Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan karya ilmiah ini adalah keprihatinan kepada Siswa dan siswi Smk

1 biau zaman sekarang yang akhir-akhir ini banyak tersebar berita yang

memprihatinkan. Contohnya dalam dunia pendidikan, misalnya, ada fenomena

ketidak jujuran dalam mengerjakan ujian nasional. Di kalangan anak-anak muda,

banyak di antara mereka yang kurang menghargai orang tua ataupun guru. Ada pula

berita-berita tentang keterlibatan pemuda dan pelajar pada perbuatan-perbuatan

melanggar hukum serta lunturnya rasa malu melakukan perbuatan yang bertentangan

dengan nilai-nilai sosial dan agama. Kekerasan dan tawuran antar pelajar, bahkan

antar mahasiswa ataupun antar kelompok masyarakat, juga tak jarang kita jumpai

beritanya.

Era globalisasi saat ini yang menjadi tantangan bagi generasi muda dalam

pembentukan karakter diri. Maraknya pergaulan bebas, narkoba, dan budaya

dikalangan remaja membuat semakin rusaknya moral, intelektual dan fisik mereka.

Berbagai keluhan dan kerisauan kemudian muncul dari orang tua dan masyarakat

mengenai kehidupan anak-anak mereka dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

datang akibat maraknya budaya pop, glamor, santai serta krisis moral yang melanda

masyarakat modern. Generasi muda merupakan pemangku estafet kepemimpinan

suatu negara. Kejayaan negara yang akan datang tergantung dari bagaimana generasi

mudanya saat ini. Peranan generasi muda sangatlah besar. Oleh karena itu, perlu

adanya pembinaan yang baik agar dapat terbentuk karakter generasi muda yang baik

pula.

1
Untuk membentuk suatu karakter Siswa dan siswi smk 1 Biau perlu dilakukan

kegiatan yang dapat membentuk karakternya maka dari itu gerakan pramuka

sangatlah tepat dikarenakan gerakan pramuka merupakan suatu wadah generasi muda

untuk pendidikan karakter. Pendidikan yang berbasis di luar sekolah ini, memiliki

tugas dan tanggung jawab dalam membina generasi muda. Di era globalisasi dan

kemajuan teknologi seperti saat ini, Pramuka tetap memiliki arti penting sehingga

harus secara terus menerus dilakukan dalam rangka membangun rasa cinta Tanah Air

di kalangan remaja. Untuk itu Gerakan Pramuka harus memiliki daya tarik tersendiri

bagi para remaja sehingga mereka berminat masuk organisasi kepramukaan.

Berdasarkan Latar Belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat

suatu tema psikologi yang berjudul: “PEMBENTUKAN KARAKTER

KEGIAKEPRAMUKAAN DI SMK 1 BIAU

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan karakter?

2. Bagaimana menumbuhkan karakter Siswa dan siswi Smk 1 Biau?

3. Bagaimana peranan pramuka dalam menumbuhkan karakter Siswa dan Siswi smk

1 biau?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakter

2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan karakter Siswa dan siswi Smk 1 Biau?

3. Untuk mengetahui peranan pramuka dalam pembentukan karakter

2
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Karakter

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut

ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang

mengarahkan tindakan seorang individu.Karakter menurut kamus ilmiah populer

Internasional (Budiono, 2005: 288) adalah watak, tabiat, pembawaan,

kebiasaan.Secara istilah karakterdiartikan sebagai keseluruhan daripada perasaan-

perasaan dan hasrat-hasrat yang telah berarah, seperti yang diorganisir oleh kehendak

manusia (Sardjonoprijo, 1982: 90).

Karakteristik setiap individu didasari dengan delapan jenis kecerdasan.

Dimana semuanya dapat dikembangkan dengan berbagai jenis kegiatan. Kedelapan

jenis kecerdasan tersebut meliputi: spasial visual, linguistic, interpersonal, musical,

natural, body kinestetik, intrapersonal dan logis matematik. Yang biasa juga disebut

SLIM N BILL. Setiap kecerdasan tersebut dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan

yang sesuai dengan jenis kecerdasan yang akan dikembangkan.

