Anda di halaman 1dari 37

PENGETAHUAN KEPRAMUKAAN

UU Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka Indonesia merupakan sebuah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka”
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka
Berkarya.

Mengapa demikian? Simak beberapa pertimbangan berikut ini :

1. Pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki


akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat;
2. Pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai
upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui Gerakan Pramuka;
3. Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar
dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan
kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global;
4. Peraturan perundangan-undangan yang berlaku saat ini belum secara komprehensif
mengatur Gerakan Pramuka.

Mengingat UNDANG–UNDANG DASAR 1945 PASAL 20, PASAL 20A AYAT (1),
PASAL 21, PASAL 28, PASAL 28C, DAN PASAL 31

Memuat 9 BAB, 49 PASAL, 120 AYAT

BAB I : KETENTUAN UMUM


BAB II : ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN
BAB III : PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
BAB IV : KELEMBAGAAN
BAB V : TUGAS DAN WEWENANG
BAB VI : HAK DAN KEWAJIBAN
BAB VII : KEUANGAN
BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX : KETENTUAN PENUTUP

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

Penjelasan masing-masing pasal

Pasal 7 Ayat (3) Huruf b

Yang dimaksud “belajar sambil melakukan” adalah berusaha mengetahui sesuatu dan
memperoleh ilmu pengetahuan yang dikerjakan dalam waktu bersamaan dengan
mempraktikkan hasil yang diperoleh.

Pasal 7 Ayat (3) Huruf d


Yang dimaksud “kegiatan yang menantang” adalah aktivitas yang menggugah tekad untuk
mengatasi masalah.

Pasal 10 Ayat (1)

Sistem Among yang diterapkan dalam pendidikan gerakan pramuka diangkat dari prinsip
kepemimpinan yang berakar dari nilai luhur budaya bangsa.

Pasal 10 Ayat (3)

Huruf a

Prinsip kepemimpinan “di depan menjadi teladan” dengan istilah “ing ngarsa sung
tuladha”.

Huruf b

Prinsip kepemimpinan “di tengah membangun kemauan” dengan istilah “ing madya mangun
karsa”.

Huruf c

Prinsip kepemimpinan “di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian”


dengan istilah “tut wuri handayani”.

Pasal 12

Huruf a

Jenjang pendidikan “siaga” menekankan pada terbentuknya kepribadian, dan keterampilan di


lingkungan keluarga melalui kegiatan bermain sambil belajar.

Huruf b

Jenjang pendidikan “penggalang” menekankan pada terbentuknya kepribadian dan


keterampilan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun dalam kegiatan masyarakat
melalui kegiatan belajar sambil melakukan.

Huruf c

Jenjang pendidikan “penegak” menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan


agar dapat ikut serta membangun masyarakat melalui kegiatan belajar, melakukan, bekerja
kelompok, dan berkompetensi.

Huruf d

Jenjang pendidikan “pandega” menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan


agar dapat ikut serta membangun masyarakat melalui kegiatan kepada masyarakat.

Pasal 14 Ayat (1)


Huruf a

Yang dimaksud dengan “pembina” adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang bertugas
melatih peserta didik di gugus depan.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “pelatih” adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang bertugas
melatih pembina.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “pamong” adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang bertugas
mendidik peserta didik pada satuan karya pramuka (saka).

Huruf d

Yang dimaksud dengan “instruktur” madalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang
memiliki keahlian/keterampilan khusus kesakaan yang mendidik peserta didik dan pamong di
satuan karya gerakan pramuka.

Pasal 14 Ayat (2)

Standar tenaga pendidik disusun dan ditetapkan oleh pusat pendidikan dan pelatihan nasional
gerakan pramuka.

Pasal 20 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “mandiri” adalah organisasi gerakan pramuka merupakan lembaga
yang mengelola sendiri kelembagaannya.

Yang dimaksud dengan “sukarela” adalah organisasi yang keanggotaannya atas kemauan
sendiri, tidak karena diwajibkan.

Yang dimaksud dengan “nonpolitis” adalah organisasi gerakan pramuka bukan merupakan
bagian dari salah satu organisasi sosial politik manapun.

Pasal 23

Dalam setiap kwartir dibentuk “dewan kerja” sebagai badan kelengkapan kwartir.

PAYUNG HUKUM GP

 KEPPRES-RI NOMOR 238 TAHUN 1961


 UU-RI NOMOR 12 TAHUN 2010
 AD & ART GP

HARAPAN
 Dapat mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan GP berdasarkan
UU, PP, Keppres, AD/ART GP.
 Dapat melaksanakan secara optimal ketentuan dalam UU, PP, Keppres, AD/ART GP

AD ART GERAKAN PRAMUKA

PENGERTIAN DAN FUNGSI AD/ART GERAKAN PRAMUKA

 PENGERTIAN
1. AD/ART merupakan ketentuan dasar dan ketentuan operasional bagi suatu organisasi yg
mencerminkan aspirasi, visi dan misi Gerakan Pramuka Indonesia
2. Pengikat persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka dalam prinsip, idealisme, tindaklaku, baik
organisatoris, sosial, maupun budaya
3. Suluh & landasan gerak organisasi Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya
4. Landasan manajemen & pemberdayaan sumberdaya Gerakan Pramuka
 FUNGSI
AD/ART merupakan landasan kerja dan landasan gerak Gerakan Pramuka dalam mewujudkan visi
dan misinya.

LANDASAN HUKUM GERAKAN PRAMUKA

 KEPPRES No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, dengan pertimbangan:


1. anak-anak dan pemuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia dan warga Negara Ind.
Yg berkepribadian dan berwatak luhur dst.
2. untuk mencapai maksud dan tujuan tsb harus dilakukan dilingkungan anak-anak dan pemuda di
samping lingkungan kel. dan sek.
3. sesuai Tap MPRS No I/MPRS/1960 ttg GBHN dan Tap MPRS No II/MPRS/1960 ttg Garis-garis
Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama ’61-’69 mengenai
pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepanduan pada khususnya, perlu menetapkan
suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan tunggal untuk diberi tugas melaksanakan
pendidikan tersebut di atas.
SEJARAH SINGKAT AD/ART GERAKAN PRAMUKA

 Keppres No 12 Tahun 1971


 Keppres No 46 Tahun 1984
 Keppres No 57 Tahun 1988
 Keppres No 34 Tahun 1999
 Keppres No 104 Tahun 2004
POKOK-POKOK PENTING AD/ART GERAKAN PRAMUKA

 Pembukaan memuat dasar filosofis dan historis ketentuan dalam AD GP.


 Eksistensi: Nama, Status dan tempat
 Asas, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi
 Sistem among, PDK, KH, MK, M dan Kiasan dasar
 Organisasi: anggota, jenjang organisasi, kepengurusan, Saka, DK, Lemdik, Bimbingan,
Pemerikasaan keuangan
 Musyawarah dan Referendum
 Pendapatan, kekayaan
 Atribut GP: bendera, panji, himne dan pakaian seragam serta tanda-tanda
 ART, Pembubaran dan perubahan AD.
TUJUAN GERAKAN PRAMUKA
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Dan dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Melalui Kepramukaan :

1. … Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertaqwa
serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi…”
2. … Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa, dan
negara…”
ALASAN PENYEMPURNAAN AD GP

 AD merupakan landasan kerja GP


 GP dihadapkan pada lingkungan yg berubah serta tantangan baru
 Perkembangan kepanduan di seluruh dunia
 Perlu penyesuaian dengan UU No 22 th 1999, UU No 25 th 1999 dan UU No 23 th 2002 serta
UU Sisdiknas.
PERMASALAHAN

 Penggolongan usia peserta didik


 Keberadaan kelompok usia Pandega-kaderisasi
 Otonomi daerah
 Pembinaan Gudep Berpangkalan di Sekolah/Kampus dan gudep wilayah serta serta tersedianya
pembina yg berkualitas
 Sistem among
 Pengembangan Saka Pramuka
HARAPAN

 Dengan organisasi yang lincah didukung SDM berkualitas yang menjalankan tugas sesuai
prinsip dan metode kepramukaan, GP hadir dan siap untuk mendidik kader-kader
pembangunan yang trampil serta memiliki watak dan kepribadian mulia.
PENYEMPURNAAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MUNAS 2003

 Alinea 3 Pembukaan, menyesuaikan dgn paradigma baru yg menyertakan kaum muda.


