Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN KARAKTER

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu: Daimah, S.Pd.I,M.Pd

Oleh:

Suhud Ismail

Senja Apriliana

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NAWAWI

PURWOREJO

2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menguatnya istilah pendidikan karakter (character education) akhir-
akhir ini merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji dan dianalisis
baik ditinjau dari perspektif politik dan birokrasi maupun ditinjau dari sisi
akademik. Secara birokratis, program seratus hari kementerian pendidikan
nasional Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia bersatu jilid II telah
melahirkan program strategis dengan mengganggas penyelenggaraan
pendidikan karakter dan budaya bangsa. Artinya, pendidikan karakter telah
dijadikan sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi
pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025. Secara akademik, gagasan untuk melaksanakan
pendidikan karakter secara nasional memberi inspirasi baru bagi para ilmuan
pendidikan, akademisi, dan praktisi pendidikan di Indonesia untuk menelaah
lebih jauh di samping mengkaji secara komprehensif tentang konsep dan teori
yang berkenaan dengan pendidikan karakter tersebut. Bahkan sebagian pakar
pendidikan telah memasukkan konsep pendidikan karakter dan budaya bangsa
sebagai salah satu kajian pada matakuliah “isu-isu kritis dalam pendidikan.”
Oleh karena itu, banyak di kalangan mahasiswa S2 dan S3 yang mulai
tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research &
Development) model pendidikan karakter dan budaya bangsa. Pendidikan
seolah terjerembab dalam suatu ranah politik, bukan terbangun dan
terkonstruksi dari konsep yang memiliki fondasi yang kuat dan mengakar.
Bukan hanya itu, perubahan kebijakan, program, dan kurikulum selama ini
dipandang identik dengan pergeseran kepemimpinan nasional yang berimbas
pada perombakan kabinet, diikuti dengan perubahan fundamental pada
program strategi nasional

1
B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian Pendidikan karakter?

2.Apa saja nilai-nilai Pendidikan kararakter?

3.Bagaimana tahap pengembangan Pendidikan Karakter?

2
C.PEMBAHASAN

1.Pengertian Pendidikan Krakter

Karakteristik berasal dari kata "characteristic" yang berarti sifat yang khas.
Atau bisa diambil pengertian bahwa karakteristik adalah suatu sifat khas yang
membedakan dengan yang lain.Karakter adalah wujud pemahaman dan
pengetahuan seseorang tentang nilai-nilai mulia dalam kehidupan yang bersumber
dari tatanan budaya, agama dan kebangsaan seperti nilai moral,nilai
etika,hokum,nilai budi pekerti,serta diwujudkan dalam sikap, perilaku dan
kepribadian sehari-hari hingga mampu membedakan satu dengan lainnya. Dengan
demikian maka karakter pada hakekatnya bukan hanya harus dipahami dan
diketahui ataupun hanya diajarkan tetapi harus diteladani. Dimana yang
selanjutnya diharapkan bahwa karakter individu tersebut akan membangun
karakter-karakter daerah dan bangsa sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur
dalam tujuan pendidikan nasional. Pendapat lain dari pengertian karakter. Karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, budaya dan nilai kebangsaan yang diaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-sehari menjadi suatu pembiasaan yang melekat.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,


dinyatakan bahwwa:” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action), tanpa

3
ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan pelaksanaannya
pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan serta mampu
membedakan satu dengan lainnya. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan
menjadi cerdas emosinya. Namun, selanjutnya berdasarkan kepada hasil
pembahasan dengan para pendidik dan alasan-alasan praktis dalam penggunaannya
di lapangan, pendekatan-pendekatan tersebut telah diringkas menjadi lima jenis
pendekatan berikut. Lima pendekatan tersebut adalah:

a. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach)


b. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development
approach)
c. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach)
d. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach);
e. pembelajaran berbuat (action learning approach).1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk 6 memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Karakter adalah sifat khas, kualitas dan kekuatan
moral pada seseorang atau kelompok. Puskur (Pusat Kurikulum) memberikan
suatu definisi atau pengertian karakter sebagai watak tabiat, akhlak,
ataukepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi nilai-nilai
kebajikan yang dapat menjadi suatu keyakinan dandigunakannya sebagai landasan
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pendidikan karakter adalah usaha
sadar dan terencanadalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam
diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang
baik.Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada
aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai,
1
Superka,Konsep Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Sekolah.(Yogyakarta: Andi 2006)
hal 20-22