Karakter seseorang berkembang berdasarkan potensi yang dibawa sejak lahir

atau yang dikenal sebagai karakter dasar yang bersifat biologis.Akultualisasi karakter

dalam bentuk perilaku sebagai hasil perpaduan antara karakter biologis dan hasil

hubungan atau interaksi dengan lingkungannya. Elemen-elemen dasar dari karakter,

menurut Kerschensteiner dalam (Kartono, 2005: 84), yaitu daya kemauan, yaitu: daya

aktivitas yang ulet, akal yang jelas, ceria atau terang: daya berfikir yang logis,

perasaan halus: kemudahan dan banyaknya keterharuan jiwa mencakup baik rasa-

halus yang bersifat indrawi maupun bersifat jiwani.

3
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran dan kebiasaan.

Hal ini karena didalam pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk dari

pengalaman hidupnya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang

akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya.

Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika

program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka

perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Masalah

pembentukan karakter, yaitu segi: sifat-sifat yang bisa berubah dan aspek-aspek yang

bisa dididik. Karakter di bagi menjadi dua yaitu: Pertama, karakter biologis, yang

mencakup fungsi-fungsi psikis lebih rendah, diantaranya: dorongan-dorongan, nafsu

dan insting-insting (pembawaan alami atau hewani). Bagian karakter ini tidak bisa

dibentuk. Dengan kata lain, karakter yang biologis itu tidak bisa dibentuk dan tidak

bisa dididik. Kedua, karakter yang intelingibel, yang mencakup fungsi-fungsi lebih

tinggi: daya kemauan, kejelasan dari akal, perasaan halus. Fungsi-fungsi psikis ini

juga berupa unsur- unsur bawaan sejak lahir (Zubaedi. 2011: 86). Namun fungsi-

fungsi tersebut bisa dibentuk atau dididik.Jadi pada segi ini bagian karakter tersebut

bisa dididik.dengan kata lain: bagian tersebut menjadi alat-bantu bagi para pendidik

untuk membentuk segi-segi etis dari karakter.

Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program Kementerian Pendidikan

Nasional. Pendidikan karakter diberikan sejak usia dini sangat penting dikarenakan

saat ini banyak kasus yang melibatkan anak negeri ke arah perpecahan bangsa, mulai

korupsi, tidak menghargai nyawa orang lain, tidak menghargai orang tua, tidak

disiplin, makelar kasus, video porno serta kasus lainnya yang sudah keluar dari

karakter Bangsa Indonesia, yang dikenal ramah tamah, gotong royong, menghargai

orang lain. Tentu ada yang belum klik dengan proses Pendidikan selama ini, disisi

4
lain untuk membangun karakter bangsa yang beradab jalan yang efektif melaui proses

pendidikan.

Maka Pendidikan karater yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda

untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,

bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung. Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus

diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.

Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran

tentang kuwalitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan

pendidikan, serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa.

Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah

diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada

perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen

dalam bukunya Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan

sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual hanya

sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter akan mudah diberikan melalui jalur

pendidikan, salah satunya adalah pendidika nonformal. Jadi kecerdasan emosional

dan sosial lebih membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan karier anak

dikemudian hari.

5
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa

peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan

akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang

selama ini ada di sekolah perlu segera dikaji, dan dicari alternatif-alternatif solusinya,

serta perlu dikembangkan secara lebih operasional sehingga mudah

diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia

negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru,

karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. kriteria

pencapaian pendidikan karkter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,

tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga

sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Selain di lingkungan pendidikan ada kegiatan yang dapat membantu

pembentukan karakter yaitu Kegiatan Ekstra Kurikuler yang merupakan kegiatan

pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler

diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta

potensi dan prestasi peserta didik.

B. Pembentukan karakter

Pembentukan karakter berkaitan erat dengan bagaimana kita membentuk

kebiasaan dan membiasakan dalam kehidupan kita sehingga terbentuklah karakter dan

sifat dari kebiasaan. Karakter seseorang akan membedakan manusia satu dengan yang

6
lain, yang membedakan manusia baik dan buruk, maka karater suatu bangsa berguna

untuk membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.

