Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK PANDEGA MASA KINI

MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN

OLEH :

DR. H. J. KULEH, SE., M.Si

Disampaikan pada :

KURSUS PELATIH DASAR


KWARTIR DAERAH D.I YOGYAKARTA
2019

1
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------ 1

A. Latar belakang --------------------------------------------------------------------------- 1


B. Rumusan masalah ----------------------------------------------------------------------- 2
C. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------2

BAB II Dasar Teori ------------------------------------------------------------------------------- 3

A. Pengertian karakter ----------------------------------------------------------------------- 3


B. Pembentukan karakter ------------------------------------------------------------------- 7
C. Gerakan Pramuka------------------------------------------------------------------------- 8

BAB III Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan ------------------------ 14

A. Pramuka sebagai pendidikan karakter------------------------------------------------ 14


B. Mengenali karakter pada pramuka Pandega------------------------------------------ 19

BAB IV PENUTUP ----------------------------------------------------------------------------- 25

A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 25
B. Saran -------------------------------------------------------------------------------------- 26

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang
Penyusunan karya ilmiah ini adalah keprihatinan kepada pemuda-pemudi

zaman sekarang yang akhir-akhir ini banyak tersebar berita yang memprihatinkan.

Contohnya dalam dunia pendidikan, misalnya, ada fenomena ketidak jujuran dalam

mengerjakan ujian nasional. Di kalangan anak-anak muda, banyak di antara mereka

yang kurang menghargai orang tua ataupun guru. Ada pula berita-berita tentang

keterlibatan pemuda dan pelajar pada perbuatan-perbuatan melanggar hukum serta

lunturnya rasa malu melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial

dan agama. Kekerasan dan tawuran antar pelajar, bahkan antar mahasiswa ataupun

antar kelompok masyarakat, juga tak jarang kita jumpai beritanya.


Era globalisasi saat ini yang menjadi tantangan bagi generasi muda dalam

pembentukan karakter diri. Maraknya pergaulan bebas, narkoba, dan budaya

dikalangan remaja membuat semakin rusaknya moral, intelektual dan fisik mereka.

Berbagai keluhan dan kerisauan kemudian muncul dari orang tua dan masyarakat

mengenai kehidupan anak-anak mereka dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

datang akibat maraknya budaya pop, glamor, santai serta krisis moral yang melanda

masyarakat modern. Generasi muda merupakan pemangku estafet kepemimpinan

suatu negara. Kejayaan negara yang akan datang tergantung dari bagaimana generasi

mudanya saat ini. Peranan generasi muda sangatlah besar. Oleh karena itu, perlu

adanya pembinaan yang baik agar dapat terbentuk karakter generasi muda yang baik

pula.
Untuk membentuk suatu karakter anak bangsa perlu dilakukan kegiatan yang

dapat membentuk karakternya maka dari itu gerakan pramuka sangatlah tepat

dikarenakan gerakan pramuka merupakan suatu wadah generasi muda untuk

pendidikan karakter. Pendidikan yang berbasis di luar sekolah ini, memiliki tugas dan

tanggung jawab dalam membina generasi muda. Di era globalisasi dan kemajuan

3
teknologi seperti saat ini, Pramuka tetap memiliki arti penting sehingga harus secara

terus menerus dilakukan dalam rangka membangun rasa cinta Tanah Air di kalangan

remaja. Untuk itu Gerakan Pramuka harus memiliki daya tarik tersendiri bagi para

remaja sehingga mereka berminat masuk organisasi kepramukaan.

Berdasarkan Latar Belakang tersebut, team tertarik untuk mengangkat

suatu tema yang berjudul: “KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK PANDEGA MASA

KINI MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karakter Pandega?
2. Bagaimana peranan pramuka dalam menumbuhkan karakter Pandega di Racana?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakter Pandega
2. Untuk mengetahui peranan pramuka dalam pembentukan karakter Pandega

BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut

ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang

mengarahkan tindakan seorang individu. Karakter menurut kamus ilmiah populer

Internasional (Budiono, 2005: 288) adalah watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.

Secara istilah karakter diartikan sebagai keseluruhan dari pada perasaan-perasaan dan

4
hasrat-hasrat yang telah berarah, seperti yang diorganisir oleh kehendak manusia

(Sardjonoprijo, 1982: 90).