 Alinea 5 Pembukaan, SISTEM AMONG tidak hanya ditempatkan sbg bagian dari metode
kepramukaan krn ia merupakan sisdiknas.
KETENTUAN YANG DISEMPURNAKAN

 PASAL 4 AD, penegasan formulasi tujuan dengan menambahkan …guna mengembangkan


dstnya…
 PASAL 5 AD, ditambahkan rumusannya shg menjadi…..serta membangun dunia yg lebih baik.
 PASAL 8 AD, selain mengatur upaya ditambahkan jg usaha yg dilakukan GP
 Pasal 9, Sistem Among
 Pasal 16, Pandega masuk dalam kualifikasi anggota dewasa muda
 Pasal 18, (a) anggota muda dan angota dewasa……
 Pasal 20, (5) Pergantian pengurus…..terdiri dari unsurpengurus lama dan pengurus baru
 Pasal 21, SAKA tambah 1 ayat.
 Pasal 22, Dewan Kerja
 Pasal 24, Bimbingan ayat (4)…..Mabiran yg diketuai oleh Camat/Kepala Distrik
 Pasal 25, BPK ayat (3) ada 2 butir
 Pasal 26, Musyawarah ayat (1) butir c ttg acara pokok Munas
LIMA UNSUR TERPADU DALAM KEPRAMUKAAN

1. Prinsip Dasar Kepramukaan


2. Metode Kepramukaan
3. Kode Kehormatan Pramuka
4. Motto Gerakan Pramuka
5. Kiasan Dasar Kepramukaan
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN

1. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
Kepramukaan dari pendidikan lain
2. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses
pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.
3. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.
(AD Gerakan Pramuka 2004 Pasal 10).

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN adalah :

1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
3. Peduli terhadap diri pribadinya;
4. Taat Kode Kehormatan Pramuka.
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN BERFUNGSI :

1. Norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka


2. Landasarn Kode Etik Gerakan Pramuka
3. Landasan Sistem Nilai Gerakan Pramuka
4. Pedoman dan Arah Pembinaan Kaum Muda
5. Landasan Gerak dan Kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 11)

METODE KEPRAMUKAAN

Merupakan cara belajar interaktif progresif melalui :

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka


2. Belajar sambil melakukan
3. Sistem berkelompok
4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rokhani dan jasmani peserta didik
5. Kegiatan di alam terbuka
6. Sistem Tanda Kecakapan
7. Sistem satuan terpisah untuk Putera dan Puteri
8. Kiasaan dasar
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 12)

MOTTO GERAKAN PRAMUKA


1. Merupakan bagian terpadu proses Pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan
Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan
kode kehormatan Pramuka
2. Motto Gerakan Pramuka : “SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”
3. Merupakan Motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses
pendidikan, disosialisasikan baik di dalam maupun di luar Gerakan Pramuka

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka


1) Makna Kode Kehormatan Pramuka yang disebut satya / janji adalah :

 Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan.
 Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan
janji.
 Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial, dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.

2) Makna Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut darma
merupakan :

 Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti
luhur.
 Upaya memberi pengalaman praktis.
 Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
Kepramukaan.
 Kode Etik organisasi Gerakan Pramuka.

3) Pengertian Kode Kehormatan Gerakan Pramuka adalah :

 Kode Kehormatan adalah suatu norma / ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi
pekerti) yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu
akan harga dirinya.
 Kode Kehormatan Pramuka adalah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam
kehidupan para anggota Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku
seorang anggota Gerakan Pramuka di masyarakat.

Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas :

 SATYA PRAMUKA, merupakan janji yang diucapkan secara suka rela oleh seorang
calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaannya.
 DARMA PRAMUKA, adalah alat proses pendidikan diri yang progesif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur juga sebagai landasan gerak Gerakan Pramuka
untuk mencapai tujuan pendidikan melalui Kepramukaan yang kegiatan mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati,
memiliki rasa kebersamaan dan kegotong royong.
Kode kehormatan Gerakan Pramuka untuk masing-masing golongan usia itu berbeda-beda
disesuaikan dengan perkembangan rohani dan jasmani masing-masing golongan anggota
gerakan Pramuka yaitu :
Siaga ( 7 – 10 tahun) Janji → DWI SATYA
Darma → DWI DARMA
Penggalang (11 – 15 tahun) janji →TRI SATYA
Darma → DASA DARMA
Penegak (16 – 20 tahun) janji → TRI SATYA
Darma → DASA DARMA
Pandega (21 – 25 tahun) janji →TRI SATYA
Darma →DASA DARMA
Anggota Dewasa janji →TRI SATYA
Darma →DASA DARMA
Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang
1. Janji yang disebut Tri Satya yang berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku akau berjanji akan bersungguh-sungguh

 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia


dan mengamalkan Pancasila
 Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
 Menepati Dasa Darma

2. Ketentuan Moral yang disebut Dasa Darma yang selengkapnya berbunyi :


Dasa Darma Pramuka:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran berkataan dan perbuatan

Di dalam Trisatya ada enam kewajiban yaitu:

 Kwajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


 Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Kewajiban terhadap Pancasila
 Kewajiban terhadap sesama hidup
 Kewajiban terhadap Masyarakat
 Kewajiban Terhadap Dasadarma

Dari Dasadarma, kita dapat menjabarkan menjadi banyak sikap hidup (pola tingkah
laku) sehari-hari, seperti misalnya :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Beribadah menurut agama masing – masing dengan sebaik – baiknya. Dengan
menjalankan semua perintah – perintahNya serta meninggalkan segala larangan –
laranganNya
 Patuh dan berbakti kepada orang tua.
 Sayang kepada saudara, dsb.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

 Menjaga kebersihan sanggar bakti, kelas dan lingkungan sekolah.


 Ikut menjaga kelestarian alam, baik flora maupun faunanya.
 Membantu fakir miskin, anak yatim piatu, orang tua jompo.
 Mengunjungi yang sakit, dsb.

3. Patriot yang sopan dan Kesatria

 Mengikuti upacara sekolah atau upacara latihan dengan baik.


 Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
 Ikut serta dalam pertahanan bela Negara
 Belajar disekolah dengan baik
 Ikut serta dalam kegiatan – kegiatn kemasyarakatan. Dsb.

4. Patuh dan suka bermusyawarah

 Mengerjakan tugas – tugas dari guru, Pembina atau orang tua dengan sebaik baiknya
 Patuh kepada orang tua, guru, dan Pembina
 Berusaha mufakat dalan setiap musyawarah
 Tidak mengambil keputusan yang tergesa – gesa, yang didapatkan tanpa melalui
musyawarah

5. Rela menolong dan Tabah

 Berusaha menolong orang yang sedang mengalami musibah atau kesusahan.


 Setiap menolong tidak meminta pamrih atau mengharapkan imbalan.
 Tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan
 Tidak banyak mengeluh, dan tak mudah putus asa.
 Bersedia menolong tanpa diminta, dsb.

6. Rajin, Terampil dan Gembira.

 Tidak pernah membolos dari sekolah.


 Selalu hadir dalam setiap pertemuan pramuka.
 Dapat membuat berbagai macam kerajinan atau hasta karya yang berguna
 Selalu riang gembira dalam setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan.

7. Hemat Cermat dan Bersahaja.

 Tidak boros dan tidak bersikap hidup mewah.


 Rajin menabung.
 Teliti dalam melakukan sesuatu.
 Bersikap hidup sederhana, tidak berlebih – lebihan.
 Biasa membuat perencanaan setiap akan melakukan tindakan, dsb.

8. Disiplin Berani dan Setia

 Selalu menepati waktu yang ditentukan.


 Mendahulukan kewajiban terlebih dahulu dibanding haknya.
 Berani mengambil keputusan.
 Tidak pernah mengecewakn orang lain.
 Tidak pernah ragu – ragu dalam bertindak, dsb.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

 Menjalankan segala sesuatu dengan sikap bersungguh – sungguh.


 Tidak pernah mengecewakan orang lain.
 Bertanggung jawab dalam setiap tindakan.dsb.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

 Berusaha untuk berkata baik dan benar dan tidak pernah berbohong
 Tidak pernah menyusahkan atau mengganggu orang lain.
 Berbuat baik kepada semua orang, dsb.

Salam Pramuka, Motto dan tahu arti Lambang


Gerakan Pramuka.
SALAM PRAMUKA

Salam Pramuka adalah perwujudan dari penghargaan seseorang Pramuka kepada Pramuka
lainnya. Biasanya salam pramuka diberikan dengan memberikan hormat sambil meneriakkan
“Salam pramuka!” yang diberi salam akan menjawab dengan meneriakkan “Salam!” sambil
menghormat juga.

Fungsi salam pramuka

Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke
dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan
penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.

Macam salam pramuka

Salam pramuka digolongkan menjadi 3 macam:

Salam biasa

Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. Siapa yang melihat dulu dialah
yang harus memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat, tua maupun
muda. Salam tersebut dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun
kendaraan. Jadi tidak harus berdiri.
Salam hormat

Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.

Untuk salam hormat diberikan kepada :

Bendera kebangsaan ketika dikibarkan atau diturunkan dalam suatu upacara.

Jenazah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.

Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat
lainnya.

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Salam janji

Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik. Pemberian
salam pramuka dilakukan ketika dilakukan pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya.
Salam janji juga diberikan pada saat pengucapan janji Trisatya dalam acara Ulang Janji.

MOTTO GERAKAN PRAMUKA

Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan
setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri
untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU


KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :

1. Menanamkam rasa percaya diri.

2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.