Untuk menentukan dan membangun karater, percaya diri dan berpegang teguh

pada prinsip merupakan faktor utama yang harus dimiliki suatu bangsa. Dalam hal ini,

petuah “Be yourself” atau “Jadilah dirimu sendiri” sangatlah tepat. Namun

melaksanakan hal ini bukanlah hal yang mudah, untuk melakukannya, kita

membutuhkan:

1. Hasrat utuk menemukan diri sendiri

2. Menentukan cita-cita

3. Meninggalkan sesuatu yang bersikap semu untuk memulai kehidupan yang nyata

4. Memiliki kemantapan hati untuk melangkah kedepan

5. Memadupadankan kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, dan spiritual.

Pembentukan karakter juga dapat dilakukan melalui musik. Musik–musik

yang didengar secara langsung atau tak langsung akan mempengaruhi kepribadian,

sikap, dan kejiwaan seseorang. Jika ia sering mendengarkan lagu bertemakan keras

dan perpecahan, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang keras dan tidak suka

perdamaian, sesuai dengan anggapan “Idolaku, panutanku”. Sebaliknya jika ia suka

mendengarkan lagu lagu halus dan bertema perdamaian ia akan berusaha menjadi

seorang yang berjiwa sosial dan cinta lingkungan.

Maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering mendengarkan musik yang

bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi yang patriot dan menjadi

pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan rasa patriot dan bela negara

adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi memiliki lirik tentang patriotisme,

persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, bela negara, dan realita kehidupan

7
bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan gaya bahasa yang

lebih interaktif.

Adapun Pembinaan watak, kepribadian dan akhlak mulia dilakukan melalui

kegiatan:

1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara;

3. Pengamalan moral Pancasila;

4. Pemahaman sejarah perjuangan bangsa;

5. Rasa percaya diri;

6. Kepedulian dan tanggung jawab serta disiplin.

C. Gerakan pramuka

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan

pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan!

Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat

orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti

kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan

memberi pertolongan.

“Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti

rakyat muda yang suka berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota

Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina

Pramuka, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan

yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah

dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar

8
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,

akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan

yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan

bangsa Indonesia.

Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pemahaman, bahwa pendidikan

kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan yang dilaksanakan diluar

lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis yang dilakukan di alam terbuka

dengan berpedoman pada prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang

sasaran akhirnya adalah pembentukan watak peserta didik.

Gerakan Pramuka diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan

kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan

tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan

bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan

bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar

lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode

pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum

muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan

asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu

sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan

Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan

Pramuka.

9
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang

Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda

karana.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Anggaran

Dasar Gerakan Pramuka. Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan

landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan Organisasi dan manajemen di

Gerakan Pramuka

Landasan kepramukaan secara umum dinyatakan dalam tiga unsur, yaitu

tujuan, prinsip dan metode. Landasan ini merupakan perumusan umum dan abstrak,

yang tetap berlaku dengan sempurna sepanjang masa, tidak terkait dengan kurun

waktu atau korteks tertentu.

Tujuan Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina anak muda

Indonesia agar menjadi : Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat mental dan tinggi

moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan yang kuat dan sehat. Yang kedua

menjadikan Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan

patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat

yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta

secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara,

memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal,

nasional, maupun internasional.

Prinsip Dasar kepramukaan adalah Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya, Peduli

terhadap diri pribadinya dan Taat kepada kode kehormatan pramuka

10
Metode Konsep dasar kepramukaan adalah pendidikan diri. Pendidik utama

anak muda adalah dirinya sendiri, metode kepramukaan adalah perangkat yang telah

dirancang untuk menuntun dan mendorong masing-masing anak muda pada jalan

pertumbuhan pribadi yang berdasarkan sistem belajar progresif melalui Pengamatan

kode kehormatan, Kegiatan yang menarik dan meningkat yang mengandung

pendidikan yang sesuai dengan rohani dan jasmani peserta didik, Sistem tanda

kecakapan, Sistem Among, Belajar dan melakukannya, Satuan terpisah untuk putra

dan putri, Kegiatan di alam terbuka.

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan

melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang

baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri

tersebut.

Yang mana hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok

penggalang, dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam

mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat

latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam

prakteknya.

Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni

nyiur ,yang mana ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya

upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada

dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah wadah pelatihan dan

pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup

berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa

bergantung kepada orang lain.

11
Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga

sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah

remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang

menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing.

Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di

samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada

sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh

negative yang menyesatkan.

