Abstrak
1
1. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 19989,
"Pendidikan dirumuskan sabagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang.1 Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana
untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter
pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungannya.Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya
dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih
kemampuan individu secara terus-menerus guna menyempurnakan diri keararh hidup
yang lebih baik.Pendidikan dalam literatur pendidikan islam mempunyai banyak
istilah.Beberapa istilah yang sering digunakan adalah rabba-yu’addibu (mendidik),
‘allama-yu’allimu (memberi ilmu),addaba-yu’addibu (memberikan teladan dalam
akhlak),dan darrasa-yudarrisu (memberikan pengetahuan) istilah tersebut yang
bersumber dari al-qur’an dan hadits.2
2. METODE
Metode penelitian ini menggunakan metode keperpustakaan(library research)
seperti mengumpulkan informasi dengan berbagai macam sumber,seperti
buku,jurnal,internet dan sumber lainnya yang relafan.
3. PEMBAHASAN
1Nurkholis, 2021, NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF QS. LUQMAN: 12-19, Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia
2
Pendidikan Karakter dalam perspektif al-qur’an dan hadits
2
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran atau latihan bagi perannya
dimasa yang akan mendatang”.Sedangkan Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi
perbuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan)
pengetahuannya,pengalaman,kecakapan,serta keterampilannya kepada generasi muda,
sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya,baik
jasmani maupun rohani.3
Dengan demikian definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan dalam suatu definisi
yang komprehensif bahwa pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar
yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek
perkembangan kepribadian,baik jasmani maupun rohani, secara formal,informal
maupun non formal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan
nilai yang tinggi baik nilai insaniyah maupun ilahiyah.
Istilah karakter berasal dari bahasa Inggris “character” yang artinya
watak,sifat,peran,huruf,sedangkan characteristic artinya sifat yang khas.Dalam
Bahasa yunani charassein yang berarti membuat tajam atau mengukir.Sedangkan
dalam kamus Bahasa Indonesia kata “Karakter” diartikan dengan tabiat,sifat-sifat
kejiwaan,akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain,dan
watak.Namun pengertian secara khusus bahwa karakter adalah nilai-nilai yang khas
baik (tahu nilai kebaikan,mau berbuat baik,nyata berkehidupan baik,dan berdampak
baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud.Karakter mengacu
pada serangkaian sikap,perilaku,motivasi dan keterampilan.4
Pendidikan karakter dapat berupa hal-hal positif yang dilakukan guru dan
berpengaruh terhadap karakter merupakan upaya sadar dan sungguh-sungguh dari
seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya.Pendidikan karakter juga
dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang
mulia(good character)dari peserta didik dengan mempraktikan dan mengajarkan
nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradap dalam hubungannya
dengan sesama manusia maupun dalam hubungan dengan tuhannya.Lickoda (1991)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk
3
Nurkholis, 2021, NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF QS. LUQMAN: 12-19, P USAT PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN DAN PENELITIAN INDONESIA
4
HAMZANWADI.2015. “PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI”, JURNAL RISET
AGAMA,1.2,365-372.
