PENDAHULUAN
untuk membina generasi muda bangsa agar berperilaku baik dan benar sesuai
pendidikan bagi anak usia dini sangat penting sebagai peletak dasar
pembentukan diri. Sebagian besar pendidik baik guru maupun orang tua
kurang menyadari alasan mendasar dari pendidikan karakter usia dini yang
Melihat dari definisi ini maka jelas tercantum mengenai hakikat pendidikan
1
No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan sudah
ke lapisan masyarakat.
3. Apa saja manfaat dari pendidikan karakter pada anak usia dini
tersebut ?
2
1.3 Tujuan Penelitian
dini
1.4 Hipotesis
sebagai berikut melalui Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini dapat
meningkatkan kakter pada diri anak dan dapat dilaksanakan sampai ia dewasa
kelak.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
yang lain. Karakter adalh nilai-nilai unik yang terpateri dalam diri dan
pola pikir, olah hati, olah rasa dan karsa serta olahraga seseorang atau
sekelompok orang.1
tindakan (aksi). Tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan karakter tidak akan
titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya
berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29). Dengan
maka seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini
4
Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang berarti
permata atau permukaan besi yang keras. Dari sini kemudian berkembang
pengertian karakter yang diartikan sebagai tanda khusus atau pola perilaku.
dianggap sebagai ciri atau karakteristik yang bersifat khas dari seseorang
sesuai dengan kaidah moral. Individu yang berkarakter baik atau unggul
Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, lingkungan, bangsa dan negara, serta dunia
5
Pendidikan bukan hanya merupakan sarana menstransfer ilmu pengetahuan
saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran
empat hal yaitu olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga. Olah hati yang
dimaksud adalah berkata, bersikap, dan berperilaku jujur. Olah pikir artinya
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri anak usia dini sehingga
warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Puskur, 2010).
3
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2013), hal. 237
6
Anak usia diniialah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6
disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk
anak usia dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa bayi lahir sampai 12
bulan, masa batita (toddler) usia 1-3 tahun, masa prasekolah usia 3-6 tahun,
Selain rentang usianya yang terbatas, anak usia dini juga memiliki
usia dini memiliki rasa ingin tahu cukup tinggi, suka bermain, meniru, dan
2.2.1 Religius
pribadi ilahi yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang
dikehendakinya (larangannya).4
4
Wahyu dkk, Dimensi Religiusitas dan pengaruhnya terhadap Organiztional Citizenship
Behaviour, 27 septermber 2017 pkl 08.00
7
Religiusitas menurut Glock dan Strak adalah tingkat konsepsi seseorang
sedangkan yang dimaksud dengan tingkat komitmen adalah suatu hal yang
individu untuk menjadi religius.Kata dasar dari religius adalah religi yang
berasal dari bahasa asing religion sebagai bentuk kata benda yang berarti
manusia.
Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi
yang melekat pada diri seseorang. Religi sebagai salah satu nilai karakter
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter
zaman danpenurunan moral, dalam hal ini siswa diharapkan mampu memiliki
2.2.2 Jujur
5
Elearning Pendidikan, 2011, MembangunKarakter Religius Pada Siswa Sekolag Dasar,dalam
(http://www.elearningpendidikan.com). Diakses 22 Oktober 2017
8
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
2.2.3 Toleransi
2.2.4 Disiplin
memperolehnya.
tujuan.
6
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi...,hal.91
7
Ibid., hal. 93
9
4) Menghindari orang-orang yang mungkin mengalihkan perhatian dari
Ada dua hal yang bisa menentukan maju tidaknya sebuah bangsa, yang
pertama adalah sejarah dan yang kedua adalah generasi mudanya. Jika
generasi muda suatu bangsa tidak memiliki karakter, di masa yang akan
Karena karakter yang kokoh akan bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
melatih mental dan moral. Anak yang sudah dibekali pendidikan karakter
sejak usia dini secara otomatis akan memiliki landasan mental dan moral
Mereka tidak akan mudah menyerah atau bertindak di luar batas moral.
Karena sudah dididik sejak dini, mereka juga akan terbiasa melakukan
10
sesuatu sesuai dengan batasan atau berpedoman pada peraturan negara,
Anak yang sudah diajarkan pendidikan karakter sejak dini akan tumbuh
Ini tentu saja berbeda dengan mereka yang tidak pernah menerima
mudah bekerja sama dengan orang lain. Landasan karakter yang kuat juga
sifat.
mereka menghadapi suatu masalah. Jika sejak dini mereka sudah dibekali
11
dengan pendidikan karakter yang matang, secara otomatis anak akan mampu
kesuatu tempat. Akan tetapi, mengajak siswa belajar di luar kelas untuk
dalam kelas. Lokasi yang menjadi tujuan field trip tidak harus pada tempat
yang jauh, akan tetapi tempat-tempat yang berada di lingkungan sekolah pun
seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,
12
melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari
kurikulum sekolah.
bahwa metode karyawisata atau field trip adalah metode belajar dan mengajar
mana seseorang pergi untuk mencari hiburan semata, field trip sebagai
metode belajar mengajar lebih terikat oleh tujuan dan tugas belajar.
Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006: 214) metode field trip ialah
13
2. Dapat memuaskan rasa ingin tahu anak dengan memberikan
4. Mengasah kepekaan rasa dan jiwa sosial pada diri anak atas berbagai
ragamdari dekat.
kegiatanpembelajaran berlangsung.
14
2.4.2 Metode Pembiasaan dan Keteladanan
Menurut Thomas Lickona karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal
yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik artinya
kebiasaan dalam cara berfikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam
tindakan. Menurut Zianal Aqib dan Ali Murtadlo metode pembiasaan adalah
peserta didik.
8
Armai Arief, Pengantar Ilmudan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta:Ciputat Press, 2002), hal.
110
9
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2003), hal.184
15
melaksanakan suatu kegiatan disekolah. Menurut Suparta metode pembiasaan
(karakter) siswa.
baik dapat dilakukan melalui pembiasaan dan pelatihan terus menerus yang
yang bersih adalah permata berharga nan murni, yang kosong dari setiap
tulisan dan gambar. Hati itu siap menerima setiap tulisan dan cenderung
pada setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika dibiasakan mengerjakan
yang baik, lalu tumbuh di atas kebaikan itu maka bahagialah ia didunia dan
serta bersikap tegas dengan memberikan kejelasan sikap, mana yang harus
10
Muhammad Rabbi dan Muhammad Jauhari, Akhlaquna, terjemahan. Dadang Sobar Ali,
(Bandung : Pustaka Setia, 2006), hal. 109.
16
dikerjakan dan mana yang tidak. Memperkuat memberikan sangsi dengan
kesalahnnya dan juga tidak kalah pentingnya dengan adanya teladan atau
secara terus menerus, secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga
perbuatan dan keterampilan itu benar benar bisa diketahui dan akhirnya
menjadi suatu kebiasaan yang ditinggalkan, atau bisa juga kebiasaan juga
dapat diartikan sebagai gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan
efektif karena mudah dimengerti. Guru yang baik mengajar dan mendidik
dengan ilmu dan teladan hidup baik yang diyakininya. Seorang pendidik akan
memiliki pengaruh kuat apabila nilai dan keyakinan yang dianutnya dapat
karakter dan teladan dari orangtua semakin sulit didapatkan anak, maka peran
17
Wijanarko (2005) menyatakanbahwa “kebutuhan akan guru teladan itu
orangtuanya.
Seorang anak nantinya akan lebih banyak belajar dari apa yang dilihat
dan keteladanan ada pada posisi penting dimana seorang guru harus lebih
dulu memiliki karakter yang akan diajarkan. Seorang anak atau peserta didik
akan melihat dan meniru yang dilakukan oleh guru dibandingkan dengan apa
yang dilaksanakan oleh guru. Keteladanan ini tidak hanya bersumber dari
guru namun juga dari semua manusia yang ada dalam lembaga pendidikan
tersebut, orang tua, kerabat dan semua orang yang berhubungan dengan
peserta didik tersebut. Dalam kondisi ini, seorang anak akan membutuhkan
BAB III
METODE PENELITIAN
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.11
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.2
18
Waktu : tanggal, 16 November 2019
Padang.
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. Pendekatan ini di
arahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi,
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.12
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia dini yang ada di Perumnas
12
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 4
19
Belimbing.
Sampel yang diambil adalah hanya 3 orang anak usia dini yang diiringi
untuk mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian ini alat bantu hyang
digunakan adalah panduan wawancara dan buku catatan atau buku harian.
data tertulis untuk selanjutnya penulis segera melakukan analisa data dengan
simpulan.
20
BAB IV
Dari penelitian yang telah dilakukan penulis maka diperoleh hasil sebagi
berikut :
Sampel 1 : Nana (5 th ).
21
Telah ada pendidikan karakter yang ia dapatkan.
4.2 Pembahasan
orang tuanya tahu akan pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini, agar
karakter yang telah ia dapatkan seperti menutup auratnya jika keluar rumah,
disipin bangun dan tidur, mengucapkan salam jika masuk rumah, dll. Orang
tuanya beranggapan bahwa usia dini adalah golden age (usia emas) karna
pemikiran yang masih bersih dan apabila telah diajarkan pendidikan karakter
sejak dini maka ia akan terus mengingatnya dan terus membiasakannya dan
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tindakan (aksi). Tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan karakter tidak akan
titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya
berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).
anak, diantaranya : nilai religius yang mengajarkan anak lebih dekat dengan
23
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
pembentukan karakter dan akhlak mulia pada anak usia dini secara utuh,
5.2 Saran
bukan hanya disekolah, namun juga di lingkungan keluarga dan sekolah. Jadi
24
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umpo.ac.id/2019/2/Prosiding%20Semnas%20PPKN.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28727/1/jiptummpp-gdl-hermushero-33903-2-bab
PRASEKOLAH”.
25
https://riniraihan.wordpress.com/2012/09/30/pendidikan-karakter-anak-usia-d
PADA ANAK-ANAK".
September 2017).
https://www.academia.edu/7697550/PENDIDIKAN_KARAKTER_PADA_PEN
DIDIKAN_ANAK_USIA_DINI
https://www.appletreebsd.com/pendidikan-karakter/
https://thabaart.blogspot.com/2017/11/metode-pembelajaran-field-trip.html.
26