PENDIDIKAN KARAKTER
Adanya karakter yang terus ditanamkan dengan baik oleh guru kepada
setiap siswanya akan membantu mereka untuk tumbuh. Dimana nantinnya
mereka akan bisa tumbuh serta berkembang dengan baik dalam kehidupan
yang dijalankan. Perlu dipahami bahwa ada banyak sekali ahli dalam dunia
pendidikan yang mencoba untuk mentejemahkan pendidikan karakter.
Salah satu yang memiliki perananan penting dalam filosofi di dunia
pendidikan karakter adalah ki hajar dewantara. Beliau tentunya menjadi
salah satu bapak pendidikan yang memiliki andil pada penerapan
pendidikan karakter di sekolah.
Cara lain juga dapat dilakukan dengan melatih siswa disiplin dalam
menggunakan waktu, toleransi dengan menghormati pendapat orang lain
dalam pembelajaran. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi dalam
interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru baik secara
diskusi kelas, maupun diskusi kelompok.
a. Agama
Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan
kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral), masyarakat Indonesia adalah
masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan
bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara
politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari
agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal
dari agama.
b. Budaya
c. Pendidikan Nasional
Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara
Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai
jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai
kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d. Media
Perlu pula ditambahkan sebagai suatu kekuatan pembentuk
perilaku umum sekaligus saluran informasi yang dalam banyak hal dapat
memperluas pendidikan karakter bangsa tetapi di sisi lain menjadi saluran
penetrasi budaya asing. Selain itu media sebagai kekuatan demokrasi suatu
bangsa, memainkan peran strategis dalam menumbuhkan demokrasi,
termasuk demokrasi Pancasila sebagai karakter Bangsa Indonesia.
e. Pancasila
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut
dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang
memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupannya sebagai warga negara.
a) Religius
Diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan
lain
b) Nasionalis
c) Integritas
Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran, menghargai martabat individu, serta mampu
menunjukkan keteladanan
d) Mandiri
Menjadi pembelajar sepanjang hayat, mempergunakan segala
tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita
e) Gotong royong
Diharapkan peserta didik menunjukkan sikap menghargai sesama,
dapat bekerja sama, inklusif, tolong menolong, memiliki empati dan rasa
solidaritas.
3. PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER
A. Pendidikan karakter
Ada empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang
pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama,
pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai
normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman
pada norma tersebut. Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya
diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh
pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali
menghadapi situasi baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati
dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya.
Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa
dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan.
Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang
dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar penghormatan atas komitmen
yang dipilih.
B. KARAKTER BANGSA
karakter bangsa adalah ciri khas dan sikap suatu bangsa yang tercermin
pada tingkah laku dan pribadi warga suatu negara. Sikap tersebut dapat
dipengaruhi oleh sesuatu yang given (yang sudah ada) dan dapat pula karena
willed (yang diusahakan negara/pemerintah) demi kemajuan bangsanya. Oleh
sebab itu, karakter bangsa sangat bergantung pada political will pemerintah
atau para penguasa suatu negara, sebab karakter bangsa, selain given (sudah
ada dari awalnya) juga merupakan willed, yaitu yang dapat dibangun sesuai
dengan visi suatu negara. Sejarah telah membutuhkan bahwa para founding
father telah meletakkan pondasi dan dasar negara yang menjadi karakter
bangsa, yang penting untuk dikembangkan dan ditransformasikan agar menjadi
milik seluruh warga bangsa negara Indonesia.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
14. Tanggung Jawab
Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “Charakter”, yang
antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian
atau akhlak. Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia
pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari
faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Definisi dari
“The stamp of individually or group impressed by nature education or habit”.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.
Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap
individu, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan
dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter
dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, adat
itiadat, dan estetika (Samani & Hariyanto, 2013: 41-42).
Sarana dan daana adalah faktor pendukung yang tidak dapat ditinggalkan,
keterbatasan kemampuan sekolah dalam pengadaan sarana daan
penyediaan dana adalah faktor penyebab utama kegiatan ekstrakurikuler
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan pendidikan.