Oleh karena itu Pendidikan Ke-Pramukaan di anggap paling ideal untuk

digunakan sebagai pendekatan penanaman nilai karakter dan Budaya bangsa karena,

semua indikator yang termuat didalam nilai karakter bangsa merupakan pengamalan

dan dijiwai dalam dasa darma Pramuka, sementara kompetensi dari Dasa Darma

Pramuka tertuang jelas dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarakat

Kecakapan Khusus (SKK) yang harus diujikan oleh eserta didik, dan mendapatkan

penghargaan langsung dari hasil jerih payahnya. Disamping itu, dalam proses

pembelajaran disekolah semua peserta didik yang masuk dalam kegiatan pendidikan

kepramukaan memiliki perbedaan sikap yang relatif lebih bagus dan selalu terpilih

dalam melaksanakan kegiatan diluar sekolah baik kegiatan sipatnya membutuhkan

keberanian dan kemauan yang ihlas dalam menjalankan tugas dari sekolah, bila

dibandingan dengan sswa yang tidak pernah aktif dalam pendidikan kepramukaan.

12
BAB III

PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN

A. Pramuka sebagai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memang harus dilakukan sejak dini menanamkan nilai

karakter buadaya pendidikan, bahkan sejak dalam usia dini yang menurut pada ahli

berada pada usia lahir hingga 6 (enam) tahun, atau bisa disebut masa keemasan (the

golden age). Masa ini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat

menentukan bagi anak, sekaligus masa kritis yang menentukan tahap pertumbuhan

dan perkembangan selanjutnya. Itu sebabnya pendidikan karakter akan lebih tepat

apabila dilakukan sejak dalam Pendidikan Anak Usia Dini.

Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari

cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter diri individu. Pendidikan

kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar

keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,

praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan

Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak.

Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan

dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan

karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka

pendidikan karakter dibentuk.

Gerakan Pramuka mengawali dengan usia peserta didik 7 tahun hingga 25

tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (7-

10), Pramuka Penggalang (11-15), Pramuka Penegak (16-20) dan Pramuka Pandega

13
(21-25). Pembagian golongan berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik baik

fisik maupun psikis.

Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang bertujuan

membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin dan mandiri dalam hubungan

timbal balik antar manusia. Sistem among selalu terimplimentasikan dalam kegiatan

pramuka mulai tingkatan anggota siaga hingga dewasa, dengan cara atau pola yang

dipergunakan disesuaikan dengan usia peserta didik, sehingga memudahkan dalam

menanamkan karakter bangsa dan dapat tersimpan lama dalam memory pikiran.

Terdapat 3 prinsip dalam sistem among, yaitu di depan menjadi teladan, ditengah

membangun kemauan dan di belakang mendorong dan memberikan motivasi

kemandirian.

Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan

mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan

mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai

akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi

standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma,

yaitu:

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa;

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia,

3. Patriot yang sopan dan ksatria;

4. Patuh dan suka bermusyawarah;

5. Rela menolong dan tabah;

6. Rajin, terampil, dan gembira;

7. Hemat, cermat, dan bersahaja;

8. Disipilin, berani, dan setia;

14
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Dalam mengimplemasikan 10 pilar tersebut, antara anggota penggalang,

penegak dan pandega hingga anggota dewasa disesuaikan dengan perkembangan

rohani dan jasmani. Sedangkan untuk anggota siaga pilar yang digunakan untuk

menanamkan pendidikan karakter melalui Dwi darma, yang berbunyi sebagai berikut

“ Siaga itu menurut ayah dan bundanya, serta siaga itu berani dan tidak putus asa”.

Mengingat usia siaga masih senang dengan bermain, maka dalam menanamkan norma

pramuka melalui media permainan dan visual serta contoh dari bunda dan ayahdanya.

Sedangkan dalam Pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber

pada Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional teridentifikasi 18

Nilai karakter, Nilai tersebut antara lain :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,

toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain.( merupakan bentuk pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang

maha esa )

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.( Bentuk pengamalan

dharma ke 10. Suci dalam fikiran perkataan dan perbuatan )

15
3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,

dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. ( merupakan bentuk pengamalan

dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa )

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan. ( Bentuk pengamalan darma ke 8. Disiplin Berani dan setia )

5. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya

dan orang lain. ( bentuk pengamalan darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah )

6. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya ( bentuk pengamalan darma ke

3. Patriot yang sopan dan ksatria )

7. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

dan politik bangsa. ( bentuk pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria )

8. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam

di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang

sesama manusia )

16
9. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan

kasih sayang sesama manusia )

10. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial

dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. ( Bentuk pengamalan darma ke 9.

bertanggung jawab dan dapat dipercaya ).

11. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

12. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu

yang telah dimiliki.

13. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

14. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

17
15. Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama

dengan orang lain.

16. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan

aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

budaya), Negara

17. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan

kebajikan bagi dirinya.

18. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

B. Mengenali Karakter Pada Pramuka Siaga

Semua orang sudah tahu bahwa dalam perkembangan zaman saat ini,

pendidikan karakter sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Terutama

pembelajaran anak sekolah dasar yang pada dasarnya sedang mengalami

perkembangan kecerdasan secara pesat baik emosional maupun intelektualnya. Oleh

karena itu, untuk menanggulangi adanya pengaruh yang negatif dalam perkembangan

kecerdasannya dibutuhkan suatu pendidikan karakter yang tepat.

Pramuka sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar dapat

menjadi sarana seorang guru untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang berpengaruh

dalam pendidikan karakter siswanya. Karena kegiatan belajar mengajar saat ini lebih

18
mengedepankan peningkatan kecerdasan siswa dalam menguasai materi pembelajaran

dan kurang mengedepankan dalam pendidikan karakter siswanya. Melalui kegiatan

pramuka tersebut diharapkan siswa sekolah dasar dapat terdidik karakternya menuju

ke arah yang lebih positif dan dapat menerapkan nilai nilai luhur kepramukaan dalam

kehidupan sehari. Oleh karena itu kegiatan pramuka di sekolah dasar dapat menjadi

suatu sarana dalam mendidik karakter siswa.

Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah

diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada

perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Dalam dunia kepramukaan

anak usia dini termasuk ke dalam kategori pramuka siaga.

Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihayati dengan mengenal dan

memahami sifat, karakternya baik yang positif maupun yang negatif. Disamping itu

ciri-ciri anak usia siaga yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan dan

perkembangan antara lain:

1. Jasmani: aktif bergerak, belum dapat menguasai diri, keseimbangan motorik

masih perlu dilatih.

2. Rohani: pancainderanya merupakan alat penemu khayalan dan fantasinya besar,

ingin menemukan yang baru

3. Social: berpusat pada diri sendiri, belum menemukan “akunya”, suka meniru

walaupun ramai-ramai dan sebagainya

Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihadapi dengan mengenal dan

memahami sifat-sifat dan karakteristiknya, antara lain:

1. yang positif

a. suka bermain, bergerak dan bekerja

b. suka meniru, senang mengkhayal

19
c. suka menyanyi, gemar mendengar cerita

d. suka bertanya, ingin tahu, ingin mencoba

e. suka pamer, suka disanjung, senang kejutan

f. spontan, lugu, polos, mudah kagum dan suka humor

g. bersenda gurau, gemar berlomba dan bersaing

h. gemar membanding-bandingkan

i. selalu mencari hal-hal yang baru, cepat bosan dan lain-lain.

2. yang negatif

a. labil, emosional, egois

b. manja, mudah putus asa

c. sensitif, rawan, mudah kecewa

d. kurang perhitungan, tidak mau mengalah

e. kurang peduli kebersihan jasmaninya

f. masih malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain

Bermain adalah dunia anak-anak seusia pramuka siaga, bermain sebagai

proses pendidikan, merupakan alat utama pembinaan pramuka siaga dimana mereka

dengan riang dan gembira penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri

dalam kegiatan permainan. Giat bermain berarti giat dalam proses pendidikan.

Pramuka siaga merupakan peserta didik golongan pertama dalam gerakan

pramuka sebagai bibit awal yang kelak diharapkan bertunas dan berkembang dengan

baik melalui kepramukaan. Dengan demikian usia siaga merupakan pembentukan

sebagai modal dasar yang ditujukan pada prilaku yang diharapkan, dari itu semua

maka pola yang sebaiknya dikembangkan adalah pemberian adab “adibuhum” atau

peraturan (regulasi). Karena dalam usia Siaga inilah saatnya untuk mengembangkan

kecerdasan sosial anak.

20
Dengan bermain anak dapat mengembangkan sikap sosial, belajar

berkomunikasi, belajar berorganisasi, belajar menghargai orang lain, belajar mencapai

keharmonisan dan kompromi dengan orang lain. Anak juga akan tumbuh menjadi

orang dewasa yang utuh, sehat jiwa dan bahagia. Tanpa unsur bermain yang

menyenangkan dan bergerak, ia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang

tegas, stres, dan neurotik.

