur'an.
a). Ali bin Ibrohim Said (330 H) yang dikenal dengan al Hufi dianggap sebagai
orang pertama yang membukukan ulumul-Qur'an.
b). Ibnul Jauzi (wafat 597 H) mengikutinya dengan menulis sebuah kitab berjudul
fununul Afnan fi 'Aja'ibi 'ulumil Qur'an.
c). Badruddin az-Zarkasyi (wafat 794 H) menulis sebuah kitab lengkap dengan
judul Al-Burhan fii ulumilQur`an .
d). Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) memberikan beberapa tambahan atas Al-
Burhan di dalam kitabnya Mawaaqi`ul u`luum min mawaaqi`innujuum.
15
e). Jalaluddin As-Suyuti (wafat 911 H) juga kemudian menyusun sebuah kitab
yang terkenal al-itqaan fii u`luumil qur`an.
a). Kitab yang terbit membahas khusus tentang cabang-cabang ilmu Quran
atau pembahasan khusus tentang metode penafsiran Al-Quran di antaranya
:
1). Kitab i`jaazul quran yang ditulis oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i,
2). Kitab At-Tashwirul fanni fiil qu`an dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an oleh
Sayyid Qutb,
3). Tarjamatul qur`an oleh syaikh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang salah
satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-hatib,
4). Masalatu tarjamatil qur`an oleh Musthafa Sabri,
5). An-naba`ul adziim oleh DR Muhammad Abdullah Daraz dan
6). Muqaddimah tafsir Mahaasilu ta`wil oleh Jamaluddin Al-qasimi.
b). Kitab yang membahas secara umum ulumul quran dengan sistematis,
diantaranya :
16
1). Syaikh Thahir Al-jazaairy menyusun sebuah kitab dengan judul At-tibyaan fii
u`luumil
qur`an.
2). Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil
qur`an yang
berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk fakultas ushuluddin di Mesir
dengan
spesialisasi da`wah dan bimbingan masyarakat dan diikuti oleh muridnya,
3). Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun Manaahilul i`rfaan fii
u`lumil
qur`an.
4). Syaikh Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang disampaikan
kepada
mahasiswanya di fakultas ushuluddin jurusan dakwah dan bimbingan
masyarakat.
5). Kitab Mahaabisu fii u`lumil qur`an oleh DR Subhi As-Shalih.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an adalah petunjuk utama sebagai panduan hidup (way of life) bagi
umat manusia (hudan linnas), al-Qur’an merupakan petunjuk ke jalan yang lurus
bagi segenap umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun
di akhirat. Di dalamnya terkandung ragam dasar aturan (qaidah) hukum yang
mengatur tatanan kehidupan umat manusia.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
TALHAS, T.H, Fokus Isi dan Makna Al-Qur’an : Jalan Pintas Memahami
Substansi Global Al-Qur’an, Penerbit Galura Pase, Jakarta, 2008.