3
membantu seseorang memahami,peduli,dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai
etis.Lain halnya dengan scerenko (1997) yang memaknai pendidikan sebagai upaya
yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif
dikembangkan,didorong,dan diberdayakan melalui keteladanan,kajian (sejarah dan
biografi para bijak dan pemikir besar),serta praktik emulasi (usaha maksimal untuk
mewujudkan hikmah dari apa yang diamati dan dipelajari) dalam hubungannya
dengan pendidikan yang dimaksud dengan pengertian pendidikan karakter adalah
nilai,pendidikan watak,yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk
memberikan keputusan baik buruk,memelihara kebaikan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
Pendidikan tidak hanya terkait dengan bertambahnya ilmu pengetahuan,namun
harus mencakup aspek sikap dan perilaku sehingga dapat menjadikan anak sebagai
manusia yang bertakwa,berilmu,dan berakhlak mulia.Sejak kecil, anak-anak diajarkan
tentang bagusnya sikap jujur,berani,kerja keras,disiplin,peduli,adil,dan tanggung
jawab.Nilai-nilai kebaikan diajarkan sebagai materi pelajaran yang wajib dipelajari
dan diujikan sebagai pengetahun,bukan dinilai dalam bentuk sikap dan
perilaku.Pengembangan karakter anak memerlukan pembiasaan dan
keteladanan.Anak harus dibiasakan berbuat kebaikan dan malu melakukan
kejahatan,berlaku jujur dan malu berbuat curang,rajin dan malu bersikap malas,serta
membuang sampah pada tempatnya dan malu membiarkan lingkungan kotor.5
Agama islam mengajarkan bahwa pendidikan yang berorientasi terhadap
penambahan ilmu dan perubahan karakter saja tidak cukup.Anak yang berkarakter
tentunya memiliki parameter dan nilai standarisasi meskipun pointnya bisa saja
berbeda tergantung dari kemampuan yang dimiliki anak.Hal yang terbaik untuk
digunakan sebagai parameter adalah tentunya pembentukan karakter anak yang
berwawasan islam.Dalam islam sendiri mengatur tentang bagaimana cara membentuk
karakter anak.Banyak acuan dan kisah-kisah yang bisa dijadikan media pembelajaran
untuk membentuk karakter anak.Dalam Al-quran ataupun sunnah nabi banyak
dijabarkan bagaimana cara membentuk dan mendidik anak sehingga bisa menjadi
anak yang berkarakter.Karena pembentukan anak yang berkarakter mustahil
dilakukan jika tidak ada contoh riil yang bisa dijadikan uswah atau teladan bagi
5
Megawangi, Ratna. 2007. Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan,
(JakartaIndonesia Heritage Foundation)
4
anak.Teladan ini menjadi penting karena anak juga memerlukan figur sehingga ia
akan mengikuti jalan yang pernah dilakukan oleh figur tersebut.
Karakter dalam Islam memiliki hubungan yang sangat erat dengan akidah dan
syariah,bahkan merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Meskipun
demikian,ketiganya dapat dibedakan satu sama lain.Akidah sebagai sistem keyakinan
yang bermuatan elemen-elemen dasar iman,yaitu menggambarkan sumber dan
hakikat keberadaan agama.Syariah sebagai sistem hukum berisi aturan yang
menggembarkan fungsi agama.Sementara itu,akhlak sebagai sistem nilai etika
menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama.Oleh karena
itu,ketiga kerangka tersebut harus terintegrasi dan bersinergi dalam diri seorang
muslim.Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran islam ibarat sebuah
pohon.Akarnya adalah akidah.Batang,dahan,dan daunnya adalah syariah,sedangkan
buahnya adalah akhlak (karakter).6
Dalam islam,karakter /akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap
mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat.Sebagaimana
firman allah dalam( AL-QS An-Nahl /16:90 )
ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَتۤا ِئ ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم
َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن
Ayat tersebut menjelaskan tentang perintah Allah yang menyuruh manusia agar
berbuat adil, yaitu menunaikan kadar kewajiban berbuat baik dan terbaik, berbuat
kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan bersilaturrahmi pada mereka serta menjauhkan
diri dari berbagai bentuk perbuatan buruk yang menyakiti sesama dan merugikan
orang lain. Melalui ayat di atas dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pendidikan
karakter mulia yang harus diteladani agar manusia yang hidup sesuai denga tuntunan
syari’at, yang bertujuan untuk kemaslahatan serta kebahagiaan umat manusia. Islam
6
Shabri Shaleh Anwar,Sudirman Anwar “Pendidikan karakter qur’ani”.Yayasan doa
parawali
5
merupakan agama yang sempurna, sehingga tiap ajaran yang ada dalam Islam
memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan karakter.7
Kemudian ada sebuah ayat al-quran lagi yang menjadi dasar pendidikan karakter
yaitu (Q.S Al-Isra’ ayat 23)
ِاَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح ٰس ًنۗا ِاَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َاَح ُدُهَم ٓا َاْو ِكٰل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َو َقٰض ى َر ُّبَك َااَّل َتْعُبُد ْٓو ا ِآاَّل
َّلُهَم ا َقْو اًل َك ِر ْيًم ا َّلُهَم ٓا ُاٍّف َّو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik.”