3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.

4. Rasa bangga sebagai Pramuka.

5. Memiliki Budaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam
merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.

Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis.
Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA


Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat
tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi
Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka.

Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden
Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan
Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Bentuk

Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di
samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72
tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Arti kiasan

Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:

Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah
inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).

Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan
rohaninya kuat dan ulet.

Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu
beradaptasi dalam kondisi apapun

Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang
tinggi.

Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.

Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan
agama.

Penggunaan

Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir /
Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka

Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan
menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas
Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.

Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan


ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab
generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi
kader pembangunan yang berjiwa Pancasila
SEJARAH KEPANDUAN DAN GP

Kepanduan adalah gerakan pandu. Sedangkan salah satu definisi pandu adalah anggota
perkumpulan pemuda yg berpakaian seragam khusus, bertujuan mendidik anggotanya supaya
menjadi orang yg berjiwa kesatria, gagah berani, dan suka menolong sesama makhluk.

Daftar isi
 1 Awal Mula Lahirnya Kepanduan
 2 Sejarah Kepanduan di Indonesia
 3 Organisasi Kepanduan di Indonesia
 4 Pranala luar

Awal Mula Lahirnya Kepanduan


Awal Mula Lahirnya Kepanduan, 1896

Tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabeleland di Rhodesia Selatan


(sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Chief of Staff di bawah Jenderal
Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan disanalah pertama kalinya ia
bertemu dengan orang yang nanti menjadi sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham,
tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat sebagai kepala pasukan pengintai Inggris.
Keberadaannya di sana akan menjadi pengalaman yang sangat penting, bukan hanya karena
Baden-Powell berkesempatan memimpin misi sulit di wilayah musuh, tetapi saat-saat itulah
Ia banyak mendapat inspirasi untuk membuat sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung
dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft
kepada Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk menyusun program/
kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah keahlian yang banyak dikenal
dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa
yang kini sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.

Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda dengan di
Inggris. Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi pasukan tentara Inggris agar
mampu beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh
dengan materi-materi tentang eksplorasi, trekking, kemping dan meningkatkan kepercayaan
diri.

Saat itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi khasnya
(Burnham mirip topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini masih digunakan oleh anggota
kepanduan di seluruh dunia. Selain itu, Baden-Powell juga menerima sangkakala (terompet)
kudu, peralatan dalam Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk
membangunkan para peserta Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown sea.

Tiga tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell ditempatkan di
kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak daripada
di tempat sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang
bertugas membawakan pesan untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman
dalam menghadapi musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota (1899–
1900), dan kejadian inilah yang juga menjadi salah satu faktor yang mengilhami Baden-
Powell dalam membuat materi kepanduan. Setiap orang dalam pasukan itu menerima bedge
penghargaan berbentuk jarum kompas yang dikombinasikan dengan ujung anak panah.
Bedge ini bentuknya mirip dengan fleur de lis, logo yang hingga kini digunakan sebagai logo
organisasi kepanduan di banyak negara di dunia.

Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam memimpin


Pasukan Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan Nasional”. Hal ini
memberikan keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi
terjual laris.

Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para guru
untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam organisasi. Karena itulah,
Ia diminta untuk menulis ulang bukunya tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda,
terutama untuk anggota Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan
bernuansa militer. Baden-Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang jauh
lebih besar. Ia mulai mempelajari materi lain yang bsa menjadi bahan pelajaran dalam
kepanduan.

Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yang berjudul
The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah orang Kanada yang lahir di
Inggris dan tinggal di Amerika Serikat. Ia bertemu dengan aden-Powell bulan Oktober 1906,
dan mereka saling berbagi ide tentang program pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-
Powell menulis draft buku berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama, untuk menguji
idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda dengan latar belakan bermacam-macam (yang
diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di London, yakni Poole, Parkstone,
Hamworthy, Bournemouth, dan Winton Boys’ Brigade units) dan mengadakan perkemahan
selama seminggu di Brownsea Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris. Metode yang
diterapkan dalam perkemahan itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda tersebut
untuk mengatur kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil dan memilih
salah satu anggota kelompok sebagai pemimpin.

Brownsea, 1908

Musim panas 1907, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya, “Scouting for
Boys”. Ia tidak sekadar menulis ulang buku “Aids to Scouting” yang lebih banyak materi
kemiliterannya. DI buku yang baru itu, aspek kemiliterannya diperkecil dan digantikan
dengan teknik-tekni non-militer (terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia
juga memasukka perinsip edukasi yang inovatif, disebut Scout method (metode
kepramukaan). Ia juga berkreasi dengan membuat game-game menarik sebagai sarana
pendidikan mental.

Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6 jilid. Pada
tahun yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu buku utuh. Sampai saat ini, buku
tersebut di peringkat ke empat dalam daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.

Mulanya, Baden-Powell diminta menjadi “pembina” organisasi The Boys’ Brigade, yang
didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya semakin meningkat serta
tulisannya tentang petualangan-petualangan di alam terbuka, banyak pemuda yang mulai
membentuk kelompok kepanduan dan Baden-Powell “kebanjiran order” untuk menjadi
pembina kelompok-kelompok itu. Mulai saat itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement)
mulai berkembang dengan pesat. Sekalipun Gerakan Kepanduan didirikan Baden-Powell,
tetapi ia banyak terinspirasi Frederick Russell Burnham, orang Amerika yg membantu Inggris
di Afrika Selatan. Burnham banyak belajar teknik hidup di alam bebas dari ayahnya yang
menjadi pastor di tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yang sukses
menghadapi beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afrika Selatan &
berkenalan dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnhamlah Baden-Powell menyusun
berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan seorang Boy Scout (Pandu).
Terinspirasi orang Indian. Selanjutnya di Gerakan Kepanduan, Burnham diangkat sebagai
“Kepala Suku” pertama dari gerakan yg didirikan Baden-Powell.

Sejarah Kepanduan di Indonesia


Sejak tahun 1961 berdasar Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, semua pandu -
pandu yang ada di Indonesia (Hizbul Wathan (HW), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam
Afdeling Pandu (SIAP), Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) dan Indonesisch
Nationale Padvinders Organisatie (INPO)) melebur menjadi satu dengan nama Pramuka
(Praja Muda Karana).

STRUKTUR GUDEP DAN GP

Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya. Sejalan dengan diberlakukannya


Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka, Struktur Organisasi Gugusdepan pun
mengalami sedikit penyesuaian. Sebelumnya Gugusdepan, termasuk struktur organisasi
gudep, diatur melalui Keputusan Kwarnas Nomor 137 Tahun 1987.

Struktur Organisasi Gugusdepan sebagaimana lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan
Pramuka terdiri atas komponen-komponen yang antara lain :

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan


2. Ketua Gugusdepan
3. Pembina Gugusdepan
4. Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana
Pandega
5. Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega
6. Dewan Kehormatan Gudep
7. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep

Adapun bagan atau struktur organisasi Gugusdepan Gerakan Pramuka tersebut adalah
sebagaimana gambar berikut ini.

