Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakter adalah suatu hal yang sedang hangat dan banyak dibicarakan
dalam dunia pendidikan. Hal ini berlatar belakang dengan adanya faktayang
menunjukkan bahwa karakter bangsa pada zaman globalisasi seprti saat ini merosot
tajam. Pendidikan dianggap sebagai suatu media yang paling jitu dalam
mengembangkan potensi anak didik baik berketerampilan maupun berwawasan. Oleh
karena itu , pendidikan secara terus menerus dibagun dan dikembangkan agar dari
proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan.

Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terkhir dijelaskan


bahwa pendidikan karakter merupakan: “pendidikan akhlak atau karakter masih
digabung dalam mata pelajaran agama dan diserahhkan sepenuhnya pada guru
agama”. Karena pendidikan karakter dibebankan sepenuhnya nkepada guru agama
saja maka pendidikan karakter itu sendiri belum mencapai batas yang optimal. Hal ini
terbukti dari phenomena sosial yang menunjukkan prilaku yang tidak berkarakter,
seperti maraknya terjadi tawuran antar pelajar, adalanya pergaulan bebas, adanya
kesenjangan sosial, ekonomi, politik di masyarakat, masih terjadinya ketidak adilan
hokum, kekerasan dan kerusuhan, dan korupsi yang mewabah dan merambah pada
semua sector kehidupan masyarakat, tindakan anarkis atau konflik sosial.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pendidikan karakter tidak


hanya dibebankan pada guru agama saja, tetapi juga pada semua pihak yang
berkepentingan serta bersangkutan. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai implementasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran Ppkn di SD/MI

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?
2. Apa saja nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter yang ada di
Sekolah ?
3. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan karakter ?
4. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam Ppkn di SD/MI ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui niali-nilai apa saja yang ada dalam pendidikan karakter
di Sekolah.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat pendidikan karakter.
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam
Ppkn di SD/MI.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter


1. Pengertian Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa alatin character,
yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak.
Sedangkan secara terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia secara pada
umumnya yang bergantung pada fakor kehidupannya sendiri.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian
karakter diantara yaitu: Fitri menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata
karma, budaya, dan adat istiadat”1.
Kemudian Samani juga berpendapat bahwa “karakter adalah cara berfikir
dan berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup, dan bekerja sama baik dalam
lingkkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”2.
Jadi dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri
seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam lingkungan
keluarka ataupun masyarakat.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa latin “educatum” yang
terdiri dari dua kata yaitu: E dan Duco dimana kata E berarti sebuah perkembangan
dari dalam keluar atau dari sedikit ke banyak, sedangkan Duco berarti pengembangan

1
Agus, Zaenul, Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz,2012),hlm.20.
2
Muchlas, Samani dan Hariyanto, Konsep dan Modal Pendidikan Karakter, (Bandung;
Remaja Rosdakarya,2012),hlm. 41
atau sedang berkembang. Jadi, secara etimologi pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Sedangkan pengertian menurut UU No. 20 Tahun 2003“ pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekutan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecardasan,
akhlak mulia, serta ketermpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara”3.
Menurut H. Fuad Ihsan menjelaskan bahwa dalam pengertian yang
sederhana dan umun makna pendidikan sebagai “usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakta dan
kebudayaan”4.
Oemar Hamalik menjelaskan bahwa “pendidikan adalah suatu proses
dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam
dirinnya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan
masyarakat”5.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
suatu pemahaman yang baru yang tidak diketahui atau mengembangkan potensi-
potensi bawaaan yang dimilikinya semenjak dia dilahirkan.
3. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut pendapat Fadlillah pendidikan karakter adalah “suatu bentuk
pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik
sesuai dengan nilai-nilai moralitas, dan keberagaman”6. Sedangkan Kurniawan
menjelaskan bahwa “pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk

3
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Indonesia.
4
Fuad, Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta; Rineka Cipta, 2005),hlm.179.
5
Oemar, Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 2001),.hlm.
6
M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,2013),hlm.23.