Ayat ini merupakan salah satu ayat yang memuat materi pendidikan yang harus
ditanamkan dalam lingkungan keluarga.Perintah allah yang bermaktub didalam ayat
ini mencakup bidang pendidikan karakter (akhlak) berupa aqidah,ibadah dan akhlak
yang harus terbina bagi seorang anak.Demikian peran orang tua dalam memberikan
bimbingan moral dan keluruhan dalam upaya pembentukan karakter anak yang
berkualitas.8
7
Darwis Hude,Susanto,Aas Siti Sholichah,2020. “Pendidikan karakter anak pra akil
balig berbasis al-qur’an” , Pekalongan,Jawa Tengah.
8
Marzuki,2020. “Pendidikan karakter islam”,Jakarta
9Abdul Aziz, “Membangun karakter anak dengan al-qur’an”, Jawa Tengah,Pilar Nusantara.
6
Hadis ini menggaris bawahi pentingnya pendidikan karakter dan akhlak yang baik
bagi anak-anak. Orang tua sebagai pendidik harus memastikan agar anak-anak
memiliki akhlak mulia, sopan santun, kejujuran, dan kesabaran sesuai dengan ajaran
Islam
ْبُن الَّرْح َمِن َع ْبُد َح َّد َثَنا َبَش اٍر ْبُن ُمَحَّم ُد َناَح َّد ث َم ْيُم وٍن َع ْن َثاِبٍت َأِبي ْبِن َح ِبيٍب َع ْن ُس ْفَياُن َح َّد َثَنا َم ْهِد ي صلى هللا
رُسول لي فان فان ذر أبي عن شبيب أبي بن اْلَحَس َنَة الَّسِّيَئَة َو َأَّتِبْع ُك نَت َح ْيُثَم ا ِهَّللا اَّتِق َو َس َّلَم َع َلْيِه ُهَّللا َأِبي َع ْن اْلَباِب
َوِفي َقاَل َحَس ٍن ِبُخ ُلِق الَّناَس َو َخ اِلَق َتْم ُح َها َح َّد َثَنا َص ِح يٌح َحَس ٌن َحِد يٌث َهَذ ا ِع يَس ى َأُبو َقاَل ُهَر ْيَر َة ُس ْفَياَن َع ْن َنَع ْيٍم
ُبووا أْح َم َد أبو َح َّد َثَنا َغْياَل َن ْبُن َم ْح ُم وُد َع ْن َوِكيٌع َح َّد َثَنا َم ْح ُم وٌد َقاَل َنْح َو ُه اِإْل ْسَناِد ِبَهَذ ا َح ِبيٍب َع ْن شبیب ابي ْبِن
َم ْيُم وِن َع ْن َثاِبٍت َأِبي ْبِن َح ِبيٍب َع ْن ُس ْفَياَن َنْح َوُه لَم ْو َس َع َلْيِه ُهللا َص َّلى الَّنِبي َع ْن َجَبٍل ْبِن ُمَع اٍد َع ْن نز أبي َحِد يُث
َو الَّص ِح يُح َم ْح ُم وٌد َقال
Dari paparan ayat al-Qur'an dan hadits di atas jelas terlihat bahwa betapa
pentingnya pendidikan karakter. Karena Allah langsung mengulus Nabi Muhammad
saw untuk menyempurnakan akhlak manusia agar menjadi manusia yang memiliki
akhlak yang baik seperti Nabi SAW.
