DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
TEKNIK INFORMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah I’jaz (Kemukjizatan)
Al-Quran dan konsep al-Sirfah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbng dan teman-teman yang telah memberi
dukungan dalam pengerjaan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan materi-
materi yang telah disediakan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca.
Pekanbaru 2020
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang.....................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3.Tujuan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan.........................................................................................................
3.2.Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap nabi yang diutus Allah selalu dibekali mukjizat. Diantara fungsi mukjizat
adalah meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap apa yang dibawa
oleh nabi tersebut. Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian
masyarakat yang dihadapi tiap-tiap nabi. 1Pada hakikatnya, setiap mukjizat bersifat
menantang, baik secara tegas atau tidak.Oleh karena itu, tantangan tersebut harus
dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya. Oleh karena itu pula,
jenis mukjizat yang diberikan kepada nabi selalu disesuaikan dengan keahlian
masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan yang mematikan bagi
masyarakat yang ditantang tersebut.2
Masih banyak di kalangan kaum Muslim yang menyikapi dan memperlakukan al-
Qur’an sebatas kitab keramat penangkal bala. Adapun al-Qur’an sebagai mukjizat
terbesar Nabi Saw., pilar pokok ajaran Islam, pegangan utama setiap Muslim dalam
segala aspek kehidupannya, masih luput dari pemahaman sebagian kaum Muslim.
Intrekasi sebagian besar kaum Muslim dengan al-Qur’an tidak melampaui pembacaan
lahiriah untuk mendatangkan keberkahan, pengulangan kata tanpa merasakan makna
yang dimuatnya, dan masih jarang sampai kepada tahap tadabbur.
Ini berarti bahwa sebagian umat Islam belum mampu memahami kedudukan al-
Qur’an sebagai risâlah samâwiyah nan kekal abadi yang Allah peruntukkan bagi
manusia dan kemanusiaannya. Risalah al-Qur’an yang mencakup semua aspek
kehidupan itu terjamin keabadian, keutuhan, orisinalitas serta kesinambungannya.
Menurut penulis, itulah arti sebenarnya dari i’jâz (kemukjizatan) al-Qur’an, dan
1 Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi, Mukjizat Al-Qur’an, terj., Bungkul Indah, 1995, hlm. 3.
2 Harum Nasution, et. al., Ensiklopedi Islam Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1992, hlm. 794-795.
pengertian ideal dari statemen “Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad
Saw.,” yang setiap orang Islam pintar melafalkannya.
1.1 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)
Sampai saat ini tidak ada kesepakatan ulama dalam menetapkan aspek-aspek
kemukjizatan al-Qur’an. Namun demikian, aspek-aspek kemukjizatan al-Qur’an
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu aspek kebahasaan, berita ghaib, dan
isyarat ilmiah
1. Aspek Kebahasaan
Gaya bahasa yang digunakan Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa yang
digunakan oleh orang-orang Arab. gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada
saat itu kagum dan terpesona. Walaupun Al-Quran menggunakan bahasa Arab
sebagai bahasa pengantarnya, kalimat demi kalimat mengandung unsur sastra yang
sangat baik namun tetap mudah dipahami tanpa mengurangi sedikitpun kandungan
misteri di dalamnya. Hal tersebut karena keistimewaan aspek gaya ba-hasa yang
digunakan oleh Al-Quran. Bahkan, Umar bin Khaththab pun yang mu-lanya dikenal
sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan berusaha
untuk membunuhnya, memutuskan untuk masuk Islam dan beriman pada kerasulan
Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur’an.
Salah satu kekuatan al-Qur’an yang sekaligus menjadi mukjizatnya adalah pemapa-
ran kisah-kisah lama yang sudah tidak hidup lagi dalam cerita-cerita Arab saat itu,
dan tidak mungkin akan ditemukan secara keseluruhan dalam kajian-kajian kese-
jarahan.Informasi al-Qur’an tentang kejadian masa lampau cukup banyak, yang
semuanya akan menunjukkan betapa mustahilnya ilmu tersebut berasal dari diri
Muhammad sendiri. Dan berikut ini contoh dari kisah-kisah tersebut:
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib yang Kami wahyukan
kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya, dan tidak pula kaummu
sebelum ini.
Ayat ini diturunkan dalam konteks pemberitaan kisah Nabi Nuh dan para pengi-
kutnya yang menyelamatkan diri dari musibah banjir besar sebagai cobaan bagi para
4 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 91, 177
penantang dakwahnya. Al-Qur’an juga mengisahkan nabi-nabi lain, seperti Nabi
Ibrahim, Ismail, Luth, Ya‘qub, Musa, Harun, dan nabi lainnya, yang semuanya sulit
diketahui umat manusia tanpa wahyu.