Karakteristik setiap individu didasari dengan delapan jenis kecerdasan.

Dimana semuanya dapat dikembangkan dengan berbagai jenis kegiatan. Kedelapan

jenis kecerdasan tersebut meliputi: spasial visual, linguistic, interpersonal, musical,

natural, body kinestetik, intrapersonal dan logis matematik. Yang biasa juga disebut

SLIM N BILL. Setiap kecerdasan tersebut dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan

yang sesuai dengan jenis kecerdasan yang akan dikembangkan.


Karakter seseorang berkembang berdasarkan potensi yang dibawa sejak lahir

atau yang dikenal sebagai karakter dasar yang bersifat biologis. Akultualisasi karakter

dalam bentuk perilaku sebagai hasil perpaduan antara karakter biologis dan hasil

hubungan atau interaksi dengan lingkungannya. Elemen-elemen dasar dari karakter,

menurut Kerschensteiner dalam (Kartono, 2005: 84), yaitu daya kemauan, yaitu: daya

aktivitas yang ulet, akal yang jelas, ceria atau terang: daya berfikir yang logis,

perasaan halus: kemudahan dan banyaknya keterharuan jiwa mencakup baik rasa-

halus yang bersifat indrawi maupun bersifat jiwani.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran dan kebiasaan.

Hal ini karena didalam pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk dari

pengalaman hidupnya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang

akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya.

Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika

program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka

perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Masalah

pembentukan karakter, yaitu segi: sifat-sifat yang bisa berubah dan aspek-aspek yang

bisa dididik. Karakter di bagi menjadi dua yaitu: Pertama, karakter biologis, yang

mencakup fungsi-fungsi psikis lebih rendah, diantaranya: dorongan-dorongan, nafsu

5
dan insting-insting (pembawaan alami atau hewani). Bagian karakter ini tidak bisa

dibentuk. Dengan kata lain, karakter yang biologis itu tidak bisa dibentuk dan tidak

bisa dididik. Kedua, karakter yang intelingibel, yang mencakup fungsi-fungsi lebih

tinggi: daya kemauan, kejelasan dari akal, perasaan halus. Fungsi-fungsi psikis ini

juga berupa unsur- unsur bawaan sejak lahir (Zubaedi. 2011: 86). Namun fungsi-

fungsi tersebut bisa dibentuk atau dididik. Jadi pada segi ini bagian karakter tersebut

bisa dididik.dengan kata lain: bagian tersebut menjadi alat-bantu bagi para pendidik

untuk membentuk segi-segi etis dari karakter.

Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program Kementerian Pendidikan

Nasional. Pendidikan karakter diberikan sejak usia dini sangat penting dikarenakan

saat ini banyak kasus yang melibatkan anak negeri ke arah perpecahan bangsa, mulai

korupsi, tidak menghargai nyawa orang lain, tidak menghargai orang tua, tidak

disiplin, makelar kasus, video porno serta kasus lainnya yang sudah keluar dari

karakter Bangsa Indonesia, yang dikenal ramah tamah, gotong royong, menghargai

orang lain. Tentu ada yang belum klik dengan proses Pendidikan selama ini, disisi lain

untuk membangun karakter bangsa yang beradab jalan yang efektif melaui proses

pendidikan.

Maka Pendidikan karater yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda

untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,

bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

6
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung. Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus

diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.


Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran

tentang kuwalitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan

pendidikan, serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa.

Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah

diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada

perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen

dalam bukunya Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan

sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual hanya

sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter akan mudah diberikan melalui jalur

pendidikan, salah satunya adalah pendidikan nonformal. Jadi kecerdasan emosional

dan sosial lebih membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan karier anak

dikemudian hari.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa

peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan

akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang

selama ini ada di sekolah perlu segera dikaji, dan dicari alternatif-alternatif solusinya,

serta perlu dikembangkan secara lebih operasional sehingga mudah di

implementasikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia

negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru,

karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. kriteria

pencapaian pendidikan karkter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,

7
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga

sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Selain di lingkungan pendidikan ada kegiatan yang dapat membantu

pembentukan karakter yaitu Kegiatan Ekstra Kurikuler yang merupakan kegiatan

pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler

diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta

potensi dan prestasi peserta didik.

