Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hindun Nurun’Ala

NPM : 202110415035
Kelas : 1A1
Fakultas : Ilmu Komunikasi

Fungsi Hadist Terhadap Al-Quran

Al-Qur’an dan hadist sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam
islam, anatara yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Al-Qur’an sebagai
sumber ajaran utama yang memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum. Oleh karena itu,
kehadiran hadist berfungsi sebagai sumber ajaran kedua setelah Al-Qur’an untuk
menjelaskan (Bayan) keumuman isi Al-Qur’an tersebut sebagaimana ditegaskan pada
Qs. An-Nahl ayat 44:

َ‫اس َما نُ ِّز َل اِلَ ْي ِه َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ ‫الزب ۗ ُِر َواَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬ ِ ‫بِ ْالبَيِّ ٰن‬
ُّ ‫ت َو‬

(mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan


kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau
menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar
mereka memikirkan.

kemudian para ulama memerinci bayan hadist terhadap Al-Qur’an sebagai


berikut :
1. Bayan Taqrir
Disebut juga bayan al-ta’qid atau bayan al-itsbat, adalah apabila
sunnah/hadist sesuai dengan dan atau menetapkan serta memperkuat apa yang
telah diterangkan dalam Al-Qur’an. Maka fungsi hadist dalam hal ini hanya
memperkuat isi atau kandungan Al-Qur’an.
Contoh Bayan Taqrir
Rasulullah SAW bersabda:
َ ‫َث َحتَّى يَت ََوضَّأ‬
َ ‫صالَةُ َم ْن أَحْ د‬
َ ‫اَ تُ ْقبَ ُل‬
“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadast hingga dia berwudhu.”
HR. Bukhari
Hadist tersebut sejalan dengan ketentuan Al-Quran bahwa orang yang
hendak mendirikan shalat harus berwudhu terlebih dahulu.
2. Bayan Taqyid
Penjelasan hadist dengan cara membatasi ayat-ayat yang bersifat
mutlak dengan sifat, keadaan, atau syarat tertentu. Kata mutlak artinya kata yang
merujuk pada hakikat kata itu sendiri apa adanya tanpa memandang jumlah atau
sifatnya. Penjelasan Nabi berupa taqyid terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang
mutlak.
Contoh Bayan Taqyid
Firman Allah SWT
‫هّٰللا هّٰللا‬ ۤ
ِ ‫َّارقَةُ فَا ْقطَع ُْٓوا اَ ْي ِديَهُ َما َج َزا ۢ ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكااًل ِّمنَ ِ ۗ َو ُ ع‬
‫َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫َوالس‬

“Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan


keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakuakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
QS. Al-Maidah :38

3. Bayan Tafshil
Penjelasan dengan memerinci kandungan ayat-ayat yang mujmal, ayat
yang masih bersifat global yang memerlukan mubayyin (penjelasan). Ayat-ayat
yang maknanya kurang dipahami atau bahkan tidak jelas kecuali tafshil
(penjelasan atau perencian), maka diperlukan hadist untuk menjelaskan dengan
memerinci kandungannya. Seperti masalah yang terkait dengan kewajiban
shalat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lainnya yang terdapat dalam Al-
Qur’an dalam bentuknya mujmal.
Contoh Bayan Tafshil
Kewajiban shalat misalnya, dalam Al-Qur’an dinyatakan dalam bentuk
yang masih mujal, karena Allah SWT. tidak menjelaskan tentang waktunya,
bilangan rakaatnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang membatalkannya, serta cara-
cara pelaksanaannya.
4. Bayan Takhsis
Penjelasan Nabi Saw. dengan cara membatasi atau mengkhususkan
ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum (‘am), sehingga tidak berlaku pada
bagian-bagian tertentu yang mendapat perkecualian.
Contoh Bayan Takshis
Hadist Nabi Saw tentang masalah waris di kalangan para Nabi Saw:
Rasulullah saw. pernah bersabda: “Kami (para nabi) tidak mewarisi
sesuatu pun, dan kami tinggalkan hanya berupa sedekah.”
HR. Muslim
Hadist tersebut merupakan pengecualian dari keumuman ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang disyariatkannya waris bagi umat Islam. Firman Allah
SWT:
“Allah mensyariatkan (kewajiban) kepadamu tentang (pembagian
warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama bagian
dua orang anak perempuan.”
QS. An-Nisa:11
Syariat waris itu tidak berlaku khusus pada para nabi, sehingga
keumuman ayat tersebut dikhususkan (di-takhsis) oleh hadist diatas. Dengan
kata lain, secara umum , mewariskan harta peninggaln wajib kecuali bagi para
nabi.
5. Bayan Tasyri’
Penjelasan hadist yang berupa penetapan suatu hukum atau aturan
syar’i yang tidak didapati nashnya dalam Al-Qur’an. Menurut Abbas Muthawali
Hamadah: bayan at-tasyri’ disebut dengan bayan zaid ‘ala al-Kibat al-Karim, yaitu
penjelasan sunnah/hadist yang merupakan tambahan terhadap hukum-hukum
yang terdapat dalan Al-Qur’an. Hadist yang berfungsi sebagai bayan al-tasyri’ ini
sangan banyak jumlahnya.

Contoh Bayan Tasyri’


,‫ والصغري‬,‫ واألنىث‬,‫ ّ ّ كر‬,‫ فرض رسول هلال صىل هلال عليه وسمل زاكة الفطر‬: ‫عن ابن معر ريض هلال عهنام قال‬
,‫ مت من امل ّ سلمني‬.‫ واذل ّفق عليه ّ ّ اس اىل الصالة‬,‫ عىل الع ّ بد واحلر‬:‫ أو صاعا من شعري‬,‫والكبري صاعا من متر‬
‫وأمران أن تؤدى قبل خروج الن‬
“Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitrah di
bulan Ramadhan atas setiap orang muslim, baik dia itu merdeka atau hamba,
laki-laki atau perempuan, yaitu sha’ kurma atau satu sha’ gandum.”
HR. Muslim

Anda mungkin juga menyukai