4
membentuk watak atau kepribadian sesorang berdasarkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat dan lingkungan keluarga”7.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha atau
bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku
sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun
dilingkungan keluarga.

B. Nilai-nilai Yang Ada Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah


Dalam publikasi Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional berjudul Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter, telah telah mengidentifikasi 18
nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik Pusat
Kurikulum yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan
pendididkan nasional8. 18 nilai-nilai tersebutdapat dilihat dibawah ini.
1. Religius
Religious adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melakukan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agam lain , dan hidup rukun dnegan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Jujur adalah perilaku yang didasari pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
3. Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbadaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.

7
Syamsul, Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Secara Terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2013),hlm.42.
8
Badan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional, 2010, diakses 22 mei 2017

5
4. Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras
Kerja keras tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
terhadap berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Kreatif adalah berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
dalam orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Demokratis adalah car berfikir, besikap, dan bertindak, yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air
Cinta tanah air adalah sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa
bang, setia, peduli, dan enghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah
menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
12. Menghargai prestasi
Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang nendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ komunikatif
Bersahabat merupakan sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain
melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara
kolaboratif dengan baik.
14. Cinta damai
Cinta damai adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana
damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam
komunitas atau masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca
Gemar membaca adalah kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk
menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagi informasi,
baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan sebagainya, sehingga
menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan
Peduli lingungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
17. Peduli sosial
Peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang mencerminkan
kepedulian kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang
membutuhkannya.
18. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah siap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya , baik yang berkaitan dengan
diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, Negara, maupun agama.
C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter
1. Tujuan Pendidikan Karakter
Sejalan dengan pendidikan pasti ada tujuan dari pendidikan. Begitu pula
dengan pendidikan karakter, tentunya memiliki tujuan tersendiri tetapi tidak
meyimpang dari tujuan pendidikan yang ada. Fadlilla mengatakan bahwa “ tujuan
pendidikan karakter adalah untuk mempersiapkan anak supaya mempunyai karakter
yang baik, yang mana nantinya anak dewasa sudah menjadi kebiasaan dalam
kesehariannya”9. Selain itu tujuan pendidikan karakter lebih intensif kaada nilai-nilai
yang dapat tertanam dalam kehidupan sehari-hari peserta didik .
Kemendiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter yaitu10:
a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
berhati baik, berpkiran baik, dan berprilaku baik.
b. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikutur.
c. Meningkatkan peradaban bangsayang kompetitif dalam pergaulan
dunia.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas tentang tujuan dari pendidikan
karakter dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah
penanaman dan pengembagan nilai-nilai positif untuk membentuk akhlah yang sesuai
dengan harapan juga mendasarkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik
dan positif sehingga peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul, bermartabat,
dan memiliki wawasan luas.
2. Manfaat Pendidikan Karakter
Menanamkan pendidikan karakter sejak kecil begitu penting supaya
peserta didik dapat menjadi orang lebih baik, unggul, dan bermartabat. Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan rekomendasi supaya
memasukkan suatu ajaran pada pembentukan karakter pada setiap berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Dengan harapan dengan adanya pendidikan karakter

9
Fadlillah, Op.cit,.hlm.23.
10
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman Di Satuan
Pendidikan Rintisan), (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011),hlm.2.
sehingga bisa mengurangi keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan
juga membangun karakter peserta didik menjadi lebih positif.
Manfaat pendidikan karakter menurut Fadillah yaitu “menjadikan
manusia agar kembali kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya dengan
nilai-nilai kebajikan yang telah digariskan”11. Pendidikan karakter yabng dilakukan
pada usia dini adalah wujud nyata dalam mempersiapkan generasi yang berkarakter
demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Menurut kemendiknas fungsi dari pendidikan karakter yaitu:
a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multicultural
b. Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu mengkontribusi terhadap pengembangan kehidupan manusia.
c. Membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikirn baik , dan
berprilaku baik serta keteladanan baik.
d. Membangun sikap warga Negara yang cinta damai, kreatif, mandiri,
dan mampu hidup berdampingan dengan bnagsa lain dalam suatu
harmoni.

D. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Ppkn di SD/MI.

Konsep dasar pendidikan karakter di sekolah atau madrasah pastinya


harus didasari pada visi, misi, dan tujuan sekolah atau madrasah yang bersangkutan
yang kemudian diimplementasikan ke dalam: kurikulum dan mata pelajaran, budaya
madrasah baik di lingkungan guru maupun siswa, dan pengembangan diri melalui
program pembiasaan dan pengembangan minat dan bakat siswa12.

1. Kurikulum/Mata Pelajaran
Adapun pengembangan kurikulum yang bisa dilakukan adalah.

Fadlillah, Op.Cit.,hlm.27.
11

Rahmad, Kamal, “Implementasi Pendidikan Karakter di SD/MI” , Jurnal Madaniyah,


12

Volume 1,Edisi VI, 2014,Hlm.20-34.

9
a. Memaksimalkan kembali proses intergasi nilai-nilai karakter ke
dalam semua mata pelajaran, baik mata pelajaran yang secara
konten mengajarkan nilai-nilai karakter dan kebajikan seperti
halnya mata pelajaran PAI, maupun materi yang tidak secara
konten mengajarkan nilai-nilai karakter seperti matematika dan
sebagainya. Terlebih kurikulum 2013 yang mengintegrasikan
semua mata pelajaran kedalam satu tema.
b. Memaksimalkan kembali program pembiasaan baik yang bersifat
ritual maupun non ritual selama proses pembelajaran. Kebaikan
yang selalu diulang-ulang dan dibiasakan setiap hari, akan jauh
lebih membekas dalam hati serta jiwa pra siswa disbanding
kegiatan yang sekedar.
c. Memberikan penekanan kembali para pengejar PAI dan PpKN
untuk tidak terjadi pada materi-materi yang sifatnya kognitif dan
hafalan semata, karena pada dasarnya materi pelajaran PAI dan
PpKN secara subtansif lebih pada penanaman dan pengalaman
nilai-nilai karakter sehingga jangan sampai ada siswa yang secara
kognitif nilai ulangan PAI dan PpKN nya tinggi tetapi tidak
diimbangi dengan perilaku dan akhlak terpuji.
d. Memaksimalkan kembali proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) dalam setiap mata
pelajaran. Dengan pembelajaran seperti ini, harapannya akan
memberikan kesan yang mendalam, sehingga nilai-nilai karakter
yang disampaikan dengan mudahnya terinternalisasi menjadi
sebuah sikap dan karakter yang kuat pada diri dan jiwa para siswa.
e. Memaksimalkan kembali proses komunikasi antara guru dengan
orangtua siswa untuk memantau sejauh mana perkembangan siswa
sekaligus putra-putri mereka baik di lingkungan sekolah dengan
menggunakan buku a necdotal recard yaitu buku seluruh kejadian
selama di kelas atau di sekolah, maupun perkembangan siswa
selama di rumah dengan menggunakan buku yaitu buku evaluasi
tentang sejumlah kegiatan siswa selama di rumah baik itu proses
belajar, maupun ibadah ritual keseharian siswa.
f. Memaksimalkan kembali reward (hadiah) terhadap sejumlah
prestasi siswa tidak hanya dalam bidang akademik akan tetapi juga
dalam bidang ibadah dan akhlak keseharian dengan cara mengolah
sejumlah data dari buku (evaluasi) siswa dan juga data dari hasil
komunikasi aktif dengan para orang tua tentang laporan ibadah dan
akhlak keseharian siswa. Sehingga setiap pertengahan semester
atau akhir semester para siswa tidak hanya diberikan bintang
prestasi akademik bagi mereka yang mendapatkan nilai rapor
tertinggi dalam satu kelas, akan teta pi juga bintang prestasi akhlak
mulia bagi mereka yang paling rajin melaksanakan shalat serta
tidak pernah tercatat dalam buku anecdotal record pada masing-
masing kelas.
2. Budaya Sekolah Atau Madrasah