B. Pembentukan karakter
Pembentukan karakter berkaitan erat dengan bagaimana kita membentuk

kebiasaan dan membiasakan dalam kehidupan kita sehingga terbentuklah karakter dan

sifat dari kebiasaan. Karakter seseorang akan membedakan manusia satu dengan yang

lain, yang membedakan manusia baik dan buruk, maka karater suatu bangsa berguna

untuk membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.


Untuk menentukan dan membangun karater, percaya diri dan berpegang teguh

pada prinsip merupakan faktor utama yang harus dimiliki suatu bangsa. Dalam hal ini,

petuah “Be your self” atau “Jadilah dirimu sendiri” sangatlah tepat. Namun

melaksanakan hal ini bukanlah hal yang mudah, untuk melakukannya, kita

membutuhkan:
1. Hasrat utuk menemukan diri sendiri
2. Menentukan cita-cita
3. Meninggalkan sesuatu yang bersikap semu untuk memulai kehidupan yang nyata
4. Memiliki kemantapan hati untuk melangkah kedepan
5. Memadupadankan kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, dan spiritual.

Pembentukan karakter juga dapat dilakukan melalui musik. Musik–musik

yang didengar secara langsung atau tak langsung akan mempengaruhi kepribadian,

8
sikap, dan kejiwaan seseorang. Jika ia sering mendengarkan lagu bertemakan keras

dan perpecahan, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang keras dan tidak suka

perdamaian, sesuai dengan anggapan “Idolaku, panutanku”. Sebaliknya jika ia suka

mendengarkan lagu lagu halus dan bertema perdamaian ia akan berusaha menjadi

seorang yang berjiwa sosial dan cinta lingkungan.

Maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering mendengarkan musik yang

bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi yang patriot dan menjadi

pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan rasa patriot dan bela negara

adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi memiliki lirik tentang patriotisme,

persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, bela negara, dan realita kehidupan

bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan gaya bahasa yang

lebih interaktif.

Adapun Pembinaan watak, kepribadian dan akhlak mulia dilakukan melalui

kegiatan:

1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
3. Pengamalan moral Pancasila;
4. Pemahaman sejarah perjuangan bangsa;
5. Rasa percaya diri;
6. Kepedulian dan tanggung jawab serta disiplin.
C. Gerakan pramuka
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan

pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan!

Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat

orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti

kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan

memberi pertolongan.
“Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti

rakyat muda yang suka berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota
9
Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina

Pramuka, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan

yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah

dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,

akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan

yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan

bangsa Indonesia.
Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pemahaman, bahwa pendidikan

kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan yang dilaksanakan diluar

lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis yang dilakukan di alam terbuka

dengan berpedoman pada prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang

sasaran akhirnya adalah pembentukan watak peserta didik.


Gerakan Pramuka diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan

kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan

tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan

bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan

bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar

lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode

pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum

muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan

asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu

10
sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan

Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan

Pramuka.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang

Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda

karana.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Anggaran

Dasar Gerakan Pramuka. Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan

landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan Organisasi dan manajemen di

Gerakan Pramuka.
4. Undang Undang No. 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

Landasan kepramukaan secara umum dinyatakan dalam tiga unsur, yaitu

tujuan, prinsip dan metode. Landasan ini merupakan perumusan umum dan abstrak,

yang tetap berlaku dengan sempurna sepanjang masa, tidak terkait dengan kurun

waktu atau korteks tertentu.

Tujuan Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina anak muda

Indonesia agar menjadi : Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat mental dan tinggi

moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan yang kuat dan sehat. Yang kedua

menjadikan Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan

patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat

yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta

secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara,

memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal,

nasional, maupun internasional.

11
Prinsip Dasar kepramukaan adalah Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya, Peduli

terhadap diri pribadinya dan Taat kepada kode kehormatan pramuka

Metode Konsep dasar kepramukaan adalah pendidikan diri. Pendidik utama

anak muda adalah dirinya sendiri, metode kepramukaan adalah perangkat yang telah

dirancang untuk menuntun dan mendorong masing-masing anak muda pada jalan

pertumbuhan pribadi yang berdasarkan sistem belajar progresif melalui Pengamatan

kode kehormatan, Kegiatan yang menarik dan meningkat yang mengandung

pendidikan yang sesuai dengan rohani dan jasmani peserta didik, Sistem tanda

kecakapan, Sistem Among, Belajar dan melakukannya, Satuan terpisah untuk putra

dan putri, Kegiatan di alam terbuka.