Penjelasan Struktur Organisasi Gudep

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan


1. Majelis Pembimbing Gugusdepan (disingkat Mabigus), adalah suatu badan
dalam Gudep yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material
dan finansial, serta konsultasi kepada gudep yang bersangkutan.
2. Mabigus terdiri atas unsur-unsur orang tua peserta didik, tokoh-tokoh
masyarakat di lingkungan gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa
tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka.
3. Mabigus terdiri atas :
1. Seorang Ketua
2. Seorang Wakil Ketua
3. Seorang Sekretaris
4. Seorang Ketua Harian (apabila diperlukan)
5. Beberapa orang anggota
4. Ketua Gudep secara ex-officio anggota Mabigus
5. Ketua Mabigus dipilih diantara anggota Mabigus yang ada.
6. Mabigus bersidang sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan.
7. Rapat koordinasi dan konsultasi antara Mabigus dengan Pembina Gugusdepan
diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan.
2. Ketua Gugusdepan
1. Ketua Gudep dipilih dari salah satu Pembina Pramuka yang ada dalam
gugusdepan yang bersangkutan. Pemilihannya dilakukan saat Musyawarah
Gugusdepan.
3. Pembina Gugusdepan
1. Pembina Gugusdepan (disingkat Pembina Gudep), terdiri atas Ketua Gudep
dibantu oleh Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan yang dimiliki
gudep tersebut.
4. Tim Pembina Satuan
1. Tim Pembina Satuan terdiri atas Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan
Penggalang, Ambalan Penegak, dan Racana Pandega
2. Tim Pembina Perindukan Siaga (disingkat Tim Pembina Siaga) terdiri atas
satu orang Pembina Siaga dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Siaga.
3. Tim Pembina Pasukan Penggalang (disingkat Tim Pembina Penggalang)
terdiri atas satu orang Pembina Penggalang dibantu oleh tiga orang Pembantu
Pembina Penggalang.
4. Tim Pembina Ambalan Penegak (disingkat Tim Pembina Penegak) terdiri atas
satu orang Pembina Penegak yang dipilih oleh Majelis Penegak dibantu satu
atau dua orang Pembantu Pembina Penegak.
5. Racana Pandega dibina oleh seorang Pembina Pandega dan bila perlu dapat
dibantu oleh satu orang Pembantu Pembina Pandega atau lebih sebagai
konsultan dan narasumber ahli.
5. Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana
Pandega
1. Sebuah gugusdepan bisa jadi memiliki Perindukan Siaga, Pasukan
Penggalang, Ambalan Penegak, dan Racana Pandega sekaligus. Gudep seperti
itu disebut gugusdepan lengkap. Namun ada pula yang hanya memiliki
beberapa atau bahkan satu saja, semisal hanya memiliki Perindukan Siaga dan
Pasukan Penggalang, atau bahkan hanya memiliki Pasukan Penggalang saja.
Gudep seperti itu disebut gudep tidak lengkap.
2. Perindukan Siaga idealnya terdiri atas 18-24 anggota Pramuka Siaga. Anggota
tersebut dibagi menjadi 3-4 Barung. Jumlah anggota ideal untuk setiap barung
adalah 6 Pramuka Siaga. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk perindukan
baru.
3. Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 24-32 anggota Pramuka Penggalang.
Anggota tersebut dibagi dalam 3-4 Regu. Jumlah anggota ideal untuk setiap
regu adalah 6-8 Pramuka Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk
pasukan baru.
4. Ambalan Pandega idealnya terdiri atas 12-32 anggota Pramuka
Penegak. Anggota tersebut dibagi dalam 3-4 Sangga. Jumlah anggota ideal
untuk setiap sangga adalah 4-8 Pramuka Penegak. Jika jumlahnya melebihi,
dapat dibentuk ambalan baru.
5. Racana Pandega paling banyak terdiri atas 30 Pramuka Pandega. Anggota
tersebut tidak dibagi dalam kelompok kecil.
6. Dewan Kehormatan Gudep
1. Dewan Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh
Pembina Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah,
penghargaan dan sanksi.
2. Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur Anggota
Majelis Pembimbing Gugusdepan Ketua Gudep, dua orang Pembina Satuan,
dan Dewan Penegak atau Dewan Pandega apabila diperlukan.
3. Susunan Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas Ketua Dewan
Kehormatan (otomatis dijabat oleh Ketua Gudep), Wakil Ketua, Sekretaris,
dan dua orang anggota.
7. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep
1. Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan adalah badan independen yang
dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada
Musyawarah Gugusdepan.
2. Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan meliputi Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, dan beberapa orang anggota.

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


adalah bagan atau skema yang menggambarkan tingkatan-tingkatan organisasi Gerakan
Pramuka mulai dari tingkatan yang paling bawah sampai dengan yang paling atas beserta
mekanisme kerjanya. Dengan struktur organisasi tersebut, Gerakan Pramuka sebagai
organisasi kepanduan di Indonesia dapat menyusun dan menata organisasi gerakan pramuka
dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan. Sehingga organisasi
dapat berjalan dengan efektif.

Struktur organisasi Gerakan Pramuka diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi
Gerakan Pramuka. Dalam keputusan ini juga diatur tentang tugas pokok dan fungsi Gerakan
Pramuka, pembagian tugas dan tanggung jawab, musyawarah, dan garis hubungan dalam
organisasi Gerakan Pramuka.

Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka dapat dibaca di diunduh di
halaman SK dan PP Pramuka.
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
Struktur organisasi Gerakan Pramuka disusun mulai dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang,
Ranting, hingga ke Gugusdepan. Struktur organisasi tersebut terdiri atas Majelis Pembimbing
(Mabi), Kwartir, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kordinator Gugusdepan (Korgudep),
Gugusdepan (Gudep) dan Satuan Karya Pramuka (Saka), dan Badan Kelengkapan Kwartir.
Penjelasan Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

1. Majelis Pembimbing adalah badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan
moril, organisatoris, material, dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan
karya pramuka. Majelis Pembimbing dibentuk di tingkat Nasional, Daerah, Cabang,
Ranting, Gugusdepan dan Saka. Majelis Pembimbing diketuai secara ex-officio:
1. di tingkat nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia
2. di tingkat daerah (Mabida) oleh Gubernur
3. di tingkat cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota
4. di tingkat ranting (Mabiran) oleh Camat
5. Sedangkan di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota Mabigus yang
ada dan di tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada lembaga/instansi/
departemen terkait.
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen yang
dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah
Gerakan Pramuka.
3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk di tingkat :
1. Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun.
2. Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam Musyawarah
Daerah (Musda) dengan masa bakti 5 tahun.
3. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam Musyawarah
Cabang (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.
4. Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam Musyawarah
Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
5. Gugusdepan yang ada dalam satu wilayah kelurahan/desa dikoordinasikan oleh
Koordinator Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting
(Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
4. Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan pesertadidik yang merupakan wadah
pendidikan dalam organisasi Gerakan Pramuka. Selengkapnya mengenai Gudep baca :
Gugusdepan Gerakan Pramuka.
5. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam
wawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.
6. Badan Kelengkapan Kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas
membantu kwartir. Badan Kelengkapan Kwartir meliputi:
1. Dewan Kehormatan
2. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdikanas (di
tingkat Nasional), Lemdikada (di tingkat Daerah), dan Lemdikacab (di tingkat
Cabang).
3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut Dewan
Kerja yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (di tingkat Nasional),
DKD atau Dewan Kerja Daerah (di tingkat Daerah), DKC atau Dewan Kerja
Cabang (di tingkat Cabang), dan DKR atau Dewan Kerja Ranting (di tingkat
Ranting).
4. Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka)
5. Pembantu Andalan
6. Badan Usaha Kwartir
7. Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat
situasional.
8. Staf Kwartir.
7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia
(Presiden).
8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang
bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang kekuasaan
tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas :
1. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan
Mabida.
2. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta
Musda terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab.
3. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta
Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan Mabiran.
4. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta
Musran terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa,
Gudep dan Mabigus.
5. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun.
Peserta Mugus terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus

DEWAN KERJA DAN AMBALAN

DEWAN KERJA adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan di


tingkat Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra,
sebagai bagian integral dari Kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan untuk mengelola
pembinaan dan kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sesuai prinsip "dari, oleh
dan untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan bimbingan orang dewasa", yang
pengelolaannya bersifat kolektif dan kolegial.[1]
Masa bakti dewan kerja dimulai dan berakhir sesuai dengan masa bakti kwartir. Begitupun
dengan struktur organisasi dewan kerja juga mengikuti pengorganisasian kwartir yang
meliputi:

1. Tingkat Nasional atau Kwartir Nasional disebut dengan Dewan Kerja Nasional
(DKN).
2. Tingkat Daerah atau Kwartir Daerah disebut dengan Dewan Kerja Daerah (DKD).
3. Tingkat Cabang atau Kwartir Cabang disebut dengan Dewan Kerja Cabang (DKC).
4. Tingkat Ranting atau Kwartir Ranting disebut dengan Dewan Kerja Ranting (DKR).

Fungsi dan Tugas Pokok


1. Pelaksana keputusan-keputusan musyawarah dan sidang paripurna yang telah
disahkan oleh Kwartirnya.
2. Pembuat dan pemberi pandangan, pendapat, saran dan usul kepada Kwartir tentang
kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
3. Pengelola program pembinaan dan kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
di Kwartir.
4. Penghubung antara Pramua Penegak dan Pandega di wilayah kerjanya dengan
Kwartir.
5. Pendukung pelaksanaan tugas-tugas Kwartir.

 Tugas Pokok:

1. Melaksanakan keputusan-keputusan Musppanitra yang telah disahkan oleh


Musyawarah Kwartir.
2. Memberikan bimbingan kepada Dewan Kerja yang berada setingkat di bawahnya.
3. Melakukan koordinasi dan konsultasi antar Dewan Kerja.
4. Mengkaji, mengkoordinasikan, dan mengusulkan bentuk program pembinaan dan
kegiatan berikut tata pengaturannya bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
kepada Kwartir.
5. Melakukan penelitian dan evaluasi terhadap program dan kegiatan bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega termasuk permasalahan yang dihadapi menyangkut
proses pembinaan.
6. Melakukan sosialisasi atas suatu peraturan maupun petunjuk penyelenggaraan
khususnya yang berhubungan dengan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
7. Membuat perencanaan dan pelaporan atas kegiatan yang dilakukan dan disampaikan
pada Sidang Paripurna.
8. Membuat Kwartir dalam melaksanakan program.
9. Menyelenggarakan Sidang Paripurna di tingkat Kwartir.
10. Menyelenggarakan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra
di tingkat Kwartir.[1]

Struktur Kepengurusan
Kepengurusan dalam dewan kerja harus berjumlah ganjil dan sebanyak-banyaknya
beranggotakan 21 orang. Yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua (apabila
ketua putra, maka wakil ketua putri begitu pula sebaliknya).