7
Di bawah ini akan dipaparkan redaksi hadis-hadis yang terkait dengan pendidikan
karakter lengkap dengan sanad dan matannya. Adapun hadis-hadis yang penulis
gunakan landasan adalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter, antara lain:
َقاَل َأُبو َداُوَد َو ُهَو سواُر ْبن- َس َّوار أبي َحْم َز ُه َح َّد ثنا إْس َم اِع يَل َع ْن- َيْع ِني الَيشكرى- َح َّد ْتَنا ُم ْؤ َم ُل ْبن ِه َش اٍم
صلى هللا عليه- َأِبيِه َع ْن َج ْذ ِه َقاَل َقاَل َر ُسول هللا َع ْن َع ْم ُرو ْبن َش َع ْيب َع ْن- َداُوَد ابو حمزة الُم ْر ِني الَّصْيَر فى
وسلم « ُم ُروا َأْو الَد ُك ْم بالَّصالِة َو ُهْم أْبَناُء َس ْبَع ِسِنيَن َو اْض ِرُبوُهْم َع َلْيَها َو ُهْم َأْبَناء عشر ِسِنيَن َو َفْر قوا َبْيَنُهْم فى
متى يؤمر:» (سنن ابو داوود باب. المضاجع
Hadis di atas menceritakan tentang instruksi Rasulullah SAW kepada umat Islam
agar memerintah anaknya untuk melaksanakan ibadah shalat ketika usia tjuh (7)
tahun. Apabila pada usia 10 tahun si anak tetap tidak mau melaksanakan ibadah
shalat, maka orang tua boleh memukul anaknya tersebut. Pukulan yang dimaksud
adalah pukulan yang bersifat mendidik, agar si anak mau melakukan shalat. Pukulan
yang dimaksud bukan pukulan untuk menyakiti, tetapi untuk mendidik anak agar
memiliki karakter keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
، َع ْش ِر َأْبَناُء َو ُهْم َع َلْيَها َو اْض ِرُبوُهْم المضاجع، ِسِنيَن َس ْبع َأْبَناُء َو ُهْم ِبالَّص اَل ِة َأْو الَد ُك ْم ُم ُروا ِفي َبْيَنُهْم َو َفْر ُقوا
8
berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)."
(HR Abu Daud).
Menurut Hadirs tentang perintah shalat pada usia tujuh tahun, dijelaskan bahwa
pada tahap ini anak dididik untuk membentuk karakter yang bertanggung jawab. Jika
perintah shalat tidak dipenuhi. dia akan dipukuli (pada usia sepuluh tahun).
11
Septi Lastri Siregar, Zulkipli Lessy 2021, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 6, No. 2
9
8. Kepedulian sosial (Ithar) : Islam mengajarkan untuk mengutamakan
kebutuhan orang lain sebelum diri sendiri.
9. Kemandirian (Tawakkul) : Meskipun berserah kepada Allah, Islam juga
mendorong usaha dan kemandirian.
10. Kesetiaan (Wafaa') : Islam mendorong untuk selalu setia dalam segala aspek
kehidupan
Ajaran agama islam, banyak sekali ayat dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi yang
berbicara tentang karakter atau dalam bahasa agama disebut dengan akhlak. Akhlak
merupakan istilah dalam bahasa arab yang merujuk pada praktik-praktik kebaikan,
moralitas dan perilaku yang baik. Istilah akhlak sering diterjemahkan dengan perilaku
islami, sifat atau watak, perilaku baik, kodrat atau sifat dasar, perangai, etika atau tata
susila, moral dan karakter. Semua kata tersebut merujuk pada kata karakter yang
dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi orang lain. Disinilah yang dimaksudkan
Allah dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21 berikut :
َۗقْد َكاَن َلُكْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َحَسَنٌة ِّلَم ْن َكاَن َيْر ُجوا َهّٰللا َو اْلَيْو َم اٰاْل ِخَر َو َذَكَر َهّٰللا َكِثْيًرا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”
Ayat tersebut memberi gambaran betapa rasulullah merupakan suri tauladan
dalam berbagai hal karena memiliki sifat, perangai, watak, dan moralitas yang patut
dicontoh dan dijadikan model dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Perbaikaikan
budi pekerti, perangai sifat atau karakter merupakan tanggungjawab semua pihak
