NIP : (195810301986031002)
Disusun oleh :
Ruang 11
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, zat yang Maha Indah
dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya yang
terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat nikmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat beserta salam senantiasa di
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan
penyempurna seluruh risalah-Nya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Kepramukaan.
Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak terutama dosen pembimbing Drs. Said Darnius, M.Si. Penulis ucapkan
terimakasih kepada beliau dan teman-teman yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dimasa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR……………....................................………………......... i
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………......... 1
BAB II PEMBAHASAN…………………….....……………………….......... 2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang ingin kami bahas dalam makalah ini adalah:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem di sini dimaksudkan cara menata dan mengatur yang berkaitan dan berkesinambungan. Sistem
pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah sistem yang mengatur dan menata proses pendidikan bagi
anggota Gerakan Pramuka.
Sebagai wadah pendidikan non formal, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan. Proses pendidikan Kepramukaan pada hakikatnya berbentuk kegiatan menarik
yang mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai pendidikan, dilaksanakan di luar
lingkungan pendidikan sekolah.
Pendidikan Kepramukaan sesuai dengan gagasan penciptanya. Lord Boden Powell, yang mula-mula
dituangkan dalam buku Scouting For Boys, pada dasarnya ditujukan kepada pembinaan anak-anak dan
pemuda, bukan untuk orang dewasa. Namun untuk menunjang keberhasilan pembinaan peserta didik itu,
perlu adanya pendidikan untuk orang dewasa, yang akan bertindak sebagai pamong dengan sikap sesuai
dengan sistem among, membawa peserta didik kepada tujuan Gerakan Pramuka.
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Sistem pendidikan keluarga yang
dilakukan dialam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur
dan terarah, dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, agar terbentuk
kepribadian dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air serta memiliki kecakapan
hidup. Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk
mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, social,intelektual dan fisik
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan kepramukaan merupakan proses
pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas serta
mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional
maupun internasional dan pendidikan kepramuakaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang
berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
2
2.2 Sistem Among Dalam Pendidkan Kepramukaan
Sistem among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas Antara peserta
didik dengan pendidiknya. Sistem among dalam pramuka, menciptakan hubungan pendidik sebagai
Pembina pramuka yang memberikan kebebasan kepada peserta didik (anggota gerakan pramuka) untuk
dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan menghindari paksaan, guna mengembangkan
kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai aspirasi peserta didik. Kata “among” sendiri berasal dari
Bahasa Jawa yaitu “mong”,”momong” atau “ngemong”, yang mempunyai arti mengasuh atau
membimbing.
Sistem among digagas pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dan kemudian diterapkan dalam sistem
pendidikan di Taman Siswa. Kini sistem among tetap banyak dianut dan diterapkan dalam dunia
pendidikan. Tidak terkecuali pendidikan kepramukaan di Indonesia yang ikut menerapka sistem among.
Penerapan sistem among dalam pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh gerakan pramuka
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka Bab III Pasal 10
Ayat (1), (2) dan (3). Juga termuat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pada bagian Pendahuluan,
Pasal 5, Pasal 9 dan Pasal 11.
Sistem among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktekkan oleh
Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas:
1. Ing ngarsa sung tuladha, yang memiliki maksud didepan menjadi teladan
2. Ing madya mangun karsa, yang memiliki maksud ditengah membangun kemauan
3. Tut wuri handayani, yang memiliki maksud dibelakan memberi dorongan dan pengaruh yang
baik kearah kemandirian.
Selain itu, seorang Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya dituntut bersikap dan berperilaku
yang Antara lain:
3
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup dan akhlak
mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Sistem pendidikan
keluarga yang dilakukan dialam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang,
menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak mulia, mandiri,
peduli, cinta tanah air serta memiliki kecakapan hidup.
Kata “among” sendiri berasal dari Bahasa Jawa yaitu “mong”,”momong” atau “ngemong”, yang
mempunyai arti mengasuh atau membimbing.
Sistem among digagas pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dan kemudian diterapkan dalam
sistem pendidikan di Taman Siswa.
Penerapan sistem among dalam pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh gerakan pramuka
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka Bab III
Pasal 10 Ayat (1), (2) dan (3). Juga termuat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pada
bagian Pendahuluan, Pasal 5, Pasal 9 dan Pasal 11.
Sistem among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktekkan
oleh Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas: Ing ngarsa sung tuladha,
Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.
4
Daftar Pustaka
AD & ART GERAKAN PRAMUKA (Kepres RI No. 24 Th 2009 & Kep.Ka.Kwarnas. No. 231
Jakarta, 2009
De Porter, Bobby - Mike Hemacki. QUANTUM LEARNING
SCOUTING AN EDUCATIONAL SYSTEM. WSB. Geneva.
https://pramukaklaten.or.id/index.php/referensi/materi-kursus-binawasa/65-metode-
kepramukaan?showall=1