4
tercermin dan melingkupi proses pembelajaran pembiasaan sikap dan perilaku
yang baik) Pendidikan karakter tidak berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan.
Proses terbentuknya pendidikan karakter yaitu:
1) Melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan dan
pengaruh lingkungan,kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga
menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku.
2) Sikap dan perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
3) Kebiasaan tersebut dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter Jadi
bahwa keberhasilan dalam proses pembentukan karakter lulusan suatu
satuan pendidikan, akan ditentukan bukan oleh kekuatan proses
pembelajaran, tetapi akan ditentukan oleh kekuatan manajemennya, yang
mengandung pengertian bahwa mutu karakter lulusan memiliki
ketergantungan kuat terhadap kualitas manajemen sekolahnya.2.

2.Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Ada 18 (delapan belas) nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut


Kementerian Pendidikan Nasional adalah:

a. Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain
b. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.

2
Sri Narwanti, Pendidikan karakter. (Yogyakarta: Familia 2011) hal 30-33

5
e. Kerja Keras, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.Jadi dengan peirlaku tertib ini dapat
membangun karakter siswa dalam kehidupan nyata.
f. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri,Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lainlebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
i. Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
j. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
l. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/Komunikatif, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
n. Cinta Damai, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
o. Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

6
p. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki.Hal inis angat penting mengingat bahwa siswa
seringkali berinteraksi dengan masyarakat sekitar
q. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung Jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa. Delapan belas nilai-nilai karakter diatas dapat menjadi fokus bagi
guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran yang
ada di sekolah. Setiap nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa,
ada indikasi-indikasi yang harus diperhatikan, seperti contoh sikap peduli
social, indiaksinya siswa dengan kesadaran sendiri.3

3.Tahap Pengembangan Pendidikan Karakter

Diketahui bahwa objek pengembangan pendidikan karakter adalah peserta


didik, yang secara psikologis, mentalitasnya masih labil dan fluktuatif. Kekeliruan
atau kesalahan menangani karakter peserta didik, berdampak pada prilaku peserta
didik dengan rendahnya motivasi belajar peserta didik, membuat keonaran, tawuran,
pergaulan bebas, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengembangan pendidikan
karakter harus mengikuti kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip keilmuan dan religious
agar dapat menghasilkan output yang unggul dan kompetitif.
Beberapa prinsip dalam pengembangan pendidikan karakter secara khusus adalah:
1). Prinsip Komunikasi keluarga-Sekolah
Pendidikan dasar merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga.
Kerja sama antara sekolah dengan keluarga merupakan hal yang sangat penting.
Sekolah tidak mungkinmengembangkan pendidikan karakter tanpa peran aktif
3
Elmubarok, Pengantar Pendidikan Berbasis Karakter. (Yogyakarta:Adi Karya 2008) hal 50-53