apalagi dengan gelar “khalifah di bumi yang disandang oleh semua hamba yang
artinya berlaku dan bertindak sesuai dengan budi pekerti yang agung, sebagaimana
yang diamanahkan oleh Allah dalam Al Qur’an surat al Qalam ayat 4 berikut ini:
Mengingat dalam diri Rasulullah Muhammad SAW terdapat suri tauladan yang
baik dan berbudi pekerti luhur, maka kata wainnaka (sesungguhnya kamu) dalam ayat
10
ini merujuk kepada Rasulullah dan juga kepada siapa saja yang menjadikan dia
sebagai teladan serta bertindak sesuai akhlaknya.12
Mengacu pada dasar falsafah bangsa, maka Pancasila sebagai kristalisasi nilai
budaya bangsa Indonesia, harus tetap menjadi rujukan dalam menerapkan berbagai
aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk di dalamnya baik aktivitas
menata program dan menyelenggarakan pendidikan, maka sila-sila Pancasila
merupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia tetap merupakan pilar dalam
mewujudkan proses penyelenggaraan pendidikan karakter. Dr. Ratna Megawangi
pencetus karakter di Indonesia menyebutkan nilai-nilai karakter, diantaranya yaitu :
1. Cinta Tuhan dan kebenaran
2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
3. Amanah
4. Baik dan rendah hati
5. Toleransi dan cinta damai
12
Alfen Khairi, 2020.“Pendidikan adab dan karakter menurut hadis nabi muhammad
SAW”.Guepedia.
11
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif dan berwawasan kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta rasa kebangsaan
yang tinggi dan penuh kekuatan.13
4 SIMPULAN
Pendidikan karakter dimulai sejak usia dini, karena usia dini adalah masa yang
kritis dalam perkembangan individu.Pendidikan karakter anak tidak hanya
dilaksanakan oleh guru,tetapi orang tua juga memiliki tugas utama untuk
melaksanakan pendidikan karakter anak di rumah.Dalam pelaksanaan pendidikan
karakter,orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani. Anak akan
meniru tingkah laku maupun ucapan model tersebut.Oleh karena itu,orang tua dan
guru perlu berhati-hati dalam berucap maupun bertingkah laku.Pendidikan karakter
anak usia dini melibatkan penanaman sikap terpuji yang sesuai,dengan ajaran agama,
sikap nasionalisme, masyarakat dan lingkungan sekitar anak, dan sikap terpuji untuk
kemaslahatan kehidupan anak itu sendiri. Penanaman sikap terpuji tidak bisa
dilaksanakan dalam waktu singkat, dibutuhkan adanya kontinuitas melalui
pembiasaan,keteladanan, pemberian nasihat, dan penguatan pada anak sejak dini
setiap kali menunjukkan perilaku atau sikap-sikap terpuji.
5.DAFTAR PUSTAKA
13
Abdul Aziz, “Membangun karakter anak dengan al-qur’an”, Jawa Tengah,Pilar Nusantara.
12
Pendidikan Karakter dalam perspektif al-qur’an dan hadits
Nilai-nilai pendidikan karakter,Q.S Al-Luqman : 12-19 Pusat Pengembangan
Pendidikan dan Penelitian Indonesia
Hamzanwadi.2015. “Pendidikan karakter anak usia dini”, Jurnal Riset
agama,1.2,365-372.
Megawangi, Ratna. 2007. Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan,
(JakartaIndonesia Heritage Foundation)
Alfen Khairi, 2020.“Pendidikan adab dan karakter menurut hadis nabi muhammad
SAW”.Guepedia.
Abdul Aziz, “Membangun karakter anak dengan al-qur’an”, Jawa Tengah,Pilar
Nusantara.
Septi Lastri Siregar, Zulkipli Lessy 2021, "Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini"
Volume 6, No. 2
Liliek Channa, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Hadis Nabi SAW.IAIN Sunan
Ampel
13