Di susun oleh :
Desy Ramazani (1806104040044)
Hayatzul Fitri (1806104040051)
Rika Melisa (1806104040024)
Dosen Pembimbing :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Resiko
Berkemah Di Alam Terbuka.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------
1. Latar Belakang..............................................................................................
2. Rumusan Masalah..........................................................................................
3. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN--------------------------------------------------------------------
1. Kesimpulan.....................................................................................................
2. Saran...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan dialam terbuka sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, merupakan cara
yang efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan mental/ moral/
spiritual, pisik, intelektual, emosional dan social peserta didik sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat. Karena itu kegiatan dialam terbuka dalam kepramukaan merupakan suatu
kegiatan yang penting. Berkemah merupakan salah satu bentuk kegiatan penerapan metode
kepramukaan yang mendorong peserta didik untuk introspeksi sehingga menyadari tentang diri
pribadinya yang berkaitan dengan Pinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka.
Hidup dalam perkemahan di Alam Terbuka yang jauh dari tempat tinggal dan kota yang penuh
kemudahan, kemewahan, ketergantungan, mendorong peserta didik/ kaum muda untuk
menyadari tentang apa yang perlu dan nyata dalam hidup ini. Dewasa ini kaum muda dihadapkan
pada dunia yang sukar untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang berkelebihan,
apa yang perlu dan apa yang dapat ditunda, apa yang asli dan apa yang palsu, apa yang riil dan
apa yang ilusi. Dengan berkemah atau hidup dalam perkemahan peserta didik dapat menghargai
kesederhanaan hidup di alam.
Dalam tujuan pembahasan makalah ini diharapkan dapat mengetahui dan memahami:
PEMBAHASAN
Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya
dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk
menikmati keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi
perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali.
Berkemah merupakan salah satu bentuk kegiatan penerapan metode kepramukaan yang
mendorong peserta didik untuk introspeksi sehingga menyadari tentang diri pribadinya yang
berkaitan dengan Pinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka. Dengan berkemah
atau hidup dalam perkemahan peserta didik dapat menghargai kesederhanaan hidup di alam.
Alam itu penuh dengan berbagai kemungkinan yang sangat bermanfaat bagi pembinaan
totalitas peserta didik melalui berbagai macam kegiatan, dalam alam, dingin, panas, hujan, angin,
basah, kering, gelap, terang merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari seseorang tetapi
seseorang harus berusaha menyesuaikan diri dan berusaha mengatasi rintangan, inilah
tantangannya.
Kita harus dibekali dengan kemampuan untuk memilih, mengatur, serta menggunakan
perlengkapan dan perbekalan ; kemampuan teknis menggunakan alat bantu perjalanan, seperti
peta dan kompas ; kemampuan berkemah (camp craft) seperti membuat bivak dan api.
Penguasaan keterampilan ini akan membantu kita mengatur teknik berjalan di gunung hutan,
menebas dengan efektif, maupun mengatur konsumsi makan dan minum.
Diperlukan kemampuan fisik yang baik, sehingga selain diperlukan kondisi tubuh yang sehat,
juga diperlukan latihan fisik yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya untuk
pendakian gunung, latihan fisik naik turun bukit dapat dilakukan dalam persiapan perjalanan,
selain itu juga latihan mengangkat beban (ransel).
Diperlukan mental yang siap untuk menghadapi kegiatan berat di alam. Hal ini tidak dapat
diajarkan oleh pelatih, namun harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Penguasaan yang baik
pada tiga ketrampilan lainnya akan sangat membantu.
Diperlukan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi dan mencakup
bagaimana memilih waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan dan bagaimana cara
mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi.
Keselamatan (Safety)
Faktor keselamatan (safety) harus dijadikan kerangka berfikir dalam berkegiatan di alam terbuka.
Untuk keadaan berbahaya, dapat dilakukan penggolongan faktor penyebabnya, yaitu bahaya
subyektif dan bahaya obyektif.