 Seorang Ketua, merangkap anggota.


 Seorang Wakil, merangkap anggota.
 Sekretaris, merangkap anggota.
 Bendahara, merangkap anggota.
 Para Ketua Bidang, merangkap anggota.
 Beberapa orang anggota.
 (Jumlah sekretaris dan bendahara disesuaikan dengan kebutuhan dewan kerja yang
bersangkutan).

Bidang Dalam Dewan Kerja


1. Bidang Kajian Kepramukaan

 Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kebijakan pembinaan dan


pengembangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega secara konsepsional.
 Memberikan pertimbangan dan masukan kepada Kwartir maupun wadah pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega lainnya dalam pengembangan pelaksanaan
suatu peraturan mengenai Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

2. Bidang Kegiatan

 Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang merupakan


kegiatan Kepramukaan dalam peningkatan mutu kegiatan Kepramukaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega.
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kepramukaan.

3. Bidang Pembinaan dan Pengembangan

 Memikirkan, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengorganisasikan bentuk


pembinaan berikut pengembangannya bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
yang sesuai dengan perkembangan zaman.
 Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada lembaga
berwenang serta pelaksanaan kegiatan pengembangan bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.
 Bersama Kwartir melakukan hubungan kerjasama dengan pihak lain di luar Gerakan
Pramuka berkaitan dengan pengembangan kegiatan bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.

4. Bidang Penelitian dan Evaluasi

 Memikirkan, merencanakan, dan mengorganisasikan bentuk dan pelaksanaan


penelitian atas pembinaan dan jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya
peningkatan mutu, pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
 Memikirkan, merencanakan, dan mengorganisasikan evaluasi atas pembinaan dan
jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan mutu, pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Referensi, Lampiran 1 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 005


Tahun 2017 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pendega

Dewan Ambalan

Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan, dibentuk Dewan Ambalan Penegak, yang


disingkat Dewan Ambalan. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut
Pradana dengan susunan sebagai berikut:

 Seorang ketua yang disebut Pradana.


 Seorang wakil ketua.
 Seorang sekretaris yang disebut kerani.
 Seorang Bendahara.
 Seorang Pemangku Adat.

Kegiatan, kewenangan, tugas dan mekanisme Dewan Penegak antara lain:


 Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan
Keputusan Musyawarah Penegak.
 Masa bakti Dewan Ambalan adalah satu tahun.
 Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh
seluruh anggota Ambalan dengan acara:

1. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.


2. Merencanakan kegiatan ambalan yang akan datang.
3. Membicarakan adat istiadat ambalan.
4. Memilih pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.
5. Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam melaksanakan tugas,
Dewan Ambalan dapat membentuk Sangga Kerja.

Dewan Kehormatan

Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan
Kehormatan Penegak yang disingkat Dewan Kehormatan dengan anggota yang terdiri atas:

 Anggota Dewan Ambalan Penegak


 Pembina dan Pembantu Pembina Penegak (sebagai penasehat)

Dewan Kehormatan Penegak mempunyai wewnang dan kewajiban untuk menentukan:

1. Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka Penegak
yang berjasa atau berprestasi.
2. Pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga serta Pradana.
3. Tindakan terhadap pelanggaran kode kehormatan.
4. Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak.
5. Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi kesempatan untuk
membela diri dalam rapat Dewan Kehormatan.

Referensi

 SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No: 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka.
 SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No: 231 Tahun 2007 tentang Gugusdepan
Gerakan Pramuka

Tanda-Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka


I. Apa Tanda Pengenal dalam Gerakan pramuka?

1. Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka adalah tanda tanda yang di kenakan dalam
pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seseorang anggota Gerakan
Pramuka, satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan
tanda penghargaan jang dimilikinya.

2. Tanda pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya meliputi :


a. Tanda Umum :
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, putera maupun puteri.

b. Tanda Satuan :
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan satuan/kwartir tertentu tempat seorang anggota
Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di gugusdepan
sampai dengan satuan tingkat Nasional.

c. Tanda Jabatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seseorang dalam lingkungan
Gerakan Pramuka.

d. Tanda Kecakapan :
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap
dan usaha seorang Pramuka, dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.

e. Tanda Kehormatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas
jasa, darma bakti, dan lainnya yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan
Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.

II. Kelompok dan Macam tanda pengenal.


Berbagai macam tanda pengenal Gerakan Pramuka dikelompokkan dalam 5 kelompok, yaitu
:
1. Tanda Umum meliputi : Tanda tutup kepala, setangan leher, atau pita leher, tanda
pelantikan, tanda harian, tanda kepramukaan sedunia (Putera dan Puteri).

2. Tanda Satuan meliputi : Tanda barung, regu, sangga, dan tanda satuan terkecil lainnya
tanda gugusdepan, kwartir dan majelis Pembimbing, Tanda krida dan Satuan Karya, lencana
daerah dan tanda wilayah, tanda satuan pramuka luar biasa dan tanda satuan lainnya.

3. Tanda Jabatan meliputi : Tanda pemimpin dan wakil pemimpin ; Barung, regu, sangga, dan
lain lain. Tanda pemimpin dan wakil pemimpin Krida dan Satuan Karya, Tanda Keanggotan,
dewan kerja T/D, Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak,
Pandega dan Tanda Pembina Gugusdepan Pramuka. Tanda Pelatih pembina Pramuka, Tanda
andalan dan pembantu andalan dan tanda jabatan lainnya.

4. Tanda Kecakapan meliputi :


a. Tanda Kecakapan Umum :
1) Pramuka Siaga : Mula, Bantu dan Tata.
2) Pramuka Penggalang : Ramu, Rakit dan Terap.
3) Pramuka Penegak : Bantara dan Laksana.
4) Pramuka. Pandega : Pandega.
5) Pembina Pramuka : Mahir Dasar dan Lanjutan.
b. Tanda Kecakapan Khusus :
1) Pramuka Siaga : Tidak bertingkat.
2) Pramuka Penggalang : Purwa. Madya dan Utama.
3) Pramuka Penegak : Purwa. Madya dan Utama.
4) Pramuka Pandega : Purwa. Madya dan Utama.
5) Instruktur : Muda dan Dewasa.
6) Pelatih Pembina Pramuka : Dasar dan Lanjutan.
c. Tanda Kecakapan Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega.

5. Tanda kehormatan meliputi :


a. Untuk peserta didik : Tanda penghargaan mengikuti kegiatan, Lencana Tahunan Lencana
Wiratama, dan Lencana teladan.
b. Untuk orang dewasa meliputi : Lencana tahunan, Lencana Pancawarsa, Lencana Wiratama,
Lencana Jasa (Darma bakti, Melati dan Tunas kencana).
6. Bentuk ukuran warna dan persyaratan untuk menerima tanda pengenal Gerakan Pramuka
diatur dalam PP tersendiri.

BAGAN MACAM TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

Tanda 1. Tanda Tutup Kepala 4. Tanda Kepramukaan Sedunia (Pa/Pi)


Umum Setangan Leher/Pita Tanda harian
2. 5.
Leher
3. Tanda Pelantikan 6. Dan lain-lain
Tanda 1. Tanda Barung, Regu, 4. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah
Satuan Sangga,
2. Tanda Gugusdepan 5. Tanda Satuan Gugusdepan Luar Biasa
3. Tanda Krida, Tanda Saka 6. Dan lain-lain
Tanda 1. Tanda Pemimpin dan 6. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin
Jabatan Wakil Pemimpin Barung, Krida
Regu, Sangga, dll
2. Tanda Pembina dan 7. Tanda Pamong Saka.
Pembantu Pembina S, G,
T, D.
3. Tanda Andalan dan 8. Tanda Majelis Pembimbing.
Pembantu Andalan.
4. Korps Pelatih Pembina 9. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja T,D.
Pramuka.
5. Tanda Petugas dan 10. Dan lain-lain
Peserta Kegiatan.
Tanda I. TKU II. TKK
Kecakapan * Siaga: Mula, Bantu, * Siaga : Satu tingkat
Tata.
* Penggalang: * Penggalang:Purwa,Madya,Utama.
Ramu,Rakit. Terap.
* * Penegak:Purwa,Madya,Utama
Penegak:Bantara,Laksana
* Pandega : Pandega * Instruktur : Muda, Dewasa.
* Pembina Mahir: Dasar * Pelatih : KPD, KPL.
dan Lanjutan
III. Pramuka Garuda untuk S, G, T, D
Tanda I. Gerakan Pramuka 2 . Untuk Orang Dewasa
Penghargaan 1. Untuk Peserta Didik :  Bintang tahunan

  Tanda   Lencana Panca warsa


Penghargaan
  Bintang Tahunan   Lencana Dharma Bakti

  Lencana   Lencana Melati


Wiratama
  Lencana Teladan   Lencana Tunas Kencana

  Lencana WIRATAMA

II. Badan/Organisasi Sosial dan Kemanusiaan


III. Pemerintah RI dan Negara Lain

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA UPACARA PENEGAK


KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 178 TAHUN 1979
PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN
PRAMUKA

Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut:


• Kerapian setiap anggota ambalan
• Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
• Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
• Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana
• Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pimpinan Sangga pindah
ke tempat Pimpinan Sangga
• Para Pimpinan Sangga sesudah laporan mengambil tempat disebelah kanan barisan
• Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para Pimpinan
Sangga
• Pradana mengambil tempat didepan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang
berlaku
• Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana pemimpin penghormatan
• Pembacaan Dasa darma atau sandi Ambalan oleh petugas
• Pembina Penegak membaca Pancasila diikuti oleh anggota Ambalan
• Pengumuman dari Pradana/Pembina
• Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
• Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan
Upacara Penutupan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :

A. Kerapian Setiap anggota Ambalan


B. Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
C. 1) Pemimpi Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ketempat Pimpinan Sangga
D. Pradana menjemput pembina Penegak dan mengantarkannya kesebelah kanan
barisan
E. Pradana mengambil tempat didepan barisan sesuai dengan adat ambalan yang
berlaku
F. Petugas bendera menunkan bendera untuj disimpan
G. Penbacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas
H. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain
I. Pradana memimpin doa sesuia dengan agama dan kepercayaan masing-masing
J. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
K. Pradana membubarkan barisan

Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam


rangkaian Upacara Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut :

a. Tamu ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atua pembina


b. Pradana dan Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota ambalan
c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti
kegiatan ambalan
b. Barisan dibubarkan, lanjutkan dengan acara latihan
Upacara Peneriman Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah
Upacara Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut:
a. Pradana mengumpulkan anggota Ambalan
b. Tamu Ambalan berada ditempat yang telah disediakaN
c. Penagak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan
d. Tamu Ambalan dijemput oleh petugas untuk menghadap kepada Ambalan
e. Pengantar kata Pradana / Pembina
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calaon
penegak
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya diAmbalan
j. Ucapan selamat dari anggota Ambalandilanjutkan dengan acara latihan
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh
dihadiri Calon Penegak lainnya pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
a. Sangga kerja menyiapkan perlengkapan Upacara
b. Calon Penegak yang akan dilantik duantar oleh pendamping kanan dan pendamping
kiri kehadapan Pembina
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri
mengenai watak dan kecakapan Calon
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali kesangganya
e. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan depan Pembina, anggota
Ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana atau petugas
f. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum antara Pembina dengan Calon
g. Pembina memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya
i. Ucapan janji Trysatya yang dituntun oleh Pembina Penegak, dengan jalan
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan didada
kiri tepat dengan jantungnyakemudian disusul dengan penyematan tanda Penegak
Bantara oleh calon Penegak sendiri
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak yang baru dilantik
k. Ucapan selamat dari anggota Ambalan
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai
dilantik untuk kembali kesangganya

Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Bantara Menjadi Penegak Laksana


dilakukan sebagai berikut:

a. Pradana atau Pembina Penegakmengumpulkan anggota Ambalan


b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya kehadapan
Pembina
c. Pembina mint peryataan pendamping mengenai perkembangan watak dan
kecakapan yang bersangkutan
d. Para pendamping kembali ketempat
e. Tanya jawab tentang SKU antara Pembina dengan Penegak Bantara yang akan naik
tingkat
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan depan Pembina
g. Pembina memberikan bendera Sang MerahPutih kepada penegak yang
bersangkutan
h. Pembina melepas tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh penagak yang bersangkutan
j. Penegak Bantara yang akan naik tingkat mengulang janji Trisatya, dituntun oleh
Pembina dengan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang
ditempelkan didadad kiri tepat dengan jantungnya
k. Pembina memimpin doa dengan agama dan kepercayaan masing-masing
l. Ucapan selamat dari anggota Ambalan
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara

Upacara Pemberian Tanda kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah


memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan/
Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut:

 Penegak yang akan menerima TKK dipanggil kedepan Pembina


 Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi
 Penyematan TKK dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina
 Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana, untuk meneruskan acara

Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega


dilakukan sebagai berikut:
a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan
bersaf
b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil kedepanPembina Penegak
c. Penjelasan Pembina bhw kepindahannya bukan karna kecakapannya melainkan
karna usianya
d. Penegak yang akan pindah minta diri kepada Ambalan
e. Pembina menyerhkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana
Pandega
f. Pembina Recana Pandega menerimanya ssuia dengan adat Recana yang berlaku
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan
dalam bentuk informal,diluar pertemuan rutin
a. Dilaksanakan oleh sangga kerja / panitia
b. Cara upacara tersebut meliputi:
1) Penjelasan Pembina
2) Penegak yang bersangkutan minta diri
3) Sambutan Wakil anggota Ambalan
4) Kata pelepasan Pembina Penegak dan menyerahkan surat keterangan
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan Ambalan
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak
7) Ramah tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraaN

PENGENALAN SATUAN KARYA

PENGENALAN SATUAN KARYA

SATUAN KARYA PRAMUKA


( SAKA )
- Satuan Karya Pramuka disingkat SAKA,
Adalah wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat,
dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para
pramuka dalam berbagai bidang kejuruan, serta meningkatkan motivasinya untuk
melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan
dan penghidupannya, serta bekal pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara,
sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntunan perkembangan pembangunan,
dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
- Krida adalah satuan kecil yang merupakan bagian Satuan Karya Pramuka, sebagai wadah
kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan SAKA.
- Pimpinan SAKA adalah badan kelengkapan kwartir, yang bertugas memberi bimbingan
organisatoris, dan teknis kepada SAKA yang bersangkutan serta memberikan bantuan
fasilitas dan kemudahan lainnya.
- Pamong SAKA adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka, yang bertanggungjawab atas
pembinaan dan pengmbangan SAKA.
- Instruktur SAKA adalah anggota Gerakan Pramuka atau seseorang yang bukan anggota
Gerakan Pramuka, yang karena kemampuan dan keahliannya, menyumbangkan tenaga dan
kemampuannya, untuk membantu Pamong SAKA.
- Dewan SAKA adalah badan yang dibentuk oleh anggota saka, beranggotakan Pramuka
Penegak dan Pandega, yang bertugas memimpin kegaiatan SAKA sehari–hari.
- Musyawarah SAKA adalah suatu forum atau tempat pertemuan para anggota SAKA, guna
membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan SAKA, yang diselenggarakan antara lain
untuk memilih Dewan SAKA.
- Pemuda yang dimaksud dalam petunjuk penyelenggaraan ini adalah para remaja dan
pemuda, putera maupun puteri, yang berusia 11 ( sebelas ) sampai 25 (duapuluhlima)
tahun.

Tujuan pembentuka SAKA adalah untuk memberi wadah pendidikan bagi Pramuka Penegak
Pandega, dan pemuda untuk :
- Mengembangkan bakat, minat, pengetahuan,kemampuan, keterampilan dan pengalaman
dalam bidang kejuruan tertentu;
- Meningkatkan motivasi melaksanakan kegiatan nyata dan produktif ;
- Memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya;
- Memberi bekal bagi pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara guna menunjang
pembangunan nasional.
Sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf kehidupan serta dinamika Gerakan Pramuka,
serta peranannya dalam pembangunan nasional.

Saka bersifat terbuka bagi pemuda dan pramuka , penegak dan pandega, baik putra maupun
putri.
Saka bersifat pendidikan luar sekolah sesuai minat, kegemaran dan bakat para pemuda,
terutama pramuka penegak dan pandega.

Saka dibentuk di tiap ranting/cabang atas kehendak, minat dan kegemaran yang sama dari
anggota Gerakan Pramuka yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayahnya.
Saka dibentuk oleh dan berada di bawah wewenang, pengendalian dan pembinaan Kwartir
Ranting; apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk Saka, maka pembentukan Saka
dilaksanakan oleh Kwartir Cabang.
Saka beranggotakan sedikitnya 10 ( sepuluh ) orang dan sebanyak–banyaknya 40 ( empat
puluh ) orang dalam satu bidang Saka tertentu, serta sedikitnya terdiri atas 2 (dua) Krida
yang masing–masing beranggotakan 5 (lima) hingga (sepuluh) orang, pengembangan jumlah
anggota dan Krida diseseuaikan dengan kebutuhan.
Saka dalam bidang tertentu yang beranggotakan lebih dari 40 ( empat puluh ) orang dibagi
ke dalam beberapa Saka yang sama bidangnya sesuai dengan ketentuan
Anggota putera dan puteri dihimpun dalam satuan terpisah ; Saka putera dibina oleh
pamong Putera dan Saka puteri dibina oleh Pamong puteri.
Anggota Krida memilih Pemimpin Krida masing–masing dan pemimpin Krida menunjukkan
seorang wakil pemimpin Krida.
Anggota Saka memilih Dewan Saka yang diambil dari beberapa anggota Saka, pemimpin
Krida dan wakil pemimpin Krida.