Sam, anak pertama Nabi Nuh, melahirkan keturunan yang kemudian menjadi
bangsa Arab dan Persia. Ham adalah nenek moyang orang Afrika. Yafat adalah asal
bangsa Arya yang kemudian melahirkan bangsa Eropa dan Asia Tengah. Sedang
Kan’an melahirkan bangsa Phinisia, namun dibasmi dan diserap oleh Israil. Sebab
itulah, bangsa-bangsa Timur Tengah sering disebut bangsa Samit atau Semit, bangsa
Afrika biasa disebut Hamit. Sedangkan Eropa banyak yang membangsakan dirinya
sebagai bangsa Arya. Inilah rekonstruksi yang didasarkan pada kisah-kisah dalam
tradisi Yahudi dan Sunnah Nabi.5
5 Ibid
Informasi akan datangnya kemenangan umat Islam atas kaum Quraisy digam-barkan
oleh QS. al-Qamar: 45:
Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.
Aspek lain dari kemukjizatan al-Qur’an adalah banyaknya isyarat ilmiah yang
dikemukakan di dalamnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada
abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Nabi Muhammad yang ummī tentu saja
tidak akan mengetahuinya jika tidak diberi wahyu oleh Allah yang Maha
Mengetahui.7
Isyarat-isyarat ilmiah itu dapat dilihat dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan.
misalnya;
Astronomi
Berdasarkan Teori Big Bang, alam semesta tercipta dari kumpulan gas yang disebut
‘primary nebula’ kemudian terpecah dan menjadi bintang-bintang, planet-planet,
matahari, bulan dan sebagainya. Dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’:30 disebutkan:
6 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1987), hlm.
195.
7 Kusmana dan Syamsuri, Pengantar Kajian Al-Qur'an: Tema Pokok, Sejarah dan
Wacana Kajian (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2004), hlm. 85
dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka
tiada juga beriman?’
Kata rata berarti perpaduan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang
homogen. Sedangkan kata fataqa berarti memisahkan.
Perpindahan dari satu nada ke nada yang lain sangat bervariasi sehingga
warna musik yang ditimbulkanpun beragam. Keserasian akhir ayat melebihi
keindahan puisi, hal ini dikarenakan Al-Qur`an mempunyai purwakanti beragam
sehingga tidak menjemukan. Misalnya dalam surat Al-Kahfi (18: 9-16) yang diakhiri
vocal “a” dan diiringi konsonan yang bervariasi, sehingga tak aneh kalau mereka
(masyarakat Arab) terenyuh dan mengira Muhammad berpuisi.
Salah satu sisi kemukjizatan Al-Qur’an adalah orang yang menyampaikannya. Al-
Qur’an
“Dan engkau –Muhammad- tidak pernah membaca kitab sebelumnya dan engkau
tidak pernah menulisnya dengan tangan kananmu. Jikalau demikian niscaya makin
ragu-ragulah orang-orang yang membatalkan itu.” (QS. Al-Ankabut/ 29: 48.)
Sisi lain dari kemukjizatan Al-Qur’an adalah kenyataan bahwa tidak ada perselisihan
dan kontradiksi antara hal-hal yang diutarakannya. Al-Qur’an sendiri telah
menekankan sisi kemukjizatannya ini:
“Apakah mereka tidak mendalami Al-Qur’an, kalau sekiranya itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka dapati banyak pertentangan di dalamnya.” (QS. Al-Nisa’/ 4:
82.)
Kita tahu bahwa Al-Qur’an disampaikan oleh Rasulullah saw. selama dua puluh tiga
tahun, itu pun dalam kondisi beliau menyaksikan kekuatan musuh, kelemahan orang-
orang mukmin, hijrah, boikot, perang, takut dan harapan, kemenangan dan kekalahan
serta lain-lain sebagainya.
Sisi berikutnya dari kemukjizatan Al-Qur’an adalah manisnya Al-Qur’an itu sendiri.
Yakni, betapa pun dia diulang-ulang, tetap saja manis itu tidak mungkin berkurang.
Surat Al-Fatihah setiap hari kita baca berulang-kali –minimal sepuluh kali dalam
ritual shalat-. Potongan indah apapun kalau kita ulang sepuluh kali maka akan
menjenuhkan bagi kita; namun hanya Al-Qur’anlah yang betapa pun kita ulang-ulang
tetap saja manisnya tidak kurang dan tidak akan menjenuhkan. Hal ini menunjukkan
ada semacam keharmonisan antara ruh atau fitrah manusia dengan firman Ilahi ini,
dan bahwasanya manusia ketika mendengar firman Penciptanya maka dia sedang
mendengar seruan gaib dan supranatural.
Atas dasar itu, terbuktilah bahwa Al-Qur’an berada di atas kemampuan manusia,
bahkan manusia yang istimewa seperti Rasulullah Muhammad saw.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf
kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan. Demi perbaikan penulisan
makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat
http://kabaronli.blogspot.co.id/2013/06/macam-macam-mukjizat-dalam-al-quran.html
www.sadeqin.net/ml/q_a.php?mod=4&id=132
http://www.sarjanaku.com/2010/10/kemukjizatan-al-quran-dari-aspek-bahasa.html?
m=1
http://ketukers.blogspot.com/2015/11/Paham-al-Sharfah.html
http://imron-busfa.blogspot.com/2012/04/makalah-mukjizat-al-quran.html