Bahaya subyektif adalah potensi bahaya yang berada dibawah kendali manusia yang melakukan
kegiatan. Contohnya, pemilihan alat yang salah, cara penggunaan peralatan yang tidak dikuasai
dengan baik dan lain-lain. Bahaya obyektif adalah bahaya yang berada di luar kendali manusia,
misalnya badai, banjir, panas, dan lain-lain. Semakin subyektif suatu bahaya maka akan semakin
dapat diperkirakan terjadinya dan dapat dihindarkan. Sebaliknya, semakin obyektif suatu bahaya
maka akan semakin sulit diperkirakan dan sulit dihindarkan.
Faktor yang dapat dijadikan acuan dalam perjalanan adalah sebagai berikut :
Faktor Alam, mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan dihadapi, iklim
daerah yang dituju, dan hal-hal berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasiannya adalah dengan
melakukan studi ontrol yang baik, analisa, informasi dari pemerintah setempat, dan lain-lain.
Faktor Peserta, mencakup pemilihan personil, kepemimpinan (leadership), hierarki,deskripsi
kerja, dan tanggung jawab peserta perjalanan, serta kemampuan dari setiap peserta perjalanan.
Faktor Penyelenggara, mencakup permasalahan faktor teknis dan faktor non-teknis. Pada
perjalanan yang besar (ekspedisi), ada faktor semi-teknis. Faktor
Teknis adalah daya upaya operasi yang berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan.
Faktor Non-teknis adalah permasalahan daya dukung operasi yang tidak berhubungan langsung
dengan tingkat kesulitan medan. Faktor Semi-teknis untuk ekspedisi besar dan kompleks adalah
permasalahan daya dukung operasi yang berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan,
namun bersifat non-teknis (komunikasi, base-camp team, advance-team, take in& out team,
rescue team, delivery team) faktor ini berada daiantara faktor teknis dan non-teknis.
Rencana yang baik akan membagi kegiatan menjadi sejumlah tahapan yang mengacu pada waktu
yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Tabel skedul membantu kita berpikir logis tentang tahapan
kegiatan. Biasanya untuk kegiatan-kegiatan besar, perlu disusun tabel, namun untuk perjalanan-
perjalanan yang biasa dilakukan dan tidak terlalu rumit, tahapan ini otomatis akan kita lakukan.
Etika Perjalanan
Dalam perjalanan ontrol terbuka, kita akan melalui daerah serta lokasi di mana terdapat adat
istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan penduduk setempat yang terkadang terasa aneh oleh kita
yang tidak terbiasa, tergantung bagaimana kita menyikapai adat tersebut, apakah akan diterima
atau ditolak, namun hal-hal seperti itu dapat dijadikan informasi awal untuk mendapatkan
gambaran sekilas mengenai daerah tersebut. Selain itu, ketika melakukan perjalanan di suatu
daerah, sebaiknya melapor kepada aparat setempat yang berwenang.
Mengenal jenis medan yang akan dihadapi (ontro : hutan, rawa, tebing, dll)
Menentukan tujuan perjalanan (ontro : penjelajahan, pelatihan, penelitian,
kemanusiaan/SAR, dll)
Mengetahui lamanya perjalanan
Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa
Memperhatikan hal-hal khusus (ontro : P3K atau obat-obatan tertentu, dsb)
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, kita dapat memilih perlengkapan dan perbekalan yang
sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya.
Perhitungan beban total untuk perorangan sebaiknya tidak melebihi sepertiga berat badan (15-
20kg).