Syarat anggota Saka adalah sebagai berikut :


a. Mendapat izin dari orang tua/wali, Kepala Sekolah, dan Pembina Gugusdepannya.
b. Berusia antara 11 (sebelas) sampai dengan 25 (duapuluh lima) tahun.
c. Memenuhi syarat–syarat khusus yang ditentukan oleh masing–masing Saka (misalnya
persyaratan mengenai kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan dan kepantasan dan
sebagainya).
d. Bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka.
e. Bersedia dengan suka rela mendarmabaktikan dirinya kepada masyarakat, dimana pun,
serta setiap saat bila diperlukan.
f. Seorang pramuka dapat pindah dari satu bidang Saka ke Saka lainnya bila telah
mendapatkan sedikitnya 3 (tiga) buah TKK dan sedikitnya telah berlatih selama 6 (enam)
bulan pada saka tersebut.

Kepenegakan

Penegak, biasanya anak SMA sederajat apabila di sekolahnya ada kegiatan pramuka, akan
dimasukkan ke dalam golongan ini. Penegak sendiri adalah golongan keanggotaan peserta
didik dalam Gerakan Pramuka yang berdasarkan usia, antara 16 – 20 tahun. Kata Penegak
mengiaskan peristiwa sejarah nasional bangsa Indonesia yakni tegaknya kemerdekaan bangsa
saat proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 oleh kaum muda angkatan 1945.

Golongan Penegak dibagi menjadi satuan-satuan terkecil yang dinamakan sangga yang
berarti penopang, penyangga, penahan, tonggak, atau usuk. Dalam bahasa sunda, sangga
berarti sebuah rumah atau gubug sebagai tempat istirahat ketika tengah bekerja di ladang atau
sawah. Sama seperti golongan yang lain, metode yang digunakan dalam menjalankan
kegiatan kepramukaan dengan sistem berkelompok. Jika dalam dunia Penggalang dikenal
nama-nama binatang dan tumbuhan sebagai nama regu, maka nama-nama sangga diambil
dari kata-kata kerja sebagai berikut

1. Perintis

Nama sangga Perintis di ambil dari peristiwa sebelum tahun 1908, yaitu saat di mana bangsa
Indonesia masih dalam penjajahan, dan bangsa Indonesia mulai merintis dan menyatukan
kekuatan untuk berjuang demi melawan para penjajah

2. Pencoba

Nama sangga Pencoba diambil dari peristiwa pada tahun 1908, tepatnya pada tanggal 20 Mei.
Pada tanggal ini telah terjadi peristiwa Kebangkitan Nasional. Kebangkitan Nasional adalah
masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumya tidak pernah muncul selama
penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dengan peristiwa penting, yaitu berdirinya Boedi
Oetomo (20 Mei 1908).

3. Penegas

Sangga Penegas diambil dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1928, yakni pada peristiwa
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober saat Kongres Pemuda II. Pada saat inilah bangsa
Indonesia mulai menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia untuk berjuang dan berdiri
dari ketertindasan.

4. Pendobrak

Nama Pendobrak diambil untuk mengingat kita akan perjuangan para pahlawan yang telah
berjuang baik dengan kekuatan fisik maupun yang telah memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Karena berkat perjuangan para pahlawan inilah kita bisa menikmati kemerdekaan
hingga saat ini.

5. Pelaksana

Sangga pelaksana mengingatkan kita pada peristiwa setelah tahun 1945 hingga sekarang. Saat
Indonesia masuk pada masa pembangunan, sangga ini juga mengingatkan kita untuk mengisi
kemerdekaan, agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.

Penggunaan nama sangga lain juga dapat digunakan, sesuai dengan keinginan kelompok
tersebut. Semangat dan nilai-nilai yang dijunjung akan selalu menjadi pertimbangan
kelompok saat memilih nama sangga.

Suatu sangga terdiri atas 6-8 orang (SK Kwarnas 176 Tahun 2013). Dalam menjalankan
latihan dikoordinatori memiliki perangkat seperti Pemimpin Sangga (Pinsa), Wakil Pemimpin
Sangga (Wapinsa), Juru Tulis (Julis), dan Juru Uang (Juang). Jika diperlukan akan dibuat
fungsi lain sesuai dengan kebutuhan sangga tersebut misalnya adanya Juru Logistik dan Juru
Sandi.

Tanda jabatan hanya dikenakan untuk perangkat sangga. Pada seragam biasanya dipasangkan
di saku kanan putra, dan pada putri di atas saku baju agar mudah dilihat.

Beberapa sangga akan dihimpun dalam ambalan. Ambalan adalah satuan setingkat pasukan
dalam penggalang yang berisikan 4 sangga maksimal, dengan anggota 24 – 32 orang. Kata
ambalan berarti ambal dalam bahasa Jawa, atau mengulangi. Mengulangi merujuk pada
mengulang atau selalu menanamkan cita-cita semangat kebangsaan yang jiwanya dan
esensinya selalu berulang-ulang dirasakan. Nama ambalan biasanya diambil dari nama
pahlawan pejuang kemerdekaan seperti Cut Meutia, Diponegoro, Sudirman, dan
Ratnaningsih. Namun tokoh lain juga bias dipakai seperti Arjuna, Kamaratih, Srikandi,
ataupun Balaputradewa. Suatu ambalan dipimpin oleh Pemimpin Sangga Utama yang dikenal
sebagai Pradana untuk Putra dan Pradani untuk Putri.
Dalam penegak, dikenal Dewan Ambalan atau Dewan Penegak yang bertugas untuk
mengelola suatu ambalan, atau satuan Penegak di gugusdepannya. Wadah pembinaan ini
mirip seperti susunan pengurus harian yang terdiri atas

1. Seorang Ketua, biasanya dikenal sebagai Pradana/Pradani,


2. Seorang Wakil Ketua,
3. Seorang Kerani (Sekretaris),
4. Seorang Juru Uang, dan
5. Seorang Pemangku Adat.

Setiap Dewan Ambalan adalah seorang yang minimal memiliki TKU Bantara yang akan
dibahas kemudian.

Masa bakti dari Dewan Ambalan adalah 1 tahun. Dalam satu tahun akan ada banyak kegiatan
yang akan dibahas kemudian. Suatu ambalan memiliki atribut Adat Ambalan yaitu

1. Nama Ambalan, yang biasanya mengambil nama tokoh pahlawan nasional


2. Lambang Ambalan, yang dibuat dengan makna falsafah yang dijiwai ambalan
3. Sandi Ambalan, pengejawantahan kode kehormatan pramuka dalam suatu naskah
puisi yang dibacakan dan menjadi jiwa ambalan itu
4. Amsal Ambalan, berupa pekik semangat luhur yang dijiwai ambalan itu
5. Pusaka Ambalan, berupa senjata adat yang disakralkan, maka biasanya hanya
dimunculkan saat upacara tertentu
6. Panji Ambalan, berupa bendera yang hanya muncul saat tertentu.

Dari yang tersebut di atas, 1-4 adalah yang pokok. Sedangkan 5 dan 6 adalah pilihan,
merupakan variasi yang sebaiknya ada untuk menambah kesakralan dari nilai-nilai yang
dijunjung ambalan.

Dalam Dewan Ambalan dapat dibentuk suatu Dewan Kehormatan yang mengurusi adanya
penghargaan, sanksi, anugerah, atau menyelesaikan suatu sengketa yang berkaitan dengan
kehormatan anggotanya. Anggota Dewan Kehormatan adalah biasanya ganjil, dipimpin
seorang ketua ambalan, beranggotakan pemangku adat dan dewan ambalan lain yang
jumlahnya ganjil. Hasil-hasil yang didapat dari Dewan Kehormatan akan disampaikan kepada
Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan untuk mendapatkan saran dan keputusan
selanjutnya.

Dalam berkegiatan kepramukaan dikenal pemberian tanda-tanda kecakapan. Ada kecakapan


umum dan kecakapan khusus. Penegak memiliki 2 kecakapan umum yaitu Bantara dan
Laksana. Syarat dan ketentuan dari kecakapan umum tersebut tercantum dalam SKU
Penegak. Tanda Kecakapan Umum dapat dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak, patah,
kusut, atau tertekuk, seperti kain bordir untuk dipasangkan di lidah bahu. Perlu menjadi
perhatian bahwa TKU yang benar adalah TKU yang tidak menggunakan bordir tepi
kuning.

Kemudian kecakapan khusus. Sejauh ini ada banyak sekali kecakapan khusus yang ada.
Dibagi menjadi beberapa kategori

1. TKK Bidang Agama, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak,


2. TKK Bidang Patriotisme dan Seni Budaya,
3. TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan,
4. TKK Bidang Teknik Pembangunan,
5. TKK Bidang Sosial, Kemanusiaan, Gotong Royong, Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat, dan Lingkungan Hidup, dan
6. TKK Satuan Karya.