7
orang tua. Kerjasama keduanya diperlukan. Komunikasi sekolah dengan
keluarga bisa bermacam-macam. Mulai dari pertemuan orang tua, buletin
sekolah, surat edaran, dll. Intinya, segala macam cara dan alat komunikasi
dengan orang tua bisa digunakan.
2). Prinsip Sehat
Pengembangan pendidikan karakter bertujuan membuat anak bertumbuh
secara sehat. Setiap program yang dibuat mesti mempertimbangkan kesehatan
pertumbuhan anak didik. Kesehatan yang dimaksud adalah kesehatan jasmani,
rohani, dan psikologis. Anak-anak mesti diajari bagaimana cara menjaga
kesehatan. Mereka perlu mengetahui dan mengenali makanan-makanan sehat di
sekitar lingkungan sekolah mereka.
3). Prinsip Kegembiraan
Program pendidikan karakter di tingkat dasar bertujuan membuat anak
gembira. Berbagai macam jenis permainan, dinamika kelompok, serta permainan
lain ditujukan agar anak merasakan dan mengalami kegembiraan. Kegembiraan
ini tidak bersifat individual, melainkan kegembiraan semua. Program pendidikan
karakter yang berhasil membuat semua anak menjadi riang dan gembira.
4). Prinsip Belajar
Lembaga pendidikan adalah sebuah tempat di mana anak menghayati nilai
belajar. Memupuk semangat belajar, membuat anak gemar membaca dan
bertanya merupakan sasaran setiap sekolah. Membuat anak kerasan dan nyaman
di sekolah adalah syarat utama lingkungan belajar yang baik.

5). Prinsip Kreatifitas


Jangan pernah mematikan kreatifitas siswa. Setiap anak adalah unik. Juga
mereka memiliki motivasi tertentu dalam bertindak. Pendidik perlu memahami
motivasi siswa sebelum memberikan penilaian. Memberikan pujian, dukungan,

8
dan semangat bagi setiap anak sangat diperlukan. Kreatifitas anak perlu
diapresiasi dan dihargai.4
Selanjutnya, CharacterEducation Quality Standars merekomendasikan
11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, yaitu:
a) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
b) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran,
perasaan, dan perilaku;
c) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun
karakter;
d) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
e) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang
baik.
f) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membantu
mereka untuk sukses;
g) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para peserta didik;
h) Memfungsikan seluruh staf satuan pendidikan sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia kepada nilai
dasar yang sama;
i) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter;
j) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter;
k) Mengevaluasi karakter satuan pendidikan, fungsi staf sebagai pendidik
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik5
D. KESIMPULAN
4
Tuhana Taufiq Andrianto. Mengembangkan Karakter Sukses Anak Di Era Cyber Jogjakarta:
AR Ruzz Media, 2011. Hal 40-42
5
Ali Ibrahim Akbar, Pendidikan Karakter Dalam Prespektif Modern (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003.

9
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action), tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan
pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan serta
mampu membedakan satu dengan lainnya. Ada 18 (delapan belas) nilai-nilai
dalam pendidikan karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2013),
adalah:

a. Religius
b. Jujur
c. Toleransi
d. Disiplin.
e. Kerja Keras.
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Demokratis
i. Rasa Ingin Tahu
j. Cinta Tanah Air
k. Semangat Kebangsaan
l. Menghargai
m. Bersahabat/Komunikatif
n. Cinta Damai
o. Gemar Membaca
p. Peduli Lingkungan.
q. Peduli Sosial
r. Tanggung jawab

Diketahui bahwa objek pengembangan pendidikan karakter adalah peserta


didik, yang secara psikologis, mentalitasnya masih labil dan fluktuatif. Kekeliruan
atau kesalahan menangani karakter peserta didik, berdampak pada prilaku peserta

10
didik dengan rendahnya motivasi belajar peserta didik, membuat keonaran,
tawuran, pergaulan bebas, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengembangan
pendidikan karakter harus mengikuti kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip keilmuan
dan religious agar dapat menghasilkan output yang unggul dan kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA

11
Akbar, Ali Ibrahim 2003, Pendidikan Karakter Dalam Prespektif Modern
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
Andrianto, Tuhana Taufiq 2011, Mengembangkan Karakter Sukses Anak Di
Era Cybe (Jogjakarta: AR Ruzz Media
Elmubarok 2008, Pengantar Pendidikan Berbasis Karakter. (Yogyakarta:Adi
Karya )
Narwanti, Sri 20011, Pendidikan karakter. (Yogyakarta: Familia)
Superka 2006, Konsep Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Sekolah,
(Yogyakarta: Andi)

12

Anda mungkin juga menyukai