Dari kegiatan penjelajahan, kita mengenal beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan
medannya, yaitu :
Pendakian gunung
Perjalanan menempuh hutan rimba
Penyusuran pantai, sungai atau rawa
Penyusuran gua
Pelayaran
Perjalanan ilmiah
Perjalanan kemanusiaan
Dari tiap kegiatan tersebut, kita mengelompokkan perlengkapan yang dibawa sebagai berikut :
Perlengkapan Khusus, meliputi : perlengapan penelitian (ontro: kamera, buku, dan alat-alat
khusus lainnya) ; perlengkapan penyusuran sungai (ontro : perahu, dayung, pelampung, dll) ;
perlengkapan pendakian tebing (ontro : tali, carabiner, chock, piton, dsb)
Perlengkapan tambahan perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak, ontro : semir, kelambu, gaiter,
dll
Dalam manajemen risiko, semua staf harus ikut pelatihan tentang manajemen risiko. Semua
perencanaan darurat harus tertulis dan harus diimplementasikan. Rencana yang harus disusun
antara lain:
Kualifikasi staf
Program kegiatan
Peralatan
Kesesuaian program dengan peserta
Review keselamatan bukanlah pengadilan terhadap sebuah program. Review ini memiliki
keuntungan jangka pendek dan jangka panjang terhadap sebuah program. Review ini bisa
menjadi sebuah ajang pelatihan keselamatan berkegiatan, karena forum ini merupakan forum
diskusi dan saling membagi pengalaman dalam melaksanakan suatu kegiatan alam bebas.
Kebijakan mengenai keselamatan dalam kegiatan alam bebas lebih banyak dilakukan
berdasarkan pengalaman – pengalaman pelaksana kegiatan tersebut. Dengan review tersebut,
bisa diperoleh prespektif lebih luas tentang keselamatan suatu kegiatan, sehingga kebijakan yang
diterapkan lebih merupakan pengembangan dari pola – pola yang telah ada.
1.6. SAR
Dalam pelaksanaan kegaitan alam bebas, SAR memerankan titik sentral dalam manajemen
risiko. Pengetahuan akan lokasi dan posisi tim SAR serta bagiamana menghubungi mereka
dalam kondisi darurat akan menentukan kondisi insiden selanjutnya. Keberadaan tim SAR juga
akan meningkatkan kondisi psikologis peserta bahwa mereka berkegiatan dalam kondisi aman.
Perkenalan
Perkenalan komponen pantia yang terlibat beserta tugasnya
Meminta perhatian – keselamatan adalah tanggung jawab bersama, termasuk peserta
Program
Penjelasan rencana perjalanan – kondisi geografi, cuaca
Kemungkinan bahaya – pingsan, dehidrasi dll
Penjelasan tentang peralatan yang akan dipakai
Beri contoh tentang pemakaian alat yang benar
Penjelasan apa yang harus dilakukan bila terjadi insiden ( i.e seseorang tersesat, hanyut disungai,
terperosok tebing )
Penjelasan apa yang tidak boleh dilakukan selama kegiatan berlangsung
Pentupan
Pastikan semua peserta telah bersedia ikut kegiatan ( bila perlu beri form tertulis)
Tanyakan apa ada hal yang ingin mereka sampaikan
Pastikan semua peserta mengerti isi briefing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui kegiatan pramuka dan berkemah di alam terbuka merupakan cara yang efektif
dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapanmental/ moral/ spiritual, pisik,
intelektual, emosional dan social peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
Hidup dalam perkemahan di Alam Terbuka yang jauh dari tempat tinggal dan kota yang penuh
kemudahan, kemewahan, ketergantungan, mendorong peserta didik/ kaum muda untuk
menyadari tentang apa yang perlu dan nyata dalam hidup ini. Dewasa ini kaum muda dihadapkan
pada dunia yang sukar untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang berkelebihan,
apa yang perlu dan apa yang dapat ditunda, apa yang asli dan apa yang palsu, apa yang riil dan
apa yang ilusi. Dengan berkemah atau hidup dalam perkemahan peserta didik dapat menghargai
kesederhanaan hidup di alam.
Dalam melakukan kegiatan perkemahan di alam terbuka, kita harus membuat perencanaan
kegiatan di alam bebas, persiapan perbekalan dan perlengkapan, dan manajemen resiko terlebih
dahulu.
3.2 Saran
Dengan terbatasnya sumber pustaka, sudah tentu makalah sederhana ini belum mampu
menjabarkan resiko berkemah di alam terbuka seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, kritik
dan saran pembaca sangat kami harapkan.