Berikut adalah gambar TKK Wajib

Berikut adalah contoh gambar TKK umum keseluruhan

Berikut adalah contoh gambar TKK Satuan Karya Bakti Husada

TKK tersebut 5 TKK wajib yang paling tinggi capaiannya (Purwa – Madya – Utama) dapat
dipasangkan di lengan baju kanan secara mendatar berjajar. Sedangkan untuk TKK Saka,
dipilih 5 yang tertinggi capaiannya untuk diletakkan di lengan kiri juga secara mendatar
berjajar. TKK lainnya dapat dipasangkan pada selempang yang disebut tetampan.

Bentuk TKK seperti terdapat dalam gambar ada 3 macam. Yaitu bentuk bundar untuk Purwa
(pemula), kotak untuk Madya (terampil), dan segi lima untuk Utama (mahir). TKK ini dibuat
dalam bentuk kain yang dibordir sehingga mudah ditempelkan dengan jahitan pada atasan
atau tetampan. Apabila dalam satu TKK sudah dicapai yang lebih tinggi seperti Utama, maka
TKK Purwa dan Madya dapat dilepas dan tidak perlu digunakan lagi. Bordir tepi untuk TKK
Penegak dan Pandega adalah kuning. Tetampan yang digunakan juga yang tepinya pita
kuning. Penggunaan TKK pada seragam pramuka lengkap hanya dibenarkan apabila sudah
memiliki TKU. Biasanya tetampan digunakan saat sesi upacara resmi. Apabila sedang dalam
kondisi latihan harian, maka tetampan tidak perlu digunakan. Cukup yang ada di lengan.

Kegiatan dan pertemuan penegak antara lain

1. Musyawarah Ambalan, dengan agenda


2. Penyampaian laporan pertanggungjawaban
3. Penyusunan program kerja
4. Peradatan
5. Pemilihan pengurus baru, biasanya Ketua dan Pemangku Adat.
6. Gladian Pemimpin Satuan (DIANPINSAT)
7. Latihan Keterampilan Kepramukaan (LKK)
8. Raimuna
9. Kemah Bakti (PERTI)
10. Kemah Wira Karya
11. Jamboree On The Internet (JOTI)
12. Jamboree On The Air (JOTA)
13. Kemah Saka
14. Kursus Dewan Kerja dll

Di atas sudah disebutkan mengenai wadah pembinaan dari Penegak. Wadah pembinaan
disediakan untuk menjadi sarana belajar mengembangkan kemampuan dasar dan minat dari
seorang Penegak supaya dapat menggali kemampuan diri lebih dalam. Wadah pembinaan
yang dimaksud dikenal sebagai satuan-satuan
1. Sangga : Satuan terkecil dalam gugusdepan (Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak,
Pelaksana) 6-8 orang
2. Ambalan : Satuan organik dalam gugusdepan, terdiri dari 4 sangga, maksimal 32
anggota
3. Sangga Kerja : Satuan kerja, organizing comitee, panitia
4. Kelompok Kerja : Satuan kerja konseptor kegiatan, steering comitee
5. Dewan Kerja : Wadah pengembangan kepemimpinan, bagian dari kwartir (Ranting –
Cabang – Daerah – Nasional)
6. Satuan Karya : Wadah pengembangan minat dan bakat sesuai dengan pengalaman
dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi, pembinaan di bawah kwartir (Nasional :
Wanabakti, Bhayangkara, Bakti Husada, Bahari, Dirgantara, Wira Kartika, Taruna
Bumi; Daerah : Teknologi, Pandu Wisata, Pustaka, dll)

Untuk dapat mengikuti wadah lain seperti Satuan Karya dan Dewan Kerja, hendaknya
seorang Penegak memiliki TKU minimal Bantara. Karena jelas tertulis dalam PPDK dan PP
Saka bahwa untuk menjadi anggota satuan tersebut haruslah yang sudah Penegak, dibuktikan
dengan memiliki TKU saat dilantik menjadi anggota. Namun polemik yang terjadi sekarang
ini, adalah anggota dari satuan-satuan tersebut ternyata tidak ber-TKU, bahkan tidak
memiliki gugusdepan. Maka menjadi koreksi kita bersama bahwa dalam kepanduan, sudah
memiliki sistem yang digunakan memang untuk membentuk watak karakter seseorang agar
sesuai dan sebagaimana mestinya. Pembahasan mengenai Dewan Kerja dan Saka akan
dikupas dalam tulisan lain selanjutnya.

Secara garis besar, ada alur perjalanan bakti seorang Penegak. Dimulai dari pemuda yang
masuk menjadi Calon Tamu, biasanya adalah siswa SMP yang sudah masuk SMA.
Kebanyakan Penerimaan Tamu Ambalan dilakukan saat siswa tersebut kelas X. Calon Tamu
yang sudah mengikuti Orientasi Dasar Penegak atau semacam Diksar, akan diterima menjadi
Tamu Ambalan. Seorang Tamu Ambalan akan mengenal ambalan lebih dalam seluk beluk
kegiatan ambalan, sebelum menyatakan diri untuk menjadi Calon Penegak, ada yang
menyebutnya Calon Bantara (Catara). Kemudian menyelesaikan SKU, menjadi Bantara dan
lanjut menjadi Laksana.

Setelah melewati tahap-tahap tersebut, Penegak akan menemukan pilihan lagi, yaitu

1. Mengajukan diri untuk mengikuti seleksi Pramuka Garuda


2. Melepas masa Penegak dan masuk jenjang Pandega, atau berganti satuan masuk ke
gugusdepan perguruan tinggi
3. Menjadi Pembina Pramuka
4. Terjun ke masyarakat.

Menjadi seorang Penegak adalah masa transisi, di mana kita dituntut mau berpikir lebih luas
dari berbagai sisi dan membuat suasana ideal yang menyenangkan untuk berkegiatan bagi
kita sendiri. Dari, Oleh, Untuk Penegak
SYARAT KECAKAPAN UMUM & TANDA
KECAKAPAN UMUM

1. SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para pramuka untuk memperoleh
kecakapan-kecakapan yang berguna baginya, untuk berusaha rnencapai kemajuan, dan untuk memenuhi
persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.
2. SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka yaitu golongan siaga, golongan penggalang, golongan
penegak dan golongan pandega.
3. SKU untuk golongan siaga terdiri dan 3 tingkat, yaitu: tingkat siaga mula.tingkat siaga bantu dan tingkat siaga
tata.
4. SKU untuk golongan penggalang terdiri dari 3 tingkat, yaitu; tingkat penggalang ramu, tingkat penggalang rakit
dan tingkat penggalang terap.
5. SKU untuk golongan penegak, terdini dan 2 tingkat, yaitu;tingkat penegak bantara. dan tingkat penegak laksana.
6. SKU untuk golongan pandega, terdini dan satu tingkat saja:ialah tingkat pandega.
TKU dimiliki peserta didik dengan jalan melalui bentuk ujian - ujian yang dilakukan secara perseorangan.

SYARAT KECAKAPAN KHUSUS & TANDA


KECAKAPAN KHUSUS
1. SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, keterampilan,
dan kemampuan dibidang tertentu, yang lain dan kemampuan umum yang ditentukan dalam SKU.
2. SKK dipilih seorang pramuka sesuai dengan bakat dan minatnya.
3. TKK sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para pamuka untuk memperoleh
kecakapan, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan dan penghidupannya sesuai dengan bakat dan
keinginannya sehingga dapat mendorong semangat menjadi wiraswastawan di masa mendatang.
4. TKK didapatkan setelah meyelesaikan ujian-ujian SKK yang bersangkutan.
5. TKK dikelompokkan mcnjadi 5 bidang:
a. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak, warna dasar TKK KUNING.
b. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya, warna dasar TKK MERAH.
c. Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, warna dasar TKK HJJAU.
d. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan, warna dasar TKK PUTIH
e. Bidang sosial, Perikemanusiaan, Gotong royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan
Hidup, warna dasar TKK BIRU.
6. TKK dibedakan atas tingkatan-tingkatan sebagai benkut:
a. Pramuka siaga : Hanya satu tingkat, berbentuk segitiga (puncaknya di bawah) dengan panjang sisi 3 cm. dan
tinggi 2 cm.
b. Pramuka penggalang, penegak dan pandega terdapa 3 tingkatanTingkat
 Tingkat Purwa berbentuk Iingkaran dengan garis tengah 2,5 cm dan dikelilingi bingkai 2 mm.
 Tingkat Madya.berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi bingkai 2 mm.
 Tingkat Utama Berbentuk segi lima beraturan dengan ukuran sisi masingmasing 2 cm dikelilingi bingkai 2 mm.
Yang membedakan tingkatan pada TKK Penggalang, Penegak dan Pandega, ialah:Warna bingkai TKK
Penggalang MERA.H., Wama bingkai TKK Penegak - Pandega KUNING.

7. TKK yang dimiliki seorang Pramuka harus terjamin bahwa kecakapan yang dimilikinya dapat
dipertanggungjawabkan

Anda mungkin juga menyukai