As’adi Muhammad (2010: 132-134) menguraikan manfaat bermain.

Permainan bagi anak adalah suatu aktifitas yang sangat disukai, dan memberikan

dukungan yang sangat baik dalam menerima pelajaran/ latihan. Melalui permainan

anak akan mengalami rasa bahagia. Melalui perasaan suka cita, saraf/neuron di otak

anak saling berkoneksi secara cepat guna membentuk suatu memori baru. Itulah yang

membuat anak mudah belajar sesuatu melalui permainan. Aktivitas bermain akan

membuatnya mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya dan mengenal jati

dirinya. Kegiatan bermain merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang

di berbagai bidang kehidupannya, seperti fisik, intelektual, emosi dan social.

C. Contoh dan dampak dalam kehidupan sehari-hari

Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam

kegiatan sehari-hari yang sejalur dengan dasa dharma yaitu melalui hal-hal berikut,

contohnya upacara pada setiap kali akan melakukan latihan dapat menumbuhkan rasa

nasionalisme yang tinggi, beribadah / sholat bersama, berdoa waktu mulai dan selesai

pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, orang tua, atau teman, itu merupakan

pengamalan dari dasa dharma pertama. Membuang sampah pada tempatnya, penuh

kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan pengamalan

dari dasa dharma ke dua, tidak berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, tidak

berkelahi, tidak memalak, berlaku sopan merupakan dampak pengamalan dasa

21
dharma ketiga, memperoleh nilai tinggi, memperoleh prestasi dalam olah raga atau

kesenian pengamalan dasa dharma ke enam, menolong orang lain tanpa pamrih

pengamalan dasa dharma ke lima, berani menentang atau mengoreksi perilaku teman

yang tidak terpuji dampak pengamalan dasa dharma ke delapan, datang tepat pada

waktunya, bekerja keras dampak bentuk pengamalan dasa dharma ke sembilan, dan

lain-lain.

Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai

peranan besar dalam pendidikan karakter generasi muda. Pendidikan karakter dari

Pramuka diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan di alam terbuka. Sehingga

kegiatan Pramuka menjadi menarik dan menyenangkan. Tetapi tetap berpegang teguh

pada metode kepramukaan. Kegiatan-kegiatan menarik dalam pramuka yang berada

di alam terbuka misalnya yaitu:bernyanyi, wide game, berkemah, menjelajah, dan api

unggun dll.

Semua kegiatan kepramukaan sangat memberi manfaat bagi pendidikan

karakter peserta didik.Peserta didik dapat bekerja sama satu sama lain dalam

memecahkan persoalan ketika ia sedang dalam situasi yang sulit,mempunyai jiwa

tolong menolong,menambah keberanian dan percaya diri,dan pramuka juga dapat

melatih peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih berdisiplin.Oleh karena itu

kegiatan pramuka di sekolah dasar sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter

siswa sekolah dasar.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:

1. Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat

perkembangan Siswa dan siswi yang berjalan. Karakter budaya Indonesi yang

sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi

muda yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang

masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa

sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.

2. Gerakan Pramuka adalah suatu wadah atau tempat dilaksanakannya proses

Pendidikan Kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab

orang dewasa yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga

dalam bentuk kegiatan yang menantang dan menarik minat kaum muda yang

disesuaikan dengan usia, perkembangan jasmani dan rohani, serta jenis kelamin

peserta didik, yang dilakukan di alam terbuka dengan berpedoman pada Prinsip

Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan sebagai ciri khas yang

membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan pendidikan lainnya.

23
B. Saran

Pendidikan karakter tidak akan tercapai kepada siswa kalau wahana tidak

sesuai dan dalam penyampainya (gurunya) belum tertanam nilai karakter tersebut,

karena sesungguhnya pembentukan karakter itu bukan hanya setahun atau dua tahun

tapi lima bahkan puluhan tahun bisa muncul karakter yang terbentuk dari proses

pembelajaran, yang pada giliranya nanti akan menjadi kebudayaan, sehingga

merupakan sebuah keniscayaan jika semua guru dan kepala sekolah ditanamkan

karakter dan budaya bangsa itu melalui pendidikan ke-pramukaan.

24

Anda mungkin juga menyukai