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan

melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang

baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri

tersebut.

Yang mana hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok

penggalang, dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam

mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat

latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam

prakteknya.

Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni nyiur

,yang mana ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya

dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada dan

dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah wadah pelatihan dan

12
pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup

berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa

bergantung kepada orang lain.

Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga

sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah

remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang

menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing.

Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di

samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada

sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh

negative yang menyesatkan.

Oleh karena itu Pendidikan Ke-Pramukaan di anggap paling ideal untuk

digunakan sebagai pendekatan penanaman nilai karakter dan Budaya bangsa karena,

semua indikator yang termuat didalam nilai karakter bangsa merupakan pengamalan

dan dijiwai dalam dasa darma Pramuka, sementara kompetensi dari Dasa Darma

Pramuka tertuang jelas dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarakat

Kecakapan Khusus (SKK) yang harus diujikan oleh eserta didik, dan mendapatkan

penghargaan langsung dari hasil jerih payahnya. Disamping itu, dalam proses

pembelajaran disekolah semua peserta didik yang masuk dalam kegiatan pendidikan

kepramukaan memiliki perbedaan sikap yang relatif lebih bagus dan selalu terpilih

dalam melaksanakan kegiatan diluar sekolah baik kegiatan sipatnya membutuhkan

keberanian dan kemauan yang ihlas dalam menjalankan tugas dari sekolah, bila

dibandingan dengan sswa yang tidak pernah aktif dalam pendidikan kepramukaan.

13
BAB III

PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN

A. Pramuka sebagai Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter memang harus dilakukan sejak dini menanamkan nilai

karakter buadaya pendidikan, bahkan sejak dalam usia dini yang menurut pada ahli

berada pada usia lahir hingga 6 (enam) tahun, atau bisa disebut masa keemasan (the

golden age). Masa ini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat

menentukan bagi anak, sekaligus masa kritis yang menentukan tahap pertumbuhan

dan perkembangan selanjutnya. Itu sebabnya pendidikan karakter akan lebih tepat

apabila dilakukan sejak dalam Pendidikan Anak Usia Dini.

Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari

cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter diri individu. Pendidikan

kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar

keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,

praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan

Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak.

Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan

dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan

karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka

pendidikan karakter dibentuk.

14
Gerakan Pramuka mengawali dengan usia peserta didik 7 tahun hingga 25

tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (7-

10), Pramuka Penggalang (11-15), Pramuka Penegak (16-20) dan Pramuka Pandega

(21-25). Pembagian golongan berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik baik

fisik maupun psikis.

Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang bertujuan

membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin dan mandiri dalam hubungan

timbal balik antar manusia. Sistem among selalu terimplimentasikan dalam kegiatan

pramuka mulai tingkatan anggota siaga hingga dewasa, dengan cara atau pola yang

dipergunakan disesuaikan dengan usia peserta didik, sehingga memudahkan dalam

menanamkan karakter bangsa dan dapat tersimpan lama dalam memory pikiran.

Terdapat 3 prinsip dalam sistem among, yaitu di depan menjadi teladan, ditengah

membangun kemauan dan di belakang mendorong dan memberikan motivasi

kemandirian.

Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan

mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan

mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai

akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi

standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma,

yaitu:

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa;


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia,
3. Patriot yang sopan dan ksatria;
4. Patuh dan suka bermusyawarah;
5. Rela menolong dan tabah;
6. Rajin, terampil, dan gembira;
7. Hemat, cermat, dan bersahaja;
8. Disipilin, berani, dan setia;
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
15
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Dalam mengimplemasikan 10 pilar tersebut, antara anggota penggalang,

penegak dan pandega hingga anggota dewasa disesuaikan dengan perkembangan

rohani dan jasmani. Sedangkan untuk anggota siaga pilar yang digunakan untuk

menanamkan pendidikan karakter melalui Dwi darma, yang berbunyi sebagai berikut

“ Siaga itu menurut ayah dan bundanya, serta siaga itu berani dan tidak putus asa”.