Anak akan belajar dari lingkungan terdekatnya, inilah yang kemudian


harus semakin kita sadari untuk menciptakan sebuah budaya dan
kultur sekolah atau madrasah yang positif bagi perkembangan karakter
siswa. Menciptakan budaya di sekolah atau madrasah tentu harus
diawali dengan adanya keteladanan (uswah) dari guru dan orang-orang
yang berada di dalam lingkungan sekolah atau madrasah. Artinya
keteladanan tidak hanya ditunjukkanoleh para guru akan tetapi juga
seluruh karyawan yang ada di sekolah. Karena siswa akan belajar dari
lingkungan terdekatnya, ketika seorang karyawan petugas kebersihan
menjalankan tugasnya menjaga kebersihan disetiap sudut dan ruangan
sekolah diikuti dengan peran guru yang ikut menjaga kebersihan
sekolah, maka siswa akan mulai mengamati, merasakan dan pada
akhirnya akan ikut menjaga kebersihan serta merasa memiliki sekolah
dimana tempat mereka belajar.

3. Pengembangan Diri
Implementasi dari konsep dasar pendidikan karakter selanjutnya
adalah melalui program pengembangan diri. Yang di maksud dengan
program pengembangan diri adalah berbagai macam program
tambahan atau pengembangan (di luar proses pembelajaran reguler)
yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau madrasah guna
menunjang terwujudnya karakter dan budi pekerti siswa. Program
pengembangan minat dan bakat siswa dalam bentuk kegiatan
ekstrakulikuler adalah dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki siswa yang tentunya berbeda antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya. Oleh karenanya alangkah lebih bijaksana
sekolah dan madrasah mengakomodir semua potensi yang dimiliki
siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang
melekat pada diri seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku
dalam lingkungan keluarka ataupun masyarakat. Pendidikan adalah suatu usaha sadar
yang dilakukan manusia untuk mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang tidak
diketahui atau mengembangkan potensi-potensi bawaaan yang dimilikinya semenjak
dia dilahirkan. Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha atau bimbingan yang
dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku sesuai dengan norma-
norma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun dilingkungan keluarga.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah penanaman dan pengembangan
nilai-nilai positif untuk membentuk akhlak yang sesuai dengan harapan juga
mendasarkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik dan positif sehingga
peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul, bermartabat, dan memiliki
wawasan luas. Manfaat pendidikan karakter sehingga bisa mengurangi keterpurukan
moral yang marak terjadi pada saat ini dan juga membangun karakter peserta didik
menjadi lebih positif.
Ada 18 nilai-nilai karakter yang di ajarkan di dalam pembelajaran di
Indonesia. Implementasi pendiidikan karakter dalam mata pelajaran Ppkn meliputi:
kurikulum/mata pelajaran, budaya sekolah atau madrasah, dan pengembangan diri.

B. Saran
Dengan adannya makalah ini maka diharapkan sebagai calon guru SD/MI
kita dapat mengembangkan atau mengkombinasian mata pelajaran dengan pendidikan
karakter dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Agus Zaenul, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,

Jogjakarta: Ar-Ruzz,2012.

Fadlillah, M Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Yogyakarta: Ar-

Ruzz,2013.

Hariyanto, Muchlas Samani Konsep dan Modal Pendidikan Karakter,

Bandung; Remaja Rosdakarya,2012.

Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara, 2001.

Ihsan, Fuad Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta; Rineka Cipta, 2005.

Kurniawan, Syamsul Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat,

Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013.

Kamal, Rahmad “Implementasi Pendidikan Karakter di SD/MI” , Jurnal

Madaniyah, Volume 1,Edisi VI, 2014,Hlm.20-34.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Indonesia.

Badan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-

nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat

Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010, diakses 22 mei 2017.

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman Di

Satuan Pendidikan Rintisan), (Jakarta: Kementerian Pendiikan Nasional Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011),hlm.2.

Anda mungkin juga menyukai