Mengingat usia siaga masih senang dengan bermain, maka dalam menanamkan

norma pramuka melalui media permainan dan visual serta contoh dari bunda dan

ayahdanya.

Sedangkan dalam Pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber

pada Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional teridentifikasi 18

Nilai karakter, Nilai tersebut antara lain :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,

toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain.( merupakan bentuk pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang

maha esa )

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.( Bentuk pengamalan

dharma ke 10. Suci dalam fikiran perkataan dan perbuatan )

16
3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,

dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. ( merupakan bentuk pengamalan

dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa )

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan. ( Bentuk pengamalan darma ke 8. Disiplin Berani dan setia )

5. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya

dan orang lain. ( bentuk pengamalan darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah )

6. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya ( bentuk pengamalan darma ke 3.

Patriot yang sopan dan ksatria )

7. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

dan politik bangsa. ( bentuk pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria )

8. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam

di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang

sesama manusia )

17
9. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan

kasih sayang sesama manusia )

10. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial

dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. ( Bentuk pengamalan darma ke 9.

bertanggung jawab dan dapat dipercaya ).

11. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

12. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu

yang telah dimiliki.

13. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

14. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

18
15. Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama

dengan orang lain.

16. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan

aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

budaya), Negara

17. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan

kebajikan bagi dirinya.

18. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

B. Mengenali Karakter Pada Pramuka Pandega


Bagi peserta didik yang setara usia pemuda dan remaja (penegak dan pandega)

menjurus pada kajian dan pendalaman yang diarahkan kepada pengembangan

minat, potensi dan bakat yang dimiliki melalui satuan karya (Saka). Seperti

pengembangan minat bidang kelautan/maritim (Saka Bahari), bidang pertanaman

dan pertanian (Saka Taruna Bumi), Bidang penerbangan/Udara (Saka Dirgantara),

Bidang kehutanan (Saka Wana Bakti), Bidang Kamtibmas (Saka Bayangkara),

Bidang Kesehatan (Saka Bakti Husada), Bidang Kependudukan dan Keluarga

Berencana (Saka Kencana) serta bidang Hankam (Saka Wira Kartika).

Proses pembelajaran dan pembinaannya diarahkan dengan metode belajar sambil

mengerjakan. (learning by doing), belajar sambil mengajar (learning by teaching),

19
belajar sambil mendapatkan penghasilan (doing to earn), hidup untuk berbakti dan

mengabdi (living to serve), usaha menghasilkan untuk kebutuhan hidup (earning

to live). Orientasi prilaku yang diharapkan merupakan ajang penggodokan

wadah/kawah candradimuka dalam enam unsur ketrampilan (personal skill)

meliputi;
Pertama; Keterampilan Spritual, adalah implementansi dari penempatan diri

selaku hamba yang bertuhan, kepada perbuatan yang dilandasi norma religius.

Sebagai mahluk ciptaan Tuhan dalam pengimbangan pemahaman hak dan

kewajiban sesuai dengan agama dan kepercayaan pemeluknya. Serta

merefleksikan kehidupannya sebaga warga negara dengan idiologi Pancasila, dan

sebagai anggota dengan Satya dan Darma Pramuka.

Kedua; Keterampilan Emosional, adalah keterampilan yang senantiasa dimiliki

oleh anggota dalam pengendalian emosi menjadi sikap mentalitas yang

berimbang, sehingga menjadi konsekwen yang terukur saat berbenturan dengan

masalah tanpa kehilangan jati diri. Sebagai seorang mahluk yang bersikap arif dan

bijak pada nilai-nilai kemanusiaan ketika mengambil suatu tindakan

mengedepankan moralitas dan peradaban manusia lainnya.

Ketiga; Keterampilan Manajerial (Managerial Skill). Dengan keterampilan

manajerial diharapkan pengelolaan kwartir dalam keorganisasian menjadi inti

persoalan, dalam menganalisa visi dan misi mengaktualisaikan sikap-sikap

kepemimpinan bagi seorang pengambil keputusan/kebijakan yang sukses

menerapkan prinsip-prinsip manajemen.

Keempat; Keterampilan fisik, keterampilan ini menjadi posisi yang amat penting

dalam sentuhann kebugaran yang prima menjadi kata kunci dalam

penyelenggaraan pendidikan, tanpa fisik yang prima kesempurnaan dalam

menjalankan pengajaran menjadi halangan. Khususnya muatan yang menuntut

20
kebugaran, seperti halnya dalam alam terbuka, penjelajahan, olah raga dan yang

lannya. Dengan fisik yang kuat menjadi dukungan yang signifikan dalam

mencapai kesuksesan menterjemahkan muatan materi

Kelima; Keterampilan mengenai alam, Keterampilan mengenai alam merupakan

implikasi logis.dalam menjawab tantangan penempatan pengetahuan dalam

membaca tanda-tanda alam yang dapat dikenali.Memahami hakekat alam bagi

peruntukkan hajat manusia, ekosistem fungsi alam, menjadi inspirasi dalam

mengkondisikan diri pada suatu tindakan yang akurat bila tanda-tanda itu muncul

dapat menjadi malapetaka.Namun dapat teratasi ketika penyelenggaraan suatu

aktifitas.seperti pengenalan dengan kehadiran binatang, burung-burung laut yang

berterbangan menuju daratan sebagai pertanda akan datangnya cuaca buruk.

Begitu juga sebaliknya jika matahari terbit dengan pantulan sinar warna

kemerahan yang terang mempunyai makna sebagai pertanda cuaca baik. Selain

mensyukuri nikmat keindahan alam dengan segala isinya sebagai ciptahan Tuhan.

Dengan demikan dapat mengantisipasi tanda alam itu, seperti sedia payung

sebelum hujan, dapat disikapi adanya semut beriring yang tergesa-gesa masuk

kedalam lubang atau sangakarnya sebagai pertanda akan datanganya hujan.

Keenam; Keterampilan Sosial, yaitu Keterampilan yang harus dimiliki setiap

anggota pramuka mengakar pada pembentukan kepedulian sosial (socius/

berkawan), sebagai suatu proses jalinan interaksi mahluk soial manusia dengan

lngkungan hidupnya (human relation). Ketika menjawab persoalan-persoalan

hidup manusia yang tak luput dari ketergantungan dan saling membutuhkan,

menghargai, membagi kasih, wujud dari kodrat tolong menolong pada konteks,

meringankan beban orang lain.

21
Interaksi sosial ini diaplikasikan dalam proses terjadinya bencana alam dengan

penyediaan dapur umum, pertolongan gawat darurat pada korban, kemah bakti,

pelestarian alam/. Penghiajauan Wira Karya/ pembuatan fasilitas jalan, pembuatan

jamban keluarga dan lain lagi. Dengan memaknai dinamika interaksi sosial yang

langung dilihat dan dialami, baik sebagai infidvidu maupun sebagai mahluk sosial

akan melestari sebagai karakter peduli sesama manusia.

Cara membina Pramuka Pandega.


a. Cara yang paling baik dalam membina Pandega adalah tidak bersifat

menggurui, semua keputusan Racana baik yang menyangkut visi, misi,

strategi, program kerja, rencana kerja, ataupun rencana kegiatan latihan

dilaksanakan secara musyawarah, dan komitmen untuk patuh terhadap

keputusan-keputusan yang telah ditetapkan sungguhpun tadinya ia tidak

menyepakati.
b. Pembina bertindak sebagai ”penghubung antar sistem”, artinya apabila ada

materi-materi latihan yang diinginkan oleh Pandega yang tidak dikuasai

oleh Pembinanya, maka Pembina mencari keluar (out sourcing),

sungguhpun bisa saja meminta kepada anggota Pandega untuk mencarinya

sendiri, sekaligus bertindak sebagai penghubung antar sistem


c. Evaluasi kegiatan dapat dilakukan secara bersama-sama antara Pembina

dan anggota Racana secara questioning.


d. Apabila kegiatan di Racana sudah mapan maka Pembina lebih banyak

bertindak sebagai motivator, mentor dan konsultan.


e. Pembina 90% bertindak tut wuri handayani.
C. Contoh dan dampak dalam kehidupan sehari-hari

Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam

kegiatan sehari-hari yang sejalur dengan dasa dharma yaitu melalui hal-hal berikut,

contohnya upacara pada setiap kali akan melakukan latihan dapat menumbuhkan rasa

nasionalisme yang tinggi, beribadah / sholat bersama, berdoa waktu mulai dan selesai

22
pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, orang tua, atau teman, itu merupakan

pengamalan dari dasa dharma pertama. Membuang sampah pada tempatnya, penuh

kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan pengamalan

dari dasa dharma ke dua, tidak berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, tidak

berkelahi, tidak memalak, berlaku sopan merupakan dampak pengamalan dasa

dharma ketiga, memperoleh nilai tinggi, memperoleh prestasi dalam olah raga atau

kesenian pengamalan dasa dharma ke enam, menolong orang lain tanpa pamrih

pengamalan dasa dharma ke lima, berani menentang atau mengoreksi perilaku teman

yang tidak terpuji dampak pengamalan dasa dharma ke delapan, datang tepat pada

waktunya, bekerja keras dampak bentuk pengamalan dasa dharma ke sembilan, dan

lain-lain.

Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai

peranan besar dalam pendidikan karakter generasi muda. Pendidikan karakter dari

Pramuka diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan di alam terbuka. Sehingga

kegiatan Pramuka menjadi menarik dan menyenangkan. Tetapi tetap berpegang teguh

pada metode kepramukaan. Kegiatan-kegiatan menarik dalam pramuka yang berada

di alam terbuka misalnya yaitu:bernyanyi, wide game, berkemah, menjelajah, dan api

unggun dll.

Semua kegiatan kepramukaan sangat memberi manfaat bagi pendidikan

karakter peserta didik. Peserta didik dapat bekerja sama satu sama lain dalam

memecahkan persoalan ketika ia sedang dalam situasi yang sulit, mempunyai jiwa

tolong menolong, menambah keberanian dan percaya diri, dan pramuka juga dapat

melatih peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih berdisiplin. Oleh karena itu

kegiatan pramuka di Perguruan Tinggi sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter

mahasiswa yang mengikut kegiatan T dan D.

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:

1. Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat

perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah

dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda

yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk

ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa

sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.
2. Gerakan Pramuka adalah suatu wadah atau tempat dilaksanakannya proses

Pendidikan Kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab

orang dewasa yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga

dalam bentuk kegiatan yang menantang dan menarik minat kaum muda yang

disesuaikan dengan usia, perkembangan jasmani dan rohani, serta jenis kelamin

peserta didik, yang dilakukan di alam terbuka dengan berpedoman pada Prinsip

Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan bagi peserta didik pandega

24
sebagai ciri khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan

pendidikan lainnya.

B. Saran

Pendidikan karakter tidak akan tercapai kepada peserta didik pandega kalau

wahana tidak sesuai dan dalam penyampainya belum tertanam nilai karakter tersebut,

karena sesungguhnya pembentukan karakter itu bukan hanya setahun atau dua tahun

tapi lima bahkan puluhan tahun bisa muncul karakter yang terbentuk dari proses

pembelajaran, yang pada giliranya nanti akan menjadi kebudayaan, sehingga

merupakan sebuah keniscayaan jika semua pembina lebih ditanamkan karakter dan

budaya bangsa itu melalui pendidikan ke-pramukaan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, 2018.


Manado, IKIP. 1984. Pembinaan Watak dan Sikap Pandega. Makalah disajikan dalam Temu
Karya Pengembangan Pramuka Pandega, Direktorat Kemahasiswaan, Jakarta, 29
Februari-5 Maret 1984.
Pramuka, Ensiklopedi. 2012. Pandega (Sejarah dan Perkembangannya), (Online),
(http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/08/pandega-sejarah-
perkembangannya.html, diakses tanggal 10 Desember 2012).
Sriwijaya, Universitas. 1984. Kepemimpinan dalam Kepandegaan. Makalah disajikan dalam
Temu Karya Pengembangan Pramuka Pandega, Direktorat Kemahasiswaan, Jakarta, 29
Februari-5 Maret 1984.
Tim SKU Pandega dan Panduan. 2011. Panduan Penyeleseian Syarat Kecakapan Umum
Pramuka Golongan Pandega. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Undang Undang Gerakan Pramuka, 2012.

Website :

http://pramuka.web.ugm.ac.id/blog/59/

https://slideplayer.info/slide/11943649/

https://pramuka.unmul.ac.id/

26

Anda